Share

BAB 2 INSIDEN SAAT KECIL

Author: Rydepa
last update Last Updated: 2024-09-30 13:17:41

Suasana mobil menjadi hening, Charlos dan Ken tenggelam dalam kekhawatiran dipikiran mereka masing-masing.

Charlos mengingat kejadian saat mereka kecil, sekitar umur sepuluh tahun. Ketika Charlos akan pergi bermain bersama teman-temannya, tapi Ken waktu itu memegang tangan Charlos berkata, "jangan ke sana atau kalian akan mati."

Mendengar hal itu, anak-anak lain mundur ketakutan menjauhi Ken, beberapa mengerutkan kening menatapnya.

"Dia anak aneh."

"Tinggalkan dia, jangan ajak lagi dia bermain."

"Ayo pergi, jangan pedulikan kata-katanya, ayo Charlos."

Charlos ingat dengan jelas waktu itu, Ken memegang erat tangan Charlos. Ken menatap dan menggelangkan kepala, lalu menatap dengan menusuk pada anak-anak lain.

Ken sudah muak dengan ejekan mereka yang menyebutnya aneh, tapi ia tidak mempermasalahkan hal itu. Baginya mereka hanya sekumpulan anak berisik yang menjengkelkan, yang akan segera pergi.

Charlos memilih untuk menuruti Ken dan berdiri melindungi Ken dari anak-anak lainnya.

"Jangan menyebut Ken aneh, dia tidak aneh. Aku tidak akan pergi, aku akan bersama Ken saja."

Anak-anak lain mencibir dan meninggalkan Charlos dan Ken, Ken sendiri hanya melirik mereka lagi dengan dingin tanpa emosi. Ia tidak peduli dengan mereka, karena yang terpenting sekarang adalah memastikan Charlos aman.

Tidak lama setelah anak-anak keluar dari gerbang sekolah, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak gerbang tersebut.

Jeritan pilu memenuhi udara. Wajah Charlos membeku, ketika melihat dengan matanya sendiri teman-temannya bersimbah darah. Nafasnya tercekat dan seluruh tubuhnya kaku.

Charlos terdiam sebelum merasakan tepukan lembut di kepalanya, dan mendengar kata-kata Ken. "Syukurlah, itu bukan kau yang mati."

Melihat wajah Ken yang tenang, hati Charlos gemetar ketakutan hingga wajahnya langsung memucat. Sebelum rasa mual yang hebat membuatnya muntah dan mulai menangis tersedu-sedu.

Wajah Ken yang semula tenang berubah panik. Wajahnya memucat saat melihat Charlos muntah dan menangis, tidak tahu harus berbuat apa untuk menenangkan Charlos.

Namun tangan yang memegang Charlos mejadi semakin erat, untuk menyatakan dukungannya. "Jangan menangis, aku bersamamu."

Sejak saat itu, perasaan takut membuat Charlos bingung bagaimana menghadapi Ken. Ia sempat tak mau bertemu Ken sampai ibunya, Caroline, berkata, "Charlos, jangan takut pada Ken. Sama sepertimu Ken juga ketakutan, hanya saja kau tahu Ken selalu bersikap tenang."

Caroline membelai lembut rambut Charlos. "Ken merasa sangat sedih saat tahu kau tak mau bertemu dengannya. Ketahuilah, Ken tidak akan melukaimu, ia akan selalu melindungimu karena kau adalah saudaranya, keluarganya. Jadi renungkan dan tenangkan dirimu. Setelah itu, coba temui lagi Ken, oke?"

Charlos terdiam sebelum akhirnya ia mengangguk. Tak lama setelah Caroline pergi Ken mengetuk pintu kamar Charlos.

Charlos berdiri ragu-ragu untuk mendekati pintu, kemudian mendengar suara Ken dari luar.

"Maaf ... Charlos, maafkan aku membuatmu takut, tak apa jika kau tak mau bertemu denganku lagi, jangan dengarkan ucapan bibi. Sekali lagi maafkan aku."

Setelah Ken pergi, Charlos terdiam dan menatap pintu lama, memikirkan kembali kata-kata ibunya.

