Nadira duduk atas tempat tidur. Dirinya tersenyum memandang putranya yang saat ini sedang terbangun. Dengan sengaja Nadira tidak membedong nya, agar putranya bangun lebih lama.
“Kalau lagi dibedong, langsung tidur. Tapi bila tidak dibedong, matanya melek." Nadira memandang wajah putranya yang tampan.
"Anak mommy kapan sih pandai senyum?" Nadira menjepitkan jarinya di pipi putranya ke atas, agar wajah putranya terlihat seperti sedang senyum. "Kalau senyum seperti ini, barulah terlihat tampan." Nadira gemes sendiri melihat wajah putranya.
Nadira mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. ia melihat panggilan masuk dari Lala. Dengan cepat Nadira mengangkat sambungan telepon tersebut.
"Halo Nadira." Lala langsung berbicara ketika Nadira mengangkat sambungan teleponnya.
"Iya halo La, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Lala tersenyum. Dirinya begitu sangat senang sehingga lupa mengucapkan salam.
"Lala apa kabar? Lag
"Wah aku senang dengarnya, karena aku baru selesai melahirkan. Kalau jauh-jauh takutnya Hubby nggak ngasih," jawab Nadira."Pak Arga posesifnya tingkat tinggi." Lala berkomentar.Nadira tertawa mendengar ucapan Lala."Aku tuh beneran nggak nyangka kalau papa bakalan menerima kanda tanpa banyak bertanya dan tidak banyak tuntutan apa-apa. Tapi kalau aku perhatikan sikat papa sama kanda, seperti papa itu sudah kenal kanda. Papa juga nampak seperti orang yang sangat segan ketika berbicara dengan kanda." Lala menceritakan kejanggalan yang dilihatnya dari sikap papanya."Alhamdulillah tidak ada hambatan yang menghadang," ucap Nadira penuh syukur."Iya Nadira, aku benar-benar sangat senang. Tapi itu mama tiri aku dia sibuk rayuin aku minta uang hantaran biar dia yang pegang.""Jangan mau dikasih," cegah Nadira."Ya jelas aku nggak mau ngasih. Sewaktu kanda datang ke sini aja, sombongnya minta ampun ketika lihat kanda. Dia minta uang ha
Acara pertunangan Iswandi dan juga Lala dilaksanakan di hotel. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar Arga, kerabat dan juga beberapa orang karyawan penting di pabrik tempat Heru bekerja.Iswandi menatap wajah cantik calon istrinya. Jantungnya berdegup dengan sama hebatnya ketika MC meminta dirinya untuk memasangkan cincin di jari manis calon istrinya.Lala masih merasa bahwa ini semua mimpi, Ketika Iswandi memasangkan cincin di jari manisnya.Iswandi tersenyum memandang Lala. Dengan gugup Pria itu mengambil tangan Lala dan mencium punggung tangan gadis yang menjadi tunangannya. Jujur saja Iswandi sungguh tidak pandai bagaimana caranya untuk bersikap romantis. Dirinya melakukan segala sesuatu berdasarkan instingnya saja. "Tinggal nunggu sah sayang." Iswandi berkata dengan tersenyum. Beberapa hari tidak bertemu dengan calon istrinya yang genit, membuat dirinya begitu sangat rindu."Iya kanda, bentar lagi sah,” Lala tersenyum lebar dan men
"Dasar anak nggak sopan,” Heru mengomel memandang putrinya."Nggak sengaja pa, Lala tadi terjatuh," ucapnya dengan berbohong.Heru hanya diam melihat putrinya tersebut. Setelah apa yang dilakukan Lala, jantungnya masih berdegup hingga sekarang."Bohong." wajah Lasmi begitu amat merah memandang Lala."Lala gak bohong, kanda lihat tadi Lala beneran jatuhkan. Papa sama Mama coba tanya kanda kalau tidak percaya." Lala mengintip kedua orang tuanya dari balik punggung calon suaminya.Iswandi berusaha menahan tertawanya, pria itu menganggukkan kepalanya."Ini sepertinya musibah membawa rezeki." MC yang berbicara dengan menggunakan mikrofon itu, ikut tertawa melihat keributan yang sedang terjadi.Momen yang terjadi barusan, begitu banyak yang mengabadikannya melalui video di ponsel mereka.Teddy dan juga bobby yang ikut serta menyaksikan acara pertunangan Iswandi dan juga Lala, tertawa lepas. Kedua pria itu dengan konsentra
Arga berbaring di samping istrinya. Pria itu mencium-cium bagian leher Nadira. Saat ini tangannya dipegang istrinya, hingga tidak bisa beraksi."Hubby, sudah dong, geli," ucap Nadira.Pria yang saat ini berada di belakang punggungnya, tidak menghiraukan ucapannya. Arga terus saja mencium leher Nadira. Ia juga mencium bahu dan juga punggung istrinya yang putih."Hubby, Dira lagi nyusuin anak." Nadira sangat kesal melihat tingkah suaminya yang mengganggunya."Iya susuin aja, nggak apa-apa," jawab Arga."Iya, tapi Hubby jangan ganggu Dira.""Ini sudah 37 hari." Arga menginginkan istrinya. Pria itu selalu menghitung hari seperti ini."Iya by," jawab Nadira. Hampir setiap hari, suaminya selalu mengingatkannya."Apa sudah boleh?" tanya Arga."Tiga hari lagi By. Dira sudah bilang, kalau Dira ambil cuti selama 40 hari. Selama Dira jadi istri hubby, Dira nggak pernah cuti." Nadira sedikit memutar kepalanya."Hubby nanya. T
