Panglima Sheng dan Jendral Fei yang sudah begitu kuat di ranah kultivasi, tetap saja merasakan kekuatan yang begitu besar dari Malaikat Seribu Iblis yang tidak bisa ditahan oleh mereka.
“Mengerikan sekali Putri Qin Feng ini. Kenapa dia menyembunyikan kekuatannya tadi saat menghadapiku? Apa sebenarnya rencana Malaikat Seribu Iblis ini? Kenapa dia tidak merebut paksa Pedang Naga Emas ini dan membuatnya seolah-olah aku sangat hebat dan tidak terkalahkan?” batin Ryu Zhen. Pendekar Naga Emas yang semula menganggap remeh Putri Qin Feng, kini sangat berhati-hati karena pendekar ini baru sadar kalau putri kerajaan Assassin ini sangat berbahaya dan licik. “Baik, Tuan Putri! Kami akan sampaikan pesan Tuan Putri!” kata Panglima Sheng sambil menarik Jendral Fei untuk pergi dari sana sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. “Jangan melawannya, Jendral! Kekuatan kita bukanlah tandingan iblis ini. Entah apa tujuan iblis ini memanfaatkan tubuh Tuan Putri untuk tetap bersama Pendekar Naga Emas!” Jendral Fei mengangukan kepalanya, kemudian kedua perwira kerajaan ini lenyap menggunakan cincin dimensi. “Kenapa kita tidak menggunakan cincin dimensi?” tanya Qin Feng. Dia merasa perjalanan biasa hanyalah membuang waktu saja apabila bisa menggunakan cincin dimensi untuk sampai dalam sekejab ke tempat tujuan yang diinginkannya. "Kamu ini cerewet sekali! Kita tidak bisa menggunakan cincin dimensi karena seluruh wilayah Pulau Bukit Tengkorak dipasang segel anti cincin dimensi. Tidak ada yang bisa ke pulau ini melalui cincin dimensi. Perjalanan hanya bisa dilakukan secara normal menggunakan perahu. Apa kamu mengerti sekarang, Tuan Putri?" tanya Pendekar Naga Emas ini penuh kekesalan. Putri Qin Feng menatap Ryu Zhen yang sangat menarik hatinya ini. Tadinya dia hanya ingin menguji pemuda ini dan merebut Pedang Naga Emas kembali, tapi entah kenapa ada perasaan aneh di dalam tubuhnya yang tidak bisa dijelaskan oleh dirinya sendiri yang membuatnya mengikuti perjalanan Pendekar Naga Emas ini. "Jadi, kita kemana sekarang?" tanya Qin Feng. "Ck! Kamu ini bisa diam tidak? Ikuti saja kemana aku pergi! Jangan banyak tanya padaku!" gerutu Ryu Zhen. Hufh! Putri Qin Feng mendengus kesal terhadap Ryu Zhen yang sangat menyebalkan. Sikap dingin Pendekar Naga Emas ini sangat menganggunya, tapi dia tetap sabar mengikuti pendekar ini. "Kenapa aku terus mengikutinya? Seharusnya kurebut saja Pedang Naga Emas dan meninggalkan dirinya, tapi kenapa tidak kulakukan?" pikirnya.Dewa Immortal Naga Emas memang hebat tapi Malaikat Seribu Iblis juga tidak kalah hebatnya. Sebenarnya bisa saja Putri Qin Feng memaksakan diri bertarung dengan Ryu Zhen untuk mentukan pemenangnya dan merebut Pedang Naga Emas, tapi tidak dilakukannya.