Di sisi lain ketakutan masih membayangi dirinya, namun di sisi lain Ken tetap keluarganya dan tidak akan menyakitinya. Butuh beberapa saat sebelum Charlos menarik napas dalam-dalam, dan menyusul Ken.

"Ken tunggu," teriak Charlos membuat Ken berhenti dan menatapnya.

"Aku memang takut padamu, tapi bukan berarti aku tidak mau berteman denganmu. Aku ... aku hanya kaget, dengar itu, aku hanya kaget. " Charlos lega setelah mengatakan hal itu, tapi terkejut ketika ia menatap Ken. Di sana Ken berdiri dengan mata dan hidungnya merah.

Air mata mengalir di pipi Ken, ia langsung memeluk erat Charlos sambil berkata dengan terisak. "Terima kasih Charlos, aku ... aku ... aku takut kau tak mau berteman denganku lagi. aku ... aku pasti akan menjagamu."

Ken ketakutan saat Charlos tidak mau bertemu denganya lagi, satu-satunya yang membuatnya bertahan selain ayahnya adalah Charlos sendiri.

Ken mencoba menunggu beberapa hari setelah kejadian itu, tapi menjadi semakin cemas karena Charlos tidak kunjung mendatanginya. Ia tidak rela untuk kehilangan Charlos.

Jika tahu akan seperti ini, mungkin Ken akan mencoba mencegah anak-anak yang lain, sehingga Charlos tidak ketakutan dan menjauhinya. Walaupun Ken sama sekali tidak peduli pada mereka.

Untuk pertama kalinya, Charlos melihat Ken menunjukkan emosinya dengan menangis begitu kencang, sementara Charlos yang dipeluk masih terkejut melihat Ken menangis.

"Ken kau kenapa? maafkan aku, tolong jangan menangis." Tangis Ken justru semakin kencang, bahunya gemetar tak terkendali. Membuat Charlos yang semula hanya terkejut, kini ketakutan dengan jantungnya berdetak kencang dan ikut menangis.

Sampai Caroline datang dan menenangkan mereka berdua, hingga mereka tertidur karena kelelahan.

Sejak kejadian itu Charlos benar-benar tidak takut lagi pada Ken, dan juga melindungi Ken dengan selalu bersama Ken atau memperkenalkan Ken dengan teman-temannya.

Tanpa sadar sudut mulut Charlos melengkung, mengingat kekonyolan dirinya sendiri. Sekarang tampaknya, ia harus mengakhiri hubungan lebih awal dari biasanya.

Charlos terkenal dengan tiga bulan hubungan sebelum berganti pasangan, sehingga para wanita akan memanfaatkan itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Charlos juga akan memberi apa pun asalkan tidak keterlaluan, karena ia juga bingung menghabiskan uang jajan yang terus menumpuk. Jadi Charlos hanya menganggapnya sedekah bagi para pengemis.

"Jangan terlalu khawatir, Ken."

Tangan Ken mengencang di sekitar setir, menarik nafas dalam-dalam, berkata dengan tekad. "Aku akan mencoba."

***

Setelah sampai di rumah, Ken langsung lari menuju rumah kaca. Aroma mawar yang harum menyambutnya.

Ken membaringkan diri di sofa yang dilengkapi bantal dan selimut, suhu yang diatur membuatnya menjadi lebih nyaman. Dikelilingi oleh rimbunya mawar, membuat hatinya yang gelisah sedikit mereda.

Rumah kaca ini dibangun khusus oleh ayahnya untuk sang ibu, dengan hanya mawar merah favoritnya yang tumbuh di sini. Bahkan katanya, ibu sendiri yang merawat bunga-bunga ini.

Saat Ken masih kecil ayahnya pernah berkata, "Ken jika kau merasa takut, sedih, atau gelisah, datanglah ke sini jika ayah tak ada bersamamu. Percayalah, di sini akan membuatmu tenang." Gerald menjelaskannya dengan lembut.

