Share

BAB 4 KEJANGGALAN

Penulis: Rydepa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 13:18:51

Ken merasakan sengatan matahari begitu keluar dari gedung pengajaran, sore hari ini terasa begitu panas.

Ken mampir ke toko minuman favoritnya dekat fakultas, membeli sebotol Lemon tea. Memikirkan minuman dingin itu saja sudah membuat Ken merasa segar.

Ponsel Ken bergetar, ada pesan masuk dari Charlos.

[Aku jalan-jalan dengan Sheila]

Membaca pesan itu membuat Ken memutar matanya, menjawab dengan tidak peduli, yang lansung dibalas dengan stiker emoji seseorang yang mengirim Flying kiss, yang membuat Ken merasa mual.

Kebiasaan untuk saling memberitahu posisi atau aktivitas apa yang dilakukan, entah itu Ken atau Charlos. Sudah biasa dilakukan semenjak mereka diberikan ponsel pertama mereka, yaitu saat di sekolah menengah pertama dan bertahan hingga sekarang.

Bahkan meski rumah mereka bersebelahan, Charlos akan mengirim pesan atau menelepon Ken, ketika waktunya tidur atau hal sepele lainnya.

"Apa ada yang salah di wajahku?" Ken akhirnya merasa tidak tahan, dan bertanya pada seorang lelaki yang dari tadi terus menatapnya, bisa ia rasakan dari saat masuk membeli minuman.

Di cuaca panas ini lelaki itu mengenakan setelan jas yang rapi dan formal, terlihat mencolok di tengah kerumunan mahasiswa di toko yang berpakaian santai.

Lelaki itu tersenyum tidak malu ketika diketahui menatap terus pada seseorang. "Maaf bersikap tidak sopan. Hanya saja, wajahmu sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal sebelumnya."

Ken terdiam dengan alasannya dan menatap senyum ceria lelaki itu, memutuskan untuk segera pergi saat pesanannya tiba. "Lain kali, tolong jangan menatap seseorang seperti itu. Itu membuat seseorang tidak nyaman." Ken memberi nasihat sambil pergi.

Mirk menatap pada sosok belakang Ken, semakin tersenyum lebar. "Akhirnya aku menemukanmu juga, Master." Mirk berbisik sebelum terkekeh pelan dan bangkit meninggalkan toko.

***

Kedua sudut bibir Sheila melengkung menggoda, mendekatkan tubuhnya lebih dekat pada Charlos. Charlos menatap dengan kilatan main-main di matanya, ingin melihat aksi apa yang akan dilakukan Sheila.

Sheila benar-benar datang ke apertemen pribadi Charlos, dengan alasan kakinya lelah sehabis jalan-jalan. Charlos tentu saja tidak keberatan.

Tangan Sheila menyelinap masuk ke dalam kaus Charlos, yang segera ditangkap oleh Charlos. Mencegahnya lebih awal dari memancing api. "Jangan memancing, Sheila," peringat Charlos dengan senyum lembut yang tidak sampai ke mata.

"Kenapa? bukankah kau menyukainya?"

Charlos hanya tersenyum sambil menyingkirkan tangan Sheila. Meski Charlos dikenal sebagai playboy. Ia tidak berhubungan intim dengan mereka semua, paling hanya sebatas ciuman bibir.

Jika Charlos berani melakukan hal itu, mungkin kelaminnya yang dalam bahaya. Dipotong oleh ayahnya sendiri, dan kakinya ikut dipatahkan dengan restu sang ibu.

Tidak peduli bagaimana rumor negatif tentangnya tersebar, Charlos tetap memegang teguh prinsipnya, apalagi dengan pengingat Ken tentang Sheila.

Charlos berniat untuk memutuskannya hari ini, tapi entah kenapa Sheila terlihat sedikit berbeda hari ini. Seperti memberikan perasaan ... merinding padanya, suasananya sama sekali tidak benar sekarang.

"Charlos, seharusnya kau tidak menolak." Kata Sheila menggoda, jarinya dengan lembut membelai pipi Charlos. lidahnya menjulur keluar menjilat sudut bibirnya sensual.

Charlos diam-diam menelan air liurnya, jantungnya berdebar kencang. Matanya melebar saat melihat kedua mata Sheila.

