แชร์

Bab 28

Pandangan mata sinis Susan mengiring kepergian Elia dan Mika. Wirasena yang melihatnya hanya diam dan berlalu melewati Susan menuju meja makan. Diambilnya sebuah roti bakar buatan Marni dan dilahapnya sambil berdiri.

“Duduk, Mas.” Susan menarik sebuah kursi keluar dari bawah meja. “Ada yang ingin aku bicarakan.”

“Katakan saja, aku tidak punya banyak waktu,” ketus Wirasena sambil terus mengunyah rotinya.

“Jangan ulangi lagi membentakku di depan Mika demi perempuan itu!” Mata Susan menatap tajam ke arah Wirasena yang seketika berhenti mengunyah.

“Kamu bisa tinggalkan rumah ini bila tidak berkenan dengan sikap pemilik rumah. Bukan begitu? Seingatku, aku tidak pernah memintamu tinggal atau melarangmu pergi.” Setelah berkata demikian, Wirasena menuju kamar Tatik untuk berpamitan.

“Bu,” panggil Wirasena sopan.

“Ya,” sahut Tatik dari dalam kamar.

Wirasena men

บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด

DMCA.com Protection Status