Share

Bab 271. Welcome Milan

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 14:24:54

Milan – Italia.

“Ah, welcome Milan. Aku sudah lama sekali tidak ke Milan, Sayang.” Alika berujar seraya memeluk lengan Kelvin. Tampak wajah Alika begitu bahagia. Pun Kelvin mengecup kening Alika dengan lembut.

Ya, kini Sean, Stella, Ken, Chery, Kelvin, dan Alika telah tiba di Milan. Jika Alika dan Chery memeluk pasangan mereka masing-masing, lain halnya dengan Stella yang duduk di kursi roda. Well… Tentu saja Sean begitu overprotective. Perjalanan Jakarta ke Milan sangat jauh membuat Sean meminta dokter memberikan kursi roda. Sebelumnya, Sean memang meminta petugas medis menyiapkan segalanya yang dibutuhkan sang istri untuk pertolongan pertama jika terjadi sesuatu pada istrinya itu. Termasuk menyiapkan kursi roda.

“Sean, apa kita akan langsung ke rumah sakit?” tanya Stella seraya melihat sang suami.

“Ya, kita akan langsung ke rumah sakit. Tadi aku sudah mendapatkan pesan dari ibuku Miracle sudah melahirkan. Bayinya perempuan,” jawab Sean sambil terus mendorong kursi roda sang istri.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 272. Pada Akhirnya Kau akan Menjadi Milikku

    Sepulang dari rumah sakit, Sean langsung mengajak Stella pulang ke mansion-nya. Sama halnya dengan Ken dan Kelvin yang juga memiliki mansion pribadi mereka di Milan. Hanya saja jarak mansion milik Sean, Ken, dan Kelvin tidaklah berdekatan. Dan tidak bisa juga dibilang terlalu jauh. Chery dan Alika tentu ikut dengan Ken dan Kelvin. Ya, hari sudah gelap tentu Sean tidak mungkin membiarkan Stella berlama-lama di luar. Mengingat kondisi Stella saat ini sedang mengandung.Kini Stella baru saja membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan dress berbahan kaus nyaman khusus ibu hamil. Semakin hari kandungan Stella semakin bertumbuh besar. Tentu saja, perut Stella mudah membuncit. Usia kandungan masih memasuki bulan ketiga tapi perut sudah membuncit layaknya hamil lima bulan.“Nyonya Stella.” Seorang pelayan melangkah mendekat pada Stella seraya membawakan nampan yang berisikan jus apel.“Ya?” Stella mengalihkan pandangannya pada pelayan yang berdiri di hadapannya. Dia pun memberikan seny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 273. Sambutan Hangat

    Chery menatap cermin dengan raut wajah yang gugup dan cemas. Ya, hari ini Ken akan membawanya pada kedua orang tua kekasihnya itu. Meski bukan pertama kali bertemu dengan orang tua Ken, tapi ini pertama kali bagi Chery untuk berbicara dengan kedua orang tua Ken sebagai kekasih Ken. Jujur saja, banyak ketakutan dalam diri Chery. Selama ini Chery tahu keluarga Ken sangat baik. Bahkan beberapa kali bertegur sapa dengan kedua orang tua Ken—mereka terlihat begitu ramah dan sangat hangat. Namun, tak dipungkiri kalau ketakutan itu akan tetap ada. Mengingat status keluarga Ken yang tinggi. Sedangkan dirinya tetap jauh di bawah keluarga Ken.“Sayang? Apa kau sudah siap?” Ken melangkah mendekat pada Chery seraya memakai arloji di tangannya. Sesaat Ken melihat Chery yang tampak memikirkan sesuatu. Kini Ken langsung memeluk Chery dari belakang dan sontak membuat Chery terkejut.“Ken! Kenapa kau mengejutkanku seperti itu?” seru Chery sambil mendengkus sebal.Ken tersenyum. Kemudian membalikan tubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 274. Tawaran Stella

    Desahan merdu lolos di bibir ranun nan indah Stella kala sang suami menjelajahkan tangannya pada tubuhnya. Sean mengecupi setiap inchi tubuh polos Stella. Ya, kandungan Stella sudah tiga bulan. Memasuki tahap ‘Aman’ untuk Sean dan Stella melakukan pergulatan panas seperti biasa. Pagi ini kala Stella baru saja membuka mata dan sudah langsung mendapatkan serangan dari sang suami.“Sean…” Stella memejamkan matanya kala Sean memberikan hujaman dengan tempo yang keras. Dia memeluk erat sang suami. Menikmati setiap hujaman yang diberikan sang suaminya itu. Inti bagian tubuh bagian bawah Stella berkedut.“Katakan jika aku menyakitimu,” bisik Sean di telinga sang istri.Stella mengangguk pelan, tatapannya menatap sang suami dengan tatapan penuh hasrat dan mendamba. Stella terus mendesah. Sean bermain dengan luar biasa. Sang suami terus mengujamnya dengan liar. Namun Sean tetap berhati-hati tak ingin melukai kandungan istrinya itu.Hingga kemudian, keduanya mencapai puncaknya. Sean menyemburka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 275. Will You Marry Me?