"Kita ke Kota Shanxi terlebih dahulu. Kota ini baru berkembang karena ibukota Kerajaan Ming baru pindah dari Dragon City di Pulau Kaisar ke kota ini. Aku mau ketemu seseorang juga di kota ini yang bisa membantuku untuk mencari Naga Emas. Bagaimana, sudah cukup kan penjelasanku agar kamu tidak kesal?" tanya Ryu Zhen masih dengan sikap dinginnya. Putri Qin Feng yang mendapat penjelasan dari Pendekar Naga Emas ini ingin berteriak kesenangan. Akhirnya pendekar sedingin es ini mau juga menjelaskan tujuan mereka agar dia tidak kesal lagi. "Perhatian juga rupanya ... tapi tetap bersikap sedingin es!" batinnya dengan kesal. "Aku belum pernah ke Kota Shanxi! Ada apa di sana?" tanya Qin Feng mencoba membuka pembicaraan. Pendekar Naga Emas ini diam saja lama tanpa menjawab pertanyaan Qin Feng. Begitu menjawab pertanyaan Qin Feng, hanya kekecewaan yang dirasakan oleh putri raja ini. "Kamu bisa melihatnya nanti saat kita sampai di Kota Shanxi!" jawab Ryu Zhen dengan singkat."Katanya kamu hendak ke Pulau Bukit Tengkorak? Kenapa harus mencari Naga Emas terlebih dahulu dengan singgah di Kota Shanxi?" tanya Putri Qin Feng. Dia mulai curiga dengan sikap Ryu Zhen yang aneh. Persyaratannya hanya pergi ke Pulau Bukit Tengkorak untuk menemui Kaisar Dunia Persilatan yang entah ada atau tidak, tapi melenceng terlalu jauh dengan menemui seseorang di ibukota Kerajaan Ming untuk mencari informasi tentang Naga Emas.
"Tadinya ... kenapa kamu cerewet sekali! Kalau kamu terus menerus cerewet, aku batalkan saja perjanjian kita! Aku ke Kota Shanxi juga ada tujuan lain yang belum bisa aku beritahukan padamu sekarang, tapi akan aku beritahukan nanti!" ujar Ryu Zhen.
"Kenapa tidak bisa? Apa yang kau rahasiakan?" tanya Putri Qin Feng sambil matanya menatap tajam Ryu Zhen.
"Bukan urusanmu, Tuan Putri! Kamu tidak berhak mengetahui setiap tujuanku ... aku bukan bawahanmu yang harus melapor padamu tiaphendak melakukan sesuatu maupun hendak pergi ke tempat tertentu! Aku ini bebas pergi kemana saja dan melakukan apa saja sesuka hatiku, apa kamu paham sekarang?" Kata-kata Ryu Zhen sangat tajam dan penuh ketegasan sehingga Putri Qin Feng memutuskan untuk tidak membuat Pendekar Naga Emas ini marah besar.
"Aku hanya ingin kamu menepati janjimu! Aku tidak bisa memaafkan dirimu kalau kamu melanggar janjimu padaku!" balas Putri Qin Feng.
Ryu Zhen tersenyum dingin kepada Putri Qin Feng, "Aku tidak pernah ingkari janjiku sendiri, Tuan Putri! Kalau aku bilang akan mengikutimu ke Negeri Assassin dengan Pedang Naga Emas maka akan aku lakukan ... jadi, kamu tidak perlu khawatir kalau aku melanggar janjiku padamu! Apa Tuan Putri mengerti sekarang?"