Melihat Ken mengangguk patuh, ia mengecup dahinya puas. Memang benar bahwa hanya di tempat inilah, Ken merasa begitu damai dan tidak ketakutan.

Beberapa minggu terakhir ini, Ken melihat lagi hantu-hantu itu. Sejak insiden masa kecil yang melibatkan teman-temannya, Ken tidak lagi melihat hantu atau cahaya hitam di tubuh seseorang.

Tidak jelas kapan Ken melihat hal-hal menakutkan itu, tapi saat Ken kecil, ia sering melihat hantu yang berlumuran darah, hilang anggota tubuhnya, atau rusak di sekujur badan.

Hal itu benar-benar membuat Ken ketakutan dan ingin meminta tolong pada ayahnya, tapi ia menahannya.

Setelah membuat ibunya meninggal karena melahirkannya. Ken berpikir untuk tidak menjadi anak nakal dan merepotkan bagi ayahnya, serta menanggungnya sendirian.

"Kata ibuku, kau membuat ibumu sendiri mati karena melahirkanmu. Kau anak nakal."

"Benar, kau anak nakal. jauhi dia teman-teman."

"Ayahmu juga pasti sangat membencimu, karena menjadi anak nakal."

Ken mengepalkan tangannya erat-erat, begitu mengingat kembali kata-kata dari teman sekolah di taman kanak-kanak. Ken terkadang mengintip saat ayahnya duduk diam memandangi lukisan ibunya selama berjam-jam.

Tatapan mata ayahnya kosong seolah kehilangan jiwa dengan kerinduan yang mendalam. Hal itu membuat Ken merasa semakin bersalah karena merusak kebahagiaan ayahnya, membuat ibunya berkorban untuk dirinya.

Untuk mengatasi rasa takutnya, Ken selalu lari ke rumah kaca sesuai saran ayahnya, dan menemukan bahwa saat masuk ke sana, hantu itu akan lenyap. Jadi, Ken meminta Gerald untuk menyiapkan sofa yang juga bisa dijadikan tempat tidur.

Ken tidak tahu bagaimana cara untuk menghilangkan cahaya gelap aneh di tubuh Charlos. Ken memaksa untuk menutup mata agar tertidur, supaya lebih tenang dan hanya berharap cahaya hitam di tubuh Charlos menghilang dengan sendirinya.

Sulur dan cabang berduri mawar bergetar perlahan hingga terlihat dengan mata telanjang, bergerak sendiri tanpa ditiup angin.

"Raja akan datang."

"Sebentar lagi ... Kita akan memiliki raja."

"Segera ... Ah ... dia akan bangkit."

Para mawar begitu bersemangat seperti anak kecil yang mendapat permen, batang mawar bergerak melingkari satu sama lain.

Dunia luar tidak dapat mendengar kata-kata mereka, hanya suara gemerisik antara daun yang terdengar. Bahkan Ken sedikit mengeryit merasa terganggu baru.

Saat itulah para mawar sedikit tenang, bergerak perlahan ke arah Ken. Bagi mereka, ini adalah kabar yang paling dinanti setelah sekian lama tahta itu kosong. Mereka mulai membagikan berita pada roh mawar lainnya.

***

Related chapters

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 3 PERINGATAN

    Gerald mendapati dirinya di lingkungan yang tidak dikenal, sekelilingnya tampak remang-remang, suram, dan sunyi. Jenis kesunyian yang membuat merinding, seakan ada monster yang bersembunyi dalam gelap siap menerkam di saat lengah. Gerald juga merasakan kakinya basah. Melihat ke bawah, ada air hitam legam mengotori kakinya. Dengan tenang Gerald memindai sekeliling, hanya ada kegelapan yang terlihat. Saat Gerald mencoba melangkah untuk mencari jalan keluar, ada angin kencang yang mencoba menelannya dalam kegelapan. Gerald berusaha melawan, tapi mendapati kekuatannya tidak bisa digunakan. Gerald menahan angin dengan sekuat tenaga, sampai suara yang paling dirindukannya terdengar, membuat lengah. "Gerald." Ia tercengang melihat istrinya berada dihadapannya sekarang. Meraih tangannya dengan erat, mencegahnya agar tidak terbawa oleh angin. Alina berkata dengan suara keras penuh urgensi, "Gerald, aku tak punya banyak waktu. Jadi dengarkan, Ken dalam bahaya lindungilah dia." Alina me

