Share

BAB 5 WUJUD ASLI SHEILA

Penulis: Rydepa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 13:18:56

Sheila menyaksikan Ken dan Charlos terus terus berlari meski beberapa kali terjatuh, mereka dengan gigih berdiri.

Ia tertawa lucu menyaksikan perjuangan mereka. Ketika melihat ke langit, Sheila mengangkat alisnya heran. Ada sebuah perisai besar yang mengelilingi gedung apartemen dan sekitarnya.

Sheila sengaja melemparkan Charlos dan Ken, untuk mengetes apakah pemilik perisai datang untuk menghalangi atau melindungi kedua anak ini.

Ia merasakan perisai aktif saat di dalam apartemen, bahkan saat kedua anak itu jatuh. Perisai yang melindungi mereka bukanlah energi yang sama dari perisai tersebut.

Sheila waspada karena siapa pun yang mampu membuat perisai sebesar itu, bukanlah orang yang bisa Sheila hadapi sembarangan.

Hasilnya, pemilik perisai tidak keluar untuk ikut campur dan membiarkannya.

Terserah apa niatnya selama tidak mengganggunya, Sheila tidak peduli dan melanjutkan tujuannya. Tentakel Sheila melilit pinggang mereka berdua, dan membantingkan masing-masing ke arah yang berlawanan.

Ken dan Charlos merasakan keputusasaan saat pinggang mereka ditangkap oleh Sheila, tidak peduli seberapa cepat mereka berlari akan tetap tertangkap.

Cengkraman Sheila seakan-akan bermain dengan nyawa mereka, membuat keduanya tidak berdaya sekaligus ketakutan. Sama sekali tidak ada tanda-tanda dapat melarikan diri, seolah usaha mereka itu sia-sia.

Ken terlempar menabrak tiang lampu taman hingga patah, seketika ia merasakan nyeri yang luar biasa dan menghancurkan punggungnya.

Ada rasa sakit seperti ribuan pisau yang menusuk di dalam dada, setiap tarikan nafas Ken terasa sulit.

Kemudian tubuh Ken menghantam tanah setelah benturan, ia merasakan kembali nyeri tajam datang dari tulang rusuk dan pinggulnya.

Telinganya berdenging dan pandangan matanya menjadi kabur, hampir membuat pingsan. Ia sendiri ragu apakah akan bisa bangkit kembali dalam keadaan ini, dan menyelamatkan Charlos.

Ken mencoba mengatur nafas di tengah rasa sakit yang menusuk, tubuhnya terasa semakin berat.

Ken menggertakkan gigi, dengan tekad kuat memaksa dirinya agar tetap sadar. Ia akan menepati janjinya untuk melindungi Charlos, seperti yang dijanjikannya saat kecil.

Charlos terlempar menabrak bangku batu di taman, memecahkan setengah dari bangku tersebut. Punggung dan sisi tubuhnya langsung terasa diremukkan, suara pecahan bangku sama sama dengan suara tulangnya yang patah.

Rasa pedih itu menyebar dengan cepat ke seluruh tubuhnya, semakin bertambah ketika Charlos jatuh di atas kerikil tajam di taman. Setiap gerakan kecil menyebabkan rasa nyeri dan perih yang baru.

Dari sudut matanya, Charlos dapat melihat keadaan Ken. Rasa bersalah menghantam dirinya lebih besar dari rasa sakit fisiknya, ia benar-benar menyesal memperkenalkan Ken dengan Sheila. Harusnya Charlos tidak pernah melakukan hal itu, sehingga hal buruk ini hanya akan menimpanya.

"Oh, aku beruntung kalian berdua berkumpul bersama sekarang." Sheila tersenyum dengan mulut robek mengerikan dan bertepuk tangan. Suara serak dan kering itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Senang melihat mereka berdua adalah anak-anak spesial yang langka, bahkan sulit untuk ditemukan oleh mereka para hantu di antara manusia. "Tahukah kalian betapa senangnya aku?" Sheila tertawa dengan gila.

Hantu dapat mendapatkan umur yang semakin panjang serta kekuatan yang kuat agar menjadi abadi, yaitu dengan memakan banyak sekali manusia.

