****Buru-buru kutarik tangan Anindita, adik iparku. Tampak dari wajahnya dia bingung kala aku menarik tanganya menjauhi Viona yang masih berdiri termangu memandangiku yang terlihat sangat cantik dibandingkan dengan dirinya."A-ada apa sih Mbak?" Tanya nya yang masih tampak bingung. Dia oun menoleh kebelakang memperhatikan VionaAku masih diam dan tetap menggenggam tanganya menjauhi tempat acara. Hingga kurasa tak ada orang lagi, aku berbicara aap yang sebenarnya terjadi secara singkat."Gini, Mbak mohon kamu jangan bilang kalau Mbak ini kakak Ipar kamu.""Hah? Kenapa? Mbak kok aneh banget sih." Tanyanya sambil membulatkan mata padaku "Please, Mbak mohon kamu menuruti permintaan Mbak kali ini aja ya.""Iya Mbak." Anandita yang bingung tapi terpaksa harus mengikuti keinginan ku."Oh ya satu lagi, jangan pernah dekatkan Mas Ferdi dengan si Viona ya!" Ucapku kembali.Aku yang sadar dengan ekspresi Adik Iparku pun segera memberikan penjelasan."Nanti kalau uda selesai acara, Mbak bakal c
****"Mmm itu... Dia lagi ama Viona Pa!" "Apa Ma! Sama viona? Kok bisa sih dia datang kepesta Papa? Emang dia siapa, pengusaha?" Kulihat ekspresi wajah Mas Ferdi yang begitu terkejut, sama dengan diriku tadi.Aku menggelengkan kepala dengan cepat, aku juga kurang tau siapa dia, dan kenapa dia bisa ada disini. Padahal ini kan pesta untuk para pengusaha dan orang muda yang diundang juga hanya sebatas teman dan kerabat Mas Ferdi juga Anandita."Mungkin teman dekat adikmu deh Pa, soalnya tadi Anandita juga bilang dia temanya." Ucapku berpikir sambil menaruh telunjuk di daguku"Masa' sih Ma, dia punya temen macam Viona? Papa rasa gak mungkin deh." Kelihatan sekali jika Mas Ferdi memikirkan hal yang sama dengan ku Tampak dari kejauhan Anandita dan Viona berjalan mendekati kita berdua. Segera saja aku ajak Mas Ferdi pergi dari tempat ini dan bersembunyi dibalik pilar.Ku intip mereka berdua dari kejauhan, Mas Ferdi juga terlihat mengamati dengan seksama.Ternyata Anandita mengajak Viona un
*****"Hahahah rasalin lo!" Gelitik ku dalam hati.Acara berlangsung hingga pukul sebelas malam, dan setelah semua selesai kami bersama-sama pulang kerumah dalam keadaan lelah namun bahagia.Apalagi Papa mertua yang sedari tadi mengulum senyum karena beliau memang tak menyangka jika acara ulang tahun diumur beliau yang sudah mencapai setengah abad ini begitu meriah dengan berbagai macam kado pemberian dari rekan dan relasinya yang tentu nya berisi kado-kado mewah.Sesuai juga dengan jamuan yang kami berikan tadi. Lagian untuk mereka, memberi kado mewah untuk Papa juga bukan hal yang berat. Karena memang mereka semua kalangan orang berduit.Sesampainya dirumah, masih ada kejutan kecil dari Bunda untuk Papa. Ada kue kecil yang memang disiapkan Bunda untuk Papa tiup dirumah.Biar lebih intim mungkin ya, karena hanya dilakukan bersama keluarga."Terimakasih sayang ku, juga anak-anak ku untuk semua kejutan ini." Kulihat bulir-bulir air mata bahagia tersemat dipelupuk mata Papa yang sedang
Yuuuk ikuti terus cerita ini, dan jangan lupa tinggalkan like dan komen ya. Dan jangn lupa juga untuk subscribe ceritaku yang lainya...Terimaksih dan selamat membaca...****Seusai kegiatanku dengan Mas Ferdi dikantor, aku memutuskan untuk langsung pulang kerumah dan istirahat. Apalagi ini sudah sore hari."Pulang aja ya Pa. Badan Mama uda capek semua.""Gak cari makan dulu?" Tanya nya"Gak usah deh Pa, paling juga Bik Titin masak.""Oke Ma."Kita berdua pun berjalan kedepan lobby kantor menunggu Pak Joko karena memang dialah yang akan mengantarkan kita pulang.Setelah mobil tepat berada diluar kantor, aku dan Mas Ferdi langsung berjalan menghampiri Pak Joko yang sudah membuka kan pintu mobil untuk kita berdua."Sore Pak, Bu..!" Sapanya"Iya sore juga Pak. Langsung pulang kerumah ya." Ucap Mas Ferdi memberi tau "Siap Pak." Pak joko membungkuk kan sedikit badanya dan menutup pintu, lalu berlari kecil menuju kemudi.Dan melajukan mobil menuju rumah yang hanya memerlukan waktu kurang
