Lin yang sedang duduk di kejauhan,dia terus saja memoerhatikan Mili dan Bowo,mata nya menatap tajam dari kejauhan,seakan dia iri dengan Mili yang begitu dekat dengan Bowo.
"Lin,lo ngapain sih ngeliatin mereka terus?"seorang gadis tomboy menghampiri Lin dengan sebotol minuman di tangan nya,gadis yang selalu memakai topi,kaos oblong dan celana panjang dengan sederet kantong di celana nya itu bernama Reta,dia teman satu kelas Bowo dan juga Lin."Gue penasaran aja,ada hubungan apa sih Bowo sama gadis nyebelin itu?"jawab Lin yang mulai sewot."Yaelah Lin,biyar aja kalik mereka ada hubungan,atau..jangan-jangan lo naksir sama si Bowo!"Reta tanpa basa basi lagi langsung menuduh Lin."Ih..apaan sih,gue itu selera nya tinggi,bukan pria seperti Bowo itu!"jawab Lin dengan tatapan jijik pada Bowo dan Mili."Bowo kan tajir Lin!""Dari mana elo tau Ta?"tanya Lin serius."Elo liat aja mobil yang doi bawa,bukan mobil biasa,tapi mobil mewah dengan harga tidak main-main!"jawab Reta dengan santai nya seraya dia kunyah cemilan yang dia beli tadi di kantin."Pantesan aja si gadis nyebelin itu nempel terus sama Bowo."Karena ketidak tauan mereka,jadi timbullah prasangka buruk dalam diri Lin atas kedekatan Bowo dan Mili.****POV AJI"Roni,untuk apa kamu fitnah Mas Bowo?"tanya Parto yang sedang beristirahat siang."Gak ada Mas,siapa yang bilang kalau aku Fitnah Mas Bowo?"jawab Roni yang mulai salah tingkah."Mandor Aji yang bilang,"jawab Parto serius."Bohong itu Mas,dia kan memang Mandor yang kejam,kalau Mas Bowo di pecat,itu kan bukan salah ku,"Roni tetap membela diri,padahal Aji sudah bilang pada Parto dan Joko kalau Roni ngadu soal Bowo pada Mandor Aji."Ah sudahlah,gak usah di perpanjang,lagi pula sekarang Mas Bowo sudah tidak kerja sama kita lagi,ya sudah kan,"sahut Joko yang ikut nimbrung dengan mereka."Iya sih Ko,aku cuman gak suka aja kalau ada hal kayak gini,masalah nya kami ini kan tetangga satu kampung Ko!"sahut Parto yang menyeruput kopi pahit di gelas nya yang hanya tinggal separo lagi."Tapi kira-kira sekarang Mas Bowo ada di mana ya? Nomer nya juga tidak aktif lagi sampai sekarang?"tanya Joko dengan raut wajah yang datar."Gak tau juga Ko,saya gak punya HP buat hubungi keluarga nya di kampung,Roni juga payah,HP doang dia punya,tapi pulsa gak ada isi nya,wes payah..payah..,"jawab Parto dengan nada lesu.Obrolan mereka harus terhenti karena jam kerja sudah mulai lagi,Aji yang sudah mulai kebingungan lagi soal keuangan,dia mencoba mencari Proyek lain yang ingin di garap,jika dia bisa mendapatkan Proyek lain,maka Proyek yang saat ini sedang berjalan bisa dia selesaikan dengan cepat,saat ini kendala yang dia hadapi adalah kurang nya bahan bangunan dan berkurang nya juga para pekerja yang menerima gaji tidak sesuai dengan yang di janjikan.("Di mana aku bisa mendapatkan dana cepat ya?")gerutu Aji dalam hati("Hanya ada satu orang yang aku kenal,apa aku pinjam pada beliau ya?")gerutu nya lagi.Di tengah lamunan nya yang asik,tiba-tiba melintas Roni di depan Aji,lamunan Aji pun terbuyarkan."Roni..!"panggi Aji."Iya Bang,"jawab Roni yang membelokkan langkah nya mendekati Aji."Besok kamu ikut saya ya! Kamu bisa kan naik motor?"tanya Aji pada Roni."Bisa bang,emang mau kemana besok bang?"tanya Roni penasaran."udah..besok tinggal ikut saja,tapi kamu yang bawa motor nya ya!"jawab Aji datar sambil pergi meninggalkan Roni."Ok bang."Setelah Aji meninggalkan Roni,dia melanjutkan niat nya untuk pergi ke warung membeli sabun dan sampo.