Share

Dasar Pengecut

Penulis: Namiya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-23 11:19:53

Bukan perkara mudah menjadi asisten pribadi Kenan yang dikenal suka gonta-ganti pasangan. Eh, maksud Hania, suka gonta-ganti asisten pribadi. Katanya sih karena keseringan digoda sama si asisten.

Siapa juga yang gak kepincut sama CEO muda dan tampan kayak Kenan coba? 

Hania saja harus sering mengelus dada sambil merapal istighfar setiap kali bertemu muka dengan Kenan demi menguatkan keimanannya agar tidak tergoda.

Hania juga termasuk asisten pribadi yang paling lama bekerja dengan laki-laki itu dan berhasil mendapatkan julukan “Sang Penakluk” oleh karyawan Prince Property. Tentu saja! Hania tak mungkin terlibat cinta lokasi juga dengan Kenan!

Bagaimana bisa Hania terlibat cinta lokasi dengan Kenan kalau ‘mantan kekasihnya’, Alif, bekerja di tempat yang sama dengannya. Hania harus menjaga martabatnya sebagai perempuan di depan semua orang. Ia tak mau dicap perempuan murahan yang berani berselingkuh dari kekasihnya.

Yah… meskipun pada akhirnya justru Alif yang berselingkuh darinya. 

Naas.

Tapi, Kenapa Kenan tiba-tiba datang ke pesta pernikahan ini dan menyebutnya calon istri? 

Memangnya dia diundang?

“Kenapa ada yang berani melukai calon istriku?” tanya Kenan sambil menatap Maya sengit. Seperti siap melahapnya hidup-hidup.

“Hania bikin rusuh di acara pernikahanku!” Maya berteriak lantang menanggapi. “Dia udah fitnah aku yang enggak-enggak! Dan emangnya kamu siapa? Huh! Berani-beraninya dorong perempuan!” sengitnya.

“Calon istri apa maksudnya?” sela Pak Rudi ikut angkat bicara. “Kamu siapa?”

“Iya!” Bu Rita menyela lantang. “Siapa kamu? Berani sekali mendorong anakku? Gimana kalau dia kenapa-kenapa nanti? Emangnya kamu mau tanggung jawab?”

Alif tampak berusaha menghentikan aksi Maya. Ia mencengkeram tangan istrinya agar tak bergerak sedikitpun.

“Dia atasan Mas dan Hania, Maya! Dia Kenan Putra Rahwana! CEO Prince Property!” bisik Alif cepat. 

“Serius kamu, Mas? Pewaris Prince Group itu, kan?”

Alif mengangguk cepat. Maya langsung membisikkan hal yang sama pada Bu Rita dan Pak Rudi yang berdiri di dekatnya. Para tamu yang sebagian rekan kerja Alif dan juga Hania, juga tampak sibuk memberitahukan siapa identitas asli laki-laki yang sedang menjadi pusat perhatian itu.

Kenan menyeringai tipis melihat perubahan sikap orang-orang yang menanyainya tadi. “Ayo pergi dari sini!” kata Kenan sambil menarik tangan Hania. “Aku tidak bisa membiarkan kamu berlama-lama di tempat berbahaya seperti ini!”

Tarikan tangan Kenan tak sempat Hania hentikan. Seluruh tamu di sana juga tak ada yang berani menghadang. Malah secara spontan memberikan keduanya area kosong agar dapat keluar dari area pernikahan.

Ketika keduanya sudah berada di luar hotel, Kenan tiba-tiba melepaskan tangannya. Melangkah menjaga jarak dari Hania seperti tidak pernah terjadi apapun di antara keduanya barusan.

Tentu saja Hania tersinggung oleh sikap Kenan yang begitu ambigu. Ia mengambil langkah cepat berdiri di depan Kenan sambil berkaca pinggang.

“Maksud Pak Kenan apa tadi? Calon istri? Sedang berlatih cara untuk melamar Putri? Memangnya harus sampai membuat ribut di acara nikahan orang? Huh! Dan–”

Hania belum sempat menuntaskan kalimatnya, tapi sudah di sela oleh Kenan.

“Ayo bicara di tempat lain!”

Laki-laki itu berjalan begitu saja menuju sebuah mobil. Tampak seorang laki-laki membukakan pintu untuknya. Setelah Kenan lesap ke dalam mobil itu, laki-laki tadi melambaikan tangan pada Hania, memberi isyarat untuk ikut masuk.

***

“Kamu harus menikah dengan saya, Hania!”

Hania langsung melipat tangan di dada. Bersikap waspada dan tetap tenang. Meski pikirannya berkecamuk hebat mendengarkan perkataan ambigu atasannya.

