Share

Bab 75

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Laki-laki paling kejam tiba-tiba kembali ke Kota Malda untuk membalaskan dendam adiknya. Thomas bukanlah orang yang mengetahui banyak hal di dunia ini. Walaupun dia memiliki perusahaan yang cukup sukses dan pengalaman di dunia bawah tanah, semua itu tidak ada artinya jika dia sudah memprovokasi Blood Tiger. Karena akhirnya, dia pasti akan mati.

Berani melumpuhkan adik dari Blood Tiger sama saja seperti bunuh diri. Ada banyak pasukan bawah tanah yang bertindak dengan menawarkan biaya perlindungan agar mereka semua bisa terhindar dari konflik ini. Selain itu, ada juga orang-orang yang menyaksikan pertarungan ini dari kejauhan. Mereka yakin kalau Thomas bisa menyiapkan uang 120 miliar sesuai dengan permintaan Blood Tiger. Namun, apa arti semua uang itu? Karena mereka yakin, kalau Thomas setidaknya akan kehilangan lengan dan kakinya setelah Blood Tiger mengambil semua uang itu.

Hotel Grand Pearl

“Bos! Blood Tiger ... Blood Tiger sudah kembali,” ujar Thomas sambil membuka tirai untuk Raka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 76

    “Sepertinya Thomas sedang kekurangan uang, makanya dia menjual aset dan bisnis-bisnisnya,” jelas si anak buah. Blood Tiger meremas perempuan kecil di pangkuannya dengan wajah penuh rasa puas. Dia sudah menduga kalau Thomas pastinya takut akan ancamannya. “Thomas pasti takut, makanya sekarang dia sedang mengumpulkan uang untuk diberikan kepada Blood Tiger!”“Siapa juga yang tidak takut sama Blood Tiger? Aku dengar dia adalah orang yang haus darah dan membunuh orang sama sekali bukan masalah besar baginya. Kita nggak perlu melihat betapa hebat dan majunya si Thomas dalam 2 tahun belakangan. Karena dia tetap akan habis kalau berani memprovokasi Blood Tiger.”“Seratus dua puluh miliar! Uang sebesar itu pasti akan mempengaruhi bisnis Thomas. Lagi pula, salahnya sendiri kenapa berani menyinggung seorang Blood Tiger.”Orang-orang bawah tanah Malda terus membicarakan masalah ini dengan penuh semangat. Mereka sudah tidak sabar melihat Thomas dipermalukan di hadapan mereka. Dia sungguh hebat k

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 77

    Ekspresi wajah anak buah Tiger tampak sangat mengerikan. Laki-laki ini sudah melumpuhkan Tiger, tapi dia masih saja berani datang menghampiri Blood Tiger di tempat ini sendirian. Orang ini memang sedang cari mati. Tugas mereka hanyalah menjaga ruangan dengan ketat karena masih ada Blood Tiger yang bertugas menghancurkan laki-laki ini. Namun, Raka sama sekali tidak memedulikan orang-orang itu dan tetap berkata dengan tenang, “Benar, aku adalah orang yang sudah melumpuhkan saudaramu. Kamu sendiri yang tidak bisa mengajari adikmu dengan baik. Jadi, aku yang harus turun tangan untuk mengajarinya.”Blood Tiger benar-benar marah setelah mendengar perkataan Raka. Dia tampak mengatupkan bibirnya lalu berkata dengan penuh emosi, “Jadi, Thomas mengutusmu untuk mati di tanganku karena dia tidak berani datang ke sini untuk bertemu denganku!”Raka langsung tertawa lalu berkata sambil menyeringai, “Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa memerintahku! Aku bisa memberikan kesempatan untukmu

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 78

    Blood Tiger gemetar ketakutan ketika melihat mata dingin Raka lalu berkata, “Kamu ... jangan mendekat! Kamu ... kamu bukan orang Malda!”Mulut Blood Tiger terus bergumam sambil merangkak mundur dengan tubuh yang gemetaran, sedangkan Raka terus berjalan mendekati Blood Tiger dengan ekspresi datar. Suara langkah kakinya bagaikan malaikat maut yang berhasil membuat Blood Tiger gemetar ketakutan. “Jangan! Jangan bunuh aku! Semuanya, cepat bergerak! Tolong aku!” seru Blood Tiger memberi perintah kepada orang-orang di sekitarnya.Namun, orang-orang itu hanya menundukkan kepala mereka tanpa berani bergerak sedikit pun. Hal ini sungguh membuat Blood Tiger putus asa. Sampai akhirnya, Raka tiba tepat di hadapan Blood Tiger. Krak! “Aaaa!”Terdengar suara tulang yang patah lalu diikuti dengan suara teriakan Blood Tiger. Tendangan Raka berhasil mematahkan lengan kanan Blood Tiger. Rasa sakit itu sungguh menyiksanya. Dia berguling dan menggeliat bagaikan seekor cacing tanah. Matanya juga membelal