    Last Updated : 2024-09-30
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 4 KEJANGGALAN

    Ken merasakan sengatan matahari begitu keluar dari gedung pengajaran, sore hari ini terasa begitu panas. Ken mampir ke toko minuman favoritnya dekat fakultas, membeli sebotol Lemon tea. Memikirkan minuman dingin itu saja sudah membuat Ken merasa segar. Ponsel Ken bergetar, ada pesan masuk dari Charlos. [Aku jalan-jalan dengan Sheila] Membaca pesan itu membuat Ken memutar matanya, menjawab dengan tidak peduli, yang lansung dibalas dengan stiker emoji seseorang yang mengirim Flying kiss, yang membuat Ken merasa mual. Kebiasaan untuk saling memberitahu posisi atau aktivitas apa yang dilakukan, entah itu Ken atau Charlos. Sudah biasa dilakukan semenjak mereka diberikan ponsel pertama mereka, yaitu saat di sekolah menengah pertama dan bertahan hingga sekarang. Bahkan meski rumah mereka bersebelahan, Charlos akan mengirim pesan atau menelepon Ken, ketika waktunya tidur atau hal sepele lainnya. "Apa ada yang salah di wajahku?" Ken akhirnya merasa tidak tahan, dan bertanya pada seorang

    Last Updated : 2024-09-30
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 5 WUJUD ASLI SHEILA

    Sheila menyaksikan Ken dan Charlos terus terus berlari meski beberapa kali terjatuh, mereka dengan gigih berdiri. Ia tertawa lucu menyaksikan perjuangan mereka. Ketika melihat ke langit, Sheila mengangkat alisnya heran. Ada sebuah perisai besar yang mengelilingi gedung apartemen dan sekitarnya. Sheila sengaja melemparkan Charlos dan Ken, untuk mengetes apakah pemilik perisai datang untuk menghalangi atau melindungi kedua anak ini. Ia merasakan perisai aktif saat di dalam apartemen, bahkan saat kedua anak itu jatuh. Perisai yang melindungi mereka bukanlah energi yang sama dari perisai tersebut. Sheila waspada karena siapa pun yang mampu membuat perisai sebesar itu, bukanlah orang yang bisa Sheila hadapi sembarangan. Hasilnya, pemilik perisai tidak keluar untuk ikut campur dan membiarkannya. Terserah apa niatnya selama tidak mengganggunya, Sheila tidak peduli dan melanjutkan tujuannya. Tentakel Sheila melilit pinggang mereka berdua, dan membantingkan masing-masing ke arah yang be

    Last Updated : 2024-09-30
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 6 KEBANGKITAN

    Sheila menatap ke arah Ken yang pingsan dan mengerutkan kening, saat merasakan fluktuasi sihir dari tubuh Ken. Lalu tersentak, kaget saat tiba-tiba bersitatap dengan mata berwarna kemerahan, yang memancarkan rasa dingin dan haus darah milik Ken. Ken yang tiba-tiba membuka matanya, langsung mengirimkan sapuan rasa takut di hati Sheila, membuatnya mundur selangkah tanpa sadar. Momentum di sekitar Ken berubah, membuatnya membunyikan peringatan bahaya. Sulur mawar hitam berduri tiba-tiba muncul di sekitar tubuh Ken, merayap dan meliuk seperti ular. Sheila merasa seolah ditatap oleh banyak mata dari makhluk reptil berdarah dingin, seolah sedang mengamati mangsanya sebelum melahap habis mereka. Membuatnya gelombang dingin di tulang punggungnya. Bahaya, sulur itu berbahaya. Sheila semakin mengerutkan kening. Sulur itu bergerak merambat ke arah Ken, mencabut setiap tentakel yang menancap di tubuh. Ekspresi Ken berubah berkerut, menahan nafas dan mengatupkan bibirnya, saat mencabut tentak

    Last Updated : 2024-10-31
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 7 KEBENARAN DARI PENGLIHATAN

    Caroline sedang asik membaca buku ketika tiba-tiba tubuhnya tersentak. Ia diam mematung dengan pupilnya bersinar biru, lalu dengan cepat menutup matanya saat kilasan penglihatan dari kekuatannya yang muncul. Caroline melihat Charlos menindih Ken, sebelum dengan tergesa-gesa bangkit sambil membantu Ken. "Ken, lari!" Mata Caroline dengan tajam memperhatikan luka cakaran berdarah di bahu kiri putranya. Tempat itu adalah apartemen milik Charlos. Punggung Caroline langsung merasakan gelombang hawa dingin, setelah penglihatannya berakhir. Tubuhnya menggigil saat merasakan bahaya dan ketakutan yang dirasakan dalam penglihatannya. Caroline membuka mata, menarik nafas dalam-dalam, dan berusaha menenangkan diri saat mengepalkan tangannya yang mulai gemetar. Ia melemparkan buku dengan tergesa-gesa, mencari-cari ponsel dan mulai menghubungi nomor Charlos dengan cemas. Panggilan terhubung, tapi setelah sekian lama tidak ada yang menjawab. Hanya suara operator dingin yang menjawab, suara dingin

    Last Updated : 2024-11-12
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 8 IDENTITAS

    Ken terbangun dengan kepala terasa pening dan meringis, merasa sudah lama sekali kehilangan kesadaran. Hal terakhir yang diingat Ken adalah pingsan saat sedang menyiksa Sheila. Tubuh Ken tanpa sadar menegang waspada, dengan panik melihat sekeliling, mencari tahu di mana ia sekarang dan bagaimana keadaan Charlos. Ruangan ini gelap, tapi tidak sepenuhnya gelap. Ken masih bisa melihat dengan jelas lingkungan sekitarnya. Ken mencoba bangkit dan baru menyadari, bahwa ia sedang duduk di sebuah kursi. Kursi itu seperti yang biasa dipakai oleh seorang raja. Ada beberapa anak tangga yang berjumlah sekitar dua puluh, menuju ke bawah. Undakan tangga terakhir terhubung dengan sebuah kolam berbetuk persegi yang lumayan luas berisi air hitam, di mana sulur mawar muncul dari dalam kolam. Setiap sulur bergerak melingkari pagar-pagar di sisi kolam dengan tiang berukiran rumit, yang tidak bisa dilihat jelas oleh Ken dari tempatnya. "Kau sudah bangun?" Itu adalah suara wanita yang membantu

    Last Updated : 2024-11-13
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 9 KEMATIAN ALINA

    Semuanya bermula dari saat Alina sedang melahirkan Ken malam itu, Gerald merasakan kegugupan yang lebih besar daripada saat ia sedang melamar Alina. Menunggang kuda dengan lebih cepat dan tergesa-gesa untuk segera kembali ke mansion. Suara tapak kuda tampak terdengar lembut dan teredam saat menginjak tanah. Gerald pulang cukup terlambat setelah selesai menghadapi kemunculan tiba-tiba monster iblis di wilayahnya. Berita itu datang mendadak, sehingga ia terpaksa harus meninggalkan Alina. Gerald dengan cepat menyelasaikan pembasmian monster-monster terkutuk itu. Ketika kembali ke mansion Gerald disambut dengan sebuah penyerangan, yang membuat jantungnya berdebar kencang mengkhawatirkan keselamatan Alina. "Di mana istriku?" Kepala pelayan meski sudah tua, masih sanggup untuk bergerak melawan sekelompok penyusup asing, sambil menahan serangan berkata, "Dalta melindungi kamar Nyonya, Tuan." Aura biru gelap milik Gerald keluar mengelimuti pedang, setiap ayunan pedang menciptakan badai y

    Last Updated : 2024-11-14
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 10 KEKUATAN KEN

    Pupil mata Ken melebar, menatap ayahnya dengan tidak percaya. Tubuhnya yang awalnya bersandar, berangsur-angsur tegang sepanjang Gerald sedang bercerita. Ken tidak tahu bagaimana harus bereaksi seperti apa terhadap kebenaran yang dipaparkan. Ia memilih menunduk, menatap kosong pada selimut putih di tempat tidur. Perasaan yang dirasakan Ken terasa campur aduk, antara lega dan tidak berdaya. Sejak kecil, rasa bersalah atas kematian ibunya, selalu ia asumsikan sebagai kesalahannya. Kini dengan kebenaran dari Gerald, membuat otaknya menyadari bahwa sebagai bayi, ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menjaga keselamatan ibunya, sehingga memang itu bukan kesalahannya. Namun, rasa bersalah yang tertanam di hati Ken hanya sedikit berkurang. Ia merasa jika tidak ada dirinya, ibunya tidak perlu berkorban, dan ayahnya tidak kehilangan kekasih tercintanya. Perasaan ini terasa mencekik Ken. Tangan yang semula meremas erat ujung selimut kini berganti meremas baju di dadanya. Dada Ken terasa ses

    Last Updated : 2024-11-18

Latest chapter

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 55 NERAKA

    Duri-duri kecil menusuk lebih dalam pada kulit lehernya, meninggalkan garis-garis ungu yang perlahan berubah menjadi tetesan darahnya. Secara naluriah, Bellis meronta saat lehernya dicengkeram lebih erat lagi. Napasnya tersengal saat mencoba mengirim lebih banyak oksigen pada paru-parunya. Ken tidak tergesa-gesa, ia menatap Bellis dengan dingin tanpa emosi. Seolah-olah Bellis tidak lebih dari serangga yang bisa ia remukkan dengan santai. Tidak ada rasa kasihan, ia hanya merasa jengkel karena mengganggu istirahatnya. Jemarinya bergerak sedikit, dan detik berikutnya sulur menarik tangan dan kaki Bellis. "Ahhh!" Jeritan melengking memenuhi ruangan, ketika tulang di pergelangan tangan Bellis patah dengan mudah, semudah seperti mematahkan cabang tipis di pohon. Air mata dengan cepat memenuhi mata Bellis, jari-jarinya menegang lalu terkulai lemas tak bisa lagi digerakkan. Rasa sakitnya begitu mendalam hingga otaknya tidak bisa memproses. Keringat dingin mengalir dengan cepat menetes ke

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 54 RAYUAN 3

    Bagi Bellis, Ken adalah sumber kekuatan yang besar. Saat menyaksikan Ken dan Charlos bertarung melawan ular monster, gelombang kekuatan dahsyat menyebar ke seluruh hutan. Kekuatan itu menarik perhatiannya, yang dengan antusias mengamati. Setelah melihat keduanya, mata Bellis berbinar, puas menemukan mangsa berkualitas tinggi.Dapat dibayangkan seberapa besar kekuatan dan umur yang bisa didapat Bellis dengan memakan Ken. Maka ia mengeluarkan aroma yang kuat dari tubuhnya, sama seperti afrodisiak yang bisa merangsang tubuh. Bellis tidak percaya bahwa Ken masih bisa bertahan dan tidak terpengaruh sama sekali.Namun di detik berikutnya, leher Bellis dicekik oleh sulur dan ditarik dengan kuat ke belakang. Membuat kepalanya menghantam lantai dengan bunyi gedebuk tumpul, rasa pusing seketika menyerangnya.Rasa sakit menjalar dari kulitnya yang terkoyak. Bellis ingin menjerit namun suaranya tertahan, tenggorokannya ditusuk oleh lebih dari satu duri.Sulur mencengkeram lehernya seperti ular me

