Home / Rumah Tangga / DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU / Bukan Sekedar Orang Asing

Share

Bukan Sekedar Orang Asing

Author: Sity Mariah
last update Last Updated: 2024-11-29 15:51:17

Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut Bang Fahad. Nafasku tercekat, dadaku berdebar kencang.

"Abang berpikir serendah itu tentang aku?" Suaraku lirih, tapi ada kemarahan yang tak bisa kusembunyikan.

Bang Fahad hanya menatapku dingin. "Kalau bukan begitu, lalu kenapa saya jadi seperti ini? Tidur terlalu nyenyak hingga kehilangan kendali waktu itu bukanlah kebiasaan saya. Sebelum kamu ada di rumah ini, saya tidak pernah begini. Pasti ada yang gak beres."

Aku menghela napas panjang, mencoba meredam gejolak dalam hatiku. "Bang, aku gak tahu apa yang terjadi sama abang. Tapi aku bersumpah, aku gak pernah melakukan apa pun yang abang tuduhkan itu. Lagipula, kenapa aku harus repot-repot mengatur skenario seperti itu? Kalau aku mau bersama Rakana, aku tidak akan bertahan dalam pernikahan ini!"

Matanya menyipit, seolah menganalisis setiap kata yang kuucapkan. "Kamu tahu, kata-kata bisa saja bohong."

Aku memejamkan mata sejenak, menenangkan diriku yang nyaris kehilangan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rahman Nita
kapan mau ngomong nya sih chiiiii...????? lu tuh udh mau diapa2in loh sm si brengsek, udh sih ngomong trus tidur 1 kamar sm bang fahad ga usah tidur sndiri² gitu-_-
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Cuma Tiga Kata

    Tatapan kami bertemu. Bang Fahad belum memulai kembali sarapannya. Dia justru meraih tanganku lalu mengecupnya cukup lama."Kamu bukan orang asing. Kamu istri saya. Mungkin dulu kita memang hanya orang asing yang tidak saling mengenal, tapi sekarang kamu adalah seseorang yang menjadi prioritas dalam hidup saya," ucapnya lembut."Saya juga bukan manusia sempurna, Chi. Saya nggak selalu tahu bagaimana caranya menunjukkan rasa peduli, cinta atau apapun itu. Tapi saya mau kamu tahu satu hal, saya nggak akan pernah menyerah untuk belajar memahami kebersamaan kita dan kehadiran kamu dalam hidup saya," sambungnya membuat hatiku berdesir.Ternyata, pria berumur memang berbeda. Tidak gamblang bilang cinta dan sayang, tidak mudah mengakui perasaan tapi dia bisa lebih menjaga pasangannya.Laki-laki yang masih mengenakan piyama tidurnya itu menatapku, terlihat sedikit gugup dengan tatapan yang kugunakan untuk menggodanya. Dia kembali

    Last Updated : 2024-11-29
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Setengah Pingsan

    Layar televisi dibiarkan menyala. Jam dinding menunjuk di angka tujuh malam. Makan malam sudah siap di meja makan. Sedangkan aku berkutat dengan laptop dan buku-buku untuk mempersiapkan diri mengikuti tes sebelum diterima kuliah lagi, setelah siang tadi aku melakukan pengumpulan berkas sebagai salah satu syarat administratif dan melakukan pembayaran."Rajinnya istri saya, sampai suaminya pulang enggak disambut."Aku menoleh dan melihat Bang Fahad berjalan mendekat. Aku yang duduk lesehan di bawah sofa hanya tersenyum lebar tanpa ada niatan bangkit. Hingga akhirnya Bang Fahad menghempas bobotnya pada sofa di belakangku."Maaf, Bang. Aku lagi persiapan buat tes nanti, semoga aja lolos," ucapku lalu membereskan buku-buku dan mematikan layar laptop.Tampak Bang Fahad melonggarkan kancing kemejanya. "Ada kesulitan?"Aku menggeleng. "Sejauh ini gak ada.""Sudah selesai?" tanyanya lagi.Aku me

    Last Updated : 2024-11-29
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Kado Anti-mainstream