****Ke esokan hari nya Aji dan Roni berangkat ke tempat Bos besar yang ingin Aji minta tolong untuk membantu nya,mereka menuju Perusahaan besar dengan nama PT.KUSUMA ABADI KONSTRUKSI.Mereka berdua telah sampai di pelataran PT yang megah itu,Roni mulai memarkirkan motor nya di tempat parkir Khusus,setelah itu kedua nya kembali ke Pos Satpam untuk menanyakan keberadaan Bos besar mereka."Selamat siang pak,"sapa Aji pada Satpam."Iya siang pak,ada yang bisa saya bantu?"tanya Satpam dengan wajah serius."Apa pak CEO nya ada?"tanya Aji yang wajah nya mengkilat karena keringat membasahi kulit nya yang kecoklatan itu.Satpam terdiam sesaat dan memandangi Aji dari atas ke bawah dan keatas lagi,dia mulai mengkerutkan dahi nya penuh dengan tanda tanya."Ada urusan apa bapak ingin bertemu dengan CEO kami?"tanya Satpam yang penasaran dengan tujuan Aji."Bapak tidak perlu tau,itu urusan saya,"jawab Aji yang mulai jengah,sementara Roni dari tadi hanya meringis menatap megah nya gedung itu,karena sinar matahari terasa sangat terik di langit Jakarta."Maaf pak,mungkin sudah ada janji?"tanya Satpam lagi."Belum pak,"jawab Aji datar."Waduh,kalau belum ada janji pasti akan sangat sulit untuk bertemu dengan Bos besar atau CEO kami,"sahut Satpam itu menjelaskan."Kata teman saya,beliau itu orang nya baik,jadi jika ada yang ingin bertemu dengan beliau pasti akan di beri tau,nah sekarang tolong bapak bilang pada Beliau kalau saya mau ketemu pak!"ucapan Aji membuat Satpam itu terkekeh."CEO kami memang baik dan Dermawan,tapi kan tidak semudah itu untuk bisa bertemu pak,"sahut Satpam itu dengan nada pelan."Panggil saja dulu,repot banget sih kamu ini,cuma satpam aja belagu!"ucapan Aji makin kasar."Lho bapak kok ngeyel sih,kalau belum buat janji ya percuma pak,saya kerja di sini bukan satu dua hari pak,saya kerja di sini sudah bertahun-tahun,jadi kapan Bapak CEO bisa di temui itu saya tau,itu tadi saya bilang,bapak harus bikin janji dulu dengan beliau,"Satpam menjelaskan nya dengan gamblang.Tanpa bicara apa-apa lagi,Aji berjalan meninggalkan pos satpam dan menghampiri Roni dengan wajah masam."Gimana bang?"tanya Roni yang berdiri dan duduk lagi karena Aji pun duduk."Satpam sialan itu tidak mengijinkan abang untuk masuk!"jawab Aji yang mulai menyalakan sebatang rokok yang sudah menempel di bibir coklat nya."Lho kenapa bang?"tanya Roni bingung."Kata nya kalau mau ketemu sama CEO nya,kita harus buat janji dulu Ron!"jawab Aji yang mulai bingung harus kemana lagi."Wah,sombong amat itu orang,mau ketemu aja harus bikin janji,"sahut Roni yang sok tau itu."Kita tunggu Saja dulu di sini,siapa tau orang nya lewat!"sahut Aji dengan bodoh nya.Karena hari sudah siang,mereka pun pergi untuk mencari makan siang di sekitaran PT,Aji yang dasar nya pelit dan perhitungan dia mengajak Roni makan,tapi dengan uang masing-masing,karena Roni lapar dia pun makan walau hanya makan semangkum Mie instan yang dia beli di warung kopi,sedangkan Aji dengan lahap nya makan di warung nasi.("Dasar pelit,tau gini aku gak ikut,") gumam Roni dalam hati yang kesal dengan kelakuan mandor nya itu.Selesai makan siang,Aji dan Roni kembali ke pos satpam PT untuk menanyakan soal kedatangan CEO nya."Apa lagi pak?"tanya Satpam yang mendahului."Kapan CEO kalian datang?"jawab Aji dan bertanya balik."Pulang saja pak,percuma nungguin juga,udah sana pulang!"satpam itu mengusir Aji dan Roni."Awas kamu ya,baru jadi satpam aja sudah belagu lo,"Aji meradang dan marah-marah sambil meninggalkan pos satpam.Tapi ketika dia masih menunjuk-nunjuk si satpam sambil berjalan mundur,Aji hampir saja tertabrak mobil mewah di belakang nya.Ckikikikit...sett...Dengan cepat sang pengemudi mengunjak rem mobil nya,teriakan dari dalam mobil pun terdengar,Aji gelagapan kaget dan langsung mengeluarkan kata-kata kasar."A*ji*ng kau da...Aji tidak melanjutkan kata-kata nya karena mobil itu masih diam di tempat dan orang di dalam nya justru membuka kaca Mobil."Maaf bang,saya tidak sengaja!"ucap pria itu dengan sopan nya,tapi ketika Aji menoleh dia pun kaget dengan apa yang di lihat nya,hal yang sama di lak