Mulai dari perawan, bayi umur satu minggu, seorang yang lahir di tanggal tertentu, sekaligus anak spesial seperti Ken dan Charlos, yang ditandai dengan adanya cahaya di tubuh mereka.

Sheila cukup beruntung bertemu dengan Charlos saat mencari mangsa di klub malam. Ia melihat cahaya terang di sekitar tubuh Charlos. Semakin terang semakin kuat pula kekuatan yang akan didapat saat mereka memakannya.

Sheila mulai mendekati Charlos dan semakin beruntung lagi saat Charlos memperkenalkannya pada Ken.

Anak yang sama spesial seperti Charlos, hanya entah kenapa cahaya di tubuh Ken sedikit redup. Seolah ditekan oleh sesuatu dalam tubuhnya, tapi itu tidak masalah sama sekali bagi Sheila.

Tentakel itu mulai bergerak menuju bahu serta paha Ken, dan ujung tentakel itu meruncing saat bergerak menusuk. Ken melebarkan matanya dan mengerang kesakitan.

Sensasi luka dari tusukan tentakel itu terasa tajam dan panas sepeti dibakar api, rasa nyerinya begitu menusuk hingga ke tulang sumsum.

"Sial." Ken mengutuk dengan pelan sambil menghembuskan nafas terkesiap. Ia bisa merasakan dengan jelas darahnya disedot oleh tentakel, membuatnya semakin lemah.

Sekali lagi terdengar tawa dari Sheila yang menjengkelkan untuk di telinga Ken. Monster itu benar-benar bermain dengan mereka, seperti kucing mempermainkan mangsanya sebelum dimakan.

Tangan Ken bergerak dengan gemetar mencoba memegang tentakel untuk menariknya keluar, tapi menemukan bahwa itu sia-sia dan benar-benar menancap dengan kuat dalam dagingnya.

Hampir membuatnya menyerah, jika Ken tidak mengingat harus menyelamatkan Charlos. Satu-satunya dorongan yang membuatnya bertahan.

Keadaan Charlos juga tidak jauh berbeda dengan Ken, menahan rasa sakit dengan sekuat tenaga, serat ototnya terasa seperti dirobek dan dihancurkan. Ia juga berusaha menarik tentakel tersebut dari bahunya. Nafasnya tersengal dan seluruh kekuatannya hampir habis diserap tentakel.

"Brengsek, lepaslah!" Charlos menggertakkan gigi, merasakan sensasi panas dari tempat-tempat tertancapnya tentakel.

Rasa sakit parah yang menyengat membuatnya pusing, setiap tetes darah yang disedot juga membuat tubuhnya mendingin dan lemah.

"Charlos, bukankah kau berjanji untuk memberikan apa pun yang aku inginkan?" Sheila berbisik seperti setan yang sedang berbohong dengan manis, melangkah mendekati Charlos.

"Jadi, kenapa tidak diam saja dan patuh." Menatap wajah pucat Charlos yang semakin membuatnya bergairah.

Melepaskan salah satu tentakel yang menancap dengan ujung tajam berlumuran darah. Ujung tentakel melayang dan Sheila langsung menjilat darah yang menetes dengan lidah panjangnya.

Charlos menjerit tertahan kesakitan, luka yang terbuka di bahunya memberikan sensasi tajam dan menyengat, seperti racun yang menyebar cepat ke seluruh tubuhnya.

Setiap tetes darah yang keluar membuat tubuhnya gemetar lemah, tapi meski begitu kemarahan Charlos berkobar di dada.

"Persetan." Charlos mengumpat dengan susah payah. Sekalipun tubuhnya berada pada ambang kehancuran, ia tetap menggertakkan gigi tidak mau tunduk pada monster gila ini.

Mata hitam pekat Sheila menatap mata hijau menawan Charlos yang sekarang gemetar, mencoba menatap fokus padanya.

Sheila semakin merasakan kegembiraan di dalam hatinya. "Ah, Charlos. Lihat betapa indahnya dirimu saat ini," desis Sheila dengan suara lembut menakutkan.

