Beranda / Romansa / DALAM DEKAPAN WANITA MALAM / Keyra Si Wanita Malam

Share

DALAM DEKAPAN WANITA MALAM
DALAM DEKAPAN WANITA MALAM
Penulis: Nur Melati

Keyra Si Wanita Malam

Penulis: Nur Melati
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-26 11:45:34

Ini kisah tentang Key, gadis berparas sempurna yang berakhir dengan menjual dirinya. Kulit putih mulusnya harus dengan rela dijamah banyak pria, bibir tipis kemerahan itu harus dengan menggoda tersenyum kepada calon pelanggan-pelanggan di bar murahan itu. Tidak. Ini bukan tentang rutinitas malam si gadis murahan, ini kisah tentang Key, yang mencari setitik kedamaian, yang merindukan malam-malam penuh ketenangan, hingga sosok mungil yang dia temukan di aantara tumpukan sampah itu mengubah cara dia memandang.

Key masih duduk santai menunggu langganan datang, tadi sudah mendapat pesan singkat dari Mami Yulia kalau ada tamu yang memesannya. Lelah menunggu, Key mengambil sebatang rokok yang tergeletak di meja, menyulutnya santai lalu menikmati setiap detik racun padat itu membunuhnya perlahan.

“Belum datang, Mbak Key?” Johan bertanya sembari meletakkan minuman di depan Key. Bartender baru itu selalu ramah seperti biasanya. Menyapa santun tanpa menggoda, tidak seperti pria-pria kebanyakan di sana.

Key mengangguk, menikmati bising musik yang diputar tanpa kenal waktu. “Mungkin lagi nyari alesan ke istri.”

Johan terkekeh. “Ya sudah, Mbak Key nunggu di sini aja.”

“Mau kemana, Jo?” tanya Key saat melihat Johan hendak meninggalkan meja bar.

Johan tak menjawab, hanya memberi senyum sekilas dan pergi. Key tak ambil pusing, tak penting. Lalu tak lama seorang wanita paruh baya datang menemui Key, aroma parfum menyengat menguar begitu sosok itu tiba di hadapan. Setengah berteriak pada telinga Key, “Cancel, Key. Orangnya kena serangan jantung.”

Keyra mengernyitkan dahi, seolah bertanya pada diri sendiri, “Apa aku tidak salah dengar?”

“Lu boleh pulang, uang mukanya Lu ambil besok di ruangan gue.” Wanita setengah baya itu berteriak, mengimbangi suara bising di bangunan yang penuh dengan aroma bir murahan.

Key kecewa. Itu artinya bayarannya hanya separuh dari perjanjan saja. gadis itu melempar puntung rokok ke jalanan, asal. Mendengkus pelan, menggerutu sepanjang perjalanan menuju pulang. Namun, langkahnya terhenti saat pendengarannya menangkap sebuah suara asing. Jantungnya berdegup cepat, antara takut dan penasaran yang menyergap dalam waktu bersamaan.

Keyra mendekati tumpukan tong sampah di pinggir bangunan tua. Suara itu semakin terdengan jelas dan nyata. Sebuha suara tangis kecil, terisak lelah sepertinya, serak dan hampir kehabisan suara. Tangis bayi. Ya, ini tangis bayi.

Keyra bergesan membongkar tumpukan plastik-plastik hitam. Mengabaikan bau menyengat yang menyergap. Abai pada lelehan air yang menggenang di sekitarnya. Lalu matanya membelalak ketika membuka kardus bekas kemasan mie instan yang tertumpuk di bawah. Bayi itu masih hidup, menangis tanpa henti dengan suara serak yang membuat pilu hati.

Keyra ragu dengan apa yang harus dilakukannya. Namun lihatlah, tangan itu meraih tubuh kecil di dalam kardus, kemudian menimangnya. Membawanya pergi dari sana.