Bahaya.

***

Ken mengakhiri panggilan telepon dari Caroline, segera memakai jaket dan menggendarai mobil.

Entah kenapa panggilan dari bibinya, membuat hati Ken berdebar-debar cemas, saat menanyakan tentang keberadaan Charlos yang tidak bisa dihubungi.

Ken menginjak pedal gas dengan kuat saat kepanikan menguasai dirinya. Menambah kecepatan laju mobil dengan gila, sejenak melupakan aturan lalu lintas.

Pikirannya saat ini penuh dengan bayangan-bayangan buruk yang bisa saja terjadi pada Charlos. "Dia pasti baik-baik saja. Pasti." Ken bergumam untuk menenangkan dirinya, namun tetap merasa cemas.

Tangannya berkeringat dingin dan mengepal erat pada kemudi, tubuhnya tanpa sadar kau dan duduk dengan tegak. Ken segera sampai di apartemen Charlos dan buru-buru lari menuju lift ke lantai delapan.

Ken hapal kata sandi apartemen Charlos dan masuk ke dalam, segera mendengar suara gaduh di kamar Charlos.

Ken baru saja membuka pintu kamar, ketika Charlos terbang keluar menabraknya. Mereka berdua terjatuh, dengan Ken tertindih oleh Charlos. Membuat bunyi gedebuk keras dan Ken mengerang kesakitan.

"Ken, lari!" Charlos melihat Ken, bukannya gembira tapi menjadi khawatir. Adrenalin dalam tubuhnya memuncak, mengabaikan rasa perih dari luka cakaran besar di lengan kirinya.

Dengan panik Charlos buru-buru bangkit, membantu Ken untuk berdiri dan segera lari.

Ken sejenak tercengang dan bingung, mendengar ucapan Charlos dan segera berdiri dengan tarikan tergesa-gesa dari Charlos.

Apa yang terjadi? Matanya otomatis melihat ke dalam kamar yang berantakan, barang-barang pecah berserakan di bawah.

Sheila berdiri di sana dengan kedua sudut bibir lebar mencapai telinga, dan seluruh matanya berwarna hitam.

Tentakel hitam muncull dari balik punggung Sheila, dengan cepat meraih dan melilit kaki Charlos dan Ken saat mereka baru mencapai ruang tamu.

Rasa panik menyerang Ken saat merasakan tentakel yang dingin dan licin melilit pergelangan kakinya. Rasa dingin itu membuat tubuhnya tegang dan kakinya membeku. Jantungnya berdetak dengan kecepatan yang gila, seperti ingin melompat keluar dari tenggorokannya.

Mereka berdua diangkat terbalik ke atas, terdengar tawa Sheila yang menyeramkan dan serak membuatnya merinding.

"Sial, kau membawa monster, Charlos!" Ken tidak bisa menahan mengutuk. Merasakan pusing ketika rasanya semua darah mengalir ke kepalanya, membuat pandangannya berkunang.

"Aku juga tidak tahu." Charlos menjawab dengan suara gemetar, meratapi kesialan itu dalam hatinya.

Saat Sheila mendekati dirinya di dalam kamar, Charlos dengan matanya sendiri menyaksikan mata Sheila berubah menjadi hitam seluruhnya.

Terkejut, Charlos mendorong Sheila menjauh darinya dan berniat mengambil jarak darinya. Ia tidak siap saat tiba-tiba tangan Sheila mencakar bahu kiri Charlos.

Luka cakaran itu benar-benar menancap ke dalam dan membuat dagingnya menganga, lansung membuat Charlos merasakan perih berdenyut disertai gelombang panas.

Darah mengalir deras dan nafasnya menjadi berat saat rasa perih menghantamnya. Namun ia menjadi waspada di tengah ketakutan yang merayapi hatinya.

Tentu Charlos membalas dengan meninju wajah Sheila, tapi tidak mengharapkan bahwa tendangan balasan dari Sheila begitu kuat, membuatnya terbang langsung menuju pintu kamar.

Sheila keluar dari kamar, penampilannya yang semula cantik kini berubah mengerikan. Tubuhnya meregang menjadi semakin tinggi dan kurus, tulang-tulangnya menonjol dari kulitnya yang sangat pucat. Aroma amis yang sangat kuat menguar dari tubuhnya, membuat Ken dan Charlos mual dan semakin ketakutan.