Gigi seperti gergaji Sheila terlihat begitu tajam saat semakin tersenyum lebar. "Tapi ... mulutmu harus diberi pelajaran, benar sayang?" tanya Sheila semakin tersenyum gila, semakin banyak tentakel hitam keluar dari punggungnya.

Mereka bergerak menuju kedua tangan Charlos melilitnya. Ujung tajam tentakel menyayat panjang di sepanjang legan kiri Charlos, darah merah segar segera bocor dari sana.

"Ah ... kau selalu membuatku bersemangat, Charlos." Sheila mendekat, melihat lebih seksama setiap kerutan rasa sakit Charlos. Matanya bersinar dengan dengan kegialan.

Charlos ingin sekali menjerit untuk melampiaskan rasa sakit, tapi menutup rapat mulutnya. Menahan dengan sekuat tenaga, agar tidak memberi kepuasan yang diiginkan oleh orang gila ini.

Ken mendengar jeritan menyakitkan Charlos, semakin marah dan frustasi. Ia mengerahkan semua tenaga untuk melepaskan diri dari tentakel, saat melihat bagaiamana Sheila mempermainkan Charlos.

Sayang hasilnya tetap nihil, semakin keras Ken menarik, semakin dalam pula tentakel tersebut mengebor dalam daging Ken. Berulang kali ia mengutuk dirinya sendiri, karena ketidakberdayaannya untuk lepas. " ... Sial, kau tidak berguna."

Kehilangan darah dalam jumlah besar dengan sekejap, membuatnya semakin pusing. Pandangannya mulai kabur saat mencoba melihat sosok Charlos dan Sheila yang semakin samar.

Kesadaran Ken mulai menipis, ia hanya merasakan benda tajam menusuk perutnya sebelum pandangannya menjadi gelap.

Ken merasakan dirinya seperti tenggelam, dan mencoba membuka matanya hanya untuk melihat pemandangan aneh namun indah. Hatinya bergetar dengan penuh kebingungan dan waspada.

Ken terduduk di tengah hamparan kelopak bunga mawar hitam yang memancarkan cahaya merah lembut. Tubuhnya dengan tegang melihat sekitar.

Di sekelilingnya adalah sulur mawar berwarna hitam pekat, dengan duri tajam dan ujung berwarna merah.

Sulur berduri itu bergerak dan mendekat ke arah Ken, secara otomatis Ken segera berdiri dan mundur menjauh.

Kelopak mawar hitam itu melayang ke atas menjadi pusaran angin yang melingkar, di sana sebuah tangan hitam terulur pada Ken. Ia mundur dan menatap dengan penuh keraguan.

"Raih tanganku dan kau akan mendapat kekuatan." Suara itu lembut namun dingin tanpa sentuhan emosi.

Ken tidak segera menggapai tangan hitam tersebut, matanya menatap sejenak pada kelopak mawar yang masih berputar. Meski ada keraguan, tapi dorongan untuk menolong Charlos tumbuh kuat di hatinya.

Sulur mawar masih bergerak ke arah Ken, tapi hanya mengintari tanpa menyentuhnya. "Apakah aku bisa menyelamatkan, Charlos?"

"Tentu, sekarang gapailah." Ken melangkah tanpa ragu-ragu lagi, segera menangkap tangan hitam tersebut. Jantungnya berdebar, siap menghadapi konsekuensi apa pun yang akan datang nanti, ketika memakai kekuatan aneh ini.

Karena Ken tahu tidak ada yang gratis di dunia ini, semuanya punya harga yang harus dibayarkan. Sekarang Ken mengesampingkan hal tersebut, lebih penting nyawa Charlos untuk saat ini.

