Tubuh si pemimpin preman itu gemetar ketakutan sampai kakinya terasa lemas. Laki-laki di depannya saat ini pastinya bukan seorang manusia. Dia adalah binatang buas atau mungkin dewa kematian. Plak!Suara tamparan di wajah si pemimpin preman terdengar sangat nyaring. Raka sama sekali tidak menyembunyikan niat membunuh yang sudah mengalir bagaikan darah di seluruh tubuhnya. “Aku ... aku beritahu kamu ... jangan berani kamu mendekatiku!” seru si pemimpin preman sambil melangkah mundur lalu jatuh di atas tanah. “Kakakku adalah orang yang sangat kejam!” seru si pemimpin preman lagi. “Kakakmu sama sekali bukan tandinganku!” balas Raka lalu menghunus pisau di tangannya. “Aaaa!”Tubuh si pemimpin preman itu bergetar sambil terus berteriak kesakitan. Lengan kanannya sudah terpotong sampai tidak bersisa sama sekali. Darah muncrat tidak terkendali dari lengannya. Dia berusaha menutupi darah itu dengan tangannya sambil berguling-guling kesakitan. “Ini ....” Lucy langsung menutup mulutnya den
Lucy sering mendengar tentang keganasan Tiger dari teman-temannya. Jadi, Lucy tahu betul bagaimana kejamnya seorang Tiger di dunia bawah tanah Malda. “Menyerang sekuat tenaga?”Raka langsung tertawa setelah mendengar perkataan istrinya. Tiger akan berjuang sekuat tenaga? Kalau begitu, Raka akan menyuruh Tiger datang menghampirinya. Bagaimanapun juga, masih ada banyak hal yang lebih menakutkan daripada seorang Tiger. Seseorang seperti Tiger pastinya sama sekali tidak setara dengan seorang Dewa Perang seperti Raka. *** Saat ini, di Imperial Spa & Entertainment. Tiger sedang bertelanjang dada dengan tato macan tutul yang mengerikan di sekujur tubuhnya. Dia terlihat sangat bersemangat karena baru saja menerima uang 10 miliar dari Radith. “Pak Tiger, ada telepon,” ujar seorang bawahannya yang masuk ke dalam ruangannya lalu menyodorkan ponsel dengan kedua tangannya kepada Tiger. Tiger melirik layar ponsel itu dan langsung tertegun dengan nama yang tertulis di sana lalu mendengus dan be
Raka melambaikan tangannya lalu belasan laki-laki bertubuh kekar yang merupakan anak buah Thomas bergegas menyeret semua anak buah Tiger menuju beberapa mobil van yang berada di dekat mereka. Para preman itu benar-benar ketakutan sampai ada yang mengompol di celana dan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Ada juga yang terus memaki Raka maupun Tiger karena tidak terima diperlakukan seperti ini. “Dasar orang egois dan cuma cari untung saja bisanya!”“Percuma aku selalu menghormati dia dan menganggap dia sebagai yang tertua di geng kita kalau ternyata dia saja nggak rela mengeluarkan uang untuk menebus kita!”“Pak Raka, kumohon ampuni kami!”Namun, Raka hanya menatap mereka tanpa ekspresi sama sekali. Lagi pula, mereka sendiri yang salah karena berani melukai para pekerja dan mengganggu seorang Dewa Perang! Jadi, inilah harga yang harus mereka bayar karena ulah mereka sendiri. “Potong lengan mereka lalu bawa mereka kembali kepada Tiger!” perintah Raka lalu berbalik menuju ruang kerja
Raka dan Lucy pasti akan mati!*** Keesokan paginya. Raka menyuruh Lucy untuk menemani ibunya berbelanja agar mereka berdua bisa bersantai sejenak. Kemudian Raka pergi ke lokasi konstruksi dengan mengendarai Parscha seorang diri dan memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang berada di depan ruang pegawai sementara. Sekitar pukul 7 pagi ....Mata Raka berbinar dengan bibirnya yang menyeringai. Ternyata benar dugaannya kalau orang itu pasti datang hari ini. Raka bisa melihat dari kejauhan ada 8 mobil van yang sedang melaju menuju ke arah lokasi konstruksi. Sekelompok preman bertubuh kekar turun dari mobil lalu bergegas menghampiri lokasi konstruksi sambil melambaikan senjata di tangan mereka. Laki-laki yang berjalan paling depan dengan tubuh yang dipenuhi tato macan tutul sambil memegang parang adalah Tiger. “Berhenti!”Di persimpangan lokasi konstruksi, Garda bawahan Thomas yang pernah berselisih paham dengan Raka berusaha menghentikan Tiger bersama pasukannya di bawah perintah Tho
