Share

Bab 176 Sihir Cinta

Penulis: Sunny Zylven
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-18 11:42:50
Seorang pelayan terlonjak karena suara gebrakan meja di saat menyisir rambut hitam wanita di depan cermin. Tampak pantulan wajah cantik dengan kulit putih dan bibir semerah mawar. Mata wanita itu menatap geram pantulan wajahnya sendiri dengan mengepalkan tangan kuat-kuat.

"Apakah menurutmu aku buruk?" tanya wanita di depan cermin.

"Tentu saja tidak, Nona adalah wanita tercantik yang pernah hamba temui." Gadis pelayan tersenyum penuh kekaguman.

Wanita di depan cermin menghela napas panjang. "Kamu pasti memuji hanya untuk sekedar menghiburku."

"Tidak ... tidak .... Nona memang cantik. Siapa pun akan memandang Nona sebagai wanita yang luar biasa." Gadis pelayan memandang puas rambut hitam panjang yang baru saja dia sisir. Sangat indah dan berkilau, sangat aneh jika pemiliknya merasa rendah diri.

"Lihatlah, Nona cantik sekali!" Gadis pelayan menantap pantulan wajah wanita berambut hitam di cermin. Bibir merah wanita berambut hitam pun melengkung ke atas.

"Kamu boleh pergi!" Gadis pel
Sunny Zylven

Saya ucapkan 'terima kasih' sebesar-besarnya kepada para pembaca setia yang telah merelakan waktu untuk membaca buku ini. Juga, merelakan uangnya untuk beli koin buku ini, menulis komentar, review, memberikan gem/vote, mengajak orang-orang untuk membaca buku ini.šŸ˜šŸ˜šŸ˜ Thanks, I ā¤ļø U. Dukungan kalian sangat berarti buat author Sunny šŸ˜

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 177 Pertempuran hati

    "Aah ... indahnya!" gumam Alisya begitu kudanya berhenti di tepi sungai. Efim dengan sigap membantu Alisya untuk turun dari kuda. "Terima kasih." Alisya berucap tulus. "Yang Mulia tidak harus selalu berucap terima kasih kepadaku. Jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan, karena itu memang tugasku." Efim tersenyum simpul. "Aku mengerti. Meski begitu, aku bukan seorang putri yang tidak tahu terima kasih," jawab Alisya kemudian segera menuju ke bibir sungai. Gemercik air menandakan sungai tidak terlalu dalam. Bebatuan menjadikan sungai semakin indah dan nyaman untuk bersantai. Mata sang putri menatap sebuah batu besar. Langkah kakinya tidak sabar untuk menjelajah sekitar sungai. "Yang Mulia mau ke mana?" tanya Efim setengah teriak. "Aku mau mandi! Awas, kalau kamu mengintip!" jawab Alisya seraya menuju ke balik batu besar. Ucapan Alisya membuat pipi pucat Efim merona. "Mana berani hamba mengintip Yang Mulia mandi," gumam pria berkulit seputih salju. Tanpa diminta Efim mengumpu

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 178 Hilangnya Ingatan Efatta

    Wajah Alisya berseri-seri ketika menunggang kuda. Hari ini Efim berjanji akan mengajaknya berburu di hutan. Kegiatan berburu terakhir kali Alisya lakukan bersama kedua saudaranya di hutan kerajaan Crysozh. Akan tetapi, saat ini tidak mungkin terulang kembali. Jika mengingat bagaimana Myran mati dengan kepala terpisah suasana hati sang putri menjadi buruk seketika. "Yang Mulia, berhenti!" ujar Efim tiba-tiba. Alisya memandang pria penunggang kuda hitam di depannya. "Ada apa? Bukankah kita akan berburu?" tanya Alisya seraya mengerutkan alis. "Hamba rasa ... sebaiknya kita berburu di hari yang lain." Ekspresi wajah Efim terlihat buruk seketika. Sang putri merasa penasaran karena pria itu sebelumnya telah berjanji akan membawanya keluar benteng hari ini. "Kenapa begitu? Bukankah kamu telah berjanji kepadaku?" Alisya mengingatkan janji Efim. "Hamba memohon maaf. Sebaiknya kita pergi pada hari yang lain." Alisya hanya menyeringai. Tidak bisa dipungkiri, sang putri tengah curiga Efim