***

Bab terkait

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 6 KEBANGKITAN

    Sheila menatap ke arah Ken yang pingsan dan mengerutkan kening, saat merasakan fluktuasi sihir dari tubuh Ken. Lalu tersentak, kaget saat tiba-tiba bersitatap dengan mata berwarna kemerahan, yang memancarkan rasa dingin dan haus darah milik Ken. Ken yang tiba-tiba membuka matanya, langsung mengirimkan sapuan rasa takut di hati Sheila, membuatnya mundur selangkah tanpa sadar. Momentum di sekitar Ken berubah, membuatnya membunyikan peringatan bahaya. Sulur mawar hitam berduri tiba-tiba muncul di sekitar tubuh Ken, merayap dan meliuk seperti ular. Sheila merasa seolah ditatap oleh banyak mata dari makhluk reptil berdarah dingin, seolah sedang mengamati mangsanya sebelum melahap habis mereka. Membuatnya gelombang dingin di tulang punggungnya. Bahaya, sulur itu berbahaya. Sheila semakin mengerutkan kening. Sulur itu bergerak merambat ke arah Ken, mencabut setiap tentakel yang menancap di tubuh. Ekspresi Ken berubah berkerut, menahan nafas dan mengatupkan bibirnya, saat mencabut tentak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 7 KEBENARAN DARI PENGLIHATAN

    Caroline sedang asik membaca buku ketika tiba-tiba tubuhnya tersentak. Ia diam mematung dengan pupilnya bersinar biru, lalu dengan cepat menutup matanya saat kilasan penglihatan dari kekuatannya yang muncul. Caroline melihat Charlos menindih Ken, sebelum dengan tergesa-gesa bangkit sambil membantu Ken. "Ken, lari!" Mata Caroline dengan tajam memperhatikan luka cakaran berdarah di bahu kiri putranya. Tempat itu adalah apartemen milik Charlos. Punggung Caroline langsung merasakan gelombang hawa dingin, setelah penglihatannya berakhir. Tubuhnya menggigil saat merasakan bahaya dan ketakutan yang dirasakan dalam penglihatannya. Caroline membuka mata, menarik nafas dalam-dalam, dan berusaha menenangkan diri saat mengepalkan tangannya yang mulai gemetar. Ia melemparkan buku dengan tergesa-gesa, mencari-cari ponsel dan mulai menghubungi nomor Charlos dengan cemas. Panggilan terhubung, tapi setelah sekian lama tidak ada yang menjawab. Hanya suara operator dingin yang menjawab, suara dingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 8 IDENTITAS

    Ken terbangun dengan kepala terasa pening dan meringis, merasa sudah lama sekali kehilangan kesadaran. Hal terakhir yang diingat Ken adalah pingsan saat sedang menyiksa Sheila. Tubuh Ken tanpa sadar menegang waspada, dengan panik melihat sekeliling, mencari tahu di mana ia sekarang dan bagaimana keadaan Charlos. Ruangan ini gelap, tapi tidak sepenuhnya gelap. Ken masih bisa melihat dengan jelas lingkungan sekitarnya. Ken mencoba bangkit dan baru menyadari, bahwa ia sedang duduk di sebuah kursi. Kursi itu seperti yang biasa dipakai oleh seorang raja. Ada beberapa anak tangga yang berjumlah sekitar dua puluh, menuju ke bawah. Undakan tangga terakhir terhubung dengan sebuah kolam berbetuk persegi yang lumayan luas berisi air hitam, di mana sulur mawar muncul dari dalam kolam. Setiap sulur bergerak melingkari pagar-pagar di sisi kolam dengan tiang berukiran rumit, yang tidak bisa dilihat jelas oleh Ken dari tempatnya. "Kau sudah bangun?" Itu adalah suara wanita yang membantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 9 KEMATIAN ALINA

    Semuanya bermula dari saat Alina sedang melahirkan Ken malam itu, Gerald merasakan kegugupan yang lebih besar daripada saat ia sedang melamar Alina. Menunggang kuda dengan lebih cepat dan tergesa-gesa untuk segera kembali ke mansion. Suara tapak kuda tampak terdengar lembut dan teredam saat menginjak tanah. Gerald pulang cukup terlambat setelah selesai menghadapi kemunculan tiba-tiba monster iblis di wilayahnya. Berita itu datang mendadak, sehingga ia terpaksa harus meninggalkan Alina. Gerald dengan cepat menyelasaikan pembasmian monster-monster terkutuk itu. Ketika kembali ke mansion Gerald disambut dengan sebuah penyerangan, yang membuat jantungnya berdebar kencang mengkhawatirkan keselamatan Alina. "Di mana istriku?" Kepala pelayan meski sudah tua, masih sanggup untuk bergerak melawan sekelompok penyusup asing, sambil menahan serangan berkata, "Dalta melindungi kamar Nyonya, Tuan." Aura biru gelap milik Gerald keluar mengelimuti pedang, setiap ayunan pedang menciptakan badai y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 10 KEKUATAN KEN