Keduanya duduk saling berseberangan yang hanya tersekat meja bundar berwarna putih di sebuah Restoran. Ada dua gelas kopi dingin di tengah suasana yang terasa begitu panas.

Hania menumpukkan satu kaki di atas kaki lainnya, Kenan ikut melakukan gerakan serupa.

Hania berdecih sinis, Kenan pun menirukan hal yang sama. 

Hania membuang wajah dengan helaan napas kasar, Kenan pun melakukan hal yang sama.

Tenang saja. Sikap Hania ini sudah biasa perempuan itu lakukan jika sedang bersitegang dengan atasannya.

Yah! Tak selamanya Hania menjadi budak yang selalu menuruti segala perintah Kenan. Ada kalanya, kadang-kadang –-atau sering mungkin– Hania dan Kenan berseteru macam musuh dalam selimut. Ada kalanya juga mereka akur dan kompak sebagai rekan kerja. Begitu seterusnya tergantung situasi dan kondisi. Juga mood masing-masing.

“Pak Kenan serius mau menikah dengan saya?” Hania tetap berusaha tenang meski inginnya menyerbu atasannya itu dengan banyak pertanyaan.

Apa mungkin bagi semua orang, mengajak orang lain menikah seperti menawarkan es krim pada anak kecil? 

Sama seperti Alif dulu, tapi laki-laki itu malah berselingkuh darinya dan menikah dengan Maya!

Ah, kan! Hania jadi ingat lagi dengan pengkhianatan mantan kekasih dan saudara tirinya itu.

Kenan tampak tenang sekali. Ia bahkan sempat melemparkan senyuman kecil pada Hania. “Saya serius!”

Oke. Hania tak bisa menilai jika Kenan sekarang dalam situasi berakal sehat. Mungkin Alif memiliki gejala yang sama seperti Kenan saat berselingkuh dengan Maya.

Ya. Hania jelas tahu siapa wanita yang sedang dekat dengan Kenan sekarang. Hania juga beberapa kali sempat bertemu perempuan itu. Bahkan mengatur acara kencan mereka!

Benar-benar merepotkan menjadi asisten pribadi, bukan?

“Saya juga serius, Pak Kenan!”

Hania dan Kenan saling membentak dengan nada yang sama. Orang-orang yang sedang berada di sekitar mereka langsung memperhatikan. 

“Oke. Saya juga serius, Hania.” Kenan menurunkan nadanya menjadi sangat rendah. “Saya,” Kenan menunjuk dirinya sendiri, “dan kamu,” lalu mengarahkan tangannya dengan sopan pada Hania, “kita harus menikah.”

“Pak Kenan gila?!” Hania sudah tak tahan menahan amarahnya.

Hampir saja Kenan berteriak lagi seperti tadi. “Saya tidak gila! Saya waras!” Ia menarik nafas dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. “Saya akan bertemu keluarga kamu lagi minggu depan.”

“Mau ngapain?”

“Untuk melamar kamu secara resmi agar bulan depan kita bisa langsung menikah”

“Pak Kenan mau nikah sama saya setelah bikin ribut di acara tadi?”

“Ribut apanya? Saya hanya menyelamatkan kamu dari bahaya. Kalau bukan karena saya, mungkin sekarang nyawa kamu sudah hilang.”

“Bukan itu!!! Pak Kenan mengakui saya sebagai calon istri! Gimana reaksi orang-orang kantor yang dateng ke acara nikahan besok?”

“Maka dari itu, kamu dan saya harus menikah. Jangan sampai tindakan saya dianggap lelucon oleh bawahan saya.”

“Saya gak ngeliat keseriusan Pak Kenan selain menganggap ucapan Pak Kenan emang sebagai lelucon.”

“Bukan lelucon. Lebih tepatnya,” Kenan tampak berpikir sejenak, “pernikahan kontrak! Yah! Kamu pernah mendengar itu? Memamerkan saya sebagai suami kamu misalnya! Suami yang kaya, tampan, dan baik hati. Karena semua orang pasti bisa menilai kalau saya lebih baik dari Alif dalam segala hal! Memangnya kamu tidak mau membalaskan rasa sakit hati kamu karena dikhianati laki-laki itu dengan cara menikahi saya?”

Bola mata Hania membulat sempurna. “Pernikahan kontrak? Membalaskan rasa sakit hati?” Ia masih menahan nada suaranya agar tak terlalu keras. “Pak Kenan kayaknya bener-bener gila!”