Tangis bayi itu tak reda meski Keyra berusaha keras menenangkannya. Pulang ke rumah kumuh miliknya, Keyra menidurkan sosok itu di busa lepek tempat biasa dia merebahkan tubuh. Kerya benar-benar tak tahu, sejenak menyesali tindakannya yang membawa bayi itu pulang alih-alih membawanya ke kantor polisi terdekat.

“Duh, kamu kok nggak diem-diem, sih? Kamu makan apa biasanya? Atau mau minum teh manis aja?” keyra meraih kembali tubuh bayi itu. Sementara tangisnya makin kencang, makin terdengar menyiksa hati dan pendengaran.

Tiba-tiba pintu rumahnya digedor keras dari luar. Keyra yang masih menggendong bayi kecil itu berlari dan membuka pintu.

“Key, Lu kapan punya bayi? Brojol semalem?” suara Parto, tukang ojek langganan yang juga bertetangga dengannya.

“Gila, Lu, ini bayi dapet nemu tadi di deket markas. Kasihan, makanya gue bawa pulang.” Keyra masih menimang bayi kecil itu.

“Dia laper, tuh, Key, kasih susu atau bubur aja, gih. Nangisnya kedengeran sampai kamar gue. Brisik. Besok kudu narik pagi-pagi.” Parto mengeluh lagi. Lalu meninggalkan Keyra sendiri.

Tidak. Mereka terlalu malas mengurus urusan orang lain, terlebih urusan rumit yang melibatkkan kemanusiaan. Bagi Parto dan kebanyakan penduduk di lingkungan kumuh itu, hidup adalah urusan waktu, bagaimana bergelut dengan detik yang semakin berlalu sembari mengenyangkan perut. Urusan iba, urusan peduli, urusan kemanusiaan, nanti-nanti jika hati mereka terketuk nurani.

Keyra hampir menangis saat mendengar suara tangis bayi itu semakin menghilang. Sedari tadi air matanya tak keluar meski tangisnya terdengar kencang. Keyra buru-buru menuang air ke dalma gelas, lalu menyuapkannya ke mulut si bayi dengan sendok. Bayi itu mengecap, setetas air yang Key suapkan berhasil tertelan. Lagi. Suapan demi suapan Key berikan. Hingga bayi itu tenang.

Keyra lelah. Namun, hatinya belum ingin berhenti peduli. Gadis itu pergi, membawa serta bayi itu dengannya, menggendongnya sedemikian rupa dengan kain jarik peninggalan ibunya. Susah payah mengingat bagaimana dia menggendong bayi boneka sewaktu kecil dulu. Lucu, karena kainnya diikat simpul di pundak, setidaknya bayi itu tidak terjatuh dan terlepas.

Dengan sisa uang yang dia punya, hasil mencari di seluruh rumah, di bawah bantal, di bawah pakaian yang terlipat di lemar, Keyra pergi ke toko di pinggir jalan yang buka dua puluh empat jam. Mencari botol susu, susu formula dan beberapa biskuit bayi.

“Mbak, boleh korting, nggak? Ini bayi saya nemu di sana, noh. Kasian, kalau mbaknya ngasih kortingan,ntar si bayi ngedoa-in yang baek-baek ke mbaknya.” Keyra berseru dengan yakin sembari meletakkan belanjaan di meja kasir.

Kasir itu mengangguk. Bukan menyetujui permintaan Keyra, hanya saja tak mengerti harus menjawab cerocosan gadis itu dengan jawaban apa. Toh, siapa pula yang akan percaya dengan bualan Keyra? Banyak yang lebih sadis menggunakan bayi demi mencari untung, dan bagi gadis kasir itu, Keyra hanya salah satunya.

Keyra mengeluh kesal karena harga yang mahal. Tidak menyesal, hanya tidak terima dengan kegagalannya menawar harga.

Keyra pulang, melanjutkan acara mengurus bayi yang dia temukan. Membuatkan susu formula, kemudian memberikannya kepada bayi itu. Lihatlah, mulut mungilnya lahap menyantap, menyedot susu dari botol kecil itu dengan sisa isakan yang sesekali terdengar.