    Setelah menikmati makan malam, aku mengangkat piring-piring kotor ke bak wastafel dan mencucinya segera. Sedangkan Bang Fahad masih duduk di meja makan, lanjut memakan kue klepon pemberian Rakana. Semoga saja kue itu bersih tanpa campuran apapun yang Rakana tambahkan."Kapan tes masuk universitasnya, Chi?" tanya Bang Fahad di meja makan sana."Hari Sabtu jam sepuluh, Bang.""Sudah menguasai materinya?"Aku mengangguk pelan. "Aku ambil jurusan yang sama dengan kuliah sebelumnya. So far, ga ada masalah.""Hmmm. Baguslah. Oh ya, tolong bawakan teh hangat, ya?" pintanya."Iya, Bang." Aku yang sudah selesai dengan piring-piring kotor tadi, langsung mengeringkan tangan. Lalu membuatkan teh hangat permintaan Bang Fahad.Aku kembali ke meja makan, tapi entah bagaimana, kakiku tersandung ujung meja. Air dalam gelas tumpah, mengarah tepat pada Bang Fahad di hadapanku. Setengah air tehnya, tumpah

    Last Updated : 2024-11-29
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Saya Akan Menunggunya

    Aku menelan saliva mendengar ucapan Bang Fahad yang terdengar santai tapi juga serius."Cucu ...? Ma—maksud a—bang anak bayi?" tanyaku terbata-bata."Huumm. Mama Papa saya belum punya cucu. Mereka sudah sangat ingin menjadi Oma dan Opa. Pasti mereka senang kalau saya bisa memberikan mereka cucu."Aku kembali menelan ludah. "E ... tapi, Bang. Itu 'tuh bukan sembarang kado. Tapi itu makhluk hidup. Menghadirkannya gak mudah. Harus diadon dulu. Emm, maksudku harus diproses dan itu bukan kue donat yang sudah diketahui takaran adonannya." Astaga, ngomong apa sih aku ini?Bang Fahad malah terkekeh. "Iya, kamu benar sekali. Kita tidak bisa asal-asalan membuat adonannya. Kita harus pakai ilmu biologi, fisiologi, genetika bahkan melibatkan ilmu psikologi agar bisa menghasilkan embrio yang berkualitas dan melahirkan generasi bernilai."Astaga.Sudah seperti perencanaan proyek besar saja memakai berbagai macam ilmu.Aku membasahi bibir yang terasa kering. "Ta—tapi, Bang, a—aku—"Ucapanku menggant

    Last Updated : 2024-12-02
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Tidak Bisa Memungkiri

    Film berlangsung kurang lebih sekitar sembilan puluh menit. Aku bersama Bang Fahad lantas keluar dari gedung teater, berbarengan dengan para pengunjung lain. Menyusuri mall yang mulai sepi karena waktu memang makin malam.Sejak keluar dari teater, Bang Fahad tidak melepaskan pegangan tangannya padaku. Entah kenapa, aku juga tidak mau menariknya. Membiarkan tangan besarnya itu menuntunku menyusuri lantai mall untuk segera menuju parkiran lalu pulang. Sampai tiba-tiba langkahnya terhenti begitu saja."Kenapa, Bang?" tanyaku yang masih berdiri di sebelahnya.Bang Fahad menoleh padaku tapi tak lama. Ia menggerakkan kembali kepalanya hingga menoleh ke arah yang berbeda. Aku melongokkan kepala, ingin tahu apa yang dia lihat. Dan aku malah melotot dibuatnya."Abang!" Aku memekik. Sedangkan Bang Fahad menatapku lagi dengan satu sudut bibir tertarik. Menciptakan senyuman jahil di wajahnya."Beli yuk, Chi?" ajaknya membuatk

    Last Updated : 2024-12-02
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mulai Mengisi Ruang Hati

    Aku terbangun karena rasa haus yang tiba-tiba menyerang. Mataku membuka perlahan, mencoba menyesuaikan diri dengan ruangan yang hanya diterangi cahaya temaram dari lampu tidur. Aku mengerjap beberapa kali, menatap sekeliling yang terasa aneh.Perlahan aku lantas bangkit, mengerutkan kening sambil memperhatikan detail ruangan. Tempat tidur ini lebih besar, lemari pakaian di sudut juga lebih besar dari yang biasa kulihat. Di atas meja kecil dekat tempat tidur, ada beberapa barang pribadi milik Bang Fahad—jam tangan, kunci motor, dan beberapa buku kecil.Ini kamar utama, kamar yang ditempati Bang Fahad.Seketika wajahku memanas. Bagaimana bisa aku tidur di sini?Ingatanku berusaha mengulang kejadian sebelumnya. Yang terakhir kuingat, aku tertidur di motor saat pulang dari bioskop. Aku juga ingat, jika Bang Fahad yang menggendongku dari garasi hingga masuk rumah.Jadi, dia memindahkanku ke sini? Kenapa malah ke kamarn

    Last Updated : 2024-12-03
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Gak Mau Lihatin ke Saya, gitu?