“Saya gak gila, Hania!” Kenan sampai meremas tangannya karena jengkel. “Kamu tahu? Ini semacam kita menikah demi kepentingan. Setelah semuanya baik-baik saja, kita bisa berpisah baik-baik dan melanjutkan hidup kembali seperti semula. Yah … seperti itu! Ide yang bagus, bukan?”

Senyuman canggung yang diterbitkan Kenan dibalas Hania dengan tatapan sinis. “Saya harap, pernikahan ini benar-benar tak pernah terjadi. Terima kasih karena sudah menolong saya di pernikahan tadi. Permisi!”

Hania baru saja akan bangkit dari duduknya ketika Kenan berbicara lagi.

“Itu artinya, kamu siap kehilangan pekerjaanmu mulai detik ini.”

Seketika Hania kembali duduk di kursinya. Menatap Kenan dengan sinis.

“Tawaran saya akan pernikahan ini tidak akan merugikan kita berdua, Hania. Saya jamin!”

“Pak Kenan benar-benar gila!”

Kenan hanya angkat bahu dicecar kata-kata buruk oleh Hania sejak tadi. 

Sudah biasa ia disebut ‘gila’ oleh bawahannya ini!

***

“Sial! Harusnya gue gak ngomong asal-asalan di depan Hania! Aaarrrggghhh!!! Dasar bodoh! Bodoh banget lo, Kenan!”

Kenan tak berhenti meracau sedetik setelah ia masuk ke dalam mobil. Bima yang tengah mengemudikan mobil tersebut mengintip tingkah aneh atasannya dari kaca spion. 

“Ada sesuatu yang terjadi, Pak?”

“Pernikahan saya dengan Hania, Bim!”

“Tindakan Pak Kenan tadi di acara pernikahan sangat berani tapi … menakutkan.”

“Ah… entahlah. Kejadiannya begitu cepat. Saya tidak bisa diam saja melihat Hania hampir terluka.”

“Barusan kalian membicarakan apa kalau begitu? Bukankah tentang rencana pernikahan? Bu Hania menerima lamaran Pak Kenan?”

“Dia menolaknya.”

Kenan menceritakan detail kejadian tadi pada Bima. Tanpa terlewat satu adegan pun!

“Ah, sulit rupanya. Lalu, Pak Kenan memperparah situasi dengan mengatakan bahwa pernikahan kalian itu hanya akan menjadi pernikahan kontrak?” tebak Bima menyimpulkan cerita Kenan.

“Ya. Itu dia!”

“Maka, mungkin saja perkataan Bu Hania yang akan terjadi. Pernikahan Pak Kenan dan Bu Hania tak akan pernah terjadi.”

“Bima! Apa tidak bisa kamu memberikan saya solusi saja daripada membuat saya semakin bingung?”

“Solusi apa? Saya sudah sering mengatakan pada Pak Kenan untuk mengutarakan kejujuran. Turunkan gengsi dan keegoisan Pak Kenan. Tak ada salahnya, bukan?”

“Saya tak mau ditolak! Saya tak pernah kena tolak perempuan mana pun!”

“Dan apa itu berarti Bu Hania akan menolak Pak Kenan?”

“Sudah jelas, bukan? Dia sama sekali tidak tertarik dengan saya. Bayangkan saja oleh kamu. Selama bertahun-tahun menjadi asisten pribadi saya, dia konsisten menganggap saya sebagai atasannya yang gila. Cara dia memandang saya itu benar-benar lain daripada perempuan pada umumnya!”

Bima tersenyum tipis sebentar. “Karena dia sudah bertunangan dengan Alif saat bekerja dengan Pak Kenan. Hania tipe perempuan setia, Pak Kenan. Tapi bukan berarti dia tidak tertarik dengan Pak Kenan.”

“Itu dia masalahnya, bukan? Dia setia. Maka dari itu, penolakan itu seratus persen bisa terjadi!”

“Tapi, pernikahan kontrak itu, bagaimana? Pak Kenan benar-benar ingin melakukannya?”

“Terpaksa, Bima! Saya TERPAKSA! Aaarrrggghhh!!! Sialan! Hania pasti semakin menganggap saya laki-laki yang buruk.”

“Salah Pak Kenan.”

“Bima! Bukannya membantu atasanmu sendiri, kamu malah memperkeruh situasi?”

“Karena Pak Kenan sendiri yang mengacaukan segalanya. Terima saja akibatnya sekarang. Satu hal yang pasti, pernikahan Pak Kenan dan Bu Hania pasti tidak akan pernah terjadi. Bu Hania tak akan mau menjalin hubungan semacam ini!”

“Diam kamu!”

“Belum terlambat untuk mengubah situasi. Berkata jujur saja.”

“Kamu ingin atasanmu ini kehilangan harga dirinya?”