Keyra bertanya-tanya dalam hati, mengapa dia justru membawanya kemari. Matanya mengawasi gerak lucu si bayi yang masih lahap menikmasi susu pengganti asi, air mata Keyra menetes satu-satu, entah apa yang memasuki matanya. Dia hanya menangis, tanpa tahu alasannya.

Satu hal yang tidak Keyra tahu. Bahwa itulah cinta pada pandangan pertama, cinta yang mengetuk pintu kemanusiaan dalam hatinya, membimbing langkah dan tangannya untuk merawat makhluk kecil tak berdosa yang ditemukannya. Keyra tak tahu, karena baginya, hanya mengikuti bisikan nurani.

Saat sedang asik mengagumi makhluk kecil lucu di gendongannya, Keyra tiba-tiba mematung, menghentikan acara menimang yang sedari tadi dia lakukan. Bukan karena lelah, tiba-tiba saja tangannya terasa basah oleh cairang hangat.

Keyra menatap bayi itu, tersenyum palsu. “Kamu ngompol?”

Lagi. Keyra mengutuk diri karena lupa membeli popok sekali pakai. Tak ada uang tersisa, sementara bayarannya masih tertahan di tangan germo bernama Yulia, Keyra terpaksa menyobek beberapa kaus lama, menjadikannya popok sementara.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ast Briast
Waaa bagus bgt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Ayahnya Siapa?

    Keyra akhirnya bisa merebahkan tubuhnya dengan sempurna. Dengan segala lelah yang masih tersisa setelah sibuk menenangkan bayi kecil yang tadi ditemukannya. Gadis itu berbaring di sebelah sosok mungil di sebelahnya. Menatap wajah damai bayi perempuan yang dia temukan tadi dengan air mata mengalir tak henti. Duhai, lihatlah wajah tak berdosa ini, siapa manusia tak berhati yang tega meletakkannya di antara tumpukan sampah?Keyra mendengkus, menyeka air matanya dengan jari telunjuk. Keyra sadar betul dirinya tak pantas mengutuk dosa orang lain, tak layak pula mendosa-kan orang lain atas kesalahannya mengingat dirinya sendiri adalah perempuan hina. Gadis kotor yang membuang jauh harga dirinya, menukarkan dengan segenggam harta demi kelangsungan hidup.“Mungkin orang yang membuangmu juga punya alasan mengapa melakukannya, Nak. Kamu sekarang ikut Tante dulu, besok kita pikirin caranya bertahan hidup.” Keyra berujar sembari membelai lem

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Pria Bernama Damar

    Perempuan itu duduk bersila di emperan toko, tangannya sibuk mendekap bayi kecil di pangkuannya. Matanya tak henti menangis, kesal pada diri sendiri. Kesal pada takdir yang begitu kejam mempermainkannya.Bukan masalah jika orang-orang membencinya. Menyumpahi dia dengan kalimat buruk dan kotor tiada berjeda. Keyra akan terima. Tapi hari ini, mereka berbuat keji pada seorang bayi.Seminggu sudah Keyra merawat bayi itu. Bayi cantik yang diberi nama Naina. Sejumlah uang yang harusnya dibayarkan padanya ditahan oleh Yulia. Alasannya tentu saja karena Keyra membawa serta bayi itu saat menghadap."Bawa ke panti asuhan aja, Key. Atau juak tuh bayi sama orang. Lu itu udah susah, jangan nambahin beban!" teriak Yulia padanya siang itu.Keyra terhenyak. Wanita itu biasanya lembut padanya, bertutur kata semanis gula. Namun, saat Keyra menyatakan bahwa dia akan mengurus dan merawat bayi itu, Yulia mendadak murka.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Aroma tak Biasa

