Share

Happy Karaoke

Penulis: Nur Asih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-08 03:21:20

“Urusan penting apa memangnya?” Farida berbicara sambil menikmati teh buatan Mala.

“Em … pokoknya penting, Bu. Ayolah Bu semalam saja nitip Danis.” Pandangan Tomi yang memelas membuat Farida luluh. 

“Iya, iya.”

“Terima kasih. Ibu memang terbaik.” Dua jempol Tomi terangkat.

“Sip, rencana berjalan mulus,” batin Tomi.

“Ibu mau pulang dulu. Tadi Ibu ke sini niatnya mau ketemu Danis. Eh, dianya tidur ternyata.” Meski Farida tidak menyukai Mala, tetapi dia sangat menyayangi Danis cucunya. “Kalau kalian mau keluar, antarkan saja Danis ke rumah Ibu,” imbuh Farida.

“Iya, Bu,” ucap Tomi.

 Mala duduk di tepi ranjang memandang putranya yang tertidur lelap. Diusapnya rambut Danis perlahan-lahan. “Kenapa perasaan Bunda tidak enak, ya, Nak?”

Usapan lembut sang bunda membuat Danis menggeliat. Ada seulas senyum yang terukir di bibirnya. Mala menunduk lalu mencium pucuk kepala Danis. 

Waktu menunjukkan jam delapan malam. Mala dan Tomi makan malam bersama.

 “La, nanti Mas mau ajak kamu ke suatu tempat.”

Mala menghentikan suapannya. “Kemana Mas?”

“Ada lah pokoknya kamu ikut saja! Nanti Danis biar di rumah ibu.”

“Danis tidak ikut, Mas?” Mala mengerutkan keningnya.

“Tidak. Karena mungkin saja kita akan pulang larut.” Tomi terus menyuap makanan tanpa menatap Mala.

Mala memperhatikan suaminya. Mereka akan pergi tanpa Danis, memangnya mereka akan pergi kemana? Tanya Mala dalam hati.

“Bunda!” Danis mendekati Ayah dan Bundanya, tangannya mengucek mata yang masih agak mengantuk. 

Suara Danis membuat Mala bangkit dari duduknya lalu menghampiri sang putra. “Duh anak Bunda sudah bangun rupanya.” Mala menggendong Danis, mendudukkannya di pangkuan. “Danis mam, ya, Bunda suapin.”

Bocah dengan muka bantal itu mengangguk.

“Nanti Danis ke rumah nenek, ya,” ucap Tomi.

“Asyik,” jawab Danis riang.

Setelah makan malam selesai, Tomi langsung mengantar Danis ke rumah neneknya. 

“Aku antar Danis ke rumah ibu, dulu . Kamu siap-siap. Jangan lupa pakai dress yang kubelikan,” ucap Tomi.

“Iya, Mas,” pipi Mala bersemu merah. 

Ternyata dugaan Mala benar. Suaminya sengaja membelikan dress minim untuk dipakai di malam hari. Memoles wajah dengan makeup yang dibeli tadi, Mala terlihat sangat cantik. Dia berkaca di depan cermin, memutar badan. Mala menutup wajahnya yang bersemu merah. Malam ini, bahkan dirinya sendiri mengakui bila dia sangat cantik.

“Pantas saja pemuda tadi mengira Danis adikku.” Bibir Mala tersenyum lebar. 

Derit pintu yang terbuka membuat Mala gugup. Ya, meskipun Tomi adalah suaminya tetap saja dia merasa gugup bila harus berpenampilan seksi.

Duduk di tepi ranjang jemari Mala meremas sprei. Pandangannya tertuju pada lantai yang dipijak.

“Sudah siap?” Suara Tomi membuat Mala mendongak. 

“Su … sudah, Mas,” ucap Mala malu-malu.

Terpesona, hal yang pertama Tomi rasakan saat melihat penampilan sang istri. Rambut yang biasanya lurus dibuat curly, wajah yang biasanya polos berubah cantik dengan polesan makeup. Perona merah membuat bibir Mala sangat menggoda.