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 79

    Orang-orang itu mencoba untuk membujuk Thomas agar meminta maaf kepada Blood Tiger. Tujuan mereka tentu saja bukan untuk kebaikan Thomas, melainkan untuk keuntungan mereka sendiri. Karena mereka akan mengambil alih seluruh bisnis Thomas Lamdani begitu Thomas jatuh dan tidak memiliki status apa pun lagi di dunia bawah tanah. Namun, Thomas justru mencibir seraya berkata, “Apanya yang Blood Tiger? Dia itu cuma seekor kucing sakit.”Apa?Semua orang memandang kaget ke arah Thomas. Apa mungkin Thomas sudah gila? Mereka tidak menyangka kalau Thomas berani menyebut Blood Tiger sebagai kucing sakit. Salah satu pemimpin kelompok di dunia bawah tanah yang ada di sana dengan santai menekan pena perekam di tangannya. Dia sempat berpikir untuk memberikan rekaman suara ini kepada Blood Tiger agar Thomas benar-benar dihabisi oleh Blood Tiger. “Pak Thomas, keadaan sudah terlalu runyam. Sudah terlambat kalau kamu mau menyesalinya!”Kemudian pemimpin kelompok lainnya berusaha mengubah topik pembicara

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 80

    Blood Tiger dibuat lumpuh seperti itu! padahal dia baru kembali ke Malda selama beberapa hari. Siapa orang yang memiliki kekuatan sebesar itu sampai bisa melumpuhkan seorang Blood Tiger? Orang itu bisa menghancurkan Tiger dan Blood Tiger sendirian hanya dalam beberapa hari! Apa mungkin ....“Thomas Lamdani!”Orang-orang itu langsung mengangkat kepala mereka dengan wajah terkejut. Bukankah tadi Thomas memanggil Blood Tiger dengan sebutan kucing sakit? Keadaan Blood Tiger yang kacau itu pasti ada hubungannya dengan Thomas Lamdani. “Thomas punya seorang master bela diri yang berada di bawah kekuasaannya. Pasti orang itu sangatlah misterius!”Pemimpin kelompok lainnya langsung mengerutkan kening mereka lalu salah satu di antaranya berkata, “Pasti bukan begitu! Kenapa dia menjual berbagai aset dan perusahaannya kalau memang dia punya kekuatan sehebat itu di belakangnya?”Orang-orang itu sangat terkejut sampai kembali terdiam. Mereka ingat bagaimana pertarungan mereka dengan Thomas dahulu d

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 81

    “Lebih baik menyelamatkan diri sendiri daripada menyelamatkan orang lain!”Radith memicingkan matanya lalu berkata dengan suara dalam, “Kumpulkan pihak manajemen perusahaan dari tingkat menengah sampai atas. Saya akan mengadakan rapat penting hari ini untuk mengeluarkan Lucy dari perusahaan ini!”Di lokasi konstruksi pabrik. Lucy mengikuti pemimpin tim konstruksi pabrik untuk memeriksa proses pembangunan. Dia mengangguk setuju setelah melihat interior pabrik. Waktu pembangunan lebih cepat setengah bulan dari perkiraannya. Hal ini sangat baik bagi perkembangan proyek ini karena bisa menghemat waktu dan juga biaya. Sekarang, proyek ini sedang melakukan finishing akhir untuk proses pembangunannya. Barang-barang yang dibutuhkan untuk produksi di pabrik juga sudah datang dan siap dimasukkan untuk digunakan. Semuanya berjalan dengan sangat lancar. “Akhirnya, aku bisa merasa sedikit lebih santai setelah aku terus merasa gugup karena pekerjaan ini,” ujar Lucy sambil menghela napas lega yang

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 82

    Pintu ruang rapat terbuka perlahan dari luar. Lucy memasuki ruangan itu dengan langkah cepat. "Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk!" seru Radith dengan dingin saat melihat Raka mengikuti Lucy. Radith sangat membenci Raka karena Raka telah memukuli putranya, Rudolf, dua kali. Raka juga memaksa dirinya yang notabene adalah Direktur Randala Group, untuk memohon kepada Rommy beserta keluarganya. Radith benar-benar ingin membuat Raka menderita."Kalau kita nggak diharapkan di sini, kita pergi saja, Lucy," ujar Raka dengan tawa dingin, lalu menarik Lucy untuk berbalik dan hendak pergi. Wajah Radith seketika berubah! Tujuan utama rapat dewan direksi hari itu adalah untuk mempermalukan Lucy. Jika Lucy tidak ada di sana, rapat itu tidak akan ada artinya.Dengan tatapan tajam, Radith berkata dengan suara dingin, "Ya sudah, nggak apa-apa. Silakan duduk." Raka kemudian menarik tangan Lucy, membawanya ke sebuah kursi kosong untuk duduk, sementara dia sendiri berdiri di belakang Lucy

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 83

    Radith bahkan tidak memberikan Lucy kesempatan untuk berbicara sedikit pun. Dia segera memotong, “Buktinya nyata! Kamu nggak akan bisa mengelak lagi kali ini! Saya umumkan, Lucy dicopot! Kita serahkan dia ke pihak yang berwajib!”Para senior eksekutif pun mendukung, “Saya mendukung keputusan Pak Radith!”“Hukum Lucy, Si Wanita Beracun itu! Orang seperti itu sudah seharusnya segera dikirim ke penjara!”Semua orang menertawakan dan mengutuk Lucy. Sedangkan Lucy, hanya bisa merapatkan mulutnya saat mendengar semua perkataan mereka. Dia menunduk, diam.Lucy bukannya tidak ingin menangis, hanya saja dia merasa kumpulan orang-orang brengsek itu tidak pantas untuk mendapatkan tangisannya. Lucy merasa sangat putus asa. Dia merasa sangat kecewa kepada seluruh Randala Group.“Hehehe ….” Sebuah tawa memecah keheningan di sana. Itu suara Raka!“Bagus sekali aktingnya!” ujarnya sembari bertepuk tangan ke arah Radith. Kemudian Raka mengambil ponselnya dan berkata datar, “Pak Radith, semua yang kamu

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status