Share

BAB 6 KEBANGKITAN

Sheila menatap ke arah Ken yang pingsan dan mengerutkan kening, saat merasakan fluktuasi sihir dari tubuh Ken. Lalu tersentak, kaget saat tiba-tiba bersitatap dengan mata berwarna kemerahan, yang memancarkan rasa dingin dan haus darah milik Ken.

Ken yang tiba-tiba membuka matanya, langsung mengirimkan sapuan rasa takut di hati Sheila, membuatnya mundur selangkah tanpa sadar. Momentum di sekitar Ken berubah, membuatnya membunyikan peringatan bahaya.

Sulur mawar hitam berduri tiba-tiba muncul di sekitar tubuh Ken, merayap dan meliuk seperti ular.

Sheila merasa seolah ditatap oleh banyak mata dari makhluk reptil berdarah dingin, seolah sedang mengamati mangsanya sebelum melahap habis mereka. Membuatnya gelombang dingin di tulang punggungnya.

Bahaya, sulur itu berbahaya. Sheila semakin mengerutkan kening.

Sulur itu bergerak merambat ke arah Ken, mencabut setiap tentakel yang menancap di tubuh. Ekspresi Ken berubah berkerut, menahan nafas dan mengatupkan bibirnya, saat mencabut tentakel dari perutnya.

"Bakar." ucap Ken mengikuti instruksi dari kepalanya, memberi perintah pada sulur. Bunga mawar hitam di sulur meleleh sebelum berubah menjadi api yang melahap tentakel milik Sheila.

Api itu merambat dengan cepat menghanguskan tentakel, Sheila terkejut melihat kemunculan api hitam.

Jika Sheila tadi masih berniat melawan ketika melihat sulur hitam, meski tahu itu berbahaya. Maka sekarang ketika melihat api hitam, wajah Sheila berubah drastis menjadi kengerian.

"Tidak mungkin," gumam Sheila tidak percaya. Tubuhnya membeku, setiap jengkal di tubuhnya dicengkaram dengan rasa takut yang belum pernah dirasakannya.

"Siapa kau sebenarnya?" Sheila meraung ketakutan, ia mundur bebepara langkah lagi. Pemilik api hitam adalah mimpi buruk, sekaligus kutukan bagi seluruh makhluk immortal termasuk Sheila.

Dikatakan begitu karena api hitam akan melahap sekaligus layaknya racun korosif, bukan hanya tubuh fisik, tapi juga jiwa dalam diri akan hancur.

Jika terluka oleh api hitam maka luka itu tidak akan bisa sembuh, sedikit demi sedikit menyebar dan memakan kekuatan hidup membuat korban menderita siksaan luar biasa. Mendengarnya saja Sheila tahu neraka macam apa itu, dan tidak ingin merasakannya.

Luka itu hanya bisa dipotong untuk mencegah siksaan, dan tidak bisa dipulihkan bahkan ketika mempunyai kekuatan regenerasi.

Ken mengangkat satu alisnya heran. "Aku tidak mengerti maksudmu?" Dengan lambaian tangannya, sulur mawar bergerak dengan cepat menyerang ke arah Sheila.

Sheila membungkus Charlos ke dalam tentakelnya berniat untuk kabur, dan menghalau sulur mawar dengan tentakelnya. Hatinya dipenuhi penyesalan sekarang, harusnya ia tidak mengenal atau bertemu Ken.

Naluri bertahan hidupnya berteriak dengan panik saat ini, namun meski begitu ia tidak rela untuk melepaskan Charlos. Setidaknya Charlos tidak membangkitkan kekuatan, sehingga Sheila bisa memakan satu untuk menambah kekuatannya.

Sulur mawar dan tentakel saling melilit, sulur mawar Ken bersinar dengan cahaya merah menarik tentakel dengan kuat. Membuat Sheila ditarik sebelum kemudian dibantingkan dengan keras ke tanah.

Terdengar bunyi gedebuk berat, Sheila meringis sebelum buru-buru berguling dan bangkit mengeluarkan tentakel menyerang ke arah Ken.

Tentakel yang terkena api hitam tidak bisa beregenerasi, sehingga kekuatan penyerang berkurang. Sheila mengerutkan kening tidak senang sebelum matanya tiba-tiba melebar.

Dengan panik Sheila menarik tentakelnya agar lepas dari belitan sulur berduri Ken. "Kau menyerap kekuatanku!" Sheila meraung marah, tapi matanya gemetar semakin ketakutan.

Ia benar-benar tidak merasakan hal itu pada awalnya, hanya sadar begitu regenasinya melambat dan rasa sakit seperti ditusuki jarum memenuhi tubuhnya ketika kekuatannya diserap.

Ken kembali mengangkat alisnya bingung sebab tidak merasakan apa-apa. "Apakah itu benar?" gumamnya tidak percaya.

"Salah satu kemampuan yang dimiliki sulurmu." Jawaban datang dari dalam kepalanya. Pandangan mata Ken berkunang-kunang merasa pusing, sebelum ia menggelengkan kepala untuk menjernihkan penglihatannya.

"Habisi dia," Ken memberi perintah. Duri dari sulur mawar memanjang dan semakin runcing, mereka bergerak dengan sangat cepat menuju Sheila. Bunga mawar hitam kembali meleleh dan membakar sepanjang tentakel Sheila dengan api hitam.

Sheila kaget dengan kecepatan tiba-tiba tersebut dan lengah, duri mawar menancap di leher saat melilit. Di depan matanya mawar hitam yang bersinar merah meleleh.

"Tidak!" Sheila menjerit ngeri, suara seraknya melengking dan menusuk membuat telinga tidak nyaman. Aroma kematian tampak menyelimutinya, membuatnya putus asa.

Api hitam membakar wajah Sheila, jeritan kembali bergema, seluruh tubuhnya dibungkus dengan sulur.

Setiap duri menancap dengan dalam pada daging Sheila, mencoba merobek dalam-dalam setiap serat otot dengan menyakitkan, bergerak bolak balik di sekeliling tubuh.

Sebagian sulur tersebut membawa Charlos pada Ken, seolah tahu Charlos penting baginya. Sulur itu menyingkirkan durinya dan melapisinya dengan bunga mawar hitam.

Saat ini Ken memuntahkan darah merah segar, perutnya menegang dengan sakit hingga Ken berlutut sedikit membungkuk.

Sulur mawar menopang kedua bahunya, berusaha membuat Ken agar tidak jatuh tersungkur ke depan.

Darah menetes dari dagu bersudut Ken, mulutnya dipenuhi rasa berkarat. Nafas Ken terengah-engah, setiap tarikan nafas menimbulkan rasa sakit di dada. Ia memeriksa situasi Charlos, yang telah lepas dari belitan tentakel Sheila.

Wajah Charlos pucat dengan bibir membiru, ada luka sayatan panjang di sekitar lengan, serta cakaran panjang dan dalam di bahu. Luka selanjutnya hampir sama tempatnya seperti Ken. Tangan Ken mengepal erat hingga urat-uratnya menonjol.

"Siksa bajingan itu bagaimanapun caranya." Mata Ken memanas melihat kondisi Charlos, namun kemarahan menggelegak di dadanya.

Bibirnya mengatup rapat sementara urat lehernya menegang. Jelas tubuhnya telah kelelahan, tapi amarah dalam dirinya membuat Ken tegak kembali. Setiap luka di tubuh Charlos menusuk hati Ken, ia lalu menatap tajam Sheila dengan niat membunuh.

Sheila mencoba melepaskan diri dari gengaman sulur, rasa sakit di sekujur tubuh dari api hitam benar-benar menyakitkan.

"Sakit! Sakit! lepaskan aku, aku menyesal, ampuni aku!" Sheila berteriak, merasakan panas dari api kembali membakar seluruh tubuhnya. Setiap lapisan dagingnya di bakar dengan rasa panas yang luar biasa, seperti bara neraka yang mencoba menelannya.

Jeritan dan ratapan Sheila semakin kencang menggambarkan rasa sakit yang mendalam dan rasa penyesalannya, teriakan itu mengguncang langit yang gelap.

Ken memandang Sheila yang meronta-ronta dalam api hitam, tidak ada rasa kasihan dalam hatinya.

Ia hanya merasa puas dan pantas ketika Sheila sangat kesakitan, itu adalah harga yang pantas didapatnya karena melukai Charlos.

Ken hanya berharap untuk lebih menyiksanya, dan memberikan sakit yang lebih luar biasa untuk melampiaskan kebenciannya.

Namun nafasnya semakin berat, ia tersenggal-senggal. Tubuhnya tidak bisa tegak kembali, kekuatan di tubuhnya menghilang. Sebelum terjatuh tanpa bisa bertahan lagi.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status