Melangkah perlahan, Tomi mulai mengikis jarak. Duduk di samping wanita yang telah ia nikahi hampir lima tahun, Tomi merasa ada yang berdesir. Tangan kokoh pria itu terulur membelai pipi Mala. 

Mendapat belaian dari suaminya, Mala memejamkan mata. Dapat dia rasakan nafas hangat Tomi menyapu wajah ayunya. 

Akan tetapi, saat jarak keduanya semakin dekat, ponsel Tomi berbunyi. 

“Sial,” umpat Tomi. Pria itu meraup wajahnya kasar.

Mala membuka mata, dahinya mengernyit. Telepon dari siapa memangnya? Hingga Tomi harus menjauh saat menerima panggilan tersebut. 

Tirai kamar tersingkap, pria berambut ikal itu langsung membuka lemari pakaian. Sementara, Mala hanya memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan Tomi dengan alis bertaut.

“Pakai ini!” Rok plisket panjang berwarna coklat dan jaket denim Tomi berikan pada Mala.

“Kita mau kemana, Mas?” tanya Mala.

“Jangan banyak tanya Mala. Cepat pakai, kita sudah terlambat,” pekik Tomi.

Beranjak dari duduknya, Mala berniat berganti pakaian. 

“Mau kemana?!” teriak Tomi yang membuat Mala tersentak.

Suaminya kembali ke sifat asli, kasar. “Mau ganti baju.”

Sorot mata Tomi berubah nyalang. “Nggak usah ganti baju. Tinggal pakai ini!” Karena tidak sabar Tomi memakaikan Mala rok plisket panjang dan jaket. “Sekarang pakai sepatu hak tinggimu,” titah Tomi selanjutnya.

“Kita sebenarnya mau kemana, sih, Mas?” Lagi-lagi Mala bertanya. Sepatu berhak sudah menghiasi kaki jenjangnya.

“Sudah jangan banyak tanya. Nanti kamu tau sendiri.” Tomi menarik tangan istrinya dengan kasar.

Gara-gara terpesona dengan kecantikan istrinya, Tomi sampai lupa pada tujuan awal. Beruntung orang yang diajak kerjasama tidak jadi membatalkan perjanjian yang telah disepakati.

Mengendarai motor dengan kencang, berkali-kali Mala berpegangan pada Tomi karena takut terjatuh.

Motor berhenti, Mala melepas helm yang dipakai lalu mengedarkan pandangan. Banyak mobil dan motor berjajar rapi. Plang besar yang menyala terang bertuliskan ‘Happy Karaoke’ membuat hati Mala kacau. 

“Ayo masuk?” Tomi menarik tangan istrinya. 

Penolakan dilakukan Mala. Dia diam di tempat tak bergerak sama sekali meskipun Tomi terus menarik tangannya.

“Aku tidak mau ke sana, Mas,” tolak Mala. Sekuat tenaga wanita itu berusaha melepaskan cengkraman tangan Tomi. 

Akan tetapi, tenaga Mala jelas kalah dari Tomi. Cengkraman Tomi justru semakin erat, dia menyeret istrinya. Tidak peduli istrinya terus meronta.

Meski belum pernah pergi ke tempat seperti ini, Mala tahu tempat ini tidak baik untuknya.

Firasatnya benar, ada maksud terselubung dibalik perlakuan manis suaminya. Buktinya Tomi membawanya ke tempat hiburan malam.

Baru saja menapakkan kaki, Mala dan Tomi sudah disambut oleh pria bertubuh gempal. “Bos sudah menunggu sedari tadi,” ucap si pria.

Air mata Mala terus bercucuran, segala pikiran buruk sudah memenuhi kepalanya.

Pasangan suami istri itu diajak ke sebuah ruangan bernuansa gelap, seorang pria berpakaian necis menyambut keduanya.

“Barang yang bagus.” Seulas senyum terbit di sudut bibir kala melihat kecantikan Mala. “Buka jaketnya!” Perintah pria yang bernama Bara. Pemilik ‘Happy Karaoke'.