    Damar terbangun seperti biasanya. Melakukan olahraga ringan seperti pagi-pagi yang sudah-sudah. Hanya saja pagi itu, ada aroma lain di rumahnya yang megah. Wewangian khas bayi dari dalam kamar sebelah, Damar menyeret langkahnya, perlahan menengok asal harum yang begitu menenangkan jiwa.Keyra sedang mendandani bayi kecil itu. Bayi Naina tertawa riang, renyah menanggapi gelitikan di perut gembulnya.Damar mendekat, ikut terkekeh melihat tawa riang Naina. "Namanya siapa?"Keyra terhenyak, segera menarik kesadaran dan menjawab terbata, "Na-Naina, Mas."Damar mengangguk. "Nanti kalau mau makan ambil aja apa yang ada di kulkas, aku jarang masak, jadi kebanyakan buah dan makanan langsung jadi."Keyra mengangguk mengerti.Damar hendak pergi saat tangannya ditahan oleh Keyra. Perempuan itu mencekal lengan kokoh Damar. Membuat pria itu kembali menoleh ke belakang. Menatap kedua mata Keyra yang berkaca-kaca."Astaga, Ibuk kenapa?" Damar beralih

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Jera

    Damar menata hati. Sekuat tenaga mengontrol emosi yang tak terkendali. Sementara Keyra sibuk menyeka wajahnya, membersihkan air yang disemburkan Damar ke muka cantiknya.“Mas Damar apa-apaan, sih? Basah, kan, jadinya,” sungut Keyra dengan nada manja, yang jika didengar oleh lelaki normla pada umumnya akan menimbulkan gejolak liar pembangkit harap biologisnya. Namun, ini Damar. Pria dengan masa lalu menyakitkan dan membenci perasaan itu datang.“Ma-maaf, Key. Abisnya kamu ngomong ngawur gitu.” Damar tak kalah kesal sebenarnya, hanya saja dia bisa mengontrol intonasi bicaranya.Keyra menghela napas. “Mas, aku nggak mungkin, kan, nyusahin kamu terus-terusan? Aku juga pengin bales kebaikan kamu.” Entah sejak kapan pembicaraan mereka senyaman itu.Damar meremas rambutnya cemas. “Tapi nggak harus gini juga, Key. Kamu nggak mikirin Naina?”

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Serpihan Kenangan

    Damar mematung menatap lukisan di dinding ruangannya. Jera. Luka lama itu masih saja menyakitkan bahkan hanya dengan meatap lukisan tanpa nyawa yang tergantung di dinding ruangannya. Lukisan yang menjadi hadiah perpisahan dengan wanita tercintanya.Siang itu, Damar hendak menemui kekasihnya, mengejutkannya dengan kedatangan yang tiba-tiba. Lelaki itu menyempatkan membeli seikat mawar merah untuk kekasihnya. Kemudian berjalan penuh debar cinta menuju apartemen. Damar terlalu bahagia, membuka pintu yang juga dia tahu kombiasi angka pembukanya. Lalu, betapa remuk hatinya saat mendapati sang kekasih sedang ditindih penuh hasrat oleh seorang pria. Mereka sempurna tanpa busana, mengkilap keringat di tubuh mereka, sama-sama menikmati bahasa cinta yang membara.“Joy?” Damar menjatuhkan bunga di tangan. Lama mematung memindai pemandangan penuh luka di depan mata.Aktivitas Joy dan pria lain itu terhenti. Keduanya sibuk memunguti pakaian masing-masing. Kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-27
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Balas Budi Sederhana

    Part 7Damar mondar-mandir di sebuah toko pakaian. Setelah yakin membeli beberapa pakaian dia memutuskan untuk segera pulang. Beberapa potong pakaian harian sengaja dia belikan untuk Keyra, karena seingat Damar Keyra hanya mengenakan dua pakaian bergantian. Senyum semringah seketika terpancar di wajah Damar saat membayangkan tanggapan Keyra atas hadiahnya. Lelaki itu pun tak sabar berjalan ke kasir dan membayar belanjaannya.Namun, baru saja Damar hendak berbalik, dia dikejutkan dengan sosok yang mengante tepat setelahnya. Kedua mata mereka beradu, seolah saling membahasakan rindu. Damar terpaku, pun dengan sosok itu. Mereka terdiam beberapa saat sebelum akhirnya kasir meminta mereka untuk menepi karena mengganggu pelanggan lain yang mengantre.Duduk di bangku Kafe bernuansa modern, Damar memesan latte tanpa gula, seperti hendak menyamakan dengan nasibnya yang terasa pahit begitu berjumpa dengan sosok di hadapannya. Joya.“Apa kabar, M

