Share

part 19 pertemuan kedua

Laura mengerutkan kening, mendengar ucapan sang kekasih.

“Janji?” tanya Laura spontan.

“Heem, lupa?” tanya Max kembali.

Laura memutar otak berusaha mengingat kembali momen ketika Max mengucap janji. Ketika Laura terdiam mencoba mengingat memori tersebut, keheningan seketika menjalar di tengah perbincangan mereka, aura menusuk seakan terus menghantam membuat suasana semakin beku tanpa suara.

“Akh... Aku tidak bisa mengingat apa pun,” pekik Laura kesal, tangan kanannya beberapa kali memukul kepala sebab tak mampu mengingat memori sederhana itu.

“Di Vila, aku membuat janji itu di sana,” ucap Max sendu.

Seketika bagai kilat, pecahan memori yang kian hilang dalam otak, langsung tersambung merangkai sebuah ingatan di mana sang kekasih telah berucap memberikan janjinya.

“Oh iya, aku sudah menanti-nanti kamu akan menepati janji itu sayang.”

“Sayang... Nanti malam bolehkah aku minum bersamamu? Sudah lama aku tidak bersenang-senang,” pinta Laura memelas.

“Nanti malam?” Max menjauhkan ponselnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status