Lidahnya yang panjang, menjilat gigi bergeriginya yang berderet menjajar. Ada cakar panjang berwarna hitam di setiap jari.

"Kalian pikir bisa melarikan diri ke mana?" suara Sheila serak dan berat, mengirimkan merinding lagi di tulang punggung Ken dan Charlos.

Tindakan tidak terduga dari Sheila adalah membantingkan Ken dan Charlos ke jendela prancis yang lebar, jendela di ruang tamu untuk bersantai dan menikmati pemandangan kota malam dari sana.

Charlos dan Ken segera otomatis melindungi kepala mereka ketika membanting kaca, kekuatan dari Sheila sangat kuat sampai memecahkan jendela tersebut.

Membuat Ken dan Charlos meluncur keluar dari lantai delapan ke bawah. Keduanya menjerit merasakan perasaan tubuh mereka yang melayang terjun bebas dengan cepat, menukik ke bawah dengan tajam dan suara angin yang menggema terdengar jelas di telinga mereka.

Jantung Ken dan Charlos berdebar kencang, detik-detik yang berlalu serasa menyedot kehidupan dalam tubuh mereka.

Tiba-tiba ada cahaya hijau bersinar dari anting di telinga kiri Charlos. Cahaya itu menyelimuti Ken dan Charlos seperti sebuah gelembung, membuat keduanya melayang. Keduanya mendarat dengan lembut, saat gelembung hijau hilang mencapai tanah dengan selamat.

Nafas Charlos maupun Ken terengah-engah, kombinasi dari ketakutan dan syok membuat tangan mereka gemetar.

Mereka sekarang bisa mendengar dengan jelas, suara detak jantung mereka. Ada beberapa luka gores akibat pecahan kaca jendela, tapi mereka tidak peduli. Masih gemetar ketakutan dari pengalaman nyaris mati.

"Apa itu tadi?" Charlos bertanya menatap Ken kosong.

Ken menggelengkan kepalanya. "Tidak tahu, ayo cepat lari."

Kaki Ken terasa seperti jeli, gemetar dan lemas seolah kekutannya terkuras habis. Namun ia memaksakan untuk berdiri, memikirkan tentang maut yang mengintai nyawanya jika mereka tetap di sini.

Charlos yang sejenak kebingungan juga tersadarkan, naluri bertahan hidupnya aktif dan buru-buru berdiri. Memaksakan tubuhnya yang menolak bergerak, untuk melangkahkan kakinya yang lemas. Segera bangkit dan menjauh dari monster.

Bagaimanapun juga Charlos tidak mau mati jika seperti ini, ia masih harus selamat dan kabur secepatnya.

Bahkan jika ia tidak selamat, biarkan Ken tetap hidup untuk membayar kesalahannya karena membiarkan Ken terlibat dengan Sheila yang berbahaya. Charlos lebih dari rela jika seperti itu.

Setiap langkah yang keduanya ambil terasa berat. seperti berjalan di atas berlumpur, tapi adrenalin yang terpacu memicu Ken dan Charlos bergerak.

"Charlos, cepat." Ken menarik tangan Charlos erat dengan tangan yang terus bergetar. Menyeretnya untuk mempercepat kecepatan berjalan, walau dirinya sendiri pun masih terhuyung.

Ken menggertakkan gigi untuk bertahan, ia harus membawa pulang Charlos dengan selamat pada bibinya, yang sudah pasti sedang cemas di rumah.

Tidak akan membiarkan paman dan bibinya merasakan sakit karena kehilangan orang tersayang mereka, sama dengan Ken dan yang kehilangan ibunya.

Rasa sakit itu begitu mencekik dan memuatnya tidak berdaya, bahkan hingga sekarang. Cukup ia seorang yang engalami hal itu.

Bagaimanapun caranya, mereka berdua harus pergi bahkan jika perlu merangkak, atau ini akan menjadi akhir dari hidup mereka. satu langkah sama dengan menyelamatkan nyawa dari cengkraman monster gila.

Tawa keras menyeramkan Sheila terdengar dari belakang, Ken dan Charlos melirik. Punggung mereka menjadi semakin dingin, sama seperti tersengat es begitu melihat Sheila turun dengan mudah.