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 53 RAYUAN 2

    Namun Tanin berpuas diri terlalu dini. Ia masih saja lengah, dan tidak belajar dari pengalamannya tadi. Di detik berikutnya Charlos menyerangnya, belati tajam menggores secara horisontal pada kedua matanya. Belati itu menyentuh kulitnya dengan tajam, rasa sakit datang begitu cepat pada Tanin. Sesaat, waktu terasa membeku. Sebelum ledakan sakit menyebar ke seluruh wajahnya. Ada rasa panas yang menyusup di sepanjang guratan luka, rasa sakitnya begitu dalam hingga Tanin merasa wajahnya terbelah dua. "Ahhh!" Tanin berteriak kencang seolah merobek tenggorakannya. Tangannya segera menutupi wajahnya, ia bisa merasakan darahnya keluar seperti air yang tak terbendung. "Kau manusia bajingan!" Kedua matanya terluka parah, membuatnya tidak bisa melihat. Gelombang rasa takut dan keputusasaan menimpanya, saat dunia yang biasa ia lihat kini menjadi gelap. Namun meski begitu, Tanin masih tidak ingin menyerah. Naluri bertahan hidupnya masih menyala, ia mengumpulkan energi gelap dan melayangkannya l

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 52 RAYUAN

    Di tengah malam yang sunyi, asap tipis menyelinap dari celah jendela, dan masuk dengan tenang ke dalam kamar. Kemudian merayap seperti tentakel yang hidup, menyusup ke arah hidung Charlos, membaur ke dalam napasnya tanpa disadari. Setelah itu menyebar ke seluruh ruangan secara diam-diam, membentuk perisai transparan yang mengurung Charlos. Sementara itu di kamar Mirk yang tidak jauh dari Charlos, ia mulai membuka mata dari tidurnya yang berpura-pura. Tawa rendah lolos dari bibirnya yang tersungging nakal. Penyusup itu bergerak dengan sangat cepat, langsung menyambar umpan yang telah ia siapkan malam ini. "Oho~ kalian benar-benar tikus yang kelaparan." Mirk kemudian bangun dan bersandar di ranjang. Duduk dengan malas sambil mengeluarkan secangkir darah, teman yang cocok untuk menonton hiburan yang menarik. "Tolong beri aku kesenangan yang memuaskan, anak-anak," gumamnya sambil menjilat bibirnya dengan tidak sabar. Kekuatan dari penyusup itu mulai bekerja pada Charlos. Ia mulai

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 51 PENYUSUP

    Ken menatap dengan seksama saat monster ular itu tumbang, memastikan dia benar-benar mati sebelum perlahan menarik kekuatannya. Sulur raksasa yang membelit ular itu bergerak untuk membuka cengkeramannya. Tanpa diperintah oleh Ken, salah satu sulur maju menuju kepala ular. Ujung sulur meruncing panjang, lalu membelah kening ular dan mencongkel permatanya. Setelah mendapatkan permata itu, sulur meninggalkan ular tanpa nostalgia. Memperlakukan bangkai ular itu sebagai sampah menjijikkan, dan membakarnya sebagai langkah terakhir. Ken tidak dapat melihat semua tindakan sulurnya, karena dalam sekejap tubuhnya langsung jatuh menghantam tanah. Saking cepatnya hingga Charlos di belakang tidak sempat bereaksi. "Ken!" Wajahnya lebih pucat daripada kertas, kontras dengan darah merah yang terus dimuntahkannya. Keringat dingin mengucur deras dari sekujur tubuh Ken, membuat bajunya basah kuyup dan melekat. Tangannya mencengkeram erat dadanya, rasa sakit dari jantung membuat Ken mengerutkan ken

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 50 ROBOH

    Charlos menyisihkan pedangnya dan mulai mengumpulkan energi hijau besar ditelapak tangannya. Matanya memandang monster ular itu dengan tajam, memanfaat momen di mana ular itu sedang bertarung sengit dengan sulur Ken. Aura penyembuhannya melayang dan mulai membentuk perisai besar di udara. Perisai itu melebar dengan cepat, hampir menutupi daerah bukit yang luas. Energinya terlihat berkilauan, membentuk sebuah dinding yang kokoh. "Ini hadiah untukmu, ular berengsek!" teriak Charlos dengan bersemangat, mendorong perisai raksasa itu dengan kuat menuju monster ular. Monster ular tentu saja mendeteksi sebuah ancaman, mata abu-abunya melihat cahaya hijau yang besar. Ekornya diangkat untuk menyerang ke arah Charlos, namun dihalangi dengan kuat oleh sulur Ken. Setiap kali ia maju untuk mendekat, ledakan akan muncul di bawah tubuhnya. Membuatnya mundur dengan kesakitan, sama sekali tidak bisa mendekat. Namun ular itu terlambat, perisai besar itu datang ke arahnya secepat kilat. Menghantam