    “Sayang, kau ingin membawaku ke mana? Tadi Chery mengajakku ke mansion Sean dan Stella, tapi kerena kau bilang ingin mengajakku ke suatu tempat jadi aku mengatakan pada Chery, tidak bisa ikut menemui Sean dan Stella.”Alika berujar seraya menatap sang tunangan yang tengah memakai arloji. Ya, sejak tadi Alika bingung ke mana Kelvin akan membawanya. Dia bertanya berkali-kali tetapi kekasihnya itu tidak juga menjawab. Hanya mengatakan ‘Nanti kau akan tahu’ Well… jawaban yang bosan sekali Alika dengar. Tentu saja nanti dia akan tahu. Tapi Alika menginginkan jawabannya sekarang.Kelvin melangkah mendekat pada Alika yang tengah menatap dirinya—dia membelai lembut pipi Alika sambil berkata, “Kalau aku memberitahumu sekarang, sama saja aku tidak memberikan kejutan untukmu.”Alika mendesah pelan. “Kau ini ingin memberi kejutan apa? Apa kau berniat memberikanku berita buruk? Atau jangan-jangan kau ingin meninggalkanku? Iya? Katakan, Kelvin!” cercanya dengan nada satu oktaf lebih tinggi. Bayanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 276. Perdebatan Ken dan Kelvin

    Stella duduk di sofa kamar seraya membalas email Dina—asistennya serta Ayu dan Suri yang telah dia percayakan mengurus konveksinya yang ada di Yogyakarta. Ya, sejak di mana Chery menyetujui dirinya yang merancang gaun pengantin, Stella segera mendesign gaun untuk Chery. Meski belum selesai, tapi Stella sudah meminta Dina membelikan bahan-bahan yang dibutuhkan. Karena paling lambat besok atau lusa, Stella sudah harus selesai merancang gaun pengantin untuk Chery dan juga tuxedo untuk Ken. Tak hanya itu, tapi Stella pun yang menyediakan seragam untuk keluarganya dan keluarga Chery.“Selesai,” ucap Stella dengan riang kala sudah membalas email. Kini Stella mengambil orange juice dan langsung menyesapnya perlahan. Didetik selanjutnya, Stella meletakan gelasnya ke atas meja—lalu mengalihkan pandangan ke jam dinding, waktu menunjukan pukul sepuluh pagi.“Sean ke mana, ya? Kenapa belum kembali?” gumam Stella seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari keberadaan sang suami. Sebelumn

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 277. Dua Insan yang Saling Mencintai

    Sebuah restoran mewah yang berada di Milan menjadi tempat makan malam Sean dan Stella. Setelah mengunjungi beberapa tempat indah di Milan, mulai dari Katedral hingga Galleria Vittorio Emanuele II—pusat perbelanjaan aktig dan tertua; kini Sean memutuskan mengajak Stella untuk makan di salah satu restoran terkenal di Milan. Well… Tentu Sean dan Stella tak sendirian. Mereka berdua ditemani oleh Ken, Chery, Kelvib, dan Alika.Ya, awalnya Sean hanya ingin mengajak Stella berkeliling di kota Milan. Menunjukan pada istrinya keindahan kota Milan. Namun, ternyata Ken dan Kelvin berserta Chery dan Alika ikut bersama Sean dan Stella. Sean tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan kedua sepupunya bersama dengan pasangan mereka ikut dengannya. Pasalnya, Stella tampak begitu bahagia ketika Chery dan Alika ikut.“Sean, sepertinya aku ingin lobster. Aku masih lapar, Sayang,” ucap Stella kala sudah selesai memakan udang dan juga steak bersamaan.Sean membelai lembut pipi Stella. “Tunggu sebentar,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 278. Tragedi di Bandara