    Pupil mata Ken melebar, menatap ayahnya dengan tidak percaya. Tubuhnya yang awalnya bersandar, berangsur-angsur tegang sepanjang Gerald sedang bercerita. Ken tidak tahu bagaimana harus bereaksi seperti apa terhadap kebenaran yang dipaparkan. Ia memilih menunduk, menatap kosong pada selimut putih di tempat tidur. Perasaan yang dirasakan Ken terasa campur aduk, antara lega dan tidak berdaya. Sejak kecil, rasa bersalah atas kematian ibunya, selalu ia asumsikan sebagai kesalahannya. Kini dengan kebenaran dari Gerald, membuat otaknya menyadari bahwa sebagai bayi, ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menjaga keselamatan ibunya, sehingga memang itu bukan kesalahannya. Namun, rasa bersalah yang tertanam di hati Ken hanya sedikit berkurang. Ia merasa jika tidak ada dirinya, ibunya tidak perlu berkorban, dan ayahnya tidak kehilangan kekasih tercintanya. Perasaan ini terasa mencekik Ken. Tangan yang semula meremas erat ujung selimut kini berganti meremas baju di dadanya. Dada Ken terasa ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 11 KEDATANGAN IBLIS

    Charlos keluar dari pusaran teleportasi milik Smith, masih sulit dipercaya bahwa kekuatan ini berasal dari ayahnya. Meski rumah Ken dan Charlos hanya lima belas menit jika berjalan kaki, ayahnya lebih suka menggunakan teleportasi untuk sampai ke rumah. Bagi Charlos sendiri, kenyataan bahwa dirinya adalah immortal bukan manusia masih terasa seperti. Ketika pertama kali mengetahui hal itu dari ayahnya, ia terpana. Charlos ingat dengan jelas reaksi pertamanya saat itu. "Ayah, apa kau sedang bercanda denganku?" Charlos memandang Smith dengan mata curiga, trauma karena selalu dijahili oleh ayahnya di masa lalu. Balasan dari Smith yaitu sentilan keras di dahi Charlos. "Siapa yang bercanda, hah?" Charlos terkejut dengan tindakan balasan ayahnya dan segera menutupi keningnya yang mulai berdenyut sakit. "Ibu, Ayah memukul diriku," adu Charlos memandang Caroline, meminta keadilan. Caroline selalu menjadi pelindung Charlos dari kecil, ketika ia tidak bisa melawan balik pada ayahnya. Mengad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 12 KONTRAK YANG LAIN

    Mirk mendecak dalam hatinya, mulai merasa jengkel. Ketika melihat Gerald maupun Smith tidak mau bekerja sama, tidak peduli pada apa yang dikatakannya. Mungkin ia hanya bisa menggunakan satu cara yang tersisa. Senyum Mirk sedikit memudar. "Aku bilang, aku hanya ingin berbicara dengannya. Kenapa kalian membuatnya menjadi sulit?" Kemudian menjentikkan jarinya. Ken langsung membungkuk dan jatuh berlutut. Ia mengerang kesakitan, begitu sakit hingga mengeluarkan air mata. Memegangi dadanya yang terasa sangat nyeri, seolah jantungnya ditarik secara paksa. Senyum di bibir Mirk kembali melebar, diam-diam senang melihat reaksi kesakitan Ken. Ini membuktikan bahwa kontrak dengan masternya masing terhubung, sehingga dapat menggunakannya untuk menghukum Ken. Sekaligus menakuti Gerald dan Smith. Mirk sebenarnya enggan menyakiti Ken. Terutama setelah akhirnya dapat menemukan keberadaan masternya, setelah sekian lama mencari. Namun, momen yang paling dinantikannya menjadi rumit, karena kebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 13 ALETTA