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 49 HAL TAK TERDUGA

    Kekuatan petir dari monster ular itu sangat mengerikan. Lingkungan sekitar menjadi saksi bisunya, ketika debu yang baru saja mereda kini dipenuhi asap hitam dari sulur raksasa yang hangus disambar. Serpihan kayu menyebar bercampur dengan pecahan-pecahan batu yang hancur. Beberapa batu yang besar terbelah dan menghitam akibat terkena arus listrik yang dahsyat. Tanah di bawah monster ular semakin merekah, menciptakan celah besar yang masih memancarkan sisa kilatan listrik. Udara di hutan penuh dengan bau menyengat, bercampur dengan aroma vegetasi yang terbakar. Kepala ular terangkat tinggi, mendesis puas melihat keadaan sulur mawar yang menjauh darinya dan menggeliat dengan lemah. Mata abu-abunya berbinar dengan kilau kemenangan, sekaligus ejekan terhadap musuh-musuhnya yang terluka. Meski manusia-manusia yang mengedalikan sulur dan mencoba menyerangnya bersembunyi di balik sulur menjijikkan ini, monster ular akan segera memusnahkannya. Namun ia kembali memuntahkan lidah bercaban

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 48 RACUN

    Ken mengerahkan sulur besarnya untuk menghadapi ular itu. Sulurnya melesat dengan cepat ke arah ular, bergoyang menerobos kabut debu yang tebal dengan duri tajam disekujur tubuhnya. Bergegas melilit tubuh ular dengan duri tajam sekeras besi, menusuk kuat sisik keras ular tersebut. Menghasilkan suara berderit seperti logam yang dipaksa patah. Monster ular itu mengeluarkan desisan keras saat kesakitan. Darah berwarna hitam merembes keluar dari sela-sela sisiknya, bercampur aroma busuk yang menusuk hidung, membuat orang mual dengan menciumnya. Ular itu menggeliat liar, mata abunya menyala dengan penuh kebencian. Ia membuka lebar mulutnya, siap menggigit sulur yang melingkari lehernya. Mencoba membuat dirinya bebas. Dan pada saat yang sama menggunakan ekornya untuk memukul-mukul tubuh sulur, menghukum sulur yang berani menyentuhnya. Gerakan dua ular raksasa itu mengonyak kembali tanah di sekitar mereka. Setiap hentakan dari ekor monster ular menyebabkan kembali gempa bumi. Retakan di

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 47 PENGHANCURAN

    Benang perak berakhir di sebuah bukit, lebih tepatnya pada sebuah batu aneh yang setengah tenggelam ke tanah. Ken dan Charlos saling memandang, lalu mendekati batu tersebut. "Ini ... apakah benar menunjuk pada batu aneh ini?" Charlos berjongkok, mengamati dengan seksama. Terdengar bunyi 'tuk' keras ketika ujung pedang Charlos mengetuk badan batu. Bentuk dari batu tersebut adalah lonjong hitam panjang, dengan sebuah kuncup bunga di atasnya berwarna hitam serupa. Ken juga mengangkat sebelah alisnya aneh, tapi benang perak jelas menunjuk pada batu aneh ini. Ken berpikir, mustahil fragmen jiwa bisa diperoleh semudah ini. Lingkungan di sekitarnya tampak damai, tetapi tidak ada rumput yang tumbuh di sekitar area batu aneh itu. Ia berkedip, menatap tanah di bawah kakinya, dikombinasikan dengan suasana biasa ini. Hati Ken mengepal dengan waspada, yakin bahwa ada bahaya yang sedang mengintai mereka. Sulur mawarnya dikeluarkan, Ken berniat untuk mencabut bunga di atas batu. Ia ingin meliha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status