“Buang saja. Kita nggak butuh mobil itu lagi,” jawab Raka santai lalu terus berjalan dengan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Wajah cantik Lucy seketika memerah. Dia langsung terdiam dan tidak tahu apa lagi yang harus dia katakan kepada suaminya. Dia sampai saat ini masih menerapkan prinsip, walaupun memiliki uang, bukan berarti harus menghambur-hamburkan uang begitu saja. “Kita nggak bisa menyia-nyiakan barang mahal itu begitu saja,” ujar Lucy masih bersikeras untuk menggunakan mobil itu lagi. Kemudian dia menoleh ke arah si pramuniaga seraya berkata, “Maaf, saya mau bertanya sebentar. Apa mobil kami yang itu masih bisa diperbaiki?”“Tentu saja bisa! Kami akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi permintaan Ibu,” jawab si pramuniaga ramah. “Baguslah kalau begitu,” ujar Lucy lega.Raka langsung menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Lakukan saja apa yang istri saya minta. Kalian bisa memasukkan biaya perbaikannya ke dalam tagihan saya.”Si pramuniaga langsung mengangguk lal
“Hancurkan semuanya!”“Hentikan semua yang kalian kerjakan!”“Siapa pun yang berani mengelak akan dipotong tangannya!”Sekitar 40 preman keluar dari 8 mobil van untuk menakuti dan mengancam para pekerja konstruksi. Para pekerja langsung berlarian kebingungan setelah mendapat ancaman dari para preman. Beberapa pekerja yang tidak berhasil melarikan diri langsung dihajar oleh para preman sampai mereka tidak sadarkan diri. “Hentikan semua ini!” seru Lucy sambil menggertakkan giginya diikuti dengan wajahnya yang tampak memucat ketakutan. Dia adalah pemimpin proyek ini, jadi bagaimana mungkin mereka bisa melihat para pekerja konstruksi yang diintimidasi oleh para preman ini? Lucy bergegas mengambil ponselnya untuk menelepon divisi kriminal. “Masih berani ya menelepon! Berikan ponselnya padaku!” seru seorang preman geram lalu bergegas menghampiri Lucy dengan beberapa orang lainnya. Namun, tiba-tiba saja ada orang yang berteriak, “Jangan hancurkan wajah perempuan itu. kita bisa menggunakan
Tubuh si pemimpin preman itu gemetar ketakutan sampai kakinya terasa lemas. Laki-laki di depannya saat ini pastinya bukan seorang manusia. Dia adalah binatang buas atau mungkin dewa kematian. Plak!Suara tamparan di wajah si pemimpin preman terdengar sangat nyaring. Raka sama sekali tidak menyembunyikan niat membunuh yang sudah mengalir bagaikan darah di seluruh tubuhnya. “Aku ... aku beritahu kamu ... jangan berani kamu mendekatiku!” seru si pemimpin preman sambil melangkah mundur lalu jatuh di atas tanah. “Kakakku adalah orang yang sangat kejam!” seru si pemimpin preman lagi. “Kakakmu sama sekali bukan tandinganku!” balas Raka lalu menghunus pisau di tangannya. “Aaaa!”Tubuh si pemimpin preman itu bergetar sambil terus berteriak kesakitan. Lengan kanannya sudah terpotong sampai tidak bersisa sama sekali. Darah muncrat tidak terkendali dari lengannya. Dia berusaha menutupi darah itu dengan tangannya sambil berguling-guling kesakitan. “Ini ....” Lucy langsung menutup mulutnya den
Lucy sering mendengar tentang keganasan Tiger dari teman-temannya. Jadi, Lucy tahu betul bagaimana kejamnya seorang Tiger di dunia bawah tanah Malda. “Menyerang sekuat tenaga?”Raka langsung tertawa setelah mendengar perkataan istrinya. Tiger akan berjuang sekuat tenaga? Kalau begitu, Raka akan menyuruh Tiger datang menghampirinya. Bagaimanapun juga, masih ada banyak hal yang lebih menakutkan daripada seorang Tiger. Seseorang seperti Tiger pastinya sama sekali tidak setara dengan seorang Dewa Perang seperti Raka. *** Saat ini, di Imperial Spa & Entertainment. Tiger sedang bertelanjang dada dengan tato macan tutul yang mengerikan di sekujur tubuhnya. Dia terlihat sangat bersemangat karena baru saja menerima uang 10 miliar dari Radith. “Pak Tiger, ada telepon,” ujar seorang bawahannya yang masuk ke dalam ruangannya lalu menyodorkan ponsel dengan kedua tangannya kepada Tiger. Tiger melirik layar ponsel itu dan langsung tertegun dengan nama yang tertulis di sana lalu mendengus dan be
Raka melambaikan tangannya lalu belasan laki-laki bertubuh kekar yang merupakan anak buah Thomas bergegas menyeret semua anak buah Tiger menuju beberapa mobil van yang berada di dekat mereka. Para preman itu benar-benar ketakutan sampai ada yang mengompol di celana dan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Ada juga yang terus memaki Raka maupun Tiger karena tidak terima diperlakukan seperti ini. “Dasar orang egois dan cuma cari untung saja bisanya!”“Percuma aku selalu menghormati dia dan menganggap dia sebagai yang tertua di geng kita kalau ternyata dia saja nggak rela mengeluarkan uang untuk menebus kita!”“Pak Raka, kumohon ampuni kami!”Namun, Raka hanya menatap mereka tanpa ekspresi sama sekali. Lagi pula, mereka sendiri yang salah karena berani melukai para pekerja dan mengganggu seorang Dewa Perang! Jadi, inilah harga yang harus mereka bayar karena ulah mereka sendiri. “Potong lengan mereka lalu bawa mereka kembali kepada Tiger!” perintah Raka lalu berbalik menuju ruang kerja
Raka dan Lucy pasti akan mati!*** Keesokan paginya. Raka menyuruh Lucy untuk menemani ibunya berbelanja agar mereka berdua bisa bersantai sejenak. Kemudian Raka pergi ke lokasi konstruksi dengan mengendarai Parscha seorang diri dan memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang berada di depan ruang pegawai sementara. Sekitar pukul 7 pagi ....Mata Raka berbinar dengan bibirnya yang menyeringai. Ternyata benar dugaannya kalau orang itu pasti datang hari ini. Raka bisa melihat dari kejauhan ada 8 mobil van yang sedang melaju menuju ke arah lokasi konstruksi. Sekelompok preman bertubuh kekar turun dari mobil lalu bergegas menghampiri lokasi konstruksi sambil melambaikan senjata di tangan mereka. Laki-laki yang berjalan paling depan dengan tubuh yang dipenuhi tato macan tutul sambil memegang parang adalah Tiger. “Berhenti!”Di persimpangan lokasi konstruksi, Garda bawahan Thomas yang pernah berselisih paham dengan Raka berusaha menghentikan Tiger bersama pasukannya di bawah perintah Tho
Namun, Raka masih belum merasa puas. Dia melangkah ke depan sambil menaruh tangannya ke belakang punggung lalu menginjak kepala Tiger sampai kepala itu terbenam di dalam tanah. Semua orang yang menyaksikan kejadian ini sadar betapa kejam dan mengerikannya kekuatan yang dimiliki Raka. “Tiger! Tiger ....”Orang-orang itu terpana dengan apa yang disaksikannya. Seorang Tiger yang terkenal akan kekejamannya justru diinjak-injak sampai tidak berdaya seperti itu. Semua orang termasuk anak buah Tiger hanya bisa terdiam dengan penuh kengerian. Mereka melemparkan senjata yang mereka bawa ke tanah tanpa berani bersuara. Mereka juga langsung menundukkan kepala mereka tanpa berani menatap langsung ke arah Raka. Kesalahan Tiger terbesar adalah berani memprovokasi orang sekuat Raka. Mereka sadar kalau siapa pun yang berani memprovokasi Raka pastinya akan berakhir seperti Tiger dan mereka tidak menginginkan hal itu.“Buang saja orang ini!” seru Raka acuh tak acuh lalu berbalik dan pergi tanpa menole
“Maaf, kami akan segera pergi dari sini,” ujar Sherly tidak enak hati lalu menarik Lucy keluar. Namun, Lucy menolak ajakan ibunya lalu berkata, “Ma, kita nggak akan pergi dari sini!”Kemudian Lucy berkata kepada si pramuniaga dengan wajah serius, “Apa seperti ini caramu melayani pelanggan? Lagi pula, bagaimana saya bisa tahu barang itu bagus atau tidak tanpa menyentuhnya? Kamu pikir kami berdua tidak bisa membeli barang di sini, ya?”Si pramuniaga langsung mencibir lalu berkata, “Kalian boleh menyentuh barang-barang di sini selama kalian membelinya. Karena sekarang ada banyak sekali orang yang datang ke sini hanya untuk mencoba barang di sini lalu memotretnya seakan mereka adalah orang kaya raya. Aku sudah lelah melihat orang-orang seperti mereka itu!”“Lucy, sudahlah! Sekarang, kita cari tempat lain saja,” ujar Sherly berusaha membujuk Lucy untuk segera keluar dari toko itu agar mereka tidak perlu lagi berdebat dengan pramuniaga buruk seperti perempuan ini. Kemudian Sherly kembali b
Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me
“Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber
Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr
Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru
Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit
Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi
Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat
Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk
Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni