Alih-alih membawa Adrina ke rumah sakit, Dathan lebih memilih membawa sekretarisnya itu ke sebuah kamar hotel. Dua karyawan laki-laki mengikutinya, salah satunya sudah disuruhnya untuk menghubungi dokter perusahaan.
“Apa katanya? Dia bisa datang?” Dathan bertanya dengan nafas yang belum stabil.
“Iya Pak, sepuluh menit lagi, beliau tiba.”
“Kalian boleh pergi dari sini, biar saya yang menangani. Oh ya, klien kita nggak menyewa wartawan ‘kan. Kalau kalian nemu wartawan, usir mereka. Aku tadi sempat melihat orang-orang dari OSS News.”
“Baik Pak.”
Dathan memijat keningnya, ia tidak habis pikir ada orang yang sengaja mengatur rencana agar ia dan Adrina terjatuh dan diambil gambarnya oleh wartawan, tentu saja ia tahu karena matanya sangat awas. Ia bisa melihat salah satu wartawan OSS yang persis seperti Dispatch di Korea. Mereka selalu bisa mecari-cari kesalahan para konglomerat dan membu
Keadaan kantor terlihat ramai dan hal itu tentu membuat Adrina semakin khawatir, jika semua orang mungkin kini telah tahu tentang berita CEO King Of Store. Dia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan, biasanya ia tidak terlalu memperhatikan sekeliling, namun kali ini ia merasa seperti semua mata tertuju padanya.“Itu bukannya sekretaris baru ya? yang perekrutannya khusus oleh CEO?” Adrina mendengar salah satu karyawan wanita berbisik dengan karyawan yang lainnya.“Shuut, jangan keras-keras nanti dia denger. Usut punya usut, katanya dia masuk karena koneksi CEO, jadi ya wajarlah, ternyata emang ada hubungan gelap dibalik itu.”Langkah Adrina terhenti, ternyata sudah sejauh ini rumor tentang dirinya. Selama ini, ia tidak pernah memikirkan bahwa mungkin saja orang-orang diluar sana atau para karyawan tahu bagaimana awal mula perekrutannya. Setahunya memang posisi sekretaris itu tidak mudah, apalagi posisi sekretaris ekseku
Alih-alih menjawab pertanyaan dari HRD yang sudah kelewat batas itu, Dathan memilih diam dan menyeringai, ia menarik tangan Adrina dan segera keluar dari lift begitu pintunya terbuka. Sedangkan Adrina, tentu saja ia jengkel karena bukannya memberi klarifikasi kepada para pegawainya yang sok tahu itu, CEO-nya malah main pergi saja.“Pak, nggak harus begini, ini nggak bener.” Adrina menghempaskan genggaman Dathan, mereka kini turun dilantai tiga, hanya tinggal dua lantai untuk menuju ruangan CEO.“Kenapa malah diam aja saat mereka ngebully kamu? kamu harusnya bisa ngelawan Adrina,” ujar Dathan. Untunglah lantai tiga itu masih sepi dari kehadiran para karyawan.“Bukan itu yang penting Pak, tapi sekarang gimana dengan kita? Maksud saya ini semuanya lebih rumit dari yang saya pikirkan. Bayangkan, kalau saya bener jadi kekasih palsu Bapak, saya bisa terus-terusan di intimidasi, seperti di lift tadi. Lalu, tunangan Bapak gima
“Apa kamu bercanda Dathan? Kenapa sejak berita itu dirilis, sama sekali nggak ada klarifikasi?” Brenda secara langsung menemui Dathan di café. Hal itu sengaja dilakukan, karena Dathan tidak ingin rumornya yang berpacaran dengan putri CEO Winner Group kembali menguap. Pasalnya, rumor itu sudah ada sejak lama.“Nggak perlu, toh aku emang mau menyiarkan ke saentero Indonesia tentang hubunganku dengan dia,” jawab Dathan dengan santainya. Sesekali ia menghirup udara segar yang masuk melalui hidung mancungnya. Tersenyum tipis saat ia bisa melihat gedung pencakar langit dari tempatnya duduk. Sedangkan Brenda justru sebaliknya, wanita itu mendengus bekali-kali karena sikap calon tunangannya itu.“Kamu seperti yakin sekali dengan rencanamu. Saat ini, aku mungkin nggak bisa menghentikanmu. Tapi, tunggu aja tanggal mainnya. Kamu sudah diberi kemurahan hati oleh Ayahku, tapi apa yang kamu perbuat? Ini pengkhianatan Dathan
Berkali-kali Dathan mengirup udara seperti orang yang membutuhkan banyak pasokan oksigen. Walau ruang rapat dilengkapi dengan fentilasi udara tetap saja, suasanya membuat ia selain gerah tapi juga pusing. Apalagi dihadapkan pada orang-orang yang tidak semuanya suka padanya, tidak semua dari mereka memihaknya, jika pun ada beberapa itu hanya berpura-pura di depan saja, sebagai bentuk rasa hormat pada Kakeknya yang telah menunjuknya menjadi kandidat CEO.Cakra membuntuti dibelakangnya, asisten pribadinya itu berkali-kali menanyakan keadaannya, namun jelas sekali Dathan tidak benar baik-baik saja. Siapa yang bisa baik-baik saja saat harapan semua orang bergantung di pudanknya? Jika ia tidak mampu mewujudkannya, kemana integritasnya selama ini?“Cakra, apa kamu yakin aku bakal beneran jadi CEO di perusahaan ini?” tanya Dathan lirih sesaat setelah melempar pantatnya di sofa. Tangannya melonggarkan dasi yang terasa seperti mencekik dirinya.&
Akhir pekan Dathan pergi mengunjungi makam Ayah dan Ibunya. Ia hanya berkunjung seorang diri, karena membuatnya merasa lebih tenang saja. Juga memberikan kesempatan kepada asisten pribadinya untuk liburan dan tidak terus menerus mengurusi dirinya. Sebenarnya, tanpa Cakra disisinya ia merasa tidak lagi punya siapa-siapa. Kecuali, Tiffany yang kini sedang berusaha pulih pasca depresi berat yang melandanya karena ulah suaminya sendiri.Pekan ini, seharusnya ia berkunjung ke rumahnya dimana Ibu Jesika dan Tiffany tinggal. Tapi, ia sedang tidak ingin bertemu siapapun hari ini, hanya ingin mengadu nasib kepada orang tuanya di kuburan. Ia menaruh bunga di atas nisan, kemudian membaca sedikit yang ia ketahui bacaan untuk orang meninggal.“Ayah, setelah kepergianmu hidup menjadi terasa lebih berat. Bahkan, aku pikir aku nggak bisa lagi menanggungnya. Ini terlalu berat, banyak orang menghakimiku. Bahkan, orang-orang yang dulu kepercayaanmu, kini meragukanku. Apa yang harus aku lakukan?”Ia bera
Adrina pergi ke pasar untuk berbelanja ikan, rencananya ia dan Nenek akan menengok Paman Tigor di penjara. Neneknya ingin memasakkan menu makanan kesukaan lelaki itu. Walau dia sudah sangat kejam tapi Nenek Adrina tetaplah seorang Ibu yang mengkhawatirkan anaknya.Setelah membeli beberapa sayuran dan satu kilo ikan Tongkol, Adrina berkunjung ke taman kota. Sudah lama rasanya ia tidak bekerja di luar dan bebas menikmati angin seperti saat ini. Namun, ponselnya berdering dengan nomor telepon asing yang tentunya tidak ia kenal. Adrina mengangkatnya.“Hallo, ini siapa?”“Adrina Bernika Shakira?”“Iya betul, ini dengan siapa?” Adrina awalnya menduga itu panggilan dari salah satu sekretaris atau perwakilan perusahaan lain.“Aku Ibu dari CEO King Of Store. Kamu tau ‘kan Dathan? Aku Ibunya.”Mendengarnya membuat Adrina terkejut, Ibu CEO? Apa ini berkaitan dengan berita yang beredar di media yang berkaitan dengan dirinya?“Iya Ibunya Dathan, ada perlu apa sama saya?” tanya Adrina lembut dan so
Pria berperawakan tinggi itu menyugar rambutnya. Ia tidak tahu jika Yamamoto selalu memperlakukan kliennya seperti itu. Harus mau diancam kemudian baru akan disetujui untuk kerja sama. Keiji Salim Yamamoto sebagai CEO-nya benar-benar tidak bisa disepelekan. Pria itu mungkin saja suatu saat akan membuatnya menjadi dalang dibalik operasi nakalnya.“Cakra, kamu udah hubungin Steven?” Dathan bertanya.“Udah Pak. Dia tetap ingin memakai jasa King Of Store.”“Oke baguslah. Aku akan pergi sama Adrina ke perusahaan Long Beauty. Kamu, pergilah menemui klien kita di Bekasi, aku sudah bilang sama sekretarisnya kalau asistenku yang akan mewakilinya. Kamu hanya perlu mengatakan apa yang aku katakan kemarin dan bawa dokumen yang sudah aku berikan ke kamu kemarin, tunjukkan pada dia untuk meyakinkannya. Copy?”“Siap Pak, copy.”Adrina melihat wajah itu sangat serius, walua terlihat lelah dan tertekan a
Kehidupan selain Dathan dan Adrina juga berjalan di luar sana. Kini anak dari CEO Grup Winner –Brenda-- yang merupakan calon tunangan Dathan itu kini sedang bertemu dengan Nyonya Jesika. Mereka sudah akrab dari lama, sehingga sudah tidak canggung bagi mereka mengobrol hanya berdua.“Aku sudah membayarnya, tinggal menunggu keputusannya. Tapi, sudah satu hari terlewati, dia bahkan nggak memberi keputusan. Brenda, kamu sabar ya.” Nyonya Brenda berkata dengan lembut dan senyum tipis.“Nggak masalah Tante. Sementara ini, aku lagi berusaha meredakan amarah Ayahku. Apalagi, dia ingin menikahkan aku dengan pengusaha lain. Aku nggak mau, aku sukanya sama Dathan,” papar Brenda sembari memotong steak dengan pisau di tangannya. Mereka berdua kini sedang menyantap steak buatan koki Prancis, di restoran milik King Of Store yang memang selain menyediakan menu Lokal, juga Internasional.“Iya, Tante juga sukanya Dathan nikahin kamu, bukan yang