    Matahari pagi menyusup lewat celah gorden. Aku baru saja kembali ke dalam rumah usai mengantar Bang Fahad berangkat dengan mobilnya.Aku langsung menuju dapur dan membereskan meja makan bekas kami sarapan. Jika awalnya aku merasa tidak suka dan merasa sudah seperti pembantu karena harus mengurus rumah ini, tapi perlahan aku jadi mulai terbiasa.Selesai dengan piring kotor dan gelas bekas sarapan, aku membersihkan lantai rumah serta sofa menggunakan vacum cleaner. Setelah semua selesai, barulah aku kembali ke kamarku dan langsung mandi.Air dingin yang mengalir, berhasil mengusir lelah dan lengket yang tersisa di kulit. Setelah tubuhku bersih dan terasa begitu segar, aku melilitkan handuk dan meninggalkan kamar mandi.Membuka lemari pakaian untuk memilih baju, tapi mataku langsung berhenti pada sesuatu di dalamnya.Aku tertegun memandanginya.Paper bag hitam kecil berisi pakaian dinas malam yang Bang Fahad beli

    Last Updated : 2024-12-03
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Belum Bisa Diwujudkan

    Aku terdiam. Rasanya darahku mengalir lebih cepat dari biasa, wajahku memanas hingga tak bisa kututupi. Aku memegangi ujung selimut lebih erat, seolah kain itu benteng terakhir yang melindungiku dari sorot matanya yang dalam. "A—aku cuma iseng aja, Bang. Cuma ... coba-coba, kok," jawabku lantas mengigit bibir. Tidak tahu harus merespon bagaimana, merasa bodoh karena lupa mengunci pintu dan bisa-bisanya malah mencoba pakaian kurang bahan ini."Terus gimana hasilnya? Gimana bayangan kamu dalam cermin? Uhh ... pasti seksi sekali istri saya ...." Bang Fahad berujar membuatku tertunduk dan tersipu."Apa ... memberikan orang tua saya seorang cucu sudah mulai kamu setujui?"Aku memalingkan wajah, berusaha menghindari tatapannya yang membuatku semakin salah tingkah. Rasanya seperti seluruh tubuhku terbakar hanya karena kata-katanya. "Bang! Udah deh. Keluar dulu, ya? Aku mau ganti baju," pintaku akhirnya, mencoba mengalihkan situasi.Bang Fahad malah terkekeh. Seakan-akan ada yang lucu dari u

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Izinkan Menebus Semuanya

    "Om Ruslan ...?" ucapku berbisik setelah tahu siapa yang memukul wajahku. Punggung tangan bergerak mengusap sudut bibir bawah yang berdarah. Pukulan tadi memang sangat keras, karena itulah sudut bibirku sampai berdarah."Mau apa kamu ke mari? Mau apa lagi?!" Om Ruslan menghardik. Dia berdiri menjulang di depanku. Wajah dengan rahang mengeras itu menunjukkan bahwa ia tengah diliputi kemarahan. "Setelah tiga tahun berlalu, untuk apalagi kamu menampakkan diri pada Chiara, hah? Belum cukup kamu menyakiti dia sebelumnya? Sekarang Chiara sudah bahagia dan melupakan masa lalu yang buruk bersama kamu. Mau apalagi kamu mengganggu putri saya?!"Aku lantas berusaha bangkit, hingga akhirnya mampu berdiri sekaligus berhadapan dengannya. "Om, saya tidak bermaksud mengganggu Chia. Saya ... ke mari karena memang ingin berbicara pada kalian——""Halah! Sudahlah Fahad, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Sejak tiga tahun yang lalu, kami sudah memutuskan untuk tidak saling mengenal dengan kamu dan kel

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bisa Kembali Bertemu

    Minuman pesananku baru saja datang, padahal aku berniat untuk berniat. Terpaksa aku menyeruputnya meski sedikit. Karena sudah dibayar, aku pun segera bangkit. Meninggalkan meja dan buru-buru keluar dari resto itu. Masuk ke dalam mobilku lalu duduk di balik setir kemudi. Melepas masker penutup wajah serta topi.Kepala refleks bersandar pada kursi. Obrolan sepasang suami istri tadi terbayang lagi. Aku tidak sanggup lama-lama berada di sana dan terus menguping semuanya. Makin lama hatiku makin nyeri mendengarnya. Bagaimana mereka tampaknya begitu saling menyayangi dan melindungi satu sama lain."Chiara sudah bahagia. Apa aku pulang saja tanpa pernah menemuinya? Karena untuk apalagi aku bertemu? Chiara sudah memiliki kehidupan lain," gumamku dengan tangan mencengkram setir kemudi.Aku sendiri gamang, entah harus bagaimana. Pesan terakhir Mama adalah memintaku untuk meminta maaf pada Chiara dan keluarganya. Tapi aku tidak yakin, Chiara mau bertemu denganku, apalagi keluarganya. Aku sadar k

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Apa Masih Pantas?

