Bab 3

Pagi berikutnya, Velmont City terbangun dengan hiruk-pikuk khas kota metropolitan. Jalan-jalan dipenuhi dengan mobil mewah yang berkilau di bawah sinar matahari, gedung pencakar langit yang menjulang menghalangi pandangan terhadap langit biru yang bersih. Semua tampak sempurna, tetapi bagi Ayla Reynard, dunia ini hanyalah sebuah panggung di mana dirinya hanyalah bagian dari cerita yang lebih besar—sebuah cerita yang penuh dengan ambisi, pengkhianatan, dan dendam.

Ayla duduk di meja kerjanya di Reynard Holdings, perusahaan kecil yang ia bangun dari nol. Meski perusahaan ini belum sekuat Velasquez Corporation milik Dimitri, namun Ayla tahu ini adalah langkah pertamanya menuju puncak. Dia ingin lebih dari sekadar membalas dendam pada Leon dan keluarganya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih dari sekadar wanita yang mereka anggap tidak berharga.

Namun, satu hal yang Ayla pelajari sejak malam pertama bertemu Dimitri adalah bahwa dunia ini bukan dunia yang mudah untuk dimasuki. Bahkan untuk mendapatkan sekutu seperti Dimitri Velasquez, ia harus mengorbankan banyak hal, termasuk jiwanya yang mulai terpecah. Setiap detik bersama Dimitri semakin mengingatkannya pada kenyataan betapa dalamnya permainan ini, dan betapa banyak orang yang akan jatuh dalam prosesnya.

Pagi ini, Ayla menerima pesan dari Dimitri, singkat namun bermakna: "Pukul 3 sore, The Elysian Tower."

Ayla menarik napas panjang, menyadari bahwa setiap langkah yang ia ambil sekarang adalah bagian dari perjanjian berbahaya. Ini adalah dunia yang penuh dengan risiko, tetapi tidak ada yang lebih besar dari tekadnya untuk meruntuhkan Leon. Ayla tahu, jika ingin bertahan di sini, ia harus belajar mengikuti aturan yang ada—aturan yang tidak pernah bisa ia pelajari dalam dunia yang sebelumnya ia kenal.

---

The Elysian Tower, gedung megah yang merupakan kantor pusat Velasquez Corporation, tampak mengesankan dan angkuh dari kejauhan. Di bawah sinar matahari sore yang keemasan, gedung ini seolah menjadi simbol kekuasaan yang tidak terjangkau oleh banyak orang. Di dalamnya, Dimitri memegang kendali atas segala sesuatu yang bergerak di dunia gelap ini—perdagangan senjata, narkoba, hingga bisnis gelap yang tak terhitung jumlahnya.

Ayla melangkah memasuki gedung itu dengan hati yang berdebar. Setiap detik yang berlalu mengingatkannya akan apa yang ada di ujung jalan—baik kemenangan atau kehancuran. Namun, tidak ada ruang untuk mundur. Setiap orang yang ditemuinya di sepanjang lorong The Elysian Tower menatapnya dengan mata yang penuh rasa ingin tahu, seolah mereka tahu bahwa Ayla bukanlah sekadar wanita biasa.

Sampai akhirnya, ia tiba di kantor Dimitri. Pintu besar yang terbuat dari kaca hitam terbuka dengan mudah begitu Ayla mengetuk. Di dalam, Dimitri sudah menunggunya dengan pose duduk yang tenang di balik meja kerjanya. Ruangan ini mewah, penuh dengan furnitur dari kayu jati yang dipoles halus, dan pemandangan Velmont City yang tampak menakjubkan dari jendela besar di belakang Dimitri.

“Masuk,” suara Dimitri yang dalam mengalir dengan tenang, mengundang Ayla untuk melangkah lebih dekat.

Ayla menatapnya, matanya tidak menunjukkan ketakutan meski dalam hatinya rasa cemas mulai mengganggu. Dimitri, pria yang sudah begitu mempesona dan menakutkan sejak pertama kali mereka bertemu, kini duduk di hadapannya dengan ekspresi yang sulit dibaca.

“Ayla, aku sudah memikirkan tawaranmu,” kata Dimitri, matanya tetap terfokus pada Ayla.

“Dan?” Ayla menahan napasnya, menunggu jawaban yang akan mengubah segalanya.

“Dan aku setuju. Aku akan membantu kamu menghancurkan Leon dan perusahaan keluarganya, tetapi ada syaratnya,” kata Dimitri, suaranya tidak berubah, tetap tenang dan penuh wibawa.

Ayla menunggu dengan cemas. “Apa syaratnya?”

Dimitri berdiri dari kursinya dan melangkah mendekat, dengan langkah yang begitu mantap dan penuh percaya diri. “Kamu akan bekerja di bawahku. Tidak hanya sebagai sekutu, tapi juga sebagai tangan kananku. Aku akan memberi kamu akses ke dunia yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.”

Ayla menatapnya dengan serius, perasaan campur aduk dalam dirinya. Dunia ini begitu berbahaya, dan setiap keputusan yang diambil akan membawa konsekuensi besar. Namun, dia tahu ini adalah jalan yang harus ia pilih. Untuk balas dendam, untuk menghancurkan Leon, untuk membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar seorang wanita yang dibuang begitu saja.

“Jadi, kita akan bekerja sama,” kata Dimitri, lebih seperti pernyataan daripada pertanyaan. “Dan kamu harus siap dengan segala akibatnya.”

Ayla menatapnya, menyadari bahwa hidupnya sekarang berada di persimpangan yang tak bisa diputar balik. Semua yang ia tahu tentang dunia ini akan diuji. Namun satu hal yang pasti—Ayla Reynard tidak akan mundur.

“Siap,” jawab Ayla tegas, suaranya penuh keyakinan meski dalam hatinya ada rasa takut yang tak bisa ia hilangkan.

Dimitri mengangguk, senyum tipis tersungging di bibirnya. “Bagus. Jika kamu ingin menghancurkan Leon, kamu harus memahami bagaimana dunia ini bekerja. Dan aku akan mengajarkanmu.”

Ayla merasa matanya terbakar dengan ambisi. Setiap detik yang berlalu semakin memperkuat tekadnya. Tidak ada lagi yang bisa menghentikan langkahnya. Dunia yang akan ia masuki ini memang penuh dengan godaan dan bahaya, namun bagi Ayla, itu adalah harga yang harus dibayar.

Di luar sana, Leon Carlisle masih menjalani hidupnya dengan kesombongan, percaya bahwa ia telah mengalahkan Ayla. Tetapi Ayla tahu—semua itu akan segera berubah. Di balik kekuasaan Dimitri, ia akan menemukan cara untuk menghancurkan Leon, untuk membalas semua penghinaan yang pernah ia terima.

“Dunia ini gelap,” kata Dimitri pelan, seolah bisa membaca pikirannya. “Tapi jika kamu cukup berani untuk masuk, maka kamu akan menguasainya.”

Ayla mengangguk, matanya membara dengan tekad. “Aku tidak takut dengan kegelapan.”

Dimitri tersenyum lebar, senyuman yang penuh arti. “Kita akan lihat seberapa jauh kamu bisa bertahan, Ayla.”

Begitulah Ayla melangkah lebih dalam ke dalam dunia yang gelap ini. Dunia yang penuh dengan permainan berbahaya. Namun, ada satu hal yang tak bisa dipungkiri—di dalam diri Ayla, api balas dendam itu tidak akan pernah padam.