Kota Shanxi merupakan kota yang sangat strategis yang terletak di daratan Negeri Ming yang memiliki ratusan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kota yang berbatasan dengan samudra yang luas di sisi tImur membuat kota ini menjadi kota pelabuhan yang sangat ramai oleh kapal-kapal dagang yang merapat di pelabuhan kota ini.Toko-toko pakaian untuk pendekar, bangsawan, maupun untuk rakyat jelata tersedia di Kota Shanxi. Bahkan banyak Kedai Makanan yang menyediakan makanan enak dengan harga yang cukup murah dan terjangkau.Mata uang yang digunakan di Kota Shanxi selain koin emas adalah Tael atau Liang Emas dan Perak. Ada juga konversi mata uang untuk rakyat jelata yaitu Wen. Uang Wen berupa koin bulat dengan lubang segi empat di tengah-tengahnya dan terbuat dari perunggu. Satu Tael Emas senilai 20 Tael Perak sama halnya dengan satu koin emas yang setara 20 koin perak, sedangkan 1 Tael perak senilai 1000 Wen. Untuk konversi Tael Emas ke Koin Emas di Kota Shanxi ini bervariasi, tergantung berat
Kota Shanxi juga menjadi pusat perguruan bela diri yang sangat terkenal di dunia persilatan yaitu perguruan Wu Tang dan Shaolin. Perguruan Wu Tang berada di pusat kota Shanxi dan menempati area yang cukup luas. Kaisar Hong Wu tidak mengusik perguruan ini sama sekali walaupun berada dekat dengan wilayah Kota Kaisar yang berada di tengah Kota Shanxi. Perguruan Wu Tang lebih mengandalkan ilmu pedang daripada ilmu tangan kosong. Beberapa murid perguruan Wu Tang juga turut menjaga perbatasan Kota Shanxi sebagai tanda terima kasih terhadap Kaisar Hong Wu yang tidak mengusir dan merebut wilayah mereka begitu ibukota pindah ke kota ini.Perguruan Shaolin lebih ke arah pinggiran kota dan menempati wilayah yang lebih luas daripada Perguruan Wu Tang. Wilayah Perguruan Shaolin bahkan menyentuh tembok perbatasan Kota Shanxi dengan Negeri Mongol. Untuk itu para Biksu Shaolin turut menjaga perdamaian di perbatasan Negeri Ming dengan Negeri Mongol ini.Matahari bersinar dengan teriknya, tapi tampak
Satu sosok berpakaian serba putih serta satu sosok lagi berpakaian serba hitam melesat kencang ke arah Pendekar Naga Emas untuk menghalanginya masuk ke dalam Perguruan Wu Tang.Kedua sosok ini memakai pakaian yang biasa dipakai Pendeta Taoisme, tapi warnanya saja yang berbeda. Umur mereka ditaksir sekitar 30-an tahun dan wajah mereka sangat mirip. Hanya pakaian saja yang membedakan keduanya."Ada keperluan apa sampai Tayhiap memaksa masuk ke dalam Perguruan Wu Tang?" tanya sosok berpakaian putih.Melihat kehebatan pendekar di hadapannya membuat sosok berpakaian putih ini sangat berhati-hati dalam bersikap agar tidak memancing permusuhan.Ryu Zhen tampaknya tidak peduli terhadap sosok berpakaian putih ini. "Siapa kamu? Apa kamu punya akses ke Ahli Pedang Wu Shian? Kalau tidak ada, lebih baik kamu mundur!" seru Pendekar Naga Emas ini.Sikap tidak sopan Ryu Zhen memancing kemarahan sosok lainnya yang memiliki tabiat lebih kasar daripada sosok berpakaian putih ini."Kurang ajar! Dasar pem
