Share

Bab - 82. Kesehatan Abah Jaya

Penulis: Irfan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-01 10:02:03

"Mili juga ikut dalam proyek itu,apa aku gak salah dengar?"tanya Seto kepada kedua teman nya itu.

"iya bro,mereka satu tim,"jawab Nero yang tau banyak tentang proyek itu.

"lalu apa peran cowok kampung itu di proyek pembangunan jembatan itu,apa elu tau Nero?"tanya Seto serius.

"dia punya peran penting di sana bro,"jawab Boy menimpali nya.

"ya apa peran dia di sana to*ol,"sahut Seto sambil menoel kepala Boy,hingga Boy nyengir kesakitan,karena dia menoel nya dengan kasar.

"yang gue tau,Bowo itu punya keahlian dalam bidang desain patung dan bangunan yang berskala besar,jadi dia bisa di bilang punya peran utama di proyek itu,"sahut Nero serius.

"oh,jadi dia punya keahlian,ok lah kalau begitu,kita lihat saja nanti,apa dia akan bertahan sebagai Mahasiswa teladan di kampus ini,"ucap Seto dengan tatapan bengis nya.

Entah dendam apa yang Seto pendam kepada Bowo sehingga dia sebenci itu kepada Bowo,setelah itu mereka bertiga pun kembali ke kelas mereka untuk mengikuti mata kuliah.

Sementara itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 83. Siapa mereka

    "bagaimana Dok, Abah sakit apa?" tanya Bowo serius."Beliau kurang tidur Mas, dan banyak fikiran,"jawab Dokter Bram serius, mendengar Jawaban Dokter Bram seketika Bowo pun menarik nafas berat."Lalu bagaimana Dok?" tanya Bowo yang meminta solusi pada Dokter Bram."Saya akan berikan obat nya nanti, karena kondisi beliau sangat lemah, maka saya infus gak apa-apa ya Mas?" tanya Dokter Bram yang meminta persetujuan dari Bowo."Ok Dok,lakukan yang terbaik agar Abah sehat kembali Dok!" jawab Bowo tegas."Ok," dan dengan cekatan Dokter Bram pun memasang selang infus di tangan Abah Jaya karena Dokter Bram sudah mempersiapkan semua nya sebelum nya.Terlihat Abah Jaya yang sudah pasrah dengan apa yang Dokter itu lakukan karena beliau sudah merasa tubuh nya sangat lemah, Abah Jaya memang tidak pernah tidur sepanjang malam sejak Bulan sang putri kesayangan nya itu meninggal, beliau tidak henti-henti nya berdo'a dan berzikir setiap hari,beliau meratapi nasib nya yang kini hanya tinggal seorang dir

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 84. Ada apa demgan pak de Jono

    Keesokan harinya setelah solat subuh Bowo pun mengecek kembali pintu gerbang rumah nya yang penyok itu,dia pun berfikir untuk memperbaiki nya dan memasang dengan bahan yang lebih tebal lagi,lalu datanglah pakde Jono yang menghampiri Bowo."Orang-orang itu kurang ajar sekali ya Le,"ucap pakde Jono yang berdiri di samping Bowo sambil menatap pintu gerbang yang penyok itu."Iya pakde,tapi yang buat saya bingung untuk apa mereka melakukan ini semua kepada saya?"sahut Bowo yang bingung dan bertanya-tanya sendiri."coba kamu ingat-ingat lagi,apa ada orang yang pernah kamu sakiti Le?"tanya pakde Jono serius,Bowo pun terdiam sejenak dan dia mengingat-ingat nya,tapi karena tidak pernah ada orang yang dia sakiti,maka dia pun bingung lagi."saya tidak pernah menyakiti siapa pun pakde,"jawab Bowo penuh keyakinan."kamu yakin Le?"pakde Jono pun meyakinkan sekali lagi."iya pakde saya yakin,"sahut Bowo dengan jelas.Dan mereka pun terdiam masih memandangi pintu gerbang itu,terlihat pakde Jono yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 85. Kejahatan pak de jono dan seto