Menggunaan bantuan tentakel hitamnya yang menjijikkan memegang erat dinding. Meninggalkan garis panjang hitam, sama seperti tali yang tidak akan membiarkan mereka lolos dengan mudah.

Nafas keduanya semakin cepat dan pendek, otak mereka memanas dengan rasa urgensi.

***

Bab terkait

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 5 WUJUD ASLI SHEILA

    Sheila menyaksikan Ken dan Charlos terus terus berlari meski beberapa kali terjatuh, mereka dengan gigih berdiri. Ia tertawa lucu menyaksikan perjuangan mereka. Ketika melihat ke langit, Sheila mengangkat alisnya heran. Ada sebuah perisai besar yang mengelilingi gedung apartemen dan sekitarnya. Sheila sengaja melemparkan Charlos dan Ken, untuk mengetes apakah pemilik perisai datang untuk menghalangi atau melindungi kedua anak ini. Ia merasakan perisai aktif saat di dalam apartemen, bahkan saat kedua anak itu jatuh. Perisai yang melindungi mereka bukanlah energi yang sama dari perisai tersebut. Sheila waspada karena siapa pun yang mampu membuat perisai sebesar itu, bukanlah orang yang bisa Sheila hadapi sembarangan. Hasilnya, pemilik perisai tidak keluar untuk ikut campur dan membiarkannya. Terserah apa niatnya selama tidak mengganggunya, Sheila tidak peduli dan melanjutkan tujuannya. Tentakel Sheila melilit pinggang mereka berdua, dan membantingkan masing-masing ke arah yang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 6 KEBANGKITAN

    Sheila menatap ke arah Ken yang pingsan dan mengerutkan kening, saat merasakan fluktuasi sihir dari tubuh Ken. Lalu tersentak, kaget saat tiba-tiba bersitatap dengan mata berwarna kemerahan, yang memancarkan rasa dingin dan haus darah milik Ken. Ken yang tiba-tiba membuka matanya, langsung mengirimkan sapuan rasa takut di hati Sheila, membuatnya mundur selangkah tanpa sadar. Momentum di sekitar Ken berubah, membuatnya membunyikan peringatan bahaya. Sulur mawar hitam berduri tiba-tiba muncul di sekitar tubuh Ken, merayap dan meliuk seperti ular. Sheila merasa seolah ditatap oleh banyak mata dari makhluk reptil berdarah dingin, seolah sedang mengamati mangsanya sebelum melahap habis mereka. Membuatnya gelombang dingin di tulang punggungnya. Bahaya, sulur itu berbahaya. Sheila semakin mengerutkan kening. Sulur itu bergerak merambat ke arah Ken, mencabut setiap tentakel yang menancap di tubuh. Ekspresi Ken berubah berkerut, menahan nafas dan mengatupkan bibirnya, saat mencabut tentak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 7 KEBENARAN DARI PENGLIHATAN

    Caroline sedang asik membaca buku ketika tiba-tiba tubuhnya tersentak. Ia diam mematung dengan pupilnya bersinar biru, lalu dengan cepat menutup matanya saat kilasan penglihatan dari kekuatannya yang muncul. Caroline melihat Charlos menindih Ken, sebelum dengan tergesa-gesa bangkit sambil membantu Ken. "Ken, lari!" Mata Caroline dengan tajam memperhatikan luka cakaran berdarah di bahu kiri putranya. Tempat itu adalah apartemen milik Charlos. Punggung Caroline langsung merasakan gelombang hawa dingin, setelah penglihatannya berakhir. Tubuhnya menggigil saat merasakan bahaya dan ketakutan yang dirasakan dalam penglihatannya. Caroline membuka mata, menarik nafas dalam-dalam, dan berusaha menenangkan diri saat mengepalkan tangannya yang mulai gemetar. Ia melemparkan buku dengan tergesa-gesa, mencari-cari ponsel dan mulai menghubungi nomor Charlos dengan cemas. Panggilan terhubung, tapi setelah sekian lama tidak ada yang menjawab. Hanya suara operator dingin yang menjawab, suara dingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 8 IDENTITAS

