“Oke!”Kemudian Raka menjentikkan jarinya lalu berkata dengan santai, “Sekarang, buka botolnya!”Para pelayan langsung mengangguk lalu kembali ke dalam konter bar untuk mengambil pembuka botol. Mereka dengan cepat membuka semua botol anggur merek Lamare tanpa ragu sedikit pun. Bahkan ada salah satu pelayan yang membawa botol dan siap untuk mulai melayani para tamu yang hendak minum. Mereka merasa terhormat bisa melayani orang semurah hati Raka. “Raka, aku nggak bisa minum anggur itu. Kandungan alkoholnya terlalu tinggi,” ujar Lucy ragu. Belasan karyawan perempuan yang ikut acara malam ini juga tampak ragu untuk meminum anggur itu. Sebenarnya, mereka sudah terbiasa untuk minum minuman beralkohol dalam acara jamuan makan sebagai petinggi perusahaan. Namun, mereka sebelumnya sudah sempat minum banyak minuman ketika mereka baru tiba di bar, jadi mereka takut untuk meminum anggur dengan kadar alkohol setinggi itu. Terlebih lagi, jika mereka harus menghabiskan 1 botol sekaligus. Lagi pula,
Aldi menggertakkan giginya penuh amarah dengan wajahnya yang berubah semakin gelap. Apa maksud dari cuci tangan ini? Hal ini sudah sangat jelas adalah sebuah tamparan telak bagi Aldi. Bagaimanapun juga, Aldi adalah seorang taipan dengan kekayaan ratusan miliar. Dia juga sangat terkenal di beberapa provinsi. Namun, dia tidak pernah mengalami penghinaan seperti ini sebelumnya. “Semuanya, keringkan tangan kalian. Kita lanjutkan bernyanyi dan bersenang-senang bersama!” seru Raka penuh semangat. Kemudian dia menggenggam tangan Lucy sambil tersenyum ke arah para rekan kerjanya lalu dia menoleh ke arah si pemilik bar seraya berkata, “Saya jarang sekali bisa datang ke bar dan bersenang-senang bersama seperti ini. Jadi, saya tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Bukankah bar ini juga bisa dipesan seluruhnya?”“Saya tidak peduli dengan biayanya karena saya akan membayar 10 kali lipat dari harga normal. Saya harap kalian bisa mengosongkan orang-orang yang tidak relevan dari tempat ini secepat mu
Walaupun Raka tidak mengatakan sepatah kata pun, tatapan matanya sudah menjelaskan segalanya. Apa pun yang terjadi, Aldi harus menerima tamparan yang dilayangkan Raka ke wajahnya. Sekalipun Raka tidak lebih kaya ataupun lebih gila daripada orang ini. “Hajar dia! Habisi dia sekarang juga!” seru Aldi yang sudah tidak lagi bisa menahan emosinya. Kemudian dia mengangkat tangannya dengan kasar dan kembali berkata dengan penuh kebencian, “Habisi mereka semua! Jangan sampai ada yang lolos dari sini! Terutama orang yang bernama Raka itu! Pukul dia! Pukul wajahnya sampai mati!”Singgg!Para pengawal Aldi yang berdiri di belakangnya tiba-tiba melangkah maju dengan sangat cepat yang dipimpin oleh Abil. Mereka semua bergegas mengepung Raka dengan ekspresi wajah penuh kekejaman. Mereka adalah pengawal profesional yang sudah sangat terlatih. Mereka juga sudah berhasil mengembangkan tenaga dalam mereka. Dalam sekejap mata, mereka sudah melayangkan pukulan dan tendangan ke arah Raka dengan niat memb
Tubuh Aldi gemetaran dan wajahnya tiba-tiba menjadi pucat. Tak satu pun dari delapan pengawalnya yang bertenaga dalam tinggi mampu melawan pria bernama Raka ini, sementara dirinya hanyalah orang biasa dengan lebih dari 100 kg lemak di tubuhnya, yang tentunya sama sekali bukan tandingan pria itu! Kalau membuat pria bernama Raka ini marah, kalaupun dia tidak mati, pasti bisa kehilangan separuh nyawanya!“Pak Raka, tenanglah.” Mata Aldi merah, ekspresi di wajahnya kebingungan dan serba salah, dan suaranya tercekat di sela-sela giginya. “Aku … aku akan membayar semua kerusakan di bar ini!”Biaya kompensasi kerusakannya sangat mencengangkan. Kerusakan di bar, kompensasi kerugian atas pemasukan yang biasa mereka dapatkan dalam keadaan normal, serta red wine merlot yang baru saja dipakai oleh Raka dan yang lainnya untuk mencuci tangan …. Totalnya 30,4 miliar. Wajah Aldi pucat pasi. Dia mengganti rugi sesuai semua kerugiannya!“Pak Raka.”Setelah membayar dengan menggesekkan kartunya di bar t