    Tapi Mak Ijah curiga dengan pakde Jono,karena untuk apa pakde Jono mengambil foto guci-guci di ruang tamu rumah majikan nya itu,Mak Ijah terus melanjutkan pekerjaan nya,seperti biasa Mak Ijah mengelap semua perabot yang berada di ruang tamu itu,lalu menyapu dan mengepel lantai nya hingga bersih,lalu Mak Ijah menyalakan wewangian elektrik yang di pasang di ruang tamu itu,agar ruang tamu selalu harum dan segar.Setelah Mak Ijah selesai membersihkan ruang tamu,dia pun menemui suami nya yaitu pak Tono yang sedang bersih-bersih rumput di halaman belakang."Pak,tau gak tadi Ibu lihat apa?"tanya Mak Ijah serius."Ya mana saya tau Bu,kan dari tadi bapak di sini,"jawab pak Tono yang masih sibuk dengan pekerjaan nya."Ibu tadi mergokin pakde satpam di ruang tamu pak,"sahut Mak Ijah serius."Terus kalau pakde satpam di ruang tamu kenapa Bu?"tanya pak Tono datar."Ya gak apa-apa sih pak,tapi yang aneh nya Ibu lihat,pakde satpam itu mengambil foto guci-guci mahal milik Den Bowo pak,"jawab Mak Ijah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 01. pedas nya omongan tetangga

    Terdengar jelas di telinga Bowo, saat ia tidak sengaja menguping pembicaraan tetangganya yang sedang membicarakan dirinya dan keluarganya tersebut."Itu loh Bu, keluarganya Bu Mini, hari gini masih aja ngutang di warung, apa gak malu ya ngutang belanjaan Mulu" ucap salah satu dari segerombolan ibu-ibu itu."Iya bener Bu, tadi pagi aja saya dengar cerita dari ibu warung, katanya Bu Mini itu udah sering banget ngutang, dan hutang nya pun sudah numpuk di warung katanya" Sahut salah satu ibu-ibu yang lainnya."Ya maklum lah, namanya juga orang miskin Bu Bu, sudah pasti hutangnya banyak, kalau tidak berhutang belanjaan, mana mungkin bisa makan mereka, apa lagi anaknya Bu mini itu, kerjaannya gitu-gitu aja, udah gitu jarang kerja pula, gimana mau ada uang coba, ya kan!"Mendengar akan obrolan tersebut, Bowo pun menghela nafas panjang."Ya Allah, berikanlah kesabaran kepada hamba mu ini, astagfirulahal adzim" gumam Bowo dalam hati, yang lalu ia melanjutkan perjalanan untuk menuju pulang ke ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 02. Tiba di kota

    Kereta yang mereka tumpangi mulai memasuki Ibu Kota Jakarta, mereka bertiga mulai membuka mata nya, setelah semalaman terlelap."Mas Bowo sebentar lagi kita turun!" ucap Parto yang mulai menyiapkan tas ransel yang dia bawa, begitu juga dengan Roni yang sudah menyiapkan tas ransel nya juga."Oh nggeh (iya) mas," jawab Bowo dan mulai sibuk juga menyiapkan tas bawaan nya.Mereka ber tiga masing-masing hanya membawa satu tas ransel besar untuk tempat pakaian, karena rata-rata kalau laki-laki itu kemana-mana bawaan nya lebih simpel di banding perempuan.Setelah tiba di Stasiun mereka beristirahat sebentar untuk mencari sarapan, dan mereka menuju ke warung nasi yang berada di depan Stasiun.Mereka makan dengan lahap nya, karena perut mereka juga sudah merasa lapar, Parto sambil mengeluarkan secarik kertas alamat yang dia dapat dari teman nya yang sudah di Kota lebih dulu, Makan pun sudah selesai, mereka melanjutkan menghisap rokok setelah nya."Mas tau alamat ini gak?" tanya Parto pada peda

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 03. sang mandor marah dengan kecurangannya.