    Ken terbangun dengan kepala terasa pening dan meringis, merasa sudah lama sekali kehilangan kesadaran. Hal terakhir yang diingat Ken adalah pingsan saat sedang menyiksa Sheila. Tubuh Ken tanpa sadar menegang waspada, dengan panik melihat sekeliling, mencari tahu di mana ia sekarang dan bagaimana keadaan Charlos. Ruangan ini gelap, tapi tidak sepenuhnya gelap. Ken masih bisa melihat dengan jelas lingkungan sekitarnya. Ken mencoba bangkit dan baru menyadari, bahwa ia sedang duduk di sebuah kursi. Kursi itu seperti yang biasa dipakai oleh seorang raja. Ada beberapa anak tangga yang berjumlah sekitar dua puluh, menuju ke bawah. Undakan tangga terakhir terhubung dengan sebuah kolam berbetuk persegi yang lumayan luas berisi air hitam, di mana sulur mawar muncul dari dalam kolam. Setiap sulur bergerak melingkari pagar-pagar di sisi kolam dengan tiang berukiran rumit, yang tidak bisa dilihat jelas oleh Ken dari tempatnya. "Kau sudah bangun?" Itu adalah suara wanita yang membantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 9 KEMATIAN ALINA

    Semuanya bermula dari saat Alina sedang melahirkan Ken malam itu, Gerald merasakan kegugupan yang lebih besar daripada saat ia sedang melamar Alina. Menunggang kuda dengan lebih cepat dan tergesa-gesa untuk segera kembali ke mansion. Suara tapak kuda tampak terdengar lembut dan teredam saat menginjak tanah. Gerald pulang cukup terlambat setelah selesai menghadapi kemunculan tiba-tiba monster iblis di wilayahnya. Berita itu datang mendadak, sehingga ia terpaksa harus meninggalkan Alina. Gerald dengan cepat menyelasaikan pembasmian monster-monster terkutuk itu. Ketika kembali ke mansion Gerald disambut dengan sebuah penyerangan, yang membuat jantungnya berdebar kencang mengkhawatirkan keselamatan Alina. "Di mana istriku?" Kepala pelayan meski sudah tua, masih sanggup untuk bergerak melawan sekelompok penyusup asing, sambil menahan serangan berkata, "Dalta melindungi kamar Nyonya, Tuan." Aura biru gelap milik Gerald keluar mengelimuti pedang, setiap ayunan pedang menciptakan badai y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 10 KEKUATAN KEN

    Pupil mata Ken melebar, menatap ayahnya dengan tidak percaya. Tubuhnya yang awalnya bersandar, berangsur-angsur tegang sepanjang Gerald sedang bercerita. Ken tidak tahu bagaimana harus bereaksi seperti apa terhadap kebenaran yang dipaparkan. Ia memilih menunduk, menatap kosong pada selimut putih di tempat tidur. Perasaan yang dirasakan Ken terasa campur aduk, antara lega dan tidak berdaya. Sejak kecil, rasa bersalah atas kematian ibunya, selalu ia asumsikan sebagai kesalahannya. Kini dengan kebenaran dari Gerald, membuat otaknya menyadari bahwa sebagai bayi, ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menjaga keselamatan ibunya, sehingga memang itu bukan kesalahannya. Namun, rasa bersalah yang tertanam di hati Ken hanya sedikit berkurang. Ia merasa jika tidak ada dirinya, ibunya tidak perlu berkorban, dan ayahnya tidak kehilangan kekasih tercintanya. Perasaan ini terasa mencekik Ken. Tangan yang semula meremas erat ujung selimut kini berganti meremas baju di dadanya. Dada Ken terasa ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 11 KEDATANGAN IBLIS

    Charlos keluar dari pusaran teleportasi milik Smith, masih sulit dipercaya bahwa kekuatan ini berasal dari ayahnya. Meski rumah Ken dan Charlos hanya lima belas menit jika berjalan kaki, ayahnya lebih suka menggunakan teleportasi untuk sampai ke rumah. Bagi Charlos sendiri, kenyataan bahwa dirinya adalah immortal bukan manusia masih terasa seperti. Ketika pertama kali mengetahui hal itu dari ayahnya, ia terpana. Charlos ingat dengan jelas reaksi pertamanya saat itu. "Ayah, apa kau sedang bercanda denganku?" Charlos memandang Smith dengan mata curiga, trauma karena selalu dijahili oleh ayahnya di masa lalu. Balasan dari Smith yaitu sentilan keras di dahi Charlos. "Siapa yang bercanda, hah?" Charlos terkejut dengan tindakan balasan ayahnya dan segera menutupi keningnya yang mulai berdenyut sakit. "Ibu, Ayah memukul diriku," adu Charlos memandang Caroline, meminta keadilan. Caroline selalu menjadi pelindung Charlos dari kecil, ketika ia tidak bisa melawan balik pada ayahnya. Mengad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 12 KONTRAK YANG LAIN