Heru diam, ia tahu bahwa saat ini Lasmi sedang mengejeknya dan menertawakannya. Sekarang Lasmi pasti begitu sangat bahagia, melihat dirinya yang ditinggalkan oleh mantan istrinya. Heru kemudian tersenyum. "Entah kenapa melihat dia pergi dengan mantan suaminya, mas merasa terlepas dari belenggu ikatan yang selama ini terasa mengikat tubuh mas.”"Bohong, pasti waktu itu mas menangis dan memohon untuk jangan ditinggalkan." Lasmi mengejeknya.Heru tertawa ketika mendengar ucapan Lasmi. Pria itu kemudian diam dan memandang Lasmi dengan raut wajah yang serius. "Dia mengaku bahwa dia nggak mau hidup susah, dan dia tahu mas sudah tidak mau lagi membebani Lala dan meminta uang dengan Lala. Sehingga kami harus hidup sederhana dengan hasil gaji mas dari pabrik. Hal itu yang membuat dia tidak mau menerima. Bosan dengan mas, dia lebih memilih dengan mantan suaminya." Heru menceritakan kepahitan rumah tangganya."Jadi anak-anaknya gimana?" Tanya Lasmi."Anak-anak
"Bila papa dan Mama ingin menikah sama dengan kami, aku akan urus semua surat-menyurat." Iswandi menawarkan jasa."Apaan sih?" Wajah Lasmi merah seperti tomat. Lasmi sangat malu mendengar ucapan calon menantunya. Jantungnya berdegup dengan hebatnya, ketika menatap wajah mantan suaminya yang tersenyum menatapnya. Lasmi berharap pria itu tidak menerima tawaran dari calon menantunya."Papa duda Mama janda, apa salahnya sih kalau kembali bersama." Lala begitu sangat bersemangat, menyemangati kedua orang tuanya."Mama sudah jerah, nanti papa selingkuh lagi." Lasmi mengungkit kesalahan mantan suaminya."Mas selingkuh karena kamu yang suka bawa sahabat kamu ke rumah. Padahal mas sudah ingatkan kalau teman kamu gak usah sering datang, tapi kamu gak mau dengar." Awalnya Heru merasa risih ketika Rina sering-sering datang ke rumahnya. Namun lama-kelamaan dirinya begitu sangat senang ketika melihat Rina datang ke rumahnya.Iswandi dan Lala hanya diam dan mengg
Lala yang duduk di samping Iswandi tidak mampu menahan rasa degup di jantungnya. Air matanya menetes ketika mendengar pria itu mengucapkan ijab kabul untuknya.Iswandi mengucapkan ijab kabul dengan sekali tarikan nafas. Kata sah dari para saksi membuat pria yang memakai peci berwarna putih itu, merasa begitu sangat lega. Wajahnya yang tadi gugup dan tegang, kini akhirnya bisa tersenyum.Iswandi menatap wajah cantik istrinya. Sudah empat hari ini ia tidak berjumpa dengan Lala. Mereka harus menjalani yang namanya pingitan. Rasa rindu yang dimilikinya seakan belum terlepaskan. Meskipun wanita cantik itu sudah sah menjadi istrinya.Lala mengangkat kepalanya dan memandang suaminya dengan malu-malu. Diambilnya tangan Iswandi dan kemudian dicium punggung tangan pria yang sudah sah menjadi suaminya.Iswandi tersenyum menatap wajah cantik istrinya. Saat ini istrinya begitu sangat cantik seperti boneka India. Tangan Iswandi bergetar, ketika memega
Lala hanya diam duduk di tepi tempat tidur, begitu juga dengan Iswandi. Mereka berdua sama-sama sedang berusaha untuk menetralkan rasa gugupnya dan juga menstabilkan detak jantungnya.Setelah degup jantungnya sudah mulai stabil, Iswandi sedikit demi sedikit menggeser duduknya hingga terbentur dengan istrinya.Lala tersenyum malu ketika melihat tingkah lucu suami seperti ini. Saat ini mereka sudah duduk berdampingan, sangat rapat tanpa celah."Padahal aku sudah sering berdua dengannya, pada waktu itu ada niat untuk melakukan hubungan lebih jauh. Aku selalu bersusah-payah untuk mengendalikan gairah di dalam darahku, agar tidak melakukan hal itu, sebelum dia menjadi milikku. Namun sekarang setelah dia menjadi milikku, mengapa aku bisa gugup seperti ini. Bukankah sekarang aku sudah bebas untuk melakukan apa saja dengan Lala." Iswandi berkata di dalam hatinya. "Apakah itu yang selalu dikatakan orang, godaan setan. Setelah halal tidak ada lagi setan