    Mereka sudah berkumpul di depan rumah yang masih setengah jadi, Mandor bangunan yang biasa di panggil bang Aji itu menjelaskan tugas mereka ber tiga."Buat kalian bertiga yang biasa kerja bangunan seperti ini siapa?" Mandor itu berdiri dengan tegap seraya dia silangkan kedua tangan nya dada."Saya bang," Parto tunjuk tangan."Kamu nama nya siapa?" tanya Mandor itu."Saya Parto boss," jawab Parto cepat."Kamu ikut pasang keramik ya, dan yang lain bantu-bantu serabutan dulu, mana yang repot ya itu yang di bantu!" Mandor itu menjelaskan tugas mereka bertiga.Parto, Bowo dan Roni pun mengangguk paham, dan setelah Mandor pergi mereka pun mulai bekerja.Parto mulai membantu para senior nya memasang keramik, Roni dan Bowo membantu mengangkat pasir dan batu bata, Bowo sangat bersemangat hingga panas nya terik matahari tidak dia rasakan.Jam sudah menunjukkan pukul 3 siang menjelang sore, di jam segitu biasanya pekerja di beri waktu untuk istirahat sejenak, mereka menyeduh kopi panas untuk tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 04. Di pecatnya Bowo

    Aji mulai kebingungan untuk mencari cara agar pembangunan cepat selesai, tapi dana yang pemilik rumah berikan sudah habis, tinggal sisa untuk para pekerja, mereka di bayar harian, akhirnya pun Aji memilih bahan bangunan dengan kualitas abal-abal, harga nya murah tapi bentuk sama,ide sudah Aji dapatkan,kini saat nya memerintah para pekerja nya untuk mempercepat pembangunan dan lembur."Mulai hari ini kalian harus lembur tiap hari,saya tidak mau tau!" perintah Aji dengan suara lantang dan berkacak pinggang."Tiap hari bang?" sahut salah seorang pekerja."Iya,tiap hari dan kalau belum saya perintahkan berhenti, jangan ada yang berhenti!" ucap nya lagi."Apa ini tidak kelewatan bang?"sahut Bowo dengan berani nya."Apa nya yang kelewatan? kalian tinggal kerjain aja apa yang saya perintahkan dan jangan ada yang membantah!" sahut Aji lagi."Bayaran mereka abang korupsi, tapi kerjaan mereka abang tambahi, apa itu nama nya tidak kelewatan,"sahut Bowo yang meletakkan cangkul nya di atas gunduka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 05. Bertemunya Mili dan Bowo.

    Jatuh tersungkur di hadapan Bowo yang tengah duduk di teras Masjid,dia berhambur mendekati nya tatkala melihat si Bapak,entah kenapa dengan si Bapak ini tiba-tiba jatuh pingsan."Pak,Bapak!"Bowo menepuk-nepuk pelan pipi si Bapak,tapi Bapak ini tidak bereaksi apa-apa,Bowo bingung dan meminta pertolongan orang yang melintas di area Masjid,dan tidak berapa lama kemudian ada beberapa orang yang sudah membantu,dengan segera mereka membawa si Bapak ke Rumah Sakit terdekat dengan Komplek Perumahan.Sesampai nya di Rumah sakit si Bapak sudah mendapat perawatan,sedangkan Bowo bingung,dia harus menunggu si Bapak di Rumah sakit sampai sadar kembali."Keluarga pasien!"panggil salah seorang perawat yang sudah berdiri di ambang pintu ruang pemeriksaan,dengan tergopoh Bowo mendekat."Saya bu,"jawab Bowo panik."Kami sudah memeriksa nya dan kondisi pasien baik-baik saja,untung bapak segera membawa nya ke Rumah sakit,dan tolong selesaikan administrasi nya segera,kami akan memindahkan pasien ke ruang r

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27

Bab terbaru

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 85. Kejahatan pak de jono dan seto