    Sudah satu minggu Sean dan Stella berada di Milan. Selama satu minggu ini, tentu saja Sean banyak mengajak Stella ke tempat-tempat yang indah selama di Milan. Tak hanya itu, tapi Sean pun sering mengajak sang istri dipertemuan keluarga besarnya dan keluarga besar Mateo—suami dari Miracle. Ya, saat ini memang keluarga Sean hampir semua berada di Milan. Baik kedua orang tuanya, saudara-saudaranya, sepupu, paman dan bibi serta kakek dan neneknya berada di Milan. Tentu mereka berkumpul karena kelahiran putri pertama Miracle.Dan hari ini, sudah waktunya Sean dan Stella untuk kembali ke Jakarta. Kandungan Stella sudah semakin membesar. Sean tidak mau berlama-lama di Milan. Lepas dari itu, masih banyak yang harus Sean kerjakan di Jakarta. Sedangkan Ken, Chery, Kelvin, dan Alika sudah lebih dulu pulang ke Jakarta sejak dua hari lalu. Mereka harus lebih awal pulang karena mereka harus mengurus pernikaha mereka. Meski dibantu oleh asisten mereka tetap saja Chery dan Alika menyukai mengurus per

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 279. Korban Penculikan

    “Jangan dengarkan. Dia berbohong. Dia anakku.”Suara bariton terdengar begitu keras membuat Sean dan Stella segera mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Sesaat Sean menghunuskan tatapan dingin pada seorang pria berperawakan tinggi besar. Tinggi tubuh pria itu hampir menyentuh dua meter. Logat bicaranya adalah aksen orang Russia.“Bibi… Tolong aku…” Anak kecil itu berlindung di belakang tubuh Stella. Memeluk erat Stella dengan begitu ketakutan. “Dia Paman jahat, Bibi. Tolong aku Bibi.”“Jangan dengarkan dia! Dia berbohong!” Pria itu berucap tegas dan hendak mendekat ke arah Stella. Namun dengan cepat, Sean langsung menghadang pria yang mendekat ke arah istrinya itu.“Kalau anak itu benar anakmu, harusnya dia tidak takut denganmu,” ucap Sean dingin dengan tatapan tajam pada pria yang ada di hadapannya.“Dia anakku. Aku harap kau tidak ikut campur dengan urusanku,” tegas pria itu dengan tatapan penuh peringatan pada Sean.“Sean,” Stella sedikit takut melihat pria yang ada di ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 356. Ending Scene (Tamat)

    Beberapa bulan kemudian …Venice, Italia.Stella menatap hangat Shawn, Stanley, dan Steve yang tengah bermain saling mengejar sambil memakan ice cream di tangan mereka. Ya, tentu Stella tak perlu cemas karena Sean menyiapkan enam pengasuh khusus untuk ketiga anak kembar mereka dan sepuluh pengawal yang selalu berjaga-jaga mengawasi Shawn, Stanley, dan Steve. Terutama ketika mereka berlibur seperti ini maka penjagaan Sean sangat ketat.Kini tatapan Stella mulai teralih pada Savannah yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putri kecilnya itu sangat cantik dan menggemaskan. Tangan Savannah peris seperti gulungan roti gemuk. Pipi bulat seperti bakpau. Bayi perempuannya memang sangat cantik dan menggemaskan.“Stella, apa kau masih ingin tinggal di New York? Atau kau ingin kita segera kembali ke Jakarta?” tanya Sean sembari menatap sang istri.Stella tersenyum hangat. “Biarkan saja kita di sini dulu, Sean. Anak-anak kita memiliki banyak teman di sini. Aku tidak tega memisahkan mereka dengan t

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 355. Extra Part Sembilan

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyian ruang persalinan. Stella meneteskan air matanya kala mendengar suara tangis bayi itu. Tak hanya Stella yang menteskan air mata tapi Sean yang selalu ada di sisinya pun sampai menteskan air mata. Setelah sekian lama akhirnya mereka kembali memiliki seorang anak lagi. Berawal dari rasa putus asa Stella nyatanya memiliki akhir yang indah. Tentu semua karena Sean yang memberikan dukungan luar biasa untuk Stella.“Tuan Sean … Nyonya Stella … selamat bayi Anda perempuan.” Sang dokter berucap langsung membuat Sean dan Stella tak henti meneteskan air mata mereka. Ya, Tuhan begitu baik pada mereka. Harapan mereka memiliki anak perempuan terwujud.“Sean … anak kita perempuan,” isak Stella.“Iya … anak kita perempuan. Terima kasih, Sayang.” Sean memberikan kecupan di bibir istrinya. Derai air mata mereka tak henti berlinang.“Nyonya Stella, silahkan lakukan proses IMD.” Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Stella. Sesaat Sean menatap Stell