Wajah Ryu Zhen mendadak berubah menjadi pucat sedingin es saat Wu Yin menyebut nama Zhou Shen. Sikap tenangnya terusik oleh pertanyaan Wu Yin. Entah ada dendam apa antara Ryu Zhen dengan Zhou Shen, yang membuat gelisah Pendekar Naga Emas ini."Jangan sebut nama pengecut itu di hadapanku! Dia tidak pantas menyandang Pedang Naga Emas! Pemuda yang tidak tahu terima kasih yang telah membuatku tersegel di dalam tubuh Naga Emas !" seru Pendekar Naga Emas ini penuh dendam."Maksud Tayhiap? Aku tidak mengerti!" ujar Wu Yin."Aku tidak perlu menjelaskannya padamu! Cepat kabari Wu Shian kalau aku sudah berada di dalam Perguruan Wu Tang!" ucap Ryu Zhen dengan sikap tidak pedulinya."Apa hubungan Tayhiap dengan Pendekar Zhou?" tanya Wu Yin penasaran tanpa menghiraukan permintaan Ryu Zhen.BLAAASSST!Aura emas langsung memancar dari dalam tubuh Pendekar Naga Emas yang mengandung energi yang sangat kuat. "Sudah kubilang jangan pernah menyebut nama pengecut itu lagi!" serunya penuh ancaman. "Antarka
"Kamu beruntung ada sahabatku yang menyelamatkan nyawamu! Lain kali perlakukann tamu perguruan dengan baik!" seru Wu Shian dengan tegas kepada Wu Yang."Aku sudah memperingatkannya, Suheng! Lain kali kami akan lebih berhati-hati!" sahut Wu Yin.Wu Yang hanya terdiam saja mendengar teguran dari Wu Shian,karena rasa sakit akibat racun ular emas sangat menyakiti tubuhnya.Ryu Zhen menempelkan telapak tangannya untuk mengisap balik racun ular emas di dalam tubuh Wu Yang. Kondisi Wu Yang yang tadinya kristis ini mulai berangsur pulih."Bawa dia ke tempat pemulihan!" perintah Wu Shian kepada murid senior perguruan Wu Tang."Sungguh merepotkan!" gerutu Ryu Zhen."Maaf sudah merepotkanmu. Seharusnya aku langsung muncul tadi, tapi aku sedang menyelesaikan pedang yang sangat kuat, Apa kamu ingin melihatnya?" tawar Wu Shian.Wajah kesal Ryu Zhen berubah agak ceria. "Tentu saja! Aku paling suka melihat pedang yang hebat!" sahutnya.*****"Bagaimana? Bagus tidak?' tanya Wu Shian saat Ryu Zhen meme
Thio Sam Hong menggerakkan kedua tangannya memutar di depan dadanya yang semakin lama semakin kencang menimbulkan suara gemuruh yang sangat keras."Ilmu Sinar Patkwa!" gumam Wu Shian yang mengenali salah satu jurus tangan kosong yang terkenal dari Wu Tang Pay.Putaran ini membentuk Patkwa besar yang menggambarkan energi Yin dan Yang berwarna hitam dan putih yang langsung dipukulkan dengan kencang ke tubuh Ryu Zhen."Benar-benar Master Bela Diri yang hebat! Senang rasanya bertemu dengan pendekar hebat sepertimu!" Ryu Zhen tidak khawatir sedikitpun dengan serangan yang dilancarkan Thio Sam Hong terhadap dirinya. wajahnya malahan terlihat senang mendapat lawan setangguh Ketua Wy Tang Pay.Pendekar Naga Emas ini denga cepat menggerakkan tangan kanannya melingkar di udara seolah sedang menggambarkan sesuatu. Terlihat gambar bintang raksasa berwarna keemasan yang berasal dari energi Qi yang disalurkan olehnya.Bintang Emas Raksasa yang berkilau terang ini meluncur kencang untuk menghadang P
Thio Sam Hong menganggap Ryu Zhen sudah gila dengan mengaku sebagai Naga Emas yang mengorbankan diri saat pertarungan terakhir Pendekar Pedang Naga Emas di Dragon City."Kamu memang sudah tidak waras, anak muda! Tidak mungkin kamu adalah Naga Emas yang berkorban nyawa untuk menyelamatkan Negeri Ming ini, karena kamu tidak mungkin hidup lagi setelah ledakan besar bersama Pendekar Naga Emas yang berasal dari Assassin Immortal itu!"Ryu Zhen semakin meningkat amarahnya mendengar ucapan Thio Sam Hong yang sama sekali tidak mempercayainya, dan tetap mengelu-elukan Zhou Shen sebagai pendekar hebat yang telah menyelamatkan rakyat Negeri Ming dari kehancuran.Wu Shian agak khawatir melihat perubahan pada diri Ryu Zhen. Dia tahu kalau Pendekar Naga Emas ini menggunakan ilmu Naga Emas Kuno yang sudah lama hilang dari dunia persilatan. Tubuh cahaya emasnya bukan hanya melindungi dirinya tapi bisa juga meledakkan lawan yang hendak menyerangnya dari jarak dekat. Bahkan kemilau cahaya emas ini bisa