    Mirk mendecak dalam hatinya, mulai merasa jengkel. Ketika melihat Gerald maupun Smith tidak mau bekerja sama, tidak peduli pada apa yang dikatakannya. Mungkin ia hanya bisa menggunakan satu cara yang tersisa. Senyum Mirk sedikit memudar. "Aku bilang, aku hanya ingin berbicara dengannya. Kenapa kalian membuatnya menjadi sulit?" Kemudian menjentikkan jarinya. Ken langsung membungkuk dan jatuh berlutut. Ia mengerang kesakitan, begitu sakit hingga mengeluarkan air mata. Memegangi dadanya yang terasa sangat nyeri, seolah jantungnya ditarik secara paksa. Senyum di bibir Mirk kembali melebar, diam-diam senang melihat reaksi kesakitan Ken. Ini membuktikan bahwa kontrak dengan masternya masing terhubung, sehingga dapat menggunakannya untuk menghukum Ken. Sekaligus menakuti Gerald dan Smith. Mirk sebenarnya enggan menyakiti Ken. Terutama setelah akhirnya dapat menemukan keberadaan masternya, setelah sekian lama mencari. Namun, momen yang paling dinantikannya menjadi rumit, karena kebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20

Bab terbaru

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 42 DACIA 2

    "Ken, berikan salah satu sulurmu, aku akan menaikinya." Ken melirik dengan kening berkerut, sedikit tidak setuju dengan gagasan yang diusulkannya. Meski khawatir dengan keselamatan Charlos, namun situasi memaksanya untuk segera bertindak. Ia bersedia mempercayai kemampuan Charlos, dan memberikan sulur besarnya sambil memperingatkan dengan serius. "Hati-hati." Charlos mengangguk dengan menyakinkan dan segera melompat ke atas sulur, permukaan sepatunya bergesekan dengan permukaan kasar sulur. Membuat langkahnya sempat goyah karena licinnya permukaan sulur. Menuntut ia untuk menginjakkan kakinya dengan hati-hati di antara duri besar yang tajam, tapi duri-duri itu menghilang di setiap langkahnya. Charlos menyeringai nakal, gembira melihat jalan mulus yang disediakan untuk memudahkannya bergerak. Berada di atas sulur memudahkannya melihat dengan jelas seluruh medan pertempuran. Kawanan serigala berlari mendekat dengan cepat, menyatu dengan kabut abu-abu di sekeliling hutan. Mata cyan

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 41 DACIA 1

    Dacia berdiri di tengah kawanan serigala spiritnya, mata cyannya bersinar semain tajam dengan kilau haus darah. "Kalian penyusup harus mati!" raung anak gadis itu, tubuhnya diselimuti aura gelap yang menyebarkan ancaman mematikan saat melambaikan tangannya. Serigala pemimpin melangkah maju, mengaum lantang setelah menerima isyarat serangan. Belasan serigala raksasa langsung menyerbu Ken dan Charlos, memperlihatkan deretan taring tajam mereka. Dari tubuh Ken sulur mawar hitam meledak keluar, duri tajamnya berdiri mengancam tak kalah mematikan. Dengan sekali lambaian tangannya, sulur-sulur itu mencambuk serigala dengan kuat, menghasilkan suara desing angin yang terbelah. Sulur bergerak gesit, melilit tubuh serigala dengan erat. Duri-durinya menancap ke dalam kulit dan menyedot energi serigala seperti lintah. Serigala meronta liar sekuat tenaga dan menggeram ganas, namun tubuhnya yang menggeliat dengan cepat tak berdaya di bawah cengkraman sulur yang tak kenal ampun. Hingga a