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 354. Extra Part Delapan

    “Nyonya, apa hari ini kita memasak menu Indonesian Food?”Suara pelayan bertanya pada Stella yang tengah sibuk di dapur. Ya, hari ini Stella akan kedatangan tamu special yaitu Jenniver—sepupunya. Jenniver tengah berlibur bersama Theo ke New York. Dan karena Jenniver akan datang, Stella mengundang Kelvin, Alika, Ken, dan Chery untuk datang. Hal itu yang membuat Stella sibuk di dapur. Stella memang memiliki chef khusus dan pelayan tetapi tetap saja dalam hal memasak, Stella tetap turun tangan sendiri. Namun kali ini porsinya berbeda. Stella tidak banyak melakukan apa pun. Dia hanya mengontrol saja. Mengingat kandungannya sudah membesar.“Masak saja, Mbak. Masak Indonesian Food juga. Jenniver dan Theo suka sekali dengan menu rawon dan ayam sayur. Tolong masak menu itu. Ah, satu lagi jangan lupa sambal goreng kentang.” Stela berujar memberi perintah pada sang pelayan dengan nada lembut.“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu kembali memulai memasak membantu pelayan lainn

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 353. Extra Part Tujuh

    Stella mengembuskan napas panjang kala mengingat laporan dari pengawal sang suami tentang kejadian di Central Park. Kejadian di mana Stanley membuat seorang gadis kecil menangis karena membuang permen pemberian gadis itu. Sungguh, Stella sangat sedih karena putranya bertindak demikian. Meski mertuanya sudah memberikan nasehat pada ketiga putranya tapi tetap saja Stella merasa gagal mendidik ketiga putranya.“Apa kalian hanya ingin diam saja? Tidak mau bilang apa-apa pada, Mommy?”Suara Stella menegur ketiga putranya yang tengah duduk di hadapannya itu. Ya, kini Stella berada di kamar Shawn. Kamar Shawn, Stanley, dan Steve memang terpisah. Tetapi karena Stella ingin berbicara dengan ketiga putranya maka tanley dan Steve mendatangi kamar Shawn. Tampak ketiga bocah laki-laki kembar itu menunduk. Tentu mereka tahu mereka akan mendapatkan teguran dari ibu mereka.“Mommy ini salahku. Maafkan aku, Mommy,” ucap Stanley dengan suara polosnya.Stella menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 352. Extra Part Enam

    Saat pagi menyapa Shawn, Stanley, dan Steve sudah begitu tampan dengan setelan celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo Gucci di tengah baju ketiga bocah itu. Ya, Shawn, Stanley, dan Steve tampak begitu bersemangat karena hari ini mereka akan pergi bersaam dengan kakek dan nenek mereka. Sejak tadi malam memang ketiga bocah itu sangat bersemangat.“Anak Mommy tampan sekali.” Suara Stella dengan lembut berucap sambil menatap ketiga putra kembarnya. Stella mendekat pada Shawn, Stanley, dan Steve bersama dengan Sean yang ada di sisinya.“Daddy … Mommy …” Shawn, Stanley, dan Steve menghamburkan tubuh mereka pada Sean dan Stella yang mengampiri mereka.“Kalian mirip sekali seperti Daddy,” ucap Stella sembari mengurai pelukan ketiga putranya itu. Sean yang ada di samping Stella sejak tadi melukiskan senyuman hangat pada Shawn, Stanley, dan Steve.“Tentu saja, Mommy. Nanti saat kami dewasa kami akan seperti Daddy. Kami akan hebat.” Shawn, Stanley, dan Steve berucap serempak dan penuh