“Mengakui Hania sebagai calon istri di depan orang-orang, tidak membuat Pak Kenan kehilangan harga diri, bukan? Kenapa mengakui perasaan sendiri dengan jujur di depan Hania langsung malah membuat Pak Kenan merasa kehilangan harga diri?”

“Situasinya berbeda! Saya tiba-tiba saja punya keberanian ketika melihat Hania terpojok tadi. Tapi, saat bertemu dengannya secara langsung … berdua …,” Kenan mendadak gagap, “ah! Pokoknya situasinya berbeda, Bim! Saya tidak akan pernah mengutarakan perasaan saya pada Hania sampai saya yakin bahwa dia akan menerima perasaan saya juga.”

Bima hanya membuang napas berat sebelum kemudian bergumam sendiri, “dasar pengecut!”

Bab terkait

  • DIPAKSA JADI JODOH   Sandiwara

    “Hebat sekali kamu bisa punya hubungan spesial dengan bosmu sendiri? Kamu merayu dia dengan cara apa? Huh!” sengit Bu Rita. “Jangan sampai kamu merendahkan diri kamu hanya karena dia atasan kamu, Nia. Ayah tak menginginkan apapun dari kamu kecuali kamu bekerja dengan baik saja.” Pak Rudi juga ikut memberikan peringatan keras.“Jangan-jangan ini alasan Mas memilihku. Karena Mbak malah bermain api dengan atasan sendiri. Iya kan, Mas?” tuduh Maya penuh curiga. Ia melirik Alif yang langsung tertegun mendengar perkataan istrinya barusan.“Bisa jadi itu. Laki-laki mana memangnya yang tahan kalau pasangannya selingkuh? Gak ada, Nia! Jadi, berhenti menyalahkan Maya yang kamu tuduh menggoda Alif. Ini pasti kesalahan kamu karena gak bisa jaga diri. Jadinya Alif memilih Maya yang tulus sayang sama dia!”Perkataan Bu Rita diangguki oleh Maya dengan cepat.“Gak akan api kalau gak ada bara, Mbak. Mbak bener-bener gak bersyukur yah punya cowok baik modelan Mas Alif. Dia udah tulus loh sama Mbak!”“

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • DIPAKSA JADI JODOH   Lelucon

    Bima menaruh kembali lembaran berkas ke hadapan Kenan yang sedang memijit pelipisnya. Tampak sekali laki-laki itu begitu frustasi.“Jadi, Pak Kenan belum berkata jujur juga sama Bu Hania?”“Belum. Karena Hania tidak memberikan saya kesempatan untuk bicara jujur tadi. Kamu lihat sendiri bagaimana cerewetnya Hania jika sudah serius, kan?”“Itu artinya, Bu Hania menganggap serius ajakan Pak Kenan untuk menikah secara KON-TRAK!” Bima sengaja memberikan penekanan di akhir kalimatnya. Saking jengkelnya pada atasan yang super pengecut itu.Tingkahnya kalau di berhadapan dengan klien atau karyawan, bak singa yang sedang siap melahap mangsanya. Tapi kalau sedang berhadapan dengan Hania, atasannya ini akan berubah seperti kura-kura yang siap bersembunyi dalam tempurung kapan saja. “Tak perlu kamu tegaskan juga, Bima. Kamu mau mengolok-olok saya maksudnya?”“Itu agar Pak Kenan tidak lupa bahwa Bu Hania hanya mengikuti apa yang Pak Kenan lakukan. Ada sebab dan akibat dari semuanya.”“Berisik!”“

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • DIPAKSA JADI JODOH   Serba Mudah

    Kenan tak asal bicara!Lamaran terjadi selang dua hari saja. Semua serba penuh dengan kejutan! Baik untuk Hania, bahkan untuk seluruh keluarganya.Keluarga Kenan hadir di acara tersebut, termasuk Pak Rahwana dan Bu Sinta –Ibu Kenan yang lebih dikenal sebagai pemilik Prince Gallery–.Menjadikan Hotel Prince sebagai tempat acara tentu bukan perkara sulit. Hania tahu itu! Tapi, bagaimana bisa semua serba mudah begini?“Kata orang, kalau semua serba dimudahkan, itu artinya kalian beneran dijodohkan sama Allah.” Begitu kata Ratna. Tapi tentu saja Hania tak mau percaya. Karena pernikahannya ini memang rencana Kenan. Pastinya laki-laki itu sudah mempersiapkan segala hal secara matang agar rencana pernikahan kontrak mereka terjadi.Dijodohkan oleh Allah? Ah, mustahil. Hania jelas malu mengakui hal ini. Tapi, mungkinkah Allah memang merestui pernikahan kontrak mereka ini?Sehari setelah acara lamaran, pernikahan digelar di hotel yang sama. Kadang Hania merasa ini seperti mimpi di siang bolon