    Tapi Mak Ijah curiga dengan pakde Jono,karena untuk apa pakde Jono mengambil foto guci-guci di ruang tamu rumah majikan nya itu,Mak Ijah terus melanjutkan pekerjaan nya,seperti biasa Mak Ijah mengelap semua perabot yang berada di ruang tamu itu,lalu menyapu dan mengepel lantai nya hingga bersih,lalu Mak Ijah menyalakan wewangian elektrik yang di pasang di ruang tamu itu,agar ruang tamu selalu harum dan segar.Setelah Mak Ijah selesai membersihkan ruang tamu,dia pun menemui suami nya yaitu pak Tono yang sedang bersih-bersih rumput di halaman belakang."Pak,tau gak tadi Ibu lihat apa?"tanya Mak Ijah serius."Ya mana saya tau Bu,kan dari tadi bapak di sini,"jawab pak Tono yang masih sibuk dengan pekerjaan nya."Ibu tadi mergokin pakde satpam di ruang tamu pak,"sahut Mak Ijah serius."Terus kalau pakde satpam di ruang tamu kenapa Bu?"tanya pak Tono datar."Ya gak apa-apa sih pak,tapi yang aneh nya Ibu lihat,pakde satpam itu mengambil foto guci-guci mahal milik Den Bowo pak,"jawab Mak Ijah

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 84. Ada apa demgan pak de Jono

    Keesokan harinya setelah solat subuh Bowo pun mengecek kembali pintu gerbang rumah nya yang penyok itu,dia pun berfikir untuk memperbaiki nya dan memasang dengan bahan yang lebih tebal lagi,lalu datanglah pakde Jono yang menghampiri Bowo."Orang-orang itu kurang ajar sekali ya Le,"ucap pakde Jono yang berdiri di samping Bowo sambil menatap pintu gerbang yang penyok itu."Iya pakde,tapi yang buat saya bingung untuk apa mereka melakukan ini semua kepada saya?"sahut Bowo yang bingung dan bertanya-tanya sendiri."coba kamu ingat-ingat lagi,apa ada orang yang pernah kamu sakiti Le?"tanya pakde Jono serius,Bowo pun terdiam sejenak dan dia mengingat-ingat nya,tapi karena tidak pernah ada orang yang dia sakiti,maka dia pun bingung lagi."saya tidak pernah menyakiti siapa pun pakde,"jawab Bowo penuh keyakinan."kamu yakin Le?"pakde Jono pun meyakinkan sekali lagi."iya pakde saya yakin,"sahut Bowo dengan jelas.Dan mereka pun terdiam masih memandangi pintu gerbang itu,terlihat pakde Jono yang

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 83. Siapa mereka

    "bagaimana Dok, Abah sakit apa?" tanya Bowo serius."Beliau kurang tidur Mas, dan banyak fikiran,"jawab Dokter Bram serius, mendengar Jawaban Dokter Bram seketika Bowo pun menarik nafas berat."Lalu bagaimana Dok?" tanya Bowo yang meminta solusi pada Dokter Bram."Saya akan berikan obat nya nanti, karena kondisi beliau sangat lemah, maka saya infus gak apa-apa ya Mas?" tanya Dokter Bram yang meminta persetujuan dari Bowo."Ok Dok,lakukan yang terbaik agar Abah sehat kembali Dok!" jawab Bowo tegas."Ok," dan dengan cekatan Dokter Bram pun memasang selang infus di tangan Abah Jaya karena Dokter Bram sudah mempersiapkan semua nya sebelum nya.Terlihat Abah Jaya yang sudah pasrah dengan apa yang Dokter itu lakukan karena beliau sudah merasa tubuh nya sangat lemah, Abah Jaya memang tidak pernah tidur sepanjang malam sejak Bulan sang putri kesayangan nya itu meninggal, beliau tidak henti-henti nya berdo'a dan berzikir setiap hari,beliau meratapi nasib nya yang kini hanya tinggal seorang dir