    Ken mengetuk beberapa kali pada tembok yang dihancurkan Gerald dan diperbaiki oleh iblis itu. Mengusapnya dengan takjub, bahwa tembok itu kembali seperti semula. Kepergian iblis itu di sore hari masih menyisakan ketegangan dan keheningan, setelah membuat kesepakatan tentang Ken yang akan berlatih di dunia manusia bersama Gerald. Charlos dengan sukarela ingin mengikuti Ken pergi ke dunia immortal, dengan alasan bahwa dia bisa menyembuhkan jika Ken terluka. Ken sendiri memperhatikan reaksi paman Smith yang tidak mencegah Charlos, meskipun sempat terdiam. Pada akhirnya, paman marah pada iblis itu dan bersikeras untuk membuat mereka berlatih di dunia manusia, untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia immortal. Iblis itu menyetujui ketika paman Smith berkata, "Bukankah kau tidak perlu repot, ketika kami yang mengurusnya? Jadi kenapa tidak? Kau hanya tinggal menerima hasilnya, bukan?" Ken menghela nafas lega ketika melihat iblis itu pergi. Sejujurnya Ken lebih baik berlatih bersa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 58 IBU?

    Bayangan ayahnya muncul kembali, ia selalu menyembunyikan luka di balik senyum yang ditunjukkan padanya. Ken selalu tahu bahwa keberadaannya selalu mengingatkan Gerald pada ibunya. Namun, tidak pernah sekali pun ayahnya mengucapkan kata-kata yang menyalahkan dirinya. Tapi justru itu yang membuat luka di hatinya semakin dalam. Darah di sekitar membuat tubuhnya semakin dingin, bisa dibayangkan betapa sakit ibunya saat berkorban untuknya. "Ibu ... tolong maafkan aku," mohon Ken, suaranya keluar dengan pecah dari tenggorokannya. Di dalam tubuh Ken, Keres mencoba mendobrak penghalang yang menghalanginya untuk terhubung dengan Ken. Ia meraung dengan marah. "Dasar Succubus sialan!" Tidak peduli seberapa keras Keres berusaha, hasilnya nihil. Ia hanya bisa menyaksikan tanpa daya Ken yang terpuruk. Sementara di sisinya, semua sulur bergetar dan meliuk-liuk dengan cemas. 'Papa, sedang kesakitan.' 'Wuwuwu ... kenapa kita tidak bisa membantu papa?' Baik Keres maupun sulur bisa merasakan be

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 57 KETAKUTAN

    Memasuki ruangan yang gelap, mata Ken menyipit untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Baru kemudian ia menyadari, bahwa apa yang ia injak adalah genangan darah. Ken mengerutkan kening, lalu mengeluarkan sulurnya, bersiap untuk menghadapi musuh. Ken melanjutkan langkahnya dengan mantap dan mulai melihat sosok yang meringkuk dengan kepala tertunduk. Detik berikutnya, orang itu mengangkat kepalanya dan menatapnya. Langkah Ken langsung terhenti dengan tubuh yang membeku, matanya melebar dengan tidak percaya melihat sosok itu. Sementara di luar ruangan, Bellis memperhatikan Ken dan Charlos yang masing-masing memasuki ruangan yang berbeda. Ia tidak berani mendekati Ken maupun Charlos, apalagi Mirk, sehingga Bellis memilih menjauh. Tubuhnya remuk hampir tak berbentuk, napasnya berat seolah menghirup pecahan kaca tajam daripada udara. Setiap tarikan napasnya terasa menyakitkan, seperti menggores paru-parunya. Sehingga ia memilih untuk langsung duduk di lantai yang rusak, memanfaat

