Share

di tawan

“Dokter Bian, kenapa kau tega melakukan ini padaku? Apa salahku padamu?” Tanya Alana, tubuhnya sangat lemah dengan wajah seputih kapas. Ia sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk berteriak maupun melakukan pemberontakan.

Ia hanya mampu menangis atas keadaan yang terjadi padanya, ia tak tahu harus bagaimana lagi. Alana merasa marah sedih bercampur jadi satu. Janin yang masih segumpal darah dibunuh dengan kejinya.

Entah apa yang Dokter itu berikan hingga perut Alana seakan diperas dengan rasa sakit yang tak tertahankan. Ia merintih kesakitan dengan darah yang tiba-tiba keluar dari pusat tubuhnya tanpa ada pertolongan dari Bian dan ia hanya menontonnya dengan senyum dan tatapan keji yang mengerikan.

“Aku tidak akan pernah minta meminta maaf atau pun menyesal karena telah membunuh janinmu, Alana.” Bian tersenyum miring seakan mencemooh keadaan Alana.

“Ini semua tidak akan pernah terjadi kalau kau tak berhubungan dengan Arshaka. Karena siapa pun yang dekat dengan Arshaka hidupnya akan aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status