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 179 Cinta Palsu

    "Baiklah ..." kata Boyana pasrah. Boyana merupakan pelayan senior di kompleks benteng bawah tanah. Memejamkan mata cukupnlama, seakan Boyana mengingat kejadian yang sudah hampir terlupakan. Pelayan itu menceritakan peristiwa peperangan kerajaan dengan kelompok penyihir. Pada bagian ini Alisya sudah mengetahui dari koleksi buku di perpustakaan kastil Nikyzh. Barulah Alisya memperhatikan ucapan Boyana lebih intes saat menceritakan tentang kelompok penyihir Awan Putih. Saat itu juga Alisya teringat dengan liontin berbentuk awan milik Efim. Pembunuhan yang brutal membuat seluruh keluarga penyihir Awan Putih terbunuh kecuali Gianira dan pelayan keluarga yang bernama Efim. "Ayah ...." Gianira memeluk sang ayah yang terluka parah setelah sebelumnya bersembunyi di dalam ruang rahasia bersama Efim. Dengan bersandar pada tembok, tangan Galan yang berlumuran darah menggapai pipi putri semata wayang. Matanya yang berwarna merah seolah menyala memberikan harapan kepada Gianira kecil. "Putriku

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-19
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 180 Kilasan Memori

    Efatta menyandarkan kepala di batang pohon. Mata Efatta memandang wanita yang menyesap lembut pergelangan tangannya yang terluka karena gigitan ular. Efek gigitan ular sedikit banyak membuat kepala Efatta terasa berkunang-kunang hingga ingin terus memejamkan mata. Saat Efatta memejamkan mata, sekilas anganya menampilkan gambar wanita berambut merah tertidur di sampingnya. Seketika itu juga Efatta membuka mata. Dengan seksama Efatta memandang garis wajah Gianira. Sangat berbeda dengan wanita berambut merah yang baru saja dia lihat. Sekali lagi Efatta memandang Gianira. Wanita itu memang cantik, akan tetapi rasanya terlalu cepat bagi mereka berdua untuk memulai sebuah hubungan yang begitu intim. Kembali memejamkan mata, wajah wanita berambut merah kembali muncul dalam ingatan Efatta. Bahkan, kali ini lebih jelas! Wanita itu benar-benar tidur di kabin kapalnya yang telah terbakar. 'Kenapa rasanya tidak asing? Aku pernah melihat wanita itu baru-baru ini?' "Cukup, Gianira! Sepertinya r

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-19
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 181 Penyihir Sekte Mawar Hitam

    "Efim, apa kamu tidak apa-apa?" Alisya berjalan mendekati Efim yang menghapus darah di sudut bibir. Meski lukanya tidak serius, tetapi raut wajah kesal itu tidak dapat disembunyikan. "Hamba tidak apa-apa, Putri. Jangan khawatir!" ujar Efim datar sembari mengatur napas. "Syukurlah jika kamu tidak apa-apa." Alisya tersenyum simpul. "Putri, mohon maaf sebelumnya ..." Pria berambut putih itu menjeda kata-katanya. "Ada apa? Katakan saja!" "Bukannya hamba bermaksud ikut campur. Akan tetapi, hamba hanya ingin memperingatkan, hubungan Putri dengan Efatta tidak akan berhasil!" Raut wajah Efim berubah serius seketika. "Apa maksudmu?" Dengan menyipitka mata, Alisya menatap Efim keheranan. "Apa Putri sudah lupa dengan kemarahan Pangeran Dafandra diawal pengangkatannya menjadi raja? Hamba rasa tangisan keluarga korban perang dan pekerja tambang yang dibantai habis oleh raja belum mengering." Sekilas Efim menatap raut wajah gusar sang putri. "Sekarang Putri telah kembali berada di tangan raj

