Share

Pembalasan

Bagian 179

Pembalasan

Jenazah Gia didorong oleh Fahmi dan Maira, kemudian mereka masuk di ruangan khusus, di mana biasanya penyidik mencari sidik jari atau temuan apa saja pada jenazah korban pembunuhan yang belum terungkap. Hanya Maira yang bisa memeriksa tubuh Gia, karena keberadaan polisi perempuan yang amat sedikit.

“Kau keluarlah, biarkan aku sendiri. Awasi yang lain,” pinta Maira pada Fahmi dengan suara berat. Mengerti bagaimana perasaan wanita itu, Fahmi keluar. Ia tak pulang atau ke mana-mana, menunggu di luar ruangan, mana tahu Maira membutuhkan bantuannya.

Putri pertama Ali memakai sarung tangan berwarna putih tulang. ia membuka kain kafan yang menutupi tubuh Gia. Perlahan-lahan agar jenazah tetapi terjaga raganya. Ada perasaan senang melihat ibu mertuanya begitu ditampakkan kesholihannya ketika tiada, tetapi urusan di dunia belum selesai bagi Maira. Tentu ia akan mengejar pembunuhnya siapa pun itu.

“Tenanglah, Ibu di sana, di sini aku akan menghukum pembunuhmu. Aku yaki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status