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 56 RUANGAN

    Saat keluar dari penginapan, resepsionis paruh baya itu mengintip ke arah rombongan Ken. Ia ingat dengan jelas bahwa jumlah mereka adalah bertiga, namun sekarang ada tambahan satu orang lagi. Dari gerak-gerik tubuhnya yang tidak wajar, ia tentu mengerti bahwa gadis itu menderita penyiksaan. Dalam hati paruh baya itu, ia menghela napas kasihan atas nasib buruknya. Kemudian tatapannya bersentuhan dengan pupil merah seseorang, tubuhnya langsung membeku dengan hawa dingin yang membelai punggungnya. Lelaki itu hanya menoleh sekilas, dan memberikan senyuman padanya. Terlihat ramah dan tidak berbahaya. Namun membangkitkan gelombang ketakutan dari lubuk hatinya, ia langsung mengerti makna di balik senyum itu. Sebuah ancaman, peringatan untuk tidak mengawasinya, atau kau akan menyesalinya. Dengan kaku, ia perlahan menarik tatapannya. Untuk sementara ia merutuki kecerobohannya, dan hampir saja melayangkan nyawanya sendiri. Pada pandangan pertama, orang-orang itu jelas sangat berbahaya. Be

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 55 NERAKA

    Duri-duri kecil menusuk lebih dalam pada kulit lehernya, meninggalkan garis-garis ungu yang perlahan berubah menjadi tetesan darahnya. Secara naluriah, Bellis meronta saat lehernya dicengkeram lebih erat lagi. Napasnya tersengal saat mencoba mengirim lebih banyak oksigen pada paru-parunya. Ken tidak tergesa-gesa, ia menatap Bellis dengan dingin tanpa emosi. Seolah-olah Bellis tidak lebih dari serangga yang bisa ia remukkan dengan santai. Tidak ada rasa kasihan, ia hanya merasa jengkel karena mengganggu istirahatnya. Jemarinya bergerak sedikit, dan detik berikutnya sulur menarik tangan dan kaki Bellis. "Ahhh!" Jeritan melengking memenuhi ruangan, ketika tulang di pergelangan tangan Bellis patah dengan mudah, semudah seperti mematahkan cabang tipis di pohon. Air mata dengan cepat memenuhi mata Bellis, jari-jarinya menegang lalu terkulai lemas tak bisa lagi digerakkan. Rasa sakitnya begitu mendalam hingga otaknya tidak bisa memproses. Keringat dingin mengalir dengan cepat menetes ke

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 54 RAYUAN 3

    Bagi Bellis, Ken adalah sumber kekuatan yang besar. Saat menyaksikan Ken dan Charlos bertarung melawan ular monster, gelombang kekuatan dahsyat menyebar ke seluruh hutan. Kekuatan itu menarik perhatiannya, yang dengan antusias mengamati. Setelah melihat keduanya, mata Bellis berbinar, puas menemukan mangsa berkualitas tinggi.Dapat dibayangkan seberapa besar kekuatan dan umur yang bisa didapat Bellis dengan memakan Ken. Maka ia mengeluarkan aroma yang kuat dari tubuhnya, sama seperti afrodisiak yang bisa merangsang tubuh. Bellis tidak percaya bahwa Ken masih bisa bertahan dan tidak terpengaruh sama sekali.Namun di detik berikutnya, leher Bellis dicekik oleh sulur dan ditarik dengan kuat ke belakang. Membuat kepalanya menghantam lantai dengan bunyi gedebuk tumpul, rasa pusing seketika menyerangnya.Rasa sakit menjalar dari kulitnya yang terkoyak. Bellis ingin menjerit namun suaranya tertahan, tenggorokannya ditusuk oleh lebih dari satu duri.Sulur mencengkeram lehernya seperti ular me

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 53 RAYUAN 2

    Namun Tanin berpuas diri terlalu dini. Ia masih saja lengah, dan tidak belajar dari pengalamannya tadi. Di detik berikutnya Charlos menyerangnya, belati tajam menggores secara horisontal pada kedua matanya. Belati itu menyentuh kulitnya dengan tajam, rasa sakit datang begitu cepat pada Tanin. Sesaat, waktu terasa membeku. Sebelum ledakan sakit menyebar ke seluruh wajahnya. Ada rasa panas yang menyusup di sepanjang guratan luka, rasa sakitnya begitu dalam hingga Tanin merasa wajahnya terbelah dua. "Ahhh!" Tanin berteriak kencang seolah merobek tenggorakannya. Tangannya segera menutupi wajahnya, ia bisa merasakan darahnya keluar seperti air yang tak terbendung. "Kau manusia bajingan!" Kedua matanya terluka parah, membuatnya tidak bisa melihat. Gelombang rasa takut dan keputusasaan menimpanya, saat dunia yang biasa ia lihat kini menjadi gelap. Namun meski begitu, Tanin masih tidak ingin menyerah. Naluri bertahan hidupnya masih menyala, ia mengumpulkan energi gelap dan melayangkannya l