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 82. Kesehatan Abah Jaya

    "Mili juga ikut dalam proyek itu,apa aku gak salah dengar?"tanya Seto kepada kedua teman nya itu."iya bro,mereka satu tim,"jawab Nero yang tau banyak tentang proyek itu."lalu apa peran cowok kampung itu di proyek pembangunan jembatan itu,apa elu tau Nero?"tanya Seto serius."dia punya peran penting di sana bro,"jawab Boy menimpali nya."ya apa peran dia di sana to*ol,"sahut Seto sambil menoel kepala Boy,hingga Boy nyengir kesakitan,karena dia menoel nya dengan kasar."yang gue tau,Bowo itu punya keahlian dalam bidang desain patung dan bangunan yang berskala besar,jadi dia bisa di bilang punya peran utama di proyek itu,"sahut Nero serius."oh,jadi dia punya keahlian,ok lah kalau begitu,kita lihat saja nanti,apa dia akan bertahan sebagai Mahasiswa teladan di kampus ini,"ucap Seto dengan tatapan bengis nya.Entah dendam apa yang Seto pendam kepada Bowo sehingga dia sebenci itu kepada Bowo,setelah itu mereka bertiga pun kembali ke kelas mereka untuk mengikuti mata kuliah.Sementara itu

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 81. Bowo kembali ke kampus

    Keesokan hari nya Bowo bangun seperti biasa nya,dia mulai menjalani aktifitas pagi nya seperti biasa,walau tetap saja bayang-bayang sang istri tercinta masih terus teringat namun dia berfikir untuk tidak terus-terusan larut dalam duka,pakaian rapi dan juga wangi sudah Bowo kenakan pagi itu,karena dia akan menjalani aktifitas nya di kampus lagi."selamat pagi Den Bowo!"sapa Mak Ijah dengan ramah."pagi Mak,"balas Bowo sama ramah nya."pagi ini mau sarapan apa Den?"tanya Mak Ijah yang berdiri di samping Bowo dengan sapu dan lap di tangan nya."saya sarapan di kampus saja Mak,soal nya saya buru-buru,"sahut Bowo sambil merapikan lagi pakaian nya."oh ya sudah kalau begitu Den,hati-hati di jalan ya Den,semangat!"ucap Mak Ijah yang memberikan semangat pada Bowo sang majikan."terima kasih Mak,"sahut Bowo yang tersenyum kepada Mak Ijah.Setelah itu Bowo berpamitan kepada Mak Ijah dan lalu dia melangkah keluar menuju ke garasi Mobil nya,tapi saat sampai di garasi ternyata pakde Jono sudah men

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 80. Hari sepi yang Bowo lalui

    Hari-hari telah Bowo lewati dan minggu pun telah berlalu begitu cepat,tidak mudah bagi Bowo untuk melupakan semua kenangan indah nya bersama Bulan,setiap hari Bowo selalu mendatangi makam istri tercinta nya,sehingga makam Bulan selalu terlihat segar dan wangi karena di taburi bunga-bunga yang harum di setiap hari nya oleh Bowo.[["sayang,Mas yakin kamu sudah bahagia di sana,beristirahat lah dengan tenang sayang,tunggu Mas di surga ya sayang,"]] gumam Bowo dalam hati seraya menaburkan bunga mawar yang telah di beri wewangian.Tak lama kemudian datang juga Abah Jaya yang di temani oleh Bik Inah,dengan langkah yang sudah mulai lemah Abah Jaya di tuntun Bik Inah menuju ke makam."Nak Bowo ada di sini juga?"sapa Abah Jaya yang bertanya dengan lirih dan lalu Bowo pun menoleh kan pandangan nya menuju sumber suara."Abah!"sapa Bowo kembali yang lalu mencium punggung tangan Abah mertua nya itu."sudah lama kamu di sini Nak Bowo?"tanya Abah Jaya."lumayan lama Bah,karena di rumah sedang tidak a

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 79. pemakaman Bulan.

