Share

Merasa Bersalah

Bagian 132

Merasa Bersalah

“Apa Maira serius tak ingin menjadi dokter?” Gu berbicara empat mata pada suaminya. Sembari ia meletakkan Zahra yang sudah tertidur pulas.

“Iya. Dia sudah mulai latihan di lantai atas,” jawab Ali sambil melepaskan jaketnya. Ia baru saja tiba dari Syam. Lelah? Tentu saja, tetapi demi putri kesayangannya apa yang tidak bisa ia lakukan?

“Dulu Naima tak mau jadi dokter. Sekarang Maira pun sama. Lalu siapa yang akan meneruskan cita-citaku? Maira itu pula denganmu rasanya … kalau boleh cemburu, sudah lama aku lakukan.”

“Tahan diri. Dia putri kita, walaupun hadirnya dengan cara tak termaafkan. Sebab aku menyayanginya daripada yang lain, karena aku tak bisa memberikan semua untuknya. Sedangkan putriku yang lain, bisa. Cukup adil, bukan?” Ali menenangkan Gu yang mulai tersulut emosi.

“Adil menurutmu, iya.” Wanita itu mengembuskan napas panjang.

“Masih ada dua putri kita yang lain, si kembar dan Zahra ini, yang laki-laki pun kalau mau jadi dokter tak masalah. An
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status