    Aku terduduk lesu dengan kedua kaki menekuk, wajahku tenggelam di antara lengan yang bertumpu. Tak kuasa aku menahan tangis, hingga tergugu sendirian di samping pusara anakku sendiri.Apa yang sudah terjadi tiga tahun ke belakang? Apa yang sudah Chiara dan kandungannya lalui? Bagaimana bisa aku mengabaikan mereka hingga kenyataan saat ini benar-benar menamparku.Darah dagingku sudah tiada tanpa aku ketahui. Apa dia sakit? Atau kecelakaan? Atau hal apa yang sudah membuatnya kembali begitu cepat kepada Sang Pencipta?Aku mengangkat wajah yang basah dan mengusapnya meski belum puas menangis. Tanganku kembali terulur pada nisan dari marmer hitam itu dan mengusapnya."Assalamualaikum, Nak ...," ucapku lirih. Aku bahkan baru sadar, kalau aku belum mengucapkan salam sejak mendatangi makam ini."Ini ... papa kamu, Nak. Maaf, papa bahkan baru bisa datang sekarang. Papa pikir kamu sudah tumbuh menggemaskan, tapi ternyata ...." Bibirku rasanya kelu untuk melanjutkan.Aku berusaha untuk meredam t

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagaimana Mungkin?

    Aku sudah kembali terbaring di atas ranjang rawat. Menatap langit-langit ruang rawat bercat putih terang. Satu kenyataan sudah kudapat, bahwa Chiara sudah menikah lagi. Dia sudah benar-benar melupakanku, bahkan mungkin sudah tidak mengharapkanku di hidupnya lagi. Aku pun sadar, aku sudah sangat melukainya. Kuhembus napas berat. Mencoba untuk beristirahat agar tidak terlalu mengingat Chiara lagi, terutama wajah teduhnya yang begitu manis dengan kerudungnya tadi. Membuatku gelisah dan tidak tahu malu berharap bisa melihatnya lagi. Satu jam aku sendirian di ruang rawat, berbeda dengan pasien-pasien di balik tirai sebelah yang ditembak sanak keluarganya. Hingga dokter bersama perawat datang dan mengecek kondisiku. Dokter yang berbeda, mulai memeriksa luka di bahu dan pelipisku. Hingga memberi instruksi pada perawat yang sama dengan sebelumnya untuk mengganti perban di kepalaku. "Bapak tidak mengabari saudar

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagaimana Ini?

    Malam telah larut saat aku tiba di Malang. Kota ini begitu sunyi, hanya ada cahaya lampu jalan yang temaram menemani perjalananku menuju sebuah penginapan kecil di pinggiran kota. Udara dingin menyeruak masuk dari sela-sela jendela mobil, membuatku kian merasa sendirian di tengah malam yang gelap. Bahkan rinai hujan seolah menyambut kedatanganku.Aku memilih menginap di sebuah losmen sederhana. Tidak ada yang mewah, hanya tempat untukku merebahkan tubuh setelah perjalanan panjang dari kota. Setelah check-in, aku langsung menuju kamar dan menghempaskan tubuh di atas kasur yang terasa keras. Meski lelah, mataku tak juga terpejam. Bayangan Mama, wajah Chia, dan segala kenangan pahit terus menghantui pikiranku.Kuhembus napas kasar. Hati ini rasanya makin kacau, entah ke mana aku harus memulai pencarian nantinya. Bahkan aku tidak memiliki informasi lebih detail tentang keluarga Chiara di daerah ini.Dalam keadaan terlentang, aku meraih ponsel di meja nakas. Memandang layarnya dengan peras