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-01
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Alasan

    “Mas, tumben pulang awal?” Keyra menghampiri Damar yang duduk di sofa panjang ruang tamu. Naina sudah terlelap setelah Keyra membuatkan susu dan menimangnya beberapa saat yang lalu.“Iya, Key. Naina udah tidur?”Keyra mengangguk. Duduk di sebelah Damar yang menatap layar ponselnya.Hening.Ruang tamu rumah Damar terasa kian sunyi. Bahkan keduanya seolah bisa mendengar detak jantung masing-masing. Bagi Keyra yang biasa menjajakan raganya, berhadapan dengan pria seperti saat ini harusnya bukan hal baru. Namun, sungguh, lihatlah wajah pucat perempuan itu, terpancar jelas gugup dan risau datang menyergap bersamaan, tergambar jelas bagaimana jiwa mudanya meronta mendamba cinta."Mas …." Keyra mendekat, jarak mereka kini tak bersekat.Damar bukannya tak ingin, Damar bukannya tak suka. Pria itu susah-payah menahan gejolak kelelakiannya yang pun meronta melihat paras ayu Keyra.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Part 9. Awal

    Dan begitulah cinta memulai perjalanannya. Dua insan itu bukan lagi remaja yang aru kemarin sore menyelam rasa, memaknai merah jambu di hati mereka secara amatiran. Bukan. Mereka adalah orang-orang dewasa yang telah paham betapa hati dan cinta bukan perkara sederhana.Namun, bagi Damar yang baru saja berselang jam dipertemukan dengan masa lalu menyakitkannnya, kehadiran Keyra mau tidak mau memberi efek padanya.“Maaf, Key. Aku … aku nggak bermaksud buat nyium kamu tadi. Cuma … Cuma kamu kenapa bisa ngomong ngawur kayak gitu, sih?” Damar memegangi kepalanya. Tampak raut bersalah dan bingung tergambar jelas di wajahnya.Berbeda dengan Keyra yang justru tersenyum malu-malu. Tersenyum penuh bahagia di sudut sofa yang satunya. Sengaja pindah tempat duduk agar puas melihat wajah Damar yang tiba-tiba saja menjadi pria paling tampan sedunia.Damar menatap prihatin sekaligus kesal ke arah Keyra yang masih tersenyum sen

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05

Bab terbaru

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Kembalilah, Key

    Dalam cengkeraman malam dan tangan-tangan lapar itu, Keyra merapalkan doa dalam hatinya. Doa ang sungguh-sungguh terlontar ke langit, menggetarkan angkasa beserta penghuninya.“Tuhan, aku mohon selamatkan aku dan anakku. Aku tahu aku tidak pantas meminta, bahkan namaMu tak seharusnya terukir di dalam benak perempuan hina ini, tapi, Tuhan, Aku mohon … sekali ini saja selamatkan aku.”Kala itu, Keyra melantunkan doanya penuh pengharapan, kesungguhan dan kepercayaan. Untuk pertama kalinya dalam kehidupan, sepanjang perjalanan kelamya, sepanjang kilas balik seluruh cerita, itu adalah kali pertama Keyra memutuskan percaya pada Tuhan.Dan seperti terjawab, detik-detik sebelum tubuh itu terjaman oleh tangan-tangan penuh noda jalanan, pertolongan datang tanpa peingatan.“HENTIKAAAN!” teriakan itu disertai serangan barbar oleh kemarahan. Tinjunya melayang, lengannya menangkis pukulan para preman, sesekali terjungkal, namun, dia bangkit dengan berkali lipat kekuatan.Keyra beringsut, berlari ke