Sosok berpakaian merah dan bertopeng merah juga ini masih terdiam mendengar pertanyaan Ryu Zhen. Seakan dia tidak peduli dengan Pendekar Naga Emas ini. Pandangannya hanya tertuju kepada Thio Sam Hong.Dia merasakan aura yang sangat kuat dari Ryu Zhen, yang sedikit membuatnya gemetar tapi dia berusaha untuk tidak menghiraukannya dan memusatkan perhatiannya kepada Thio Sam Hong."Salam, Pendeta Thio ... sungguh suatu kehormatan bisa berjumpa pemimpin Wu Tang Pay yang terkenal di dunia persilatan!" sapa sosok berpakaian merah ini.Matanya yang berwarna biru tampak sangat bening menatap tajam ke arah Ryu Zhen tapi tidak menghiraukannya sama sekali. Sosok yang dilihat penampilannya adalah seorang wanita yang masih muda tapi sudah memiliki energi yang begitu kuat. Energi yang kuat inilah yang mampu memisahkan Ryu Zhen dengan Thio Sam Hong. Wajahnya tertutup topeng merah sehingga masih tidak diketahui apakah sosok ini berparas cantik atau wajahnya benar-benar bruk dan cacat sehingga dia memer
Kemenangan besar yang diraih Negeri Ming tidak serta merta membuat negeri ini aman. Raja Dunia Persilatan yang mulai melihat kelemahan Negeri Ming mulai bergerak untuk menguasai Negeri Ming sehingga Negeri Ming akhirnya terbagi menjadi lima daerah kekuasaan yaitu :Dewa Racun Utara/Zhao Yun : Raja Dunia Persilatan Distrik Utara MingPendekar Pedang Barat/Chen Tian : Raja Dunia Persilatan Distrik Barat MingDewi Naga Timur/Liu Yin : Ratu Dunia Persilatan Distrik Timur MingPendekar Mabuk Selatan/Zhao Long : Raja Dunia Persilatan Distrik Selatan MingKaisar Bela Diri Pusat/Huang Ming : Raja Dunia Persilatan Distrik Pusat MingZhou Shen yang akhirnya memilih Sasha untuk menjadi pasangan hidupnya, kembali ke Eternity Nirvana bersama cinta sejatinya, membawa dendam membara di hati Dewi Naga Emas.Kepergian Zhou Shen ke Eternity Nirvana inilah yang membuat Negeri Ming terbagi menjadi lima kekuasaan besar yang dipimpin oleh masing-masing Raja Dunia Persilatan.Putri Qian Feng akhirnya memaafk
Kekalahan Naga Shankar adalah pukulan telak bagi Khan Agung. Sang raja Mongol, yang dikenal sebagai penguasa tak terkalahkan, berdiri di atas medan perang yang kini mulai berbalik melawan dirinya. Namun, amarahnya tidak surut. Dengan tatapan penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, melafalkan mantra kuno yang menggema seperti gemuruh badai."Aku tidak akan kalah di tangan kalian, manusia lemah!" serunya, suaranya mengguncang bumi. Dari balik langit yang mulai memerah, aura hitam pekat berkumpul di sekeliling tubuh Khan Agung. Di kejauhan, sosok naga berwarna hitam legam dengan mata merah membara muncul dari balik awan.“Naga Hitam Tiamat!” seru Sasha dengan kengerian di wajahnya.Semua pasukan Ming dan Eternity Nirvana terpaku, termasuk Zhou Shen. Naga itu tidak hanya besar tapi ia adalah legenda, makhluk purba yang dianggap sebagai perwujudan kehancuran.“Zhou Shen, kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan semuanya!” seru Kalindra, pedangnya menyala dengan kek