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 40 WARNA CYAN

    Ada dua kehebohan besar yang terjadi keesokan harinya. Yang pertama adalah kembalinya orang-orang yang hilang, disambut dengan suka cita oleh para keluarga terhadap hal tersebut. Banyak dari mereka memanggil tabib untuk segera memeriksa kondisi anggota keluarga yang kembali. Setelah dipastikan bahwa mereka sehat dan aman, semua orang tertawa bahagia dan menangis sekaligus. Peristiwa itu saja sudah menggemparkan seisi kota, tetapi kematian Jikia membuat seluruh kota semakin berisik dengan hiruk pikuk yang tak terduga. Tidak ada yang pernah menyangka kabar tak terduga tersebut, semua orang tercengang dengan kematian mendadaknya. Ketiadaan penjelasan yang jelas tentang kematiannya, seperti menabur api ke dalam minyak. Semakin memanaskan suasana dengan berbagai spekulasi liar dan dugaan konspirasi, menyebar secepat api yang membakar padang rumput. Namun pemakaman masih diadakan dengan khidmat, tanpa terpengaruh oleh semangat diskusi di luar. Semua orang tetap memberikan penghormatan

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 39 PERBANDINGAN

    Ken termenung sejenak, melihat punggung Reinard yang menghilang dalam gelapnya lorong. Menyaksikannya membuat dadanya dipenuhi rasa sesak. Kejadian ini menyadarkan Ken, tentang betapa beruntungnya ia memiliki Gerald sebagai ayahnya. Charlos sebagai sepupunya, selalu siap tanpa ragu berdiri mendukungnya, serta paman dan bibinya juga terus menyayangi tanpa henti. Mereka selalu berusaha sekuat tenaga untuk memberikan kasih sayang pada Ken, agar ia tidak pernah merasa kesepian tanpa adanya sosok ibu. Ken masih bisa merasakan apa yang disebut kasih sayang keluarga, sesuatu yang berbanding terbalik dengan kehidupan Reinard. Dalam potongan memori yang disampaikan sulur padanya, dia tumbuh tanpa cinta dan hanya menerima pelecehan sejak kecil. Ken dapat melihat Reinard kecil yang pendiam, dan harus bersikap hati-hati bahkan terhadap pelayan yang bertugas melayaninya. Statusnya di rumah terbalik menjadi Reinard yang seolah budak rendahan, sementara pembantunya menjadi seorang majikan. Ke

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 38 SUMPAH

    Ken tiba setelah kedua orang itu telah lenyap, menatap terpaku pada Charlos yang berlumuran darah dengan tercengang. Berdiri di tengah kegelapan dan genangan darah, Charlos memancarkan kekejaman dan hasrat membunuh yang kental. Cahaya obor yang goyah menyinari wajahnya yang diwarnai merah, menciptakan bayangan yang seolah gemetar menyaksikan aksi brutal Charlos. Potongan-potongan daging berserakan di sekitar jalan maupun dinding, bau amis tercium pekat di udara dan memenuhi hidungnya hingga terasa pusing. Genangan darah mengalir perlahan ke arah kakinya, seperti menyapa untuk memberitahu Ken perbuatan gila saudaranya. Ken merasakan kemarahan dalam diri Charlos saat menatapnya tanpa ekspresi, tangannya mengepal saat ia perlahan mulai berbicara, "Charlos ... sebenarnya aku baik-baik saja, jangan khawatir dengan perkataan mereka." "Aku yang tidak baik-baik saja!" raung Charlos yang mengagetkan Ken, membuatnya terdiam, hanya bisa tutup mulut dan mendengarkan. "Mereka memandangmu sepe

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 37 PENYIKSAAN

    Charlos mengerutkan kening, rahangnya mengatup erat. Menggertakkan gigi penuh kebencian menyaksikan cara mereka memandang Ken seolah dia adalah monster. Pemandangan itu menyulut kemarahannya, jelas-jelas Ken pernah menyelamatkan mereka. Tanpa Ken, mereka mungkin telah menjadi santapan hantu untuk mengisi kekuatan Pixy, tapi rasa terima kasih tampaknya tidak pernah terlintas di benak mereka. "Apa maksud dari pandangan kalian, berengsek?" Mata Charlos memancarkan rasa dingin, suaranya penuh dengan niat membunuh. Ia mengangkat pedangnya dengan aura hijau yang menyelimuti, memancarkan keganasan yang jauh lebih kuat daripada saat melawan Reinard. Tangannya mengepal erat saat memegang pedang, hingga sedikit gemetar karena emosinya yang membuncah. Dua orang itu menatap Charlos dengan heran, dalam pemahaman mereka kenapa bisa ada orang yang bisa berdampingan dengan monster kutukan itu. Salah satunya tidak bisa menahan untuk bertanya, "Kenapa kau bersamanya?" Ia menunjuk pada Ken dengan j