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • DIPAKSA JADI JODOH   Tawaran Setimpal

    “Jadi, kamu dan Kenan akhirnya menikah. Kamu ingat tentang janjimu pada saya waktu itu, Hania?”Hania hanya bisa tertunduk, menatap tangannya sendiri yang sejak tadi saling berpilin. Beberapa menit lamanya ia duduk di sini untuk mendengarkan Pak Rahwana yang berdiri dekat jendela berbicara.Banyak hal. Di mana semuanya hanya tentang keluarga Prince.Hal yang sebenarnya sudah Hania ketahui dari Kenan. Selama bertahun-tahun bekerja dengannya, bukan hal yang aneh bukan jika ia tahu tentang seluk-beluk keluarga ini?Seberapa kaya, seberapa besar pengaruhnya, atau bahkan seberapa luas jangkauan bisnis mereka. Ah! Hania sudah hafal semua tentang keluarga Prince. Dari hal yang diketahui oleh umum, bahkan yang menjadi rahasia.“Ya. Saya masih ingat.”Bagaimana mungkin Hania tak ingat akan ancaman Pak Rahwana padanya. Kapan pastinya, itu terjadi setelah setahun bekerja dengan Kenan.“Profesional, tegas, dan cerdas. Mungkin itu yang bisa saya simpulkan tentang kamu dari apa yang saya ketahui.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • DIPAKSA JADI JODOH   Ngambek

    Duduk bersebelahan dengan Kenan yang sedang tertidur saat pesawat lepas landas tentu bukan pertama kalinya dialami Hania. Saat Kenan terlelap, Hania tentu harus terjaga. Memastikan atasannya istirahat dengan baik, tak ada seorang pun mengusik apalagi sampai mencelakai.Tapi, itu dulu! Saat statusnya hanya seorang asisten pribadi.Sekarang situasinya jelas jauh berbeda! Hubungan komunikasi keduanya bisa dibilang tak baik setelah perdebatan pertama setelah sah menjadi suami-istri.Inikah rasanya bersitegang dengan Kenan sebagai sepasang kekasih?Tapi, dulu Alif tak seperti ini jika ada masalah dengannya. Pasti saja Alif lebih dulu meminta maaf, merayu, dan membujuk Hania untuk segera mengakhiri pertengkaran mereka. Berbeda sekali dengan Kenan yang malah mengabaikannya!Kan? Hania lagi-lagi malah mengingat Alif. Ya, Tuhan! Kenapa sulit sekali melupakan masa lalu? Apalagi Alif berselingkuh dari Hania. Bukankah harusnya Hania dapat dengan mudah melupakan mantan kekasih biadabnya itu?Kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • DIPAKSA JADI JODOH   Hilang!

    Hania terpaku cukup lama menatap ranjang besar yang ada di hadapannya. Bukan karena bunga-bunga yang membentuk pola hati atau dua kodok yang terbuat dari handuk sedang berciuman teronggok di atas ranjang besar itu. Tapi, ini tentang bagaimana caranya ia dan Kenan bisa tidur di ranjang yang sama untuk beberapa hari ke depan!“Harusnya pesan vila yang banyak kamarnya saja, Pak.”“Kamu mau kita kena gosip karena tidur di vila yang banyak kamarnya tapi kita ini hanya berdua di sini?”Itulah secuil pertengkaran Hania dan Kenan di lobi tadi. Berakhir dengan kekalahan di pihaknya. Tengok pihak yang menang sekarang! Dia tampak begitu asyik bercengkrama di balkon yang tepat menghadap laut dengan seseorang yang entah siapa di seberang telepon sana. Mungkin mantannya?Mantan yang mana nih?Bisa jadi. Karena raut wajah Kenan sekarang benar-benar tampak diliputi kebahagiaan. Senyumannya tak meredup barang sedikit pun!Jangan tanya bagaimana perasaan Hania sekarang. Selain bingung, dia juga cemas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • DIPAKSA JADI JODOH   Bantal Dadakan