    Setelah beberapa menit berlalu,akhir nya Mobil jenazah pun sampai di rumah duka,suasana haru sudah menyelimuti kedatangan jenazah Bulan,begitu juga dengan Abah Jaya yang sudah tidak bisa berkata apa-apa,di temani saudara dan juga sahabat nya pak Kusuma,beliau hanya terdiam dan terus-terusan berzikir agar diri nya kuat.Suara sirine Ambulance yang sebelum nya terdengar sangat lantang,kini suara itu telah terhenti,Abah Jaya mulai keluar dari dalam rumah nya,beliau menghampiri peti jenazah sang putri tercinta nya itu."Anak Abah,Neng cantik!"ucap Abah Jaya yang sudah bercucuran air mata.Setelah itu peti jenazah pun mulai di masuk kan kedalam rumah duka,susana haru sudah mulai terlihat,sahabat dan semua pekerja Bulan sudah menangis sedih,mereka semua meratapi kepergian sang majikan muda nya itu,sungguh hal yang tidak mereka sangka,hari bahagia Bulan berubah menjadi duka cita.makin "Nak Bowo,iklas kan Nak Bulan,agar kepergian nya tidak terbebani,Abah sudah pasrah dengan ini semua,"ucap A

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 78. Kepergian bulan selamanya

    Hari telah berganti,sepekan sudah Bulan terbujur koma di rumah sakit,sejak hari itu juga Bowo belum sehari pun pulang ke rumah nya,banyak dari para sahabat termasuk Bu Salsa dan juga kedua rekan Arsitek nya itu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Bulan,para Asisten rumah tangga mereka pun juga bergantian menjenguk ke rumah sakit."Bowo,kamu harus sabar,kami do'a kan semoga Bulan cepat sadar dari koma nya dan cepat sembuh kembali!"ucap Bu Salsa yang saat itu berada di rumah sakit."Aamiin Bu,terima kasih Ibu dan bapak semua sudah berkenan hadir untuk menjenguk istri saya!"sahut Bowo yang saat itu masih sedih,namun tidak selesu sebelum nya."sama-sama Bowo,kami ini kan rekan kerja Bulan,kami juga sudah sangat rindu dengan kebersamaan kita di proyek,"Tama menimpali nya."betul sekali Bowo,"sahut Boby yang juga membenarkan kata-kata Tama.Suport dan dukungan untuk Bowo telah rekan-rekan nya berikan,begitu juga do'a-do'a yang tiada henti dari para penjenguk,tidak hanya sahabat dan rekan

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 77. Bulan masih kritis

    Sambil menangis dan memukul-mukul kan kepalan tangan nya dengan pelan ke dinding,Bowo pun meratapi nasib pernikahan nya,dia tidak ingin kehilangan orang yang di sayangi untuk kedua kali nya."Nak Bowo sabar ya,semua ini sudah takdir Tuhan Nak!"ucap pak Kusuma seraya mengusap punggung Bowo dengan lembut."Mas harus sabar,Mas tidak boleh seperti ini,lebih baik Mas ambil air wudu dan berdo'a kepada Allah minta kelancaran operasi nya Bulan!"sahut Mili yang ikut memberi kan nasehat kepada Bowo.Mendengar nasehat-nasehat dari orang terdekat nya,lantas Bowo pun mulai menarik nafas panjang dan lalu mengusap air mata nya."Mbak Mili benar,sebaik nya saya ambil air wudu dan berdo'a untuk istriku,saya permisi!"dan Bowo pun melangkah dengan cepat menuju ke Musola yang ada di rumah sakit itu,niat Mili ingin mengikuti Bowo,namun pak Kusuma mencegah nya."jangan Nak,biyar kan Bowo sendiri!"ucap pak Kusuma yang lalu menghentikan langkah Mili."iya Nak,mungkin Bowo butuh sendiri,saya bingung jika suda

DMCA.com Protection Status