Share

[RACHEL] Himne Kemenangan

Dingin!

Banget.

Gila, emang.

Dengar, ya, aku ini bukan sejenis orang kampungan ignorant yang anti sama suasana baru.

Aku juga pernah rasain musim dingin, meski bukan betulan.

Rinjani, Semeru, Bromo.

Toh, ketika kudaki dulu, semuanya juga bersalju.

Jadi, seharusya sama aja, ‘kan? Aku bisa menahannya, ‘kan?

Enggak.

Baru kali ini, secara terbuka, aku menyatakan kalau pendapat itu salah.

Bayangin aja, kalau gak salah ini udah pukul sepuluh siang; dibalut mantel wol tebal; duduk diam di ruangan yang ada pemanasnya; tapi sensasi bekunya masih nyaris bikin aku gila.

Belum lagi gejolak sering dari keadaan sekitar yang bikin aku bolak-balik kamar mandi, mengeluarkan kembali isi perut.

Huft …

Ketika kutanya orang, katanya ini baru dua belas jam, tapi rasanya sudah beratus-ratus tahun.

Padahal, dari yang kudengar, Moonrise dan Ibukota itu enggak terlalu jauh.

“Kita akan segera berlabuh, Nona, Tuan. Yang Mulia berharap anda berdua bisa ketika saatnya tiba.”

Nah, itu baru berita bagus.

Penderita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status