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Menjadi Penawar

    Setibanya di rumah sakit, hari sudah malam. Aku langsung menuju ruang ICU di mana Mama mendapatkan perawatan intensif. Ruangan yang seharusnya steril itu, justru tampak ramai karena ada Papa, dokter dan suster di dalamnya. Aku pun masuk dan mendekat ke samping ranjang.Mama terlihat sudah membuka matanya, tapi napasnya justru tersengal dan tertahan-tahan. Aku meraih tangan Mama yang terasa begitu dingin. Aku menciumnya hingga tanpa terasa air mata menetes begitu saja, melihat keadaan Mama apalagi wajahnya yang sangat pucat."Ma ... mama harus kuat. Mama pasti sembuh dan sehat lagi," bisikku tepat di telinganya. Sementara Papa dengan matanya yang basah, terus mengusap kepala Mama."Had ... kamu harus cari keluarga Om Ruslan. Minta maaf pada mereka. Sampaikan juga permintaan maaf mama karena anak-anak mama sudah menyakiti mereka terutama Chia. Mama ... titip Rakana. Jangan biarkan dia makin tersesat. Didik dia ... agar menjadi lebih baik, Had." Suara Mama parau dan terbata-bata.Aku men

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bodoh!

    "Hari itu, aku yang menyuntikkan obat tidur saat Chia gak sadarkan diri di dalam mobilku. Aku ... memang menidurinya saat dia dalam kondisi tidak sadarkan diri. Aku terobsesi sama Chia karena aku gak rela dia mencintai Abang. Aku gak rela Chia menjadi milik Abang dan gak ada yang boleh memiliki Chia kalau aku gak bisa memilikinya. Aku yang dengan sadar merekam perbuatanku pada Chia saat dia tertidur agar Abang marah dan menceraikannya. Setelah kalian berpisah, aku bisa memilikinya kembali.""Tapi aku salah, bagaimanapun aku memohon dan mengemis, dia tetap tidak mau menerimaku lagi. Dia gak mau memberiku kesempatan. Dia dan keluarganya pergi tapi aku gagal mengikuti mereka hari itu. Aku cari-cari info tapi gak ada jejak yang bisa aku temukan. Aku kehilangan Chia, benar-benar kehilangan dia. Sampai aku mencoba mulai menerima kehadiran Faula yang sudah melahirkan. Aku mencoba berdamai dengan hubunganku bersama Faula. Hidup sebagai mana harusnya dengan Faula karena Chia gak bisa lagi aku

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagai Tersambar Petir

    "Mama kenapa, Pa? Mama sakit apa?" Aku langsung memburu Papa begitu tiba di rumah sakit. Menyusul duduk di kursi tunggu sebrang ruangan ICU.Papa tampak mengusap wajahnya frustasi. Kemudian menengadahkan kepala menempel pada dinding di belakangnya. "Mama sehat-sehat aja sebenarnya, Had. Tapi ....""Tapi apa? Pa, jangan buat aku makin khawatir," pintaku cemas.Papa meraup wajah dengan kedua telapak tangannya, lalu menatapku dengan netra berembun. "Had ... apa kamu tahu Rakana di mana selama ini?"Keningku sontak mengernyit karena selama tiga tahun lamanya, baru kali ini Papa menanyakan Rakana kembali. Aku pun menggeleng. "Aku gak tahu, Pa. Aku juga gak peduli lagi dia di mana. Mungkin, dia sudah menikah dan hidup bersama Chia setelah membohongiku tiga tahun yang lalu," jawabku kemudian.Papa menoleh dan menatapku dengan tatapan tak biasa. "Bagaimana bisa kamu menduga kalau mereka menikah?"Aku mengangkat bahu malas. "Mereka masih saling saling mencintai, Pa. Sangat mungkin kalau mereka

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pov FAHAD

    **************TIGA TAHUN KEMUDIAN ....Drrrt Drrrt Drrrt.Aku membuka mata saat ponsel bergetar, menyala karena alarm yang disetel sebelumnya. Setelah bangun, aku segera mematikannya. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Cepat aku membuka resleting dari tenda yang menjadi tempatku tidur.Lapangan luas membentang. Bau tanah kering menyeruak. Beberapa tenda lain terpasang dengan jarak cukup jauh dari tempatku, menjadi pemandangan pagi ini.Satu tahun ke belakang, aku senang mendaki gunung. Apalagi saat berhasil summit di puncaknya. Rasanya hanya ada aku dan alam, menyatu dan menenangkan.Aku enggan beranjak dari dalam tenda. Aku duduk dengan kedua kaki menekuk sambil memeluk lutut. Memandangi hamparan tanah yang begitu luas di alun-alun Suryakencana saat ini.Saat sendiri seperti sekarang, aku selalu diingatkan akan sosok Chiara. Perempuan manis yang berhasil membuatku jatuh cinta begitu dalam, tapi juga mampu menjatuhkanku tanpa ampun bersama luka yang tak berperi.Dia berselingkuh d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status