Saat pertarungan memuncak, medan perang menjadi ajang pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia. Naga Shankar, raksasa hitam yang kini mengamuk, menyerang pasukan Ming tanpa henti. Kepakan sayapnya menciptakan badai yang menggulingkan barisan pertahanan, sementara api birunya membakar segala yang disentuhnya.Zhou Shen berdiri di hadapan Zhang Ming. Nafas mereka berat, masing-masing menggenggam senjata dengan penuh kebencian. "Kau mengkhianati segalanya, Zhang Ming. Aku akan memastikan kau tidak melangkah lebih jauh!""Pengkhianatan?" Zhang Ming terkekeh, suaranya penuh ejekan. "Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Kau hanya anak kecil yang terjebak dalam masa lalu. Lihatlah siapa yang menjadi pemenang sekarang!"Zhang Ming meluncur ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa. Pedangnya, yang berselimut aura kegelapan, menebas ke arah Zhou Shen. Namun, Zhou Shen, dengan reflek yang terlatih selama bertahun-tahun, menangkis serangan itu denga
Di tengah kemegahan Istana Mongol, Khan Agung duduk di atas takhta emasnya, wajahnya gelap seperti badai yang mengancam. Suara dentang lonceng perang bergema di seluruh aula, menandakan bahwa amarah sang raja telah mencapai puncaknya.“Shanxi tidak boleh berdiri setelah ini!” bentak Khan Agung, suaranya menggema keras. “Aku tidak akan membiarkan Negeri Ming memandang rendah kekaisaranku. Siapkan Naga Shankar. Kita akan menyapu Shanxi hingga menjadi abu!”Di hadapan Khan Agung, Ryu Zhen berdiri dengan kepala tertunduk, meskipun matanya memancarkan api dendam. Kekalahan di Shanxi telah menghancurkan egonya, tetapi itu juga membakar tekadnya untuk membuktikan bahwa ia adalah pendekar sejati.“Aku akan menuntaskan semuanya,” katanya lirih namun penuh keyakinan. “Aku akan menghancurkan Zhou Shen dan saudara kembarku. Dendam lama ini akan berakhir di medan perang berikutnya.”*****Kota Shanxi kembali dilanda kekacauan saat ribuan pasukan Mongol menyerbu di bawah naungan malam. Namun, yang
“Aku tidak akan lupa penghinaan ini, Ryu Zhin,” gumamnya dengan nada berapi-api, matanya membara penuh tekad. “Kita akan bertemu lagi, dan kali itu kau tidak akan selamat!”Di sisi lain, kemenangan ini tidak dirayakan dengan gegap gempita. Zhou Shen memimpin para pasukan naga yang masih utuh untuk mengevakuasi Shanxi dari kerusakan lebih lanjut. Sasha dan Kalindra, meskipun memimpin dengan karisma luar biasa, menyadari bahwa medan perang ini hanya sebagian kecil dari ancaman besar yang sedang berkembang.Zhou Shen berjalan mendekati Zixuan yang kini duduk di punggung Meraharani yang terluka. Naga merah itu mengerang pelan, napasnya berat, namun tatapannya tetap tajam. Zixuan memandang Zhou Shen dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Kau datang tepat waktu, seperti biasanya,” ujar Zixuan, mencoba tersenyum meski wajahnya memucat.“Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga,” balas Zhou Shen, suaranya tenang namun penuh penghargaan. “Tidak mudah melawan naga emas dan Ryu Zhen.”Zixuan me
Setelah berhasil mendapatkan Nagarium dan menyegel perjanjian damai antara Heaven Eden dan Eternity Nirvana, Queen Savitri merasa utangnya kepada Zhou Shen tak akan terbalas dengan mudah. Di dalam hati, dia tahu ada rasa yang lebih dalam—sebuah cinta yang perlahan tumbuh terhadap Pendekar Naga Putih itu.Namun, Zhou Shen tetap memandang lurus pada tujuannya. Dia harus menemukan Paman Zhang, pria yang kini terungkap sebagai pembunuh orang tuanya. Kebencian yang membara di dalam dirinya membuatnya menolak untuk menyerah pada perasaan apa pun, termasuk cinta.Di aula besar kerajaan, Queen Savitri memanggil Zhou Shen dan menyerahkan Artefak Naga Waktu, sebuah artefak kuno yang mampu membuka portal waktu dan mengembalikan Zhou Shen ke masanya. "Dengan ini," ujar Savitri, suaranya bergetar, "kau bisa kembali dan menghadapi takdirmu di masa depan. Aku ingin kau tahu, Zhou Shen, aku akan selalu mendukungmu."Namun, Zhou Shen mengejutkan semua orang dengan keputusannya. "Aku tak bisa kembali s