Tomi menyenggol lengan istrinya. “Cepat buka.” Tomi mendelik pada Mala.

Mendapat perintah dari Tomi, Mala justru memegang erat jaketnya. “Aku tidak mau, Mas?” Mala menggeleng, air matanya mengalir deras. 

Bara mundur beberapa langkah kemudian duduk di sebuah meja dengan bersedekap dada. “Kamu berbohong?” Tatapan Bara menghunus, tepat di netra Tomi. “Katamu dia …,” Bara menunjuk Mala, “yang minta bekerja di sini. Tapi, sepertinya dia justru ketakutan.”

Tatapan Bara yang begitu dingin membuat Tomi ketakutan, belum lagi pria gempal yang sedari tadi ada di dekat Bara yang juga ikut menatapnya. Membuat Tomi mengeluarkan peluh meski di ruangan bersuhu dingin.

“Saya tidak bohong, Bos. Dia memang ingin bekerja di sini,” ucap Tomi.

Mendengar ucapan suaminya, Mala berteriak, “Apa maksudmu, Mas?!”

“Diamlah, Mala,” bisik Tomi penuh penekanan di telinga Mala.

“Beri saya waktu lima menit untuk bicara dengannya, Bos,” pinta Tomi. Tatapannya begitu mengiba pada Bara.

“Lima menit,” ucap Bara.

Lengan Mala terasa sakit saat Tomi mencengkramnya lalu menariknya keluar ruangan. “Ikut aku!”

Keduanya keluar dari ruangan Bara.

“Kamu berniat menjualku, Mas!” pekik Mala. “Tega kamu, Mas!” Mala mengusap pipinya yang basah. 

“Aku tidak menjualmu, Mala,” elak Tomi.

Mala berdecih. “Membawaku ke sini dengan pakaian yang biasa dipakai pelacur. Kalau tidak untuk dijual. Untuk apa hah …?”

Tomi menjambak rambutnya. “Kamu di sini hanya bekerja, La … bekerja.”

“Pekerjaan apa … mlacur. Aku tidak Sudi!” Mala mendorong tubuh Tomi lalu melangkah pergi.

“Baiklah kalau kamu tidak mau. Relakan saja rumah peninggalan orang tuamu itu untuk disita rentenir.” 

Langkah Mala terhenti, sudut bibir Tomi terangkat. Pria itu mendekati istrinya untuk membisikkan sesuatu. “Bagus, lagipula ini tidak sebanding dengan pengorbananku yang rela menikahi wanita kotor sepertimu,” cibir Tomi.

Pasrah, hanya itu yang bisa Mala lakukan setiap kali Tomi mengungkit masa lalunya. 

Demi Tuhan, Mala benci pria berpenutup wajah yang sudah menghancurkannya lima tahun lalu.

Bab terkait

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Janda bersuami

    Bab 8 Janda BersuamiSenjata andalan Tomi selain Danis tentu saja rahasia masa lalu Mala. Hanya dia dan Mala yang tahu mengenai peristiwa kelam lima tahun lalu. Lima tahun lalu, di suatu malam. Mala yang tinggal sendirian di rumah selepas orang tuanya meninggal terbangun di tengah malam. Dia yang tengah tertidur lelap merasa kesulitan untuk bernafas. Saat netra berwarna coklat milik Mala terbuka, sosok pria dengan penutup wajah tengah berkuasa atas tubuhnya. Sebelum sempat berteriak, pria itu terlebih dulu membekap Mala. Malam itu, malam terkelam di hidup Mala. Seorang gadis yatim piatu harus hancur di usia tujuh belas tahun. Setelah puas menghancurkan Mala, pria itu pergi begitu saja. Mala terus menangis di sudut kamar, tangannya menggenggam erat sebuah benda. Kalung emas —berliontin jangkar— milik si pria yang tanpa sengaja Mala tarik saat melakukan perlawanan. “Dek … Dek!” Suara panggilan diikuti ketukan dari luar mengejutkan Mala.Dengan tertatih Mala keluar dari kamar. Kea