****Hari ini Parto meminta ijin pada Aji,dia ijin pada Aji untuk menemui istri nya yang datang ke Ibu kota,padahal dia pergi untuk menemui Bowo,dia pun harus berkorban uang 200 ribu untuk menutup mulut adek ipar nya itu agar tidak bilang pada Aji bahwa dia ijin untuk bertemu dengan Bowo.Parto pergi sendiri,karena sebelum nya Roni sudah di ajak tapi tidak mau,dan akhirnya Parto pergi sendiri dengan meminjam ponsel milik Roni agar bisa berkomunikasi dengan Bowo ketika di jalan.Sedangkan di tempat lain,Bowo pun sudah siap dengan dandanan nya yang sederhana,kebetulan hari ini hari minggu,jadi Bowo tidak pergi ke Kampus,maka dia bisa dengan bebas pulang kapan saja."Sudah rapi mau pergi kemana kamu Bowo?"tanya Pak Kusuma yang melihat Bowo duduk di teras."Oh Bapak,saya mau bertemu dengan tetangga kampung saya pak,"jawab Bowo dengan sopan."Oh,kok belum jalan?"tanya Pak Kusuma lagi."Masih nunggu taksi online pak,"jawab Bowo yang di tanggapi dengan kekehan oleh pak Kusuma,kok Bapak keta
Parto kaget dengan mobil mewah yang Bowo kendarai, Parto berhambur menuju ke mobil Bowo yang sudah berhenti di pinggir taman, Bowo membukakan pintu untuk Parto dan Parto pun dengan senyum merekah naik keatas mobil yang Bowo bawa."Mas,edian tenan niki (gila bener ini) mobil nya bagus banget, adem, wangi, pasti Bos sampeyan orang kaya raya ya Mas?"Parto yang tadi naik angkot berpanas-panasan, bau keringat bercampur asap kenalpot membuat sesak dada, kini dia menaiki mobil yang sangat nyaman, wajah sumringah dan keheranan Parto semakin terlihat."Pripon Mas (gimana Mas) enak ya mobil nya, Bos saya orang nya kaya Mas, beliau seorang Kontraktor yang sangat sukses, Anak nya juga seorang Arsitek Mas," ucap Bowo yang sudah melajukan mobil nya dengan pelan-pelan."Arsitek itu apa Mas?"tanya Parto yang masih memutar kepala nya untuk mengarah kan pandangan mata nya ke seluruh isi dalam mobil itu."Arsitek itu adalah seorang profesional yang bertugas untuk merencanakan dan merancang desain bangun
Ternyata orang yang berada di belakang pak Kusuma adalah Bik Nah yang ingin menyampaikan kabar soal Bu Nala istri pak Kusuma,selama ini tidak ada yang tau bahwa Istru pak Kusuma mengalami gangguan jiwa dan di rawat di RSJ (Rumah Sakit Jiwa).Bahkan Mili pun tidak mengetahui bahwa Ibu kandung nya masih hidup,selama ini pak Kusuma dan semua pegawai di rumah pak Kusuma tidak ada yang boleh dan berani memberi tau Mili soal kondisi Ibu nya,yang Mili tau bahwa Ibu nya selama ini telah meninggal Dunia."Ada apa Bik?"tanya pak Kusuma Lirih dan mengajak Bik Nah untuk menjauh dari ruang keluarga."Saya mau menyampaikan kabar soal Nyonya pada Tuan!"jawab Bik Nah dengan hati-hati."Iya Bik,gimana kabar istri saya?"tanya pak Kusuma dengan hati-hati."Nyonya sedang sakit demam Tuan,dan tadi Dokter merawat nya!"jawab Bik Nah sedih."Sejak kapan Nyonya sakit?"tanya pak Kusuma lagi dengan wajah kawatir."Sejak kemarin Tuan,"jawab Bik Nah lagi."Ya sudah besok saya ke Rumah Sakit Bik,sekarang Bibik ke