    “Hania! Berhenti! Hania!!!”Hania yang berjalan setengah berlari bukannya tak mendengar teriakan Kenan, ia hanya pura-pura tak mendengar! Malu bukan main! “Hania!”Bagaimana ia tak malu? Baru saja dirinya kepergok mengumpati atasan sekaligus suaminya ini. Hania tentu tahu diri kalau tindakannya tadi begitu berisiko. Padahal tadinya ia pikir, dengan berada di tengah lautan dan mengumpati Kenan sebagai pelampiasan, itu akan cukup membantunya untuk tenang.Setidaknya untuk menghadapi malam pertama dengan laki-laki yang sudah berstatus sebagai suaminya.Kenan sebenarnya tak salah. Hania sendiri yang belum siap menerima kenyataan ini sepenuhnya.Menjadi istri?Melaksanakan hak dan kewajiban sesuai yang sudah disepakati?Kenapa rasanya ini begitu cepat?“Hania!”Kenan tiba-tiba muncul sambil mencekal tangannya. Terkejut bukan main. Spontan menepis, namun cekalan Kenan begitu kuat hingga Hania hanya bisa mengerang kesakitan.“Pak! Lepasin tangan saya!”“Saya sudah berhak menyentuh kamu!”Be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • DIPAKSA JADI JODOH   Tukang Iseng

    Hania menggigit bibir bawahnya sambil melemparkan tatapan sengit pada Kenan. Tangannya ragu-ragu mengarahkan potongan daging ke mulut laki-laki itu yang membuka perlahan. Kenan langsung melahap potongan daging itu saat sudah di dekatnya.“Melon,” kata Kenan yang masih mengunyah makanannya.Wajah Hania langsung kusut mesut. Mau tak mau ia mengambil potongan melon yang tersaji dan kembali mengarahkannya ke mulut Kenan.“Tangan saya sakit karena dijadikan bantal oleh kamu. Sulit digerakkan. Kaku. Dan itu membuat saya kesulitan untuk makan. Kamu tentu tak mau membiarkan suami kamu ini kelaparan, bukan?”“Masih ada tangan kiri, Pak Kenan.”“Makan itu paling bagus pakai tangan kanan. Kamu sendiri yang bilang waktu itu kalau dalam agama kita sangat dianjurkan melakukan segala hal baik dengan tangan kanan. Ingat?”“Tapi, kalau darurat, gak masalah kok. Pak Kenan boleh pakai tangan kiri buat makan. Kalau udah sembuh, baru pake tangan kanan lagi. Allah itu Maha Memudahkan.”“Maka dari itu, tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02

Bab terbaru

  • DIPAKSA JADI JODOH   Berita Palsu

    Hania menggebrak pintu apartemen dengan wajah murka. Matanya dengan cepat menyelidik ke setiap sudut ruangan yang tampak kacau balau sebelum terakhir dia meninggalkan tempat ini karena terpaksa. “Maya! Di mana kamu?” teriak Hania lantang.Tujuannya kembali ke apartemen ini bukan untuk kembali tinggal di sini, melainkan untuk mencari Maya yang ia curigai sudah menyebarkan surat perjanjian nikah kontraknya dengan Kenan ke publik.Ya. Publik tiba-tiba gempar oleh selebaran surat perjanjian nikah kontraknya dengan Kenan yang sudah batal itu. Tersebar dengan cepat memenuhi berbagai media sosial. Bahkan sampai masuk berita gosip selebriti, padahal Kenan maupun Hania bukanlah publik figur!Nihil! Tak ada siapapun di tempat ini yang Hania duga sebagai tempat keberadaan Maya. Tersangka utama yang membuat kerusuhan seperti ini. Kalau bukan dia, memang siapa lagi yang berani membuat Hania selalu dalam kesulitan?Seolah apa yang selama ini Hania korbankan, tak cukup memuaskan Maya. Ada saja hal

  • DIPAKSA JADI JODOH   Sudah Selesai

    “Karena aku mencintaimu, Hania! Aku menyukaimu! Aku jatuh cinta padamu! Aku ingin kamu menjadi milikku!”Kenan berteriak lantang sekencang-kencangnya, meledakkan segala hal yang selama ini dipendamnya. Tak perlu ditanya lagi seperti apa berisiknya jantungnya sekarang.Tapi, melihat Hania yang diam saja, muncul perasaan khawatir. Ini bukan reaksi yang ia harapkan!Setidaknya, katakan sesuatu! Menampakkan raut wajah terkejut sekaligus bahagia misalnya.Tapi, ini?Ekspresi Hania begitu datar. Bibir terkatup rapat dengan tatapan setajam singa yang tengah berhadapan dengan rivalnya. Apakah ungkapan Kenan barusan seperti sebuah bom berbahaya sampai Hania harus bereaksi demikian?Kenan berdecak sebal. “Kamu ini benar-ben–”“Kalau perkataan Mas itu benar, untuk apa Mas menerima tawaran Putri?” Hania menarik salah satu sudut bibirnya. “Untuk membuat aku cemburu?” serangnya sengit.Melihat Kenan yang diam saja, Hania tahu jika tebakannya tak meleset. Apalagi hal ini sempat suaminya itu singgun

  • DIPAKSA JADI JODOH   Kamu Sungguh-sungguh?