Langit Shanxi memerah oleh api dan energi yang melesat dari pertarungan sengit antara naga merah Meraharani dan naga emas yang dikendarai Ryu Zhen. Namun, kekuatan gabungan naga Mongolia dan kehebatan Ryu Zhen perlahan memukul mundur para penjaga Shanxi. Meraharani terluka parah, sayapnya compang-camping, dan Arlang terempas ke tanah dengan raungan lemah.Zixuan berdiri di punggung Meraharani yang limbung, darah mengalir dari luka di lengannya. Napasnya berat, namun matanya tetap menatap Ryu Zhen yang bersiap mengakhiri perlawanan mereka."Ini akhirnya, Putri Zixuan," ujar Ryu Zhen, mengangkat pedangnya yang bercahaya emas. "Shanxi akan jatuh, dan kau akan menyaksikan kehancurannya!"Namun, sebelum pedangnya terayun, langit mendadak terbelah oleh kilatan cahaya putih. Dari celah dimensi yang terbuka di tengah angkasa, seekor naga putih raksasa muncul. Ia bergerak dengan kecepatan luar biasa, seperti bayangan yang tak dapat dilacak. Dengan raungan yang mengguncang bumi, naga itu mengha
Pemanah menarik busur mereka, api membara di ujung panah. Ketika pasukan musuh mendekat, aba-aba diberikan, dan panah-panah itu dilepaskan, melesat seperti hujan meteor ke arah barisan depan Mongolia. Suara panah menghantam perisai dan tubuh terdengar nyaring, namun pasukan musuh terus maju, tidak terhentikan.Di sisi lain, Zixuan mengeluarkan sesuatu dari kantong kecil di ikat pinggangnya—sebuah kristal berwarna biru kehijauan. Itu adalah Artefak Jiwa Langit, peninggalan kuno yang mampu memanggil kekuatan besar, tetapi dengan harga yang mahal."Aku tidak punya pilihan lain," gumamnya. Ia mengangkat kristal itu tinggi-tinggi, memusatkan energinya. Angin di sekitar Zixuan berputar kencang, rambutnya melayang, dan suara gemuruh datang dari dalam kristal itu. Cahaya biru terang meledak, menarik perhatian semua orang, termasuk Darjikhun.Di kejauhan, salah satu naga penjaga, seekor naga putih dengan tubuh yang ramping dan gerakan anggun, mendekati Zixuan. Namanya Arlang, naga angin yang d
Pertarungan di langit Shanxi dimulai dengan ledakan besar. Meraharani menerjang dengan kekuatan yang luar biasa, mulutnya terbuka, menyemburkan api merah menyala yang menembus langit kelabu. Naga hitam Mongolia menghindar dengan manuver tajam, sayapnya yang besar menciptakan pusaran angin yang membuat debu dan batu kecil beterbangan di bawah. Raungan mereka menggema, memenuhi udara dengan ketegangan dan kengerian.Di atas tembok kota, para pemanah Shanxi bersiap, busur mereka terangkat, ujung panah mengarah ke naga Mongolia. Perwira yang memimpin mereka, seorang pria dengan wajah keras dan mata tajam, berteriak, "Tunggu aba-aba dari Tuan Putri! Jangan tembak sebelum waktunya!"Di alun-alun, Zixuan memejamkan matanya sesaat, menghubungkan pikirannya dengan Meraharani. Ia tidak hanya memanggil naga itu, tetapi juga menyatukan tekad mereka. Suara Meraharani menggema dalam benaknya, tenang namun penuh kekuatan."Aku bersamamu, Zixuan. Kita tidak akan kalah."Di langit, naga hitam meluncur