Share

Mimpi Terburuk

Aku yang masih mematut diri di depan cermin rias terkesiap saat mendengar bunyi langkah mendekat. Terlebih saat menyadari pemilik langkah yang ternyata telah memasuki kamar dan berdiri tepat di belakang.

“Ini di luar kesepakatan kita sebelumnya,” keluhku yang mengingat bahwa malam ini bukanlah saat yang tepat untuk dia datang.

“Aku gak suka kalau ada bekas sentuhan tangan lain,” ungkapnya berjalan semakin mendekat dan memegangi kedua bahu, sedikit meremas pelan seolah tengah memijat. Meski begitu, aku cukup merasakan ketidaksukaannya yang tersampaikan.

“Dari awal aku memang hanya barang bekas, kan? Kakak sendiri berani melewati batas karena mengetahui hal itu, kan?” Aku bertanya datar, walau pandangan hanya tertuju pada pantulan bayang wajahku sendiri.

Sigap, pria itu beralih ke samping, tanpa izin mengangkat dan membawa tubuhku ke ranjang. Tak seperti biasanya, sikapnya kali ini terasa lebih kasar saat melepaskan satu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status