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 36 MENGGANGGU 4

    Charlos tentu saja mendengar jeritan Pixy, melirik sekilas kedatangan Ken sebelum beralih melihat pemandangan penyiksaan dibelakangnya. Sama seperti Ken, tidak banyak perubahan di wajahnya meski aroma amis dan tembaga dari darah Pixy tercium pekat di udara. Ia tetap tenang dengan mengangkat sebelah alisnya, sedikit heran terhadap tindakan Ken, namun tidak bertanya dan hanya menerima begitu saja. Bahkan Charlos cenderung penasaran terhadap Pixy yang bisa memicu kemarahan Ken, sehingga dia disiksa begitu parah. Sebab Ken jarang sekali marah, tapi apa pun itu Charlos menggeleng pelan. Ada rasa kasihan yang terpantul di pupil ungunya, tetapi senyum puas terlukis di bibirnya saat melihat keadaan tragis Pixy. Charlos menghela napas pendek, mengubah postur tubuhnya menjadi lebih santai. Menurunkan ujung tajam pedangnya ke tanah dengan bahu yang merosot rileks, aura agresi di tubuhnya untuk sementara di tekan. Matanya dipenuhi dengan kegembiraan saat Ken berada tepat dihadapan Re

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 35 MENGGANGGU 3

    "Pixy!" Reinard berteriak keras, matanya melebar dengan kepanikan saat melihat tubuhnya dilalap api, perhatiannya kembali terpecah di tengah pertarungan. "Sekali lagi, ke mana kau melihat, hah?" ejek Charlos dengan seringai lebar yang puas, nada suaranya menjengkelkan seperti pisau yang menusuk ego lawannya. Bajingan Reinard ini kembali mengalihkan pandangannya, membuat dirinya menjadi rentan di hadapan Charlos. Betapa bodohnya. Charlos mengangkat pedangnya, menebas secara horizontal. Menciptakan jejak aura hijau yang membelah udara dengan ancaman mematikan. Gerakannya secepat kilat, membuat udara gemetar oleh tindakannya. Merasakan bahaya yang mendekat, Reinard memaksa memusatkan kembali fokusnya pada Charlos. Rasa dingin memadat di matanya yang semakin suram, penuh kebencian yang siap menusuk siapa saja. "Dasar bajingan." Dengan sigap ia menangkis serangan itu. Aura biru keabu-abuannya menyala saat kedua pedang kembali beradu untuk kesekian kalinya. Percikan energi menyebar

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 34 MENGGANGGU 2

    Pixy keluar dari kepulan asap, sekujur tubuhnya tergores dan mengeluarkan darah. Meski begitu, ia segera menatap para tumbal, sedikit lega karena orang-orang itu tidak hancur dalam ledakan dan masih utuh. Sementara untuk gambar mantra yang hancur, Pixy masih bisa menggambarnya kembali. Asap hitam yang melayang kini menyebar dan mengeluarkan suara jeritan marah. Jeritan-jeritan itu menggema, menyebabkan telinga Pixy maupun yang mendengarnya berdenging dengan menyakitkan. Reinard dan Charlos juga mengerutkan kening tidak nyaman, merasakan kepala mereka berdenyut pusing akibat jeritan-jeritan melengking itu. Mereka tidak tahan mendengarnya, sehingga terpaksa berhenti dari pertarungan dan harus menutupi telinga untuk sementara. "Sial." Charlos dan Reinard memaki secara serempak. "Diam, aku akan segera memberi kalian makan. Bersabarlah! Jangan membuatku semakin marah, kau makhluk menjengkelkan!" geram Pixy, kemarahannya semakin memburuk ketika para jiwa itu mengacau setelah ritualnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status