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Teman baru

    “Kita tidak akan melakukan hal itu,” ucap Nina.Ada kelegaan di hati Mala saat mendengar ucapan Nina.“Di sini kita hanya menemani mereka bernyanyi tidak lebih. Bos Bara tidak menyediakan jasa ‘seperti itu’. Bahkan, pria tua itu akan memberi sanksi tegas pada LC-nya bila ketahuan berbuat ‘seperti itu' di sini. Kalau diluar, ya, silakan,” imbuh Nina. “Atau kalau kamu ingin …?” Goda Nina sambil menaik-turunkan alisnya.“Tidak … tidak. Aku tidak ingin,” sanggah Mala cepat. Bekerja di tempat ini saja sudah suatu bencana baginya. Apalagi sampai ….Ah, hal itu jauh dari pikirannya.“Sudah siap?”Nina dan Mala menoleh ke arah sumber suara. Bara sudah berdiri di ambang pintu.“Sudah, Bos,” jawab Nina. Bara mendekat ke arah mereka. “Untuk beberapa hari kedepan. Dia ikut kamu dulu, Nin. Ajari dia apa yang harus dilakukan di sini,” tutur Bara pada Nina. Mata yang selalu menatap tajam pada lawan bicaranya itu meredup saat menatap Mala. Ada hal yang terus menggelitik di hati, yang dia sendiri tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Aroma Jasmine

    Niko terus memperhatikan wanita yang berada di sisi kanannya. Parfum beraroma jasmine menggelitik indera penciuman pria berhidung mancung itu. Mata Niko bahkan sampai terpejam, saat menghirup aroma parfum yang beterbangan di udara. Rasanya dia ingin terlelap di dalam aroma sang wanita.Entah tidak tahu atau … memang wanita yang duduk di sampingnya terlalu abai dengan sekitar. Sampai-sampai melirik ke arah Niko saja tidak. Menertawakan diri sendiri, ternyata ada wanita yang abai dengan pesonanya. Padahal mereka hanya bersekat sebuah kursi.“Maaf, Bu. Bolehkah saya titip Danis sebentar. Sepertinya saya akan sedikit terlambat menjemputnya. Terima kasih.”Siapa Danis? Pertanyaan muncul ketika Niko mencuri dengar pembicaraan si wanita dengan seseorang melalui ponsel.Niko bersedekap dada, memejamkan mata, tapi menajamkan pendengarannya. Ponsel si wanita berkulit putih berdering.Akan tetapi, suara si wanita tidak selembut tadi. Kali ini, suaranya terdengar sedikit ketus di telinga Niko.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Aroma yang sama

    Ditempat lain Niko tengah pegal hati, sedari tadi Andi terus saja mengoceh ke sana ke mari tidak jelas. Mereka duduk bersandar di ranjang milik Niko. Kedatangan Andi menggagalkan rencana Niko untuk tidur lebih awal.“Aku sakit hati, Nik. Sakit.” Andi berkata dengan menunjuk dada sebelah kirinya. “Aku kurang apa coba? Teganya si Rani selingkuh dariku,” keluh Andi pada sahabatnya.“Kurang kaya, kurang ganteng, pokoknya banyak lah kurangmu,” jawab Niko tak acuh. Tangannya terus memainkan ponsel. “Aduh!” pekik Niko saat sebuah bantal mendarat tepat di wajah tampannya. “Rese, Lo.” Niko mengembalikan bantal yang dilemparkan Andi.“Eits! Nggak kena,” ejek Andi saat dia berhasil mengelak lemparan Niko. “Aku ini lagi sedih, Nik.” Pria bertubuh tinggi itu beralih tempat duduk ke samping Niko. Tangannya bergelayut manja di lengan Niko.“Ish, apaan, sih. Jijik aku.” Niko melepas tangan Andi yang bergelayut padanya. Hal yang membuatnya bergidik.“Lah, aku lagi sedih. Kamu malah gitu,” rengek Andi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Janda Muda