    “Bagaimana pendapatmu?” tanya Kenan sesaat setelah Putri menghilang dari pandangannya. Diliriknya Hania yang tak banyak bicara sejak mereka tiba di tempat ini. Hania membuang nafas sebelum menjawab pertanyaan itu tanpa sedikitpun menoleh pada Kenan.“Pendapat apa?” balas Hania sambil melemparkan pandangan kembali ke arah lapangan golf. Baginya, pemandangan yang didominasi warna hijau itu lebih menyenangkan dipandang daripada bersitatap sedetik saja dengan Kenan.Entahlah. Rasanya Hania enggan sekali melihat Kenan sekarang.“Tentang pernikahan kontrak Mas dengan Putri. Kamu tidak akan berpendapat apapun? Atau bertanya apapun misalnya?”Sungguh! Jika boleh jujur, isi kepala Hania sekarang benar-benar kosong. Ia tak tahu harus berbuat apa selain ingin segera pergi atau menghilang dari hadapan Kenan. “Gak ada,” jawab Hania singkat sambil melepaskan genggaman tangan Kenan yang terasa melonggar. Ada sedikit perasaan kesal setelahnya. Hania tiba-tiba melangkah menuju beberapa anak tangga,

  • DIPAKSA JADI JODOH   Tawaran Main

    Genggaman tangan Kenan terasa tak nyaman. Ingin sekali Hania menepisnya kasar, namun berkali-kali perasaan itu ia enyahkan. “Kamu hanya istri kontraknya, Nia!” Kalimat itu terus bergulir di kepalanya sekarang. Seperti pengingat akan semua tindakan yang hendak Kenan lakukan setelah ini, bukanlah hal penting untuk ia pedulikan.Termasuk ketika keduanya harus menemui Putri di lapangan golf ini sekarang. Bermaksud untuk membahas kelanjutan dari tawaran Putri yang ingin menjadi istri kedua Kenan. Hania tak berhenti menyadarkan dirinya bahwa posisinya saat ini sama sekali tak penting bagi Kenan, apalagi jika sampai ikut campur urusannya terlalu dalam.“Kamu hanya perlu memberikan Kenan anak dan setelah itu bercerai, Nia. Jangan pedulikan dia memiliki istri satu atau bahkan lebih. Itu bukan urusanmu!” batin Hania berbisik tak henti.Sambil menikmati secangkir teh hangat, sesekali mengalihkan pandangan ke arah hamparan rumput hijau yang membentang sejauh mata memandang, Hania lekat memperha

  • DIPAKSA JADI JODOH   Gegabah

    Tahu begini, Hania tak perlu menerima tawaran Kenan.Cara pria itu memegang pisau saat memotong wortel mirip seperti bocah kecil yang baru pertama kali menyentuh alat-alat dapur. Teledor, ceroboh, dan menimbulkan kecemasan bagi siapa saja yang melihatnya. Belum lagi, potongan wortel itu melebihi ukuran yang Hania inginkan. “Mas, wortelnya potong dadu. Bukannya segede jempol orang dewasa. Susah mateng dan gak bisa ditelan sekaligus nantinya.” Keluh Hania. Kali saja Kenan mendengar usulannya ini dan segera memperbaiki kesalahannya karena ia benar-benar merasa gemas sekali ingin mengusir Kenan dari sini.“Yang penting kepotong, kan? Ada kok masakan yang pake wortel utuh tanpa dipotong.” Balas Kenan tampak tak terima. Ia sedikit pun tidak menoleh pada Hania yang sedang menatapnya tajam. Tetap fokus memotong sisa wortel yang ada.“Tapi, ukurannya gak sesuai masakan yang mau aku buat, Mas.”“Buat masakan sesuai ukuran yang Mas buat aja kalau gitu.”Hania memijit pelipis. Kepalanya menda