Pagi itu pak Kusuma sudah berangkat ke Rumah Sakit Jiwa untuk menjenguk Bu Nala istri nya, dengan di antar pak To, mereka pergi dengan diam-diam agar Mili tidak melihat nya dan akan banyak pertanyaan nanti nya.Pak Kusuma memilih tempat yang agak jauh dari kota untuk merawat Bu Nala, tujuan nya agar lebih aman saja, kurang lebih satu jam perjalanan untuk menuju Rumah Sakit dan kini mereka sudah sampai di parkiran Rumah Sakit Jiwa.Pak Kusuma menghubungi Bik Nah melalui sambungan telfon, dengan cepat nya Bik Nah menjemput pak Kusuma ke area parkir."Silahkan Tuan!" Bik Nah mempersilahkan pak Kusuma berjalan terlebih dulu."Di mana istri saya di rawat Bik?"tanya pak Kusuma serius."Di ruang Anggrek Tuan," jawab Bik Nah serius pula.Mereka pun berjalan dengan cepat menuju Ruang Anggrek, sesampai nya di tempat itu Pak Kusuma masuk ke dalam ruang rawat setelah mendapat ijin dari Dokter jaga.Setelah di dalam ruangan, pak Kusuma mendekati seorang wanita setengah baya dengan infus di tangan
"Bowo, kamu...?" Aji benar-benar terkejut dan tidak percaya dengan apa yang di lihat nya."Bang Aji, apa kabar bang?" tanya Bowo yang berusaha menguasai keadaan."Kalian saling kenal?" tanya pak Danu agak bingung."Bowo di sini jadi apa pak,wah dia bakal mengacaukan Proyek ini pasti?" belum apa-apa Aji sudah menuduh Bowo macam-macam."Apa maksud bang Aji?" tanya Bowo datar."Kamu cuman kuli mana bisa merancang bangunan seperti ini, paling juga ini gambar hasil nyolong punya orang!" tuduhan Aji makin menyakit kan."Bapak datang kesini untuk apa ya, Mas Bowo ini Arsitek kami lho, bapak jangan macam-macam di sini!" sahut pak Danu yang tidak suka dengan sikap Aji."Saya ini Mandor pak, dia kan cuma kuli, dia pernah kerja ikut saya dulu, jadi kuli saya!" ucap Aji yang pamer kemandoran nya."Iya bang Aji, saya memang pernah jadi kuli bang Aji, tapi itu dulu, dan saya sangat berterima kasih sama bang Aji, karena bang Aji mengusir saya, Alhamdulillah saya bisa seperti ini, kalau bang Aji mau
"terima kasih ya Mbak," ucap Bowo yang lalu memesan secangkir kopi dan sebungkus rokok untuk diri nya itu."sama-sama Mas Bowo," sahut Mbak Murni ramah.Kedatangan Bowo yang tiba-tiba itu memang membuat Mbak Murni kaget dan salah tingkah, pasal nya selama ini dia memendam perasaan kepada Bowo,namun Mbak Murni berusaha untuk menyembunyikan perasaan nya itu, karena dia sebagai seorang perempuan tidak mungkin jika mengungkap kan perasaan nya terlebih dulu."Mas Bowo maaf, tapi sekarang Mas Bowo kelihatan lebih bersih dan rapi, jauh berbeda dengan dulu waktu Mas pertama datang kesini, kayak nya Mas kerjaan nya lebih bagus deh, iya kan Mas?" ucap Mbak Murni yang lalu bertanya pada Bowo soal pekerjaan Bowo lagi."masa sih Mbak, tapi menurut saya semua nya sama saja kok Mbak, mungkin karena lama tidak ketemu Mbak, jadi rasa nya beda, Mbak Murni juga terlihat beda kok, lebih kurus, diet ya Mbak?" Bowo pun menanggapi dan mengomentari perubahan Mbak Murni yang memang terlihat sedikit agak kurus
Sementara Aji sepanjang jalan dia kembali ke Proyek nya, wajah Aji sudah tidak menunjukkan keramahan sama sekali, wajah masam nya terlihat sangat jelas, ketika sudah sampai di Proyek, tiba-tiba dia menendang ember seperti biasa nya, hingga ember yang berisi adonan pasir itu pecah, hal itu membuat para pekerja nya kaget dan perhatian mereka tertuju ke arah Aji semua."Apa yang kalian lihat, kembali kerja!" Aji marah-marah tidak jelas.Dan Roni si penjilat itu mendekati Aji dengan sangat hati-hati dan sangat ketakutan."Bang Aji kenapa?" tanya Roni dengan ketakutan nya."Bowo sialan," jawab Aji singkat dengan tatapan penuh kebencian."Kenapa dengan Mas Bowo bang?" tanya Roni lagi."Dia ternyata sekarang jadi Arsitek, pembangunan Masjid yang berada di Blok sebelah, itu dia yang merancang," jawab Aji dengan tatapan yang penuh kebencian pada Bowo."Apa,jadi Mas Bowo bukan supir?" tanya Roni lagi."Bukan,jabatan dia lebih tinggi dari pada aku, sialan dia itu," Aji seakan tidak terima dengan