    Andi sudah tertidur lelap di mobil. Sementara yang duduk di kursi kemudi masih awas memandang pintu keluar ‘Happy Karaoke'. Entah sudah berapa banyak batang nikotin yang telah ia hirup.Hanya seorang pemandu lagu, tapi kenapa membuat Niko begitu penasaran hingga rela menunggunya di sini hingga berjam-jam. Berulang kali dia meremas rambutnya. Logikanya bilang, dia harus pergi. Namun, hatinya ingin tetap di sini menunggu Mala. Suara lembutnya, wangi tubuhnya membuat Niko kehilangan akal. “Sial,” umpatan tidak berhenti keluar dari mulut Niko, merutuki diri sendiri yang tenggelam dalam pesona Mala.Jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan menunjukkan hampir jam tiga dini hari. Namun, yang Niko tunggu belum juga keluar. Padahal sudah sejak tadi, satu persatu pengunjung keluar dari dalam sana. Lampu yang menyala terang juga sudah padam. Dahi Niko mengernyit saat tidak mendapati satu pun pemandu lagu keluar dari pintu depan. Tidak mungkin, ‘kan, para pl menginap di dalam sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Penolong

    Airmata Mala terus mengalir, tenaganya hampir habis karena terus melakukan perlawanan pada Oji. Netranya sudah tertutup sempurna. “Ya Tuhan jangan biarkan aku kembali merasakan hal buruk yang sama untuk kedua kalinya.” Mala terus meminta pertolongan pada Sang Pencipta. Bila hal itu kembali terulang Mala tidak akan sanggup menanggungnya.Cukuplah pekerjaannya yang kotor, jangan kehormatannya juga ikut kotor. Saat hampir menyerah Mala merasakan tubuh Oji menjauh dari tubuhnya. Netra yang sedari tadi terpejam, terbuka dengan sempurna. Seseorang bertubuh tegap tengah berkuasa di atas tubuh Oji, pukulan bertubi-tubi membuat si lintah darat tidak berdaya. “Dasar pria brengsek.” Umpatan mengiringi pukulan si pria. “Tidak bermoral.”Melihat perkelahian keduanya, Mala menangis sejadi-jadinya. Dia selamat dari Oji. Bajunya sudah berantakan tak berbentuk. Wanita berambut pendek itu terus mendekap tubuhnya. Airmata yang mengalir membuat wajahnya berubah kuyu.Awalnya Niko ingin ke kamar mandi, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Sebobrok apa?

    Lama sekali batin Niko. Suara pintu mobil yang berdentam menyentak Niko. “Lho, kemana dia?” Pertanyaan muncul saat mendapati Mala sudah tidak ada ditempatnya. “Sial.” Rupanya wanita itu sudah berjalan cukup jauh. Niko turun dari mobil lalu mengejarnya.Ekspektasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bayangan iya-iya, ternyata hanya angan Niko. Hanya karena ingin mengejar Mala, Niko sampai tidak menyadari bila dia hanya mengenakan boxer saja.“Tunggu.” Niko mencekal lengan Mala.“Apa?!” Mala mendelik.“Bukankah tadi kamu bertanya. Bagaimana caranya membalas kebaikanku?”Helaan napas keluar dari hidung Mala. “Maaf saya lupa. Sekarang katakan! Apa yang harus saya lakukan, Tuan?” Mala sempat berpikir pria di depannya ini menolongnya dengan tulus. Ternyata Mala salah. Dia tidak berbeda dari Tomi, memiliki pamrih. “Berikan ponselmu!”Oh, pria ini menginginkan ponselnya sebagai imbalan. Tanpa berpikir dua kali, Mala memberikan ponsel miliknya. “Ini!”“Polanya?”Mala menepuk jidatnya, kalau p

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Tidakkah trauma ?

    Wajah Tomi yang semula semringah berubah pucat karena pertanyaan istrinya. Lidahnya mendadak kelu. “Sedikit lagi,” ucap Tomi. “Sedikit lagi itu berapa?” Mala memutar bola matanya. “Ya, pokoknya sedikit lagi. Aku lupa tepatnya berapa?!” Suara Tomi meninggi. “Secepatnya lunasi hutang kita pada si Oji brengsek itu. Aku muak berurusan dengannya.” Mala hendak masuk kamar, tetapi Tomi memegang tangannya.“Apa maksudmu, La?” “Lihat ini!” Mala mengibaskan tangan suaminya lalu menunjukkan bekas kebiruan di lehernya. Melihat bekas itu mata Tomi membeliak, mulutnya menganga lebar. “Itu bekas … cu-cupang?”“Ya … tebakan Mas tidak salah. Dan Oji pelakunya. Beruntung ada orang yang datang tepat waktu. Kalau tidak … istrimu ini sudah jadi bekas si lintah darat itu.” Sudut bibir Mala terangkat, saat melihat ekspresi terkejut suaminya. Tarikan napas juga keluar dari hidung wanita itu. “Aku mau tidur capek.” Wanita dengan rambut highlight itu menyusul putranya ke kamar.Tangan Tomi terkepal erat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20

Bab terbaru

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   ending

    Sore yang indah untuk menikmati secangkir teh hangat dan dan cemilan. Seperti halnya yang dilakukan Anan saat ini. “Duduk sini! Papa mau bicara.” Anan menepuk kursi rotan disampingnya. Menyuruh istrinya duduk setelah menghidangkan secangkir teh dan sepiring biskuit.“Mau bahas soal Niko,” sarkas Anggi. Dia sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan suaminya.Namun, Anan belum menanggapi. Pria itu menyeruput teh buatan istrinya. “Teh buatan Mama memang paling nikmat,” puji Anan.Anggi melipat tangannya, wajahnya semakin ditekuk. “Langsung pada intinya saja, Pa.”Anan meletakkan kembali tehnya. “Apa tidak berniat mencari tau dulu tentang calon Niko?”“Untuk apa cari tau. Mama sudah tau dia wanita nggak bener,” sarkas Anggi. “Papa heran, Mama tau dari siapa, sih soal Mala?” “Dari Eve.”Anan tertawa terbahak. “Dari Evelyn mantan Niko itu.”

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Terhalang restu

    Bibir Mala terkembang melihat Niko berlari ke arahnya. Sore ini Niko, Danis, dan Mala jalan-jalan ke taman kota.“Danis aktif sekali.” Niko mendaratkan tubuhnya di samping Mala. Mereka duduk di rerumputan yang ada di taman. “Aku sampai kewalahan menemaninya.” Napas Niko terdengar naik-turun setelah menemani Danis bermain.“Terima kasih sudah menyayangi Danis, Nik.” Mala menatap pria di sampingnya dengan sangat dalam.Memberanikan diri, Niko menggenggam tangan Mala. Ditatapnya mata wanita yang bertahta di hatinya itu dengan sangat dalam. Lengkungan yang indah terbit di bibir tebal Niko.“Ya, siapa tau setelah melihat ketulusanku menyayangi putranya, Bundanya akan luluh. Dan mau menerima keberadaanku di hidupnya.” Niko mencoba berkelakar. Meskipun dia tahu mungkin jawabannya akan sama. Namun, dia bertekad sebanyak Mala menolaknya, sebanyak itu dia akan menyatakan cintanya.Mala mengalihkan pandanganny

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Paman yang hilang

    “Bos,” lirih Mala. Dia begitu terkejut karena Bara memeluknya secara tiba-tiba. Bahkan pelukan pria itu begitu erat. “Maaf … Mala … Maaf.” Bara melepaskan pelukannya pada Mala. “Aku begitu bahagia.” Nampak Bara menyentuh sudut netranya. “Sekarang dimana ibumu?” Bara mengedarkan pandangannya.“Ibu saya, Bos?” Mala keheranan. Kenapa Bara mencari ibunya.“Iya Ibumu dimana, dia?” Meski Bara meneteskan air mata, tapi terlihat binar bahagia di wajahnya.“Ibu saya sudah meninggal.” “Apa?” Bara nampak terkejut, bahkan pria itu sampai terduduk di lantai. “Tidak mungkin adikku Naima sudah tiada,” raung Bara.“Maksud Bos apa?” Mala berjongkok, mensejajarkan diri dengan Bara.“Ibumu adikku Mala.”Lalu Bara menceritakan tentang kisahnya dan ibu Mala. Keduanya yatim piatu sejak kecil mereka terpaksa hidup di jalanan dan berpindah-pindah. Tidak tega, Bara mengirim Naima ke panti asuhan