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   KEYRA DALAM BAHAYA

    Joya meneteskan air mata bahagia. Seperti baru saja menenggak jernih air pelepas dahaga seelah lama mengembara. Perempuan itu menikmati setiap sentuhan Damar, merasakan panas yang menjalar di aliran darah. Indah, namun terasa salah. “Mas …,” bisik Joya. Damar tak mempedulikan bisikan Joya, meneruskan aksinya menjelajahi leher jenjang istri keduanya tanpa jeda. Terus menghadiahi ciuman bertubi-tubi, tanpa henti. Perlahan ritual itu terjadi, erangan tanpa irama itu mengiringi peluh yang menetes dari kedua raga, dibuai nafsu membara. Lelah, Joya terbaring dengan napas terengah, sementara Dama terlelap setelah birahinya usai tersalurkan tadi. Joya tahu bahwa apa yang dilakukan Damar tetap tanpa rasa, hanya sebatas upaya membuang gerah di dada. Joya menangis lirih, untuk pertama kalinya dia besedih tanpa dalih. Perlahan tangisnya menjelma menjadi suara-suara pilu, tangisan penuh kesedihan yang mengganggu tidur Damar. Damar mengucek matanya, melirik Joya yang terguncang tubuhnya dalam

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Sebuah Rela

    Hari itu, saat mendung menggantung di antara redup senja dan keheningan yang melanda jiwa, Keyra dan Damar duduk berhadap-hadapan. Lebih dari satu jam lamanya kedua insan itu memeluk kesunyian, saling memasung diri dalam bungkam."Key, katakan sesuatu." Damar hampir menangis, setengah berbisik.Keyra mengangkat wajahnya, menatap garis wajah Damar yang semakin dia lupakan. "Maaf, Mas. Aku … aku tidak tahu harus memulai darimana.""Katakan apa saja, Key. Asal jangan menghukum dengan mendiamkanku seperti ini, rasanya tidak nyaman." Damar hendak berdiri dan menghampiri Keyra ke tempat duduknya, namun gerakan Keyra yang serta merta hendak menarik jarak itu membuat Damar mengurungkan niatnya."Mas, gimana kalau kit

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Kekacauan besar

    Damar baru saja hendak membuka pintu toilet saat handphonenya berdering. Dengan wajah kesal dia menghela napas. Joya."Halo, Joy. Ada apa?" Damar berkata dengan nada yang dibuat ramah. Meskipun sungguh, hatinya teramat penuh dengan kesal."Mas, istirahat pulang, kan? Aku masak loh. Spesial buat kamu. Pulang, ya?" Joya girang bertutur.Damar tak jadi ke kamar mandi. Dia memilih menjauh dari ruangan itu, melangkah kembali menuju ruang kerjanya. Danar yang melihat kedatangan Damar mengernyitkan dahi. Seolah bertanya tentang apa yang terjadi.Damar melambaikan tangan pada adik lelakinya. Memberi isyarat untuk menunda banyak tanya. "Joy, aku banyak kerjaan di sini."

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Brother

    Semua tak akan sama lagi bagi Keyra. Kini, saat lelakinya pulang dan berharap pelukan hangat, Keyra akan berpikir tentang banyak hal yang amat dia sesali. Bahwa tubuh itu semalam habis memeluk perempuan lain. Bahwa aroma tubuh itu telah dihidu oleh perempuan lain. Bahwa kehangatan itu tak lagi mutlak miliknya seorang.Keyra sadar dia telah berbagi. Sepenuh hati mengakui bawa dia turut andil dalam hal ini. Namun, terluka kini merupakan hal yang tak direncanakan olehnya. Dia berikir akan mampu mendamaikakn diri, akan mampu berbagi tanpa tersakiti. Nyatanya, Keyra hanya wanita biasa. Hatinya rapuh.Pagi itu, tepat setelah semalaman menahan kram tangan karena Joya hanya bisa tidur di atas lengannya, Damar pulang. Pulang pada Keyra, sang cinta sejatinya.“Key … Mas pulang, Loh. Kamu nggak mau meluk Masmu ini?” Damar merentangkan tangan. Menatap Keyra yang melamun sendirian di muka pintu. Seperti sedang menunggunya, akan tetapi tak menyadari kehadir

