Share

Bab 69

Author: Siswa yang Tak Cerdas
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Raka melambaikan tangannya lalu belasan laki-laki bertubuh kekar yang merupakan anak buah Thomas bergegas menyeret semua anak buah Tiger menuju beberapa mobil van yang berada di dekat mereka. Para preman itu benar-benar ketakutan sampai ada yang mengompol di celana dan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Ada juga yang terus memaki Raka maupun Tiger karena tidak terima diperlakukan seperti ini.

“Dasar orang egois dan cuma cari untung saja bisanya!”

“Percuma aku selalu menghormati dia dan menganggap dia sebagai yang tertua di geng kita kalau ternyata dia saja nggak rela mengeluarkan uang untuk menebus kita!”

“Pak Raka, kumohon ampuni kami!”

Namun, Raka hanya menatap mereka tanpa ekspresi sama sekali. Lagi pula, mereka sendiri yang salah karena berani melukai para pekerja dan mengganggu seorang Dewa Perang! Jadi, inilah harga yang harus mereka bayar karena ulah mereka sendiri.

“Potong lengan mereka lalu bawa mereka kembali kepada Tiger!” perintah Raka lalu berbalik menuju ruang kerja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 70

    Raka dan Lucy pasti akan mati!*** Keesokan paginya. Raka menyuruh Lucy untuk menemani ibunya berbelanja agar mereka berdua bisa bersantai sejenak. Kemudian Raka pergi ke lokasi konstruksi dengan mengendarai Parscha seorang diri dan memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang berada di depan ruang pegawai sementara. Sekitar pukul 7 pagi ....Mata Raka berbinar dengan bibirnya yang menyeringai. Ternyata benar dugaannya kalau orang itu pasti datang hari ini. Raka bisa melihat dari kejauhan ada 8 mobil van yang sedang melaju menuju ke arah lokasi konstruksi. Sekelompok preman bertubuh kekar turun dari mobil lalu bergegas menghampiri lokasi konstruksi sambil melambaikan senjata di tangan mereka. Laki-laki yang berjalan paling depan dengan tubuh yang dipenuhi tato macan tutul sambil memegang parang adalah Tiger. “Berhenti!”Di persimpangan lokasi konstruksi, Garda bawahan Thomas yang pernah berselisih paham dengan Raka berusaha menghentikan Tiger bersama pasukannya di bawah perintah Tho

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 71

    Namun, Raka masih belum merasa puas. Dia melangkah ke depan sambil menaruh tangannya ke belakang punggung lalu menginjak kepala Tiger sampai kepala itu terbenam di dalam tanah. Semua orang yang menyaksikan kejadian ini sadar betapa kejam dan mengerikannya kekuatan yang dimiliki Raka. “Tiger! Tiger ....”Orang-orang itu terpana dengan apa yang disaksikannya. Seorang Tiger yang terkenal akan kekejamannya justru diinjak-injak sampai tidak berdaya seperti itu. Semua orang termasuk anak buah Tiger hanya bisa terdiam dengan penuh kengerian. Mereka melemparkan senjata yang mereka bawa ke tanah tanpa berani bersuara. Mereka juga langsung menundukkan kepala mereka tanpa berani menatap langsung ke arah Raka. Kesalahan Tiger terbesar adalah berani memprovokasi orang sekuat Raka. Mereka sadar kalau siapa pun yang berani memprovokasi Raka pastinya akan berakhir seperti Tiger dan mereka tidak menginginkan hal itu.“Buang saja orang ini!” seru Raka acuh tak acuh lalu berbalik dan pergi tanpa menole

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 72

    “Maaf, kami akan segera pergi dari sini,” ujar Sherly tidak enak hati lalu menarik Lucy keluar. Namun, Lucy menolak ajakan ibunya lalu berkata, “Ma, kita nggak akan pergi dari sini!”Kemudian Lucy berkata kepada si pramuniaga dengan wajah serius, “Apa seperti ini caramu melayani pelanggan? Lagi pula, bagaimana saya bisa tahu barang itu bagus atau tidak tanpa menyentuhnya? Kamu pikir kami berdua tidak bisa membeli barang di sini, ya?”Si pramuniaga langsung mencibir lalu berkata, “Kalian boleh menyentuh barang-barang di sini selama kalian membelinya. Karena sekarang ada banyak sekali orang yang datang ke sini hanya untuk mencoba barang di sini lalu memotretnya seakan mereka adalah orang kaya raya. Aku sudah lelah melihat orang-orang seperti mereka itu!”“Lucy, sudahlah! Sekarang, kita cari tempat lain saja,” ujar Sherly berusaha membujuk Lucy untuk segera keluar dari toko itu agar mereka tidak perlu lagi berdebat dengan pramuniaga buruk seperti perempuan ini. Kemudian Sherly kembali b

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 73

    Si pramuniaga sama sekali tidak merasa malu atau sungkan atas apa yang sempat dia katakan kepada Lucy dan Sherly sebelumnya. Bahkan sekarang, dia menuangkan kopi untuk Raka, Lucy dan Sherly. Dia rela berlutut dan menjilat mereka semua selama mereka membeli banyak barang di sini. “Bos, saya sudah mengemas semua barang di sini. Jadi, totalnya adalah 12 miliar. Silakan, gesek kartu Bos di sini,” ujar si pramuniaga ramah. Dia bisa bekerja dengan sangat efisien dengan dorongan uang. Bahkan dia bisa mengemas semua pakaian yang ada di toko ini hanya dalam waktu 10 menit saja. Dia juga sampai tidak menyadari kalau riasan wajahnya hampir luntur karena keringat. Dia memegang mesin gesek kartu dengan kedua tangannya sambil menatap Raka dengan tatapan penuh antusias. Laki-laki ini masih muda dan kaya raya, tapi sudah membeli semua pakaian yang ada di toko ini. Si pramuniaga pasti akan mendapatkan komisi yang sangat besar karena penjualannya hari ini. Dia merasa benar-benar beruntung hari ini.

