Share

[RACHEL] Prahara Berhadiah?

Aku mati.

Tubuhku dicincang.

Isi perutku buyar.

Otakku pecah.

Tapi, entah gimana, aku maih bisa bernapas.

Sempat kukira akhirnya aku ngedapetin kekuatan yang paling kuinginkan—keabadian absolut.

Namun, semuanya menjadi kabur; sureal; samar-samar, sebelum akhirnya sesuatu membuatku membuka mata.

Langit-langit yang terhalang kelambu. Aroma mawar. Kicauan burung camar.

Cuma mimpi, ya.

Huh, untuk suatu ‘bunga tidur’, itu lumayan ‘gila’.

Ketukan di pintu dan suara lembut pelayan beralun.

Aku nyuruh dia masuk. Ngelakuin rutinitas pagi kayak biasa—basa-basi kosong, nyajiin aku hidangan, dan kemudian lanut menyerukan sesuatu yang menarik. “Nona, setelah sarapan, Yang Mulia mengharapkan kehadiran Nona di Ruang Majelis, bila berkenan.”

“Kehadiranku?” Aku ngerasain semacam firasat buruk. “Aku ingin, tapi bisa Yang Mulia menunggu sebentar? Rencananya sih hari ini aku bakal pulang, jadi mungkin aku bakal sedikit berbenah dulu.”

“Maaf beribu maaf, Nona. Yang Mulia agaknya kurang suka menunggu.”

Huh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status