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 182 Melawan Sihir Cinta Gianira

    Berjalan seorang diri menyusuri taman yang bermandikan caha bulan, hati Efim menjadi semakin tidak tenang. Setelah berhari-hari dalam kegelisahan, dengan mata kepalanya sendiri, Efim menyaksikan Efatta mulai mencari kebenaran tentang hubungannya dengan Putri dari kerajaan Crysozh. Kekhawatiran Efim bukan tanpa alasan. Kalaupun Alisya diam, pria liar itu pasti tidak akan menyerah begitu saja. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin Efatta akan menyusun rencana untuk membawa Putri Alisya lari dari benteng bawah tanah. Memandang pilar-pilar kokoh penyangga kastil, Efim terus berjalan memasuki kastil yang selalu sunyi sejak bertahun-tahun lamanya. Suara langkah menggema mengiringi pria berbaju serba hitam di antara dinding berhiaskan lukisan keluarga penyihir dari generasi ke generasi. Langkah Efim terhenti, dipandangnya sesosok wanita berambut hitam mematung di depan sebuah lukisan yang diterangi cahaya rembulan. "Gianira ...." Sapa Efim, tanpa jawaban dari sang pemilik nama. Kemba

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 183 Janji Efatta

    "Apa ini yang kamu maksud, tidak lama lagi akan bertemu dengan raja?" tanya Alisya pada seorang pria berambut putih yang baru saja muncul dari balik pintu. Tidak langsung menjawab, pria berpakaian serba hitam memberikan hormat terlebih dahulu seperti biasa. "Sepertinya Yang Mulia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan raja." Efim tersenyum simpul. "Hentikan omong kosongmu! Aku hanya merasa heran. Sudah hampir dua bulan aku berada di tempat ini, tetapi tidak ada satu pun utusan kerejaan menampakkan batang hidungnya. Jangan-jangan, sebenarnya kamu hanya memperalatku untuk memeras raja?" ucap Alisya kesal. "Memperalat? Apakah Paduka raja akan tertarik untuk menebus Putri?" gurau Efim. "Jika tidak, memangnya apa yang telah dia perbuat saat ini? Mengerahkan mata-mata di berbagai tempat, bahkan di tempat-tempat terpencil! Yang lebih aneh lagi, membuat sayembara bajak laut dengan hadiah sertifikat izin membajak. Apakah itu tidak disebut gila?" Efim mengangguk-angguk mendengar sanggahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab184 Kabur

    "Ee ... Efatta ... apa kamu sedang mempermainkanku?" ucap Alisya terbata-bata. Janji Efatta selanjutnya jelas lebih tidak masuk akal. "Tidak, Alisya. Kamu bisa memegang ucapanku!" Efatta mengangguk dengan mantab. Alisya tidak bisa menyembunyikan air matanya karena merasa terpojok dan bimbang. Saat ini dia tidak punya pilihan selain mengikuti kehendak Efatta. Karena menolaknya juga tidak mungkin. "Sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Alisya seraya menghapus air mata. "Mempersiapkan bekal secukupnya untuk perjalanan dan membawa senjata."Efatta memasukkan beberapa buah di meja kendalam kantong, kemudian menyerahkannya kepada Alisya. "Meski cuma pisau buah, ini sangat tajam. Tidak perlu cemas, dalam sebuah pertarungan yang paling penting adalah keahlian baru kemudian senjata." Efatta memandang dua pisau buah di tangan bergantian. Raut wajah Alisya masih terlihat ragu-ragu. Sang putri menarik mantel hitam yang menutupi tubuh Efatta. "Tidak usah cemas! Dalam kondisi terdesak

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-25

Bab terbaru

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ā¤ļøā¤ļøā¤ļø

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

DMCA.com Protection Status