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 351. Extra Part Lima

    “Mommy … akhirnya Mommy pulang. Kami merindukan, Mommy.”Stanley dan Steve menghamburkan tubuh mereka kala melihat Stella pulang bersama dengan Shawn. Sudah sejak tadi Stanley dan Steve menunggu ibu mereka pulang. Ya, Stella memang sengaja meminta Stanley dan Steve pulang lebih dulu bersama sopir kala tadi Stella harus menyelesaikan masalah Shawn yang memukul Felix. Tentu Stella tak membiarkan Stanley dan Steve menunggu di ruang guru. Pasalnya Stella tak ingin Stanley dan Steve membuat masalah. Sungguh, ketiga anak kembarnya itu sangatlah kompak. Sudah cukup masalah Shawn membuat Stella sakit kepala. Stella tidak ingin sampai Stanley dan Steve juga ikut membuat masalah.Stella membalas pelukan Stanley dan Steve sembari memberikan kecupan di puncak kepala kedua putranya itu. “Mommy juga merindukan kalian. Apa kalian sudah makan?”“Sudah, Mommy. Kami sudah makan.” Stanley dan Steve menjawab dengan kompak. Lalu mereka melihat ke atah Shawn yang sejak tadi hanya diam. “Kak, kami tadi mau

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 350. Extra Part Empat

    “Shawn, Mommy tidak mau kau menggunakan kekerasan lagi. Tidak bagus, Nak. Kalau pun temanmu salah, kau bisa menegurnya tanpa harus memukul. Kalau kau menggunakan kekerasan sama saja kau main hakim sendiri, Shawn. Mommy tidak pernah mengajarkanmu untuk seperti itu.”Suara Stella menegur putra pertamanya itu. Nada bicaranya tegas tapi tetap lembut. Ya, Stella dan Shawn baru saja keluar dari ruang guru. Jika Stanley, dan Steve sudah lebih dulu pulang lain halnya dengan Shawn yang tadi ditahan di ruang guru. Itu kenapa Stella datang ke sekolah karena ulah putra pertamanya yang memukul teman sekolahnya. Tentu saja Shawn memukul bukan tanpa alasan. Bocah laki-laki kecil itu memukul temannya karena teman sekolahnya itu berani mencium pipi Katharina—putri bungsu Ken dan Chery. Dan hari ini Stella ke sekolah mendatangi guru tidak bersama dengan Sean. Kesibukan Sean yang membuat suaminya itu tidak bisa hadir. Pun Stella tidak memaksa untuk Sean menemaninya. Mengingat belakangan ini Sean terlalu

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 349. Extra Part Tiga

    Suara tangis bocah kecil perempuan memasuki mansion, membuat Chery yang tengah membaca laporan perkembangan butik miliknya langsung terkejut. Tampak Chery segera meletakan laporan di tangannya ke atas meja. Wanita itu terburu-buru menghampiri suara tangis itu. Tentu Chery tahu itu adalah suara tangis putri kecilnya.“Katharina … kau kenapa, Nak? Kenapa menangis, Sayang?” Chery bersimpuh di depan Katharina—putri kecilnya yang tak kunjung berhenti menangis.“Nyonya, tadi di sekolah ada sedikit masalah.” Sang pengasuh menundukan kepalanya di depan Chery. “Masalah?” Chery bangkit berdiri. Lalu dia menatap Clovis—putra sulungnya yang sejak tadi hanya diam. “Clovis, ada apa, Nak? Kenapa adikmu menangis seperti ini? Apa kau tidak menjaga adikmu? Kan Mommy sudah bilang, kau harus menjaga adikmu dengan baik.” Chery menegur putranya dengan nada yang pelan, namun tersirat sedikit marah.Clovis Kendrick Jefferson adalah anak laki-laki pertama dari Ken dan Chery. Saat ini Clovis berusia empat tah

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 348. Extra Part Dua

    PranggggSebuah guci mahal pecah begitu saja akibat tendangan seorang bocah perempuan kecil. Pecahan beling itu memenuhi lantai. Beruntung pecahan beling tak mengenai bocah perempuan cantik itu. Tidak hanya sendirian tapi bocah laki-laki yang merupakan saudara kembarnya juga ada di hadapannya. Mereka terlalu asik bermain sampai-sampai memecahkan guci di ruang keluarga. Ya, kini kedua bocah laki-laki dan perempuan itu begitu panik kala melihat guci pecah. Wajah mereka tampak ketakutan. Baru saja mereka melarikan diri dari pengasuh yang menjaga mereka. Tapi malah mereka mendapatkan masalah.“Tuan Muda … Nona Muda …” Seorang pengasuh terlihat sangat panik melihat pecahan guci itu.“Kami tidak sengaja.” Luke dan Lydia memasang wajah merengut agar tak disalahkan.“Astaagaaa Luke … Lydia … ada apa ini?” Suara Alika berseru seraya melangkah memasuki ruang keluarga. Seketika raut wajah Alika berubah melihat guci kesayangannya dengan harga fantastis itu pecah. Kini sepasang iris mata hitam Al

DMCA.com Protection Status