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 52 RAYUAN

    Di tengah malam yang sunyi, asap tipis menyelinap dari celah jendela, dan masuk dengan tenang ke dalam kamar. Kemudian merayap seperti tentakel yang hidup, menyusup ke arah hidung Charlos, membaur ke dalam napasnya tanpa disadari. Setelah itu menyebar ke seluruh ruangan secara diam-diam, membentuk perisai transparan yang mengurung Charlos. Sementara itu di kamar Mirk yang tidak jauh dari Charlos, ia mulai membuka mata dari tidurnya yang berpura-pura. Tawa rendah lolos dari bibirnya yang tersungging nakal. Penyusup itu bergerak dengan sangat cepat, langsung menyambar umpan yang telah ia siapkan malam ini. "Oho~ kalian benar-benar tikus yang kelaparan." Mirk kemudian bangun dan bersandar di ranjang. Duduk dengan malas sambil mengeluarkan secangkir darah, teman yang cocok untuk menonton hiburan yang menarik. "Tolong beri aku kesenangan yang memuaskan, anak-anak," gumamnya sambil menjilat bibirnya dengan tidak sabar. Kekuatan dari penyusup itu mulai bekerja pada Charlos. Ia mulai

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 51 PENYUSUP

    Ken menatap dengan seksama saat monster ular itu tumbang, memastikan dia benar-benar mati sebelum perlahan menarik kekuatannya. Sulur raksasa yang membelit ular itu bergerak untuk membuka cengkeramannya. Tanpa diperintah oleh Ken, salah satu sulur maju menuju kepala ular. Ujung sulur meruncing panjang, lalu membelah kening ular dan mencongkel permatanya. Setelah mendapatkan permata itu, sulur meninggalkan ular tanpa nostalgia. Memperlakukan bangkai ular itu sebagai sampah menjijikkan, dan membakarnya sebagai langkah terakhir. Ken tidak dapat melihat semua tindakan sulurnya, karena dalam sekejap tubuhnya langsung jatuh menghantam tanah. Saking cepatnya hingga Charlos di belakang tidak sempat bereaksi. "Ken!" Wajahnya lebih pucat daripada kertas, kontras dengan darah merah yang terus dimuntahkannya. Keringat dingin mengucur deras dari sekujur tubuh Ken, membuat bajunya basah kuyup dan melekat. Tangannya mencengkeram erat dadanya, rasa sakit dari jantung membuat Ken mengerutkan ken

  • DERRENT FAMILY : SHADOW OF THE PAST    BAB 50 ROBOH

    Charlos menyisihkan pedangnya dan mulai mengumpulkan energi hijau besar ditelapak tangannya. Matanya memandang monster ular itu dengan tajam, memanfaat momen di mana ular itu sedang bertarung sengit dengan sulur Ken. Aura penyembuhannya melayang dan mulai membentuk perisai besar di udara. Perisai itu melebar dengan cepat, hampir menutupi daerah bukit yang luas. Energinya terlihat berkilauan, membentuk sebuah dinding yang kokoh. "Ini hadiah untukmu, ular berengsek!" teriak Charlos dengan bersemangat, mendorong perisai raksasa itu dengan kuat menuju monster ular. Monster ular tentu saja mendeteksi sebuah ancaman, mata abu-abunya melihat cahaya hijau yang besar. Ekornya diangkat untuk menyerang ke arah Charlos, namun dihalangi dengan kuat oleh sulur Ken. Setiap kali ia maju untuk mendekat, ledakan akan muncul di bawah tubuhnya. Membuatnya mundur dengan kesakitan, sama sekali tidak bisa mendekat. Namun ular itu terlambat, perisai besar itu datang ke arahnya secepat kilat. Menghantam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status