Namun, Raka masih belum merasa puas. Dia melangkah ke depan sambil menaruh tangannya ke belakang punggung lalu menginjak kepala Tiger sampai kepala itu terbenam di dalam tanah. Semua orang yang menyaksikan kejadian ini sadar betapa kejam dan mengerikannya kekuatan yang dimiliki Raka. “Tiger! Tiger ....”Orang-orang itu terpana dengan apa yang disaksikannya. Seorang Tiger yang terkenal akan kekejamannya justru diinjak-injak sampai tidak berdaya seperti itu. Semua orang termasuk anak buah Tiger hanya bisa terdiam dengan penuh kengerian. Mereka melemparkan senjata yang mereka bawa ke tanah tanpa berani bersuara. Mereka juga langsung menundukkan kepala mereka tanpa berani menatap langsung ke arah Raka. Kesalahan Tiger terbesar adalah berani memprovokasi orang sekuat Raka. Mereka sadar kalau siapa pun yang berani memprovokasi Raka pastinya akan berakhir seperti Tiger dan mereka tidak menginginkan hal itu.“Buang saja orang ini!” seru Raka acuh tak acuh lalu berbalik dan pergi tanpa menole
“Maaf, kami akan segera pergi dari sini,” ujar Sherly tidak enak hati lalu menarik Lucy keluar. Namun, Lucy menolak ajakan ibunya lalu berkata, “Ma, kita nggak akan pergi dari sini!”Kemudian Lucy berkata kepada si pramuniaga dengan wajah serius, “Apa seperti ini caramu melayani pelanggan? Lagi pula, bagaimana saya bisa tahu barang itu bagus atau tidak tanpa menyentuhnya? Kamu pikir kami berdua tidak bisa membeli barang di sini, ya?”Si pramuniaga langsung mencibir lalu berkata, “Kalian boleh menyentuh barang-barang di sini selama kalian membelinya. Karena sekarang ada banyak sekali orang yang datang ke sini hanya untuk mencoba barang di sini lalu memotretnya seakan mereka adalah orang kaya raya. Aku sudah lelah melihat orang-orang seperti mereka itu!”“Lucy, sudahlah! Sekarang, kita cari tempat lain saja,” ujar Sherly berusaha membujuk Lucy untuk segera keluar dari toko itu agar mereka tidak perlu lagi berdebat dengan pramuniaga buruk seperti perempuan ini. Kemudian Sherly kembali b
Si pramuniaga sama sekali tidak merasa malu atau sungkan atas apa yang sempat dia katakan kepada Lucy dan Sherly sebelumnya. Bahkan sekarang, dia menuangkan kopi untuk Raka, Lucy dan Sherly. Dia rela berlutut dan menjilat mereka semua selama mereka membeli banyak barang di sini. “Bos, saya sudah mengemas semua barang di sini. Jadi, totalnya adalah 12 miliar. Silakan, gesek kartu Bos di sini,” ujar si pramuniaga ramah. Dia bisa bekerja dengan sangat efisien dengan dorongan uang. Bahkan dia bisa mengemas semua pakaian yang ada di toko ini hanya dalam waktu 10 menit saja. Dia juga sampai tidak menyadari kalau riasan wajahnya hampir luntur karena keringat. Dia memegang mesin gesek kartu dengan kedua tangannya sambil menatap Raka dengan tatapan penuh antusias. Laki-laki ini masih muda dan kaya raya, tapi sudah membeli semua pakaian yang ada di toko ini. Si pramuniaga pasti akan mendapatkan komisi yang sangat besar karena penjualannya hari ini. Dia merasa benar-benar beruntung hari ini.
Mata Lucy berbinar mengagumi penampilan ibunya dari lubuk hati terdalam. Bagaimanapun juga, pakaian bisa membuat seseorang terlihat menarik, terlebih lagi jika mengenakan pakaian yang berkualitas tinggi. “Mama sungguh cantik. Papa benar-benar beruntung bisa menikah sama Mama,” puji Raka setelah melihat penampilan ibu mertuanya. Sherly terlihat sangat gembira. Senyuman di wajahnya membuat penampilannya semakin memesona. Akhirnya, mereka kembali menuju Mission Hills setelah puas berbelanja. Di sisi lain, tepatnya di Imperial Spa & Entertainment. Keadaan Tiger sudah sekarat ketika dia tiba di Imperial Spa & Entertainment. Para bawahannya bergegas mencari dokter yang bisa mengobati Tiger dengan menggunakan koneksi yang mereka miliki. Akhirnya, Tiger dibawa ke rumah sakit dan petugas medis terus berusaha menyelamatkan laki-laki bertubuh kekar itu sepanjang malam. Nyawanya berhasil diselamatkan. Namun, satu kaki dan lengannya serta separuh tubuhnya mati rasa. Tiger hanya bisa tidur tida