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 74

    Mata Lucy berbinar mengagumi penampilan ibunya dari lubuk hati terdalam. Bagaimanapun juga, pakaian bisa membuat seseorang terlihat menarik, terlebih lagi jika mengenakan pakaian yang berkualitas tinggi. “Mama sungguh cantik. Papa benar-benar beruntung bisa menikah sama Mama,” puji Raka setelah melihat penampilan ibu mertuanya. Sherly terlihat sangat gembira. Senyuman di wajahnya membuat penampilannya semakin memesona. Akhirnya, mereka kembali menuju Mission Hills setelah puas berbelanja. Di sisi lain, tepatnya di Imperial Spa & Entertainment. Keadaan Tiger sudah sekarat ketika dia tiba di Imperial Spa & Entertainment. Para bawahannya bergegas mencari dokter yang bisa mengobati Tiger dengan menggunakan koneksi yang mereka miliki. Akhirnya, Tiger dibawa ke rumah sakit dan petugas medis terus berusaha menyelamatkan laki-laki bertubuh kekar itu sepanjang malam. Nyawanya berhasil diselamatkan. Namun, satu kaki dan lengannya serta separuh tubuhnya mati rasa. Tiger hanya bisa tidur tida

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 75

    Laki-laki paling kejam tiba-tiba kembali ke Kota Malda untuk membalaskan dendam adiknya. Thomas bukanlah orang yang mengetahui banyak hal di dunia ini. Walaupun dia memiliki perusahaan yang cukup sukses dan pengalaman di dunia bawah tanah, semua itu tidak ada artinya jika dia sudah memprovokasi Blood Tiger. Karena akhirnya, dia pasti akan mati. Berani melumpuhkan adik dari Blood Tiger sama saja seperti bunuh diri. Ada banyak pasukan bawah tanah yang bertindak dengan menawarkan biaya perlindungan agar mereka semua bisa terhindar dari konflik ini. Selain itu, ada juga orang-orang yang menyaksikan pertarungan ini dari kejauhan. Mereka yakin kalau Thomas bisa menyiapkan uang 120 miliar sesuai dengan permintaan Blood Tiger. Namun, apa arti semua uang itu? Karena mereka yakin, kalau Thomas setidaknya akan kehilangan lengan dan kakinya setelah Blood Tiger mengambil semua uang itu. Hotel Grand Pearl“Bos! Blood Tiger ... Blood Tiger sudah kembali,” ujar Thomas sambil membuka tirai untuk Raka

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 76

    “Sepertinya Thomas sedang kekurangan uang, makanya dia menjual aset dan bisnis-bisnisnya,” jelas si anak buah. Blood Tiger meremas perempuan kecil di pangkuannya dengan wajah penuh rasa puas. Dia sudah menduga kalau Thomas pastinya takut akan ancamannya. “Thomas pasti takut, makanya sekarang dia sedang mengumpulkan uang untuk diberikan kepada Blood Tiger!”“Siapa juga yang tidak takut sama Blood Tiger? Aku dengar dia adalah orang yang haus darah dan membunuh orang sama sekali bukan masalah besar baginya. Kita nggak perlu melihat betapa hebat dan majunya si Thomas dalam 2 tahun belakangan. Karena dia tetap akan habis kalau berani memprovokasi Blood Tiger.”“Seratus dua puluh miliar! Uang sebesar itu pasti akan mempengaruhi bisnis Thomas. Lagi pula, salahnya sendiri kenapa berani menyinggung seorang Blood Tiger.”Orang-orang bawah tanah Malda terus membicarakan masalah ini dengan penuh semangat. Mereka sudah tidak sabar melihat Thomas dipermalukan di hadapan mereka. Dia sungguh hebat k

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 77

    Ekspresi wajah anak buah Tiger tampak sangat mengerikan. Laki-laki ini sudah melumpuhkan Tiger, tapi dia masih saja berani datang menghampiri Blood Tiger di tempat ini sendirian. Orang ini memang sedang cari mati. Tugas mereka hanyalah menjaga ruangan dengan ketat karena masih ada Blood Tiger yang bertugas menghancurkan laki-laki ini. Namun, Raka sama sekali tidak memedulikan orang-orang itu dan tetap berkata dengan tenang, “Benar, aku adalah orang yang sudah melumpuhkan saudaramu. Kamu sendiri yang tidak bisa mengajari adikmu dengan baik. Jadi, aku yang harus turun tangan untuk mengajarinya.”Blood Tiger benar-benar marah setelah mendengar perkataan Raka. Dia tampak mengatupkan bibirnya lalu berkata dengan penuh emosi, “Jadi, Thomas mengutusmu untuk mati di tanganku karena dia tidak berani datang ke sini untuk bertemu denganku!”Raka langsung tertawa lalu berkata sambil menyeringai, “Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa memerintahku! Aku bisa memberikan kesempatan untukmu

Latest chapter

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status