****Pov Viona"Ma... Mama!" Teriak ku saat mencari Mama"Apa sih Vio, dirumah teriak-teriak, kayak dihutan aja. Ada apa sih!" Ucap Mama yang nampak gusar "Hehehe iya maaf, lagian reflek saking bahagianya Ma." Ucapku berbinar"Bahagia? Bahagia kenapa?" Mama masih nampak bingung dengan ucapanku."Ma, akhirnya Vii keterima kerja di Pt.BAJA KARYA Ma. Dan besok Vio uda mulai masuk." Ucapku bahagia sambil menggenggam tangan Mama."Alhamdulillah ya Nduk, gak sia-sia Mama kuliahin kamu di London, akhirnya kamu sekarang bisa kerja PT. BAJA KARYA." Ucapanjumawa sambil menepuk pelan bahuku setelah acara interview selesai.Aku sendiri juga tak menyangka jika akhirnya aku bisa mendapatkan perkerjaan disana. Ku kira, kerja disana persyaratanya sangat sulit. Ternyata, cuman ecek-ecek."Besok kalau aku sudah gajian, kita makan-makan ya Ma. Sekalian kita jalan-jalan luar kota."Mama yang mendengar ucapanku langsung tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan gigi Mama yang mulai menguning disana
Pov VionaDdrrrt... Dddrrttt... Ddrrtt...Saat aku mulai sibuk dengan pekerjaaku, kembali gawaiku bergetar karena pesan masuk. Aku yang sedari awal sudah bosan, iseng-iseng mengecek pesan tersebut.Ternyata pesan itu berasal dari Anandita, seorang pengusaha muda yang ku kenal saat aku kuliah diLondon, berkat si Karin. Aku sangat suka dengan nya, selain dia cantikz kaya, juga sangat loyal.[Besok Papa aku ultah Rin, besok elo dateng ya!]"Ha, Rin!... Berarti sebenarnya ini pesan pribadi dong, jangan-jangan si Anandita ini salah nulis disini." PikirkuKarena memang grup ini hanya berisi kan tiga orang saja. Aku, Karin dan juga Anandita. Sial, berarti memang si Anandita tak menganggapku. Tak papa lah, aku harus selangkah lebih maju. Langsung saja kubalas pesan darinya, bahwa aku juga ingin ke pesta orang-orang kaya. Masa' bodoh lah dianggap tak tau malu. Yang penting aku bisa ikut ke pesta[Waaah selamat ya Dit, btw jam berapa nih acara ulayahnya?]Langsung kukirim balasan pesan ku. Be
Setelah mendapat kabar dari Bu Rusmi, bahwa hari kamis aku mendapatkan giliran pengajian rutin, aku sudah mempersiapkanya.Aku memesan kue ditoko holl*nd dan juga tumini dilangganan Andin. Karena aku tak seberapa paham untuk soal nasi disini.Aku sengaja memilih roti yang sedikit mahal dan tumpeng dengan irisan daging rendang yang besar.Tak masalah lah, kalau aku mengeluarkan bajet sedikit besar untuk tiga puluh orang tetanggaku.Tak lupa, aku juga memesan makanan katering untuk jamuan saat istirahat. Semua sudah ku persiapkan dengan sangat matang"Masyaallah Bu, hampers dari ibu buat pengajian ini benar-benar mewah sekali. Kalau didesa saya mah, cuman sekotak roti. Paling-paling isinya juga donat dua ribuan." Ucap Bik Titin polos"Pasti nih ya Bu, mereka bakal tambah jantungan melihat semua ini. Akhirnya orang yang selama ini mereka hina miskin, ternyata miliyarder yan baik hati."Aku yang mendengarnya langsung terbahak. Bisa-bisanya Bik Titin berpikiran seperti yang ku pikirkan. Bu
Melihat ekspresi mereka membuat aku ingin sekali tertawa terbahak. Bahkan sampai ingin guling-guling. Tapi tak mungkin juga, karena disini banyak orang.Akupun juga harus jaga image dong, sebagai orang berada dan berpendidikan. Tapi aku tetap saja geli melihat mereka.Acara pengajian pun selesai, tak lupa juga aku memberikan hampers untuk mereka semua. Lagi-lagi mereka ternganga melihat nya. Karena bagi mereka, hampers yang ku beri sangat lah istimewa.Berbeda dengan hampers yang mereka terima setiap pengajian rutin dirumah Ibu-ibu komplek sini.Bahkan sampai saat bersalaman, mereka tak henti-hentinya menanyai ku tentang perihal ini. "Ya Allah Bu Din, kenapa gak bilang sih kalau ternyata Bu Dina ini orang yang kaya raya.""Duuuh gak nyangka ya, punya tetangga yang super duper kaya.""Kok mau sih Bu Din, tinggal di kontrakan kayak gini. Padahal kan Bu Dina orang kaya!""Bu, tolong masukan anak saya ke perusahaan Ibu dong, pas dia lulus kuliah nanti.""Waduuh Bu Dina, uda cantik, pinta