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Sertifikat yang kembali

    Niko mengajak Aksa menemui Mala sore ini. Karena sepupunya itu harus menghadiri beberapa sidang hari ini. Mobil melaju membelah padatnya lalu lintas hingga mereka sampai di sebuah rumah kontrakan. Di teras kontrakan, seorang gadis dengan cenala jeans belel dan kaos crop top terlihat bangkit dari duduknya. Menyambut kedatangan keduanya.“Kita sudah sampai,” kata Niko setelah mematikan mesin mobil.Aksa tersenyum samar. “Oke juga selera Niko.” Pandangannya tertuju pada Nina.“Lama banget, sih.” Nina mencebik kesal.“Dia masih banyak urusan.” Niko melirik Aksa. “Oh.” Nina memperhatikan penampilan Aksa. “Dia yang mau bantuin Mala?”“He em. Oh, ya, kenalkan dia Aksa sepupuku.” Niko memperkenalkan Nina dengan Aksa.“Hallo Pak Aksa kenalkan saya Nina.” Gadis cantik itu mengulurkan tangannya, dengan senyuman indah yang membingkai di wajahnya.“Aksa.” Aksa merasakan sesuatu yang berbeda saat bersalaman dengan Nina. “Mau duduk di sini atau di dalam.” Nina memberi opsi.“Di sini saja,” sahut

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Bantuan Niko

    Perkataan Tomi tentu membuat ayah Tina murka. Pria yang rambutnya mulai memutih itu bahkan sampai menggebrak meja. “Kurang ajar kamu Tomi!” hardik ayah Tina. “Setelah kamu menggagahi anak saya, kamu mau lepas tanggung jawab?”“Dia sendiri yang menawarkan tubuhnya pada saya,” ucap Tomi diikuti tatapan benci pada Tina.“Jaga ucapmu!” Ayah Tina menunjuk wajah Tomi, Ayah mana yang rela anaknya dihina. Ibu Tina mencoba menenangkan suaminya, dia mengusap lengan suaminya selembut mungkin. “Sabar Pak … sabar.”Sementara Tina hanya bisa tersenyum getir. Serendah itukah dia di mata Tomi.“Sabar Pak … ini bisa dibicarakan baik-baik. Jangan emosi dulu.” Farida mencoba menengahi.“Terserah kamu mau bilang apa Mas yang pasti … kamu harus menikahiku. Karena sekarang aku sedang mengandung anakmu.”Perkataan Tina jelas semakin memperkeruh suasana. Terutama Tomi. Kepala seakan hampir meledak. Masalah Mala belum selesai, masalah baru muncul. Berbeda dengan putranya, Farida justru bahagia mendengar pe

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Tomi pelakunya

    Melihat kediaman Tomi, Mala semakin naik pitam. “Jawab Tomi … jangan diam saja!” Teriakan Mala semakin memekakkan telinga. Bahkan urat-urat leher wanita itu sampai terlihat jelas. Air mata juga terus mengalir deras di pipinya. Hancur, marah, sedih, dan kecewa menjadi satu. Bukan tanpa sebab, kotak kecil yang ditemukan Farida berisi sebuah kalung emas berliontin jangkar. Kalung itu satu-satunya bukti yang Mala miliki.Bukti yang ditinggalkan oleh pria biadab yang lima tahun lalu merenggut mahkotanya. Menghancurkan hidupnya. Membuatnya terjebak dalam pernikahan toxic. Tomi semakin meraung, merengkuh kaki Mala. “Ampuni aku Mala!” Tomi tidak bisa berkelit. “Aku mohon. Aku terpaksa … aku … aku terlalu mencintaimu.”Mala membungkuk, melepaskan rengkuhan Tomi dari kakinya hingga Tomi terdorong ke belakang. Tamparan pun Mala layangkan pada Tomi.“Biadab kamu Tomi. Brengsek … bajingan ….” Segala sumpah serapah Mala ucapkan.“Hey …!” Farida yang melihat perlakuan Mala pada putranya berteri