  • DIPAKSA JADI JODOH   Nyaris Saja

    “Kertas apa itu yang ada di tangan kamu?”Alif menelan salivanya dalam-dalam sambil meremas ujung-ujung kertas yang sangat ingin ia lenyapkan detik ini juga.“Ah! Ini–” Alif memutar otaknya untuk mencari jawaban. Ia tak ingin Maya melihat apa yang dilihatnya saat ini. “Aku butuh untuk mencatat sesuatu. Tadi ada beberapa kertas berserakan di lantai. Kupikir ini kertas yang tak Hania akan pakai. Isinya juga,” Alif mengacungkan sekilas kertas itu, “sudah aku baca dan bukan hal penting. Kamu tidur lagi saja, May.”Terburu-buru Alif keluar dari kamar. Lega karena Maya tak sampai melihat secara langsung isi kertas yang sekarang ada di tangannya.Tak mau melakukan keteledoran yang sama, Alif segera melipat beberapa lembar kertas itu dan menyembunyikannya di saku lagi. Ia terduduk di sofa sambil mengingat-ingat isi kertas yang berhasil ia baca sebagian.“Pernikahan kontrak? Apa mungkin Hania dan Pak Kenan menikah kontrak?” gumam hatinya.Berulang kali ia mencoba tak mempercayai isi kertas itu

  • DIPAKSA JADI JODOH   Surat Perjanjian

    “Kamu belum jawab pertanyaan Mas, Maya. Bagaimana bisa kamu tahu kalau Hania tinggal di sini?” tanya Alif sesaat setelah Hania pergi. Ia masih berdiri, enggan beranjak menuju sofa seperti apa yang Maya sedang lakukan sekarang.“Aku ini perempuan cerdas,” katanya sambil menjatuhkan dirinya di sofa perlahan, “jadi bukan hal sulit untuk menemukan dimana Hania tinggal selama ini. Yah … meskipun ini bukan sebuah kebetulan. Bersyukur banget dia dipanggil ke pengadilan. Jadinya, aku tahu harus memata-matai dia dari mana.”“Kamu memata-matai Hania?”“Ya ampun, Mas. Gak usah kaget gitu! Zaman sekarang ini bukan hal sulit kok buat mata-matai orang tanpa harus kita ikut capek ngikutin. Pake aja jasa ojol. Banyak tuh orang-orang pake jasa mereka buat mata-matai pacarnya yang selingkuh juga loh! Jadinya, siapapun gak bakalan ada yang curiga lagi diikutin karena emang kerjaan ojol mondar-mandir.”Entah harus bangga atau tidak akan apa yang dilakukan Maya. Tapi, Alif benar-benar bersyukur dapat mene

  • DIPAKSA JADI JODOH   Perketat Keamanan

    “Nia! Kamu mau ke mana?” tanya Maya yang tampak kaget ketika melihat Hania keluar dari sebuah kamar sambil menyeret koper.Hania menatap Maya dan Alif yang sedang duduk di sofa bergantian. “Menginaplah di sini kalau memang itu kemauan kalian.”Saat Hania mengiyakan keinginan Maya, bukan berarti ia tak memikirkan rencana lain. Mau bagaimana pun, akan terasa tak nyaman sekali jika harus menghabiskan malam bersama mantan sekaligus adik iparnya. Apa Maya tidak berpikir ke arah sana?Hah! Pasti tidak. Perempuan itu pasti hanya memikirkan kesenangan pribadinya saja. Tanpa memperdulikan kebaikan atau keburukan macam apa yang akan orang sekitarnya terima dari semua ulahnya.Alif juga tak kalah menyebalkannya. Ingin sekali Hania mengumpati pria yang berubah tak berdaya itu. Tapi, tidak! Hania tak mau membuang waktu hanya untuk melakukan hal tak penting. “Kamu mau biarin tamu kamu di sini? Gak sopan banget yah kamu, Mbak!” serbu Maya yang tampak tak terima. “Kalau emang kamu gak mau kita ngin

  • DIPAKSA JADI JODOH   Sembunyi

    Kenan dan Hania berjalan beriringan di depan gedung hitam-putih itu. Mengekori Bu Sinta yang duduk di kursi rodanya, didorong oleh seseorang. Tampak para wartawan di tahan beberapa keamanan yang berusaha mendekati mereka. Beberapa ada yang tetap nekat mengarahkan kamera meski sudah dicegah.Mereka terburu-buru menuju keluar area gedung. Takut jika keamanan tak cukup melindungi mereka dari sorotan media. Kenan, Hania, dan Bu Sinta kini berada di mobil van yang sama. Menjauh dari para wartawan yang mulai mengejar mereka.Bu Sinta tampak menyemai senyum seperti ada sesuatu yang lucu baru saja terjadi. Sikap tenangnya berbanding terbalik dengan keadaan sidang tadi yang berlangsung cukup panas. Hania saja sampai gemetaran hingga detik ini. Baru kali ini ia menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah sidang yang berhasil mengguncang penjuru Negeri.“Kemungkinan besar, Papahmu tetap akan di penjara, Ken.” Bu Sinta tampak santai mengutarakan berita itu.Kenan membalaskan dengan anggukan ta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status