Share

153. Macet

"Tidak bisakah kau tambah kecepatan mobil ini?" Arga bertanya dengan sangat marah kepada supir yang sedang membawa mobilnya.

"Ya tuan, ini sudah dipercepat," jelas supir tersebut. Wajah pria itu terlihat sangat fokus dengan kemudinya, namun ia tidak bisa menutupi rasa gugupnya. wajahnya pucat dan berkeringat. Melihat kemarahan bosnya yang seperti ini, sudah biasa dihadapi Diman. Namun sudah beberapa bulanan ini, ia sangat dimanjakan dengan sikap bosnya yang sudah tidak marah-marah dan banyak sabar.

"Dipercepat kau bilang, ini mobil lambat sekali. Bahkan jalannya seperti siput," Arga kesal. Ingin rasanya ia turun dari dalam mobil dan berlari keluar dari kemacetan. Dirinya sudah tidak sabar untuk menunggu. Hanya duduk diam dan menunggu bukanlah sifatnya.

"Jalanan padat jadi kita memang tidak bisa lebih cepat lagi."  Diman berusaha untuk menenangkan serta memberikan pengertian kepada bosnya. Diman panik ketika menghadapi kemarahan bosnya. Mulai dari awal naik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status