Wandi duduk di kursi belakang mobil Bentley, memandang Radith dan putranya yang duduk di seberangnya. Dia menggertakkan gigi dan berkata, “Bisa-bisanya aku, putra kedua dari keluarga Zamrud mengalami hal seperti itu di Kota Malda yang kecil ini! Raka Gading …. Apa ada cara untuk menghadapinya? Katakan padaku!”Radith menundukkan kepalanya. Kerutan di dahinya semakin dalam. Kemudian, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Wandi dengan kilatan keganasan di matanya. “Kalau takut-takut, kita nggak akan berhasil memberi pelajaran padanya. Aku bersedia mengambil risiko kali ini!”Di sebelahnya, ekspresi Rudolf sedikit berubah. “Pa, jangan bilang Papa ….”Radith mengangguk pelan, seolah sudah mengambil keputusan, lalu berkata, “Kamu cepat pergi ke Kota Tanjung sekarang dan beritahu Randi Mastro bahwa Papa menyetujui semua syarat akuisisi yang dia ajukan! Permintaan Papa hanya Papa ingin melihat jenazah keluarga Rommy Randala dan keluarganya dalam tiga hari. Papa ingin mereka semua mat
Di kantor New Randala Group di Kota Malda.Sudah dua hari sejak mereka kembali dari team building trip. Selama dua hari ini, Rommy terus berdiam di rumah untuk memulihkan diri. Kaki pincangnya sudah hampir sembuh dan pulih, urusan perusahaan juga tidak terhambat, semuanya berkembang dengan sangat lancar.Setelah kembali, Lucy langsung fokus kerja. Gedung pabrik baru di kawasan industri telah selesai dibangun dan mulai digunakan. Sementara Raka tetap fokus bekerja di gedung perkantoran di kota dan bertanggung jawab atas management karyawan secara langsung.Pada saat ini di pabrik baru.“Pak Edi, gawat!” Sekretaris kepala pabrik, seorang pemuda berkacamata dan berjas, berlari ke ruangan kantor di pabrik itu dengan terengah-engah dan memanggil pada Edi berulang kali. “Pak Edi, ada orang yang membuat masalah di luar pabrik. Mereka mau memaksa masuk ke dalam pabrik!”Apa? Edi yang awalnya bertugas mengawasi pembangunan di lokasi ini tertegun sejenak, lalu segera berdiri dan berlari menuju p
Di belakang Edi, tujuh atau delapan satpam pabrik bergegas menghampiri mereka. Semuanya memegang tongkat di tangan. Mereka bukannya ingin benar-benar memukul orang, tapi hanya menggertak dan mengusir orang-orang itu. “Cepat pergi, jangan ganggu prosesproduksi kami. Kalau nggak, kami akan benar-benar mengambil tindakan!” Mengambil tindakan? Pria kekar itu tertawa jahat, mengangkat tangannya dan melambai dengan keras, “Kalian yang minta dihajar sendiri, jadi jangan salahkan kami, ya! Semuanya, tangkap orang bernama Edi ini, lalu hajar yang lainnya!”Lebih dari 20 pria bertato itu tertawa terbahak-bahak, lalu semuanya mulai menyerang, seperti harimau menyerang domba. Mereka semua bagaikan karakter kejam yang membunuh banyak korban dalam pertempuran berdarah. Mereka dengan mudah mengalahkan delapan satpam pabrik, hampir tanpa mengerahkan tenaga.Seorang pria berbadan besar menodongkan pisau langsung ke leher Edi, mendorong Edi hingga jatuh ke tanah, dan menginjak wajahnya! Lalu, pria itu
Semua mata tertuju pada wajah Lucy!“Kamu Lucy?” ujar seorang pria kekar tak jauh dari sana. Pria itu sedang menyalakan sebatang rokok di tangannya, memandang ke arah Lucy dengan tatapan tidak sopan, lalu tersenyum mesum dan berkata, “Pantas saja Bang Randi berpesan untuk menangkapmu hidup-hidup! Ternyata kamu cantik sekali!”Ekspresi di wajah Lucy seketika berubah dingin. Dia menahan amarahnya dan berkata, “Apa yang kamu bicarakan? Aku nggak mengerti! Kenapa kalian datang mengacau di pabrik ini? Kalau ada masalah, katakan padaku, jangan mengganggu produksi pabrik. Lepaskan orang-orang itu!”Pria kekar itu tertawa rendah, sama sekali tidak menyuruh anak buahnya untuk melepaskan orang-orang pabrik. Dia melirik leher Lucy yang putih beberapa kali, lalu tertawa kecil dan berkata lagi, “Bu Lucy, kamu pasti punya proyek besar makanya membangun pabrik sebesar ini, ‘kan?”“Kalau produksinya tertunda, kamu pasti harus membayar ganti rugi yang nggak sedikit, ‘kan? Kamu datang ke sini untuk bern