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   fakta menyakitkan

    Melihat Mala yang terus menangis, Nina ikut menangis. “Sudah, La, jangan nangis! Lelaki kayak gitu tidak pantas kamu tangisi.” Nina mendekap Mala sangat erat.Awalnya Mala pikir, dia tidak akan sedih dan terluka saat mendapati Tomi selingkuh. Nyatanya, tidak. Hatinya tetap saja merasa sesak, seperti dihimpit bongkahan batu.Air mata yang sekian lama mampu dia tahan, tumpah juga. “Kupikir aku akan baik-baik saja, Nin. Ternyata disini.” Tunjuk Mala pada dada sebelah kanan. “Rasanya sakit sekali.” Suara Mala begitu parau dan memilukan.Nina mengelus surai Mala, mencoba menenangkan sahabatnya. Tubuh Mala terus berguncang hebat. “Apa salahku, Nin. Hingga Mas Tomi selalu menyakitiku.”“Kamu tidak salah La tapi, Tomi saja yang brengsek,” geram Nina. Matanya juga memerah karena ikut menangis.“Kita jemput Danis, Nin.”“Ya, kita memang harus menjemput Danis. Kita ke alamat yang tadi, Pak.”

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   terbongkarnya perselingkuhan

    Mala tersenyum sinis memandangi Tomi yang tertidur sangat lelap. Di aplikasi hijau semua bukti terpampang nyata. Bukan hanya ada chat mesra, tapi juga banyak foto tidak senonoh yang Tina kirim pada Tomi.Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Mala memotret dan memvideokan semua bukti perselingkuhan suaminya. “Anggap saja ini jalan dari Tuhan untuk lepas dari suamimu Mala,” lirih Mala.Saat akan mengembalikan ponsel milik Tomi, tatapan Mala tertuju pada kemeja Tomi yang sedidik tersingkap di bagian dada. Ada sebuah tanda yang Mala paham betul, tanda apa itu.“Oh, jadi si perempuan ini sengaja meninggalkan jejak rupanya.” Mala berdecak pelan.Mala mondar-mandir di ruang tamu, dia sudah punya bukti. Namun, dia tidak boleh gegabah. Dia harus memikirkan sebuah cara untuk membongkar perselingkuhan Tomi. Perselingkuhan Tomi juga semakin meyakinkan Mala untuk berpisah. Meski dia harus menanggung konsekuens

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Bohong itu dosa

    Mala mengekor langkah ibu mertuanya, tapi ternyata Danis dan ibu mertuanya sudah masuk ke kamar mandi.“Buk, biar Mala saja yang memandikan Danis.” Pintu kamar mandi Mala ketuk dari luar.Di dalam kamar mandi, Farida bingung. Kalau dia membiarkan Mala masuk, nanti menantunya itu tanya-tanya tentang keberadaan Tomi pada Danis. Namun, kalau dia tidak membuka pintu bisa-bisa Mala curiga.Tidak ada pilihan lain, Farida memegang bahu cucunya. “Nenek mau minta tolong sama Danis.”“Minta tolong apa, Nek?” tanya Danis polos.“Nanti kalau Bunda tanya-tanya soal Ayah. Danis bilang saja Ayah ke pasar, seperti yang Nenek bilang tadi.” Instruksi Farida.“Tapi kan Ayah dari semalam tidak pulang, Nek,” ucap Danis apa adanya.“Sstt.” Farida menutup bibir mungil Danis dengan telunjuk, kepalanya menoleh ke arah pintu. Takut Mala mendengar percakapan mereka. “Jangan keras-keras! Danis, kan, anak yang penu

DMCA.com Protection Status