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Malam Pertama

    Pernikahan kedua itu akhirnya datang. Sepi saja karena memang demikian harusnya. Tak banyak tamu yang datang.Wangsa sendirian selaku wali dari Joya. Darmawan dan dan Rahayu hanya mengundang beberapa kerabat saja. Sungguh tak banyak.Damar duduk di sisi ranjang, menatap layar handphone yang sedari tadi diam. Jemarinya ragu mengetik Kalimat panjang kemudian mengahpusnya lagi. Hampir saja ponselnya terlempar andai saja Rahayu tak masuk ke dalam kamar."Le, sudah siap. Ayo, semua sudah menunggu di mobil." Rahayu mengelus lembut kepala anaknya.Damar menatap sang ibu. Kemudian mengangguk setuju. Meski ragu akhirnya jalan itu pula yang Damar pijaki. Jalan menuju akad keduanya.

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Malam penuh luka

    Malam menjelang bak untaian luka bagi dua insan di rumah itu. Damar hanya berani menatap istrinya yang masih menyibukkan diri dengan segala hal.Keyra sendiri berusaha untuk tak berinteraksi dengan sang suami. Bukan marah, dia hanya belum siap menghadapi kesedihan dan luka yang sama. Membayangkan esok pagi suaminya akan mengucapkan janji suci dengan perempuan lain, tentu saja membuatnya begitu menderita.Sementara Danar yang tak tahu menahu duduk perkaranya hanya bisa terheran. Menatap dua polah suami istri yang biasanya mengumbar kemesraan mendadak seperti diselimuti jarak."Oy, kenapa, Bro?" bisik Danar begitu tiba di kursi yang letaknya tepat di sisi kanan Damar.Damar menoleh sesaat, kemudian menatap kembali Keyra yang tengah menyiapkan makan malam."Berantem?" tanya Danar lagi.Damar menggeleng. Masih menujukan pandangan ke tempat yang sama.

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Luka

    Dua malam tanpa Keyra di sisinya, Damar terpaksa menjalani detik menyiksa di sisi Joya. Bukan mendua. Bukan. Sama sekali bukan."Mas, besok kita mau nikah. Kenapa Mas nggak kelihatan bahagia?" Joya yang sedang duduk di sebelah lelaki tampan itu menarik tangan Damar, menggenggamnya erat.Damar berusaha tersenyum sebisanya. Setelah kemarin bersusah-payah meyakinkan Joya untuk melakukan pernikahan sederhana saja, setelah berkeras upaya membuat Joya menerima rencananya untuk menikah di masjid terdekat, tak mungkin merusak mood gadis itu dengan jawaban yang salah."Nggak, kok, aku cuma gugup aja." Damar mengelus pundak Joya. Masih dengan senyuman terpaksa.Joya tersenyum bahagia. Sungguh teramat banyak bunga-bunga

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   MAAF

    Andai gelap bisa menyamarkan noda, andai pula pekat mampu mengurai hina, mungkin luka di dalam hati dan jiwa Keyra akan sirna seiring bertambahnya masa. Namun, bahkan setelah fakta baru bahwa Danar adalah saudara kandug Damar, luka dan trauma itu masih terasa nyata.“Kamu kemana saja, Dan? Kami kesulitan nyari kamu. Dan, ya, aku nikah tanpa kehadiran adik badungku ini.” damar mengacak-acak rambut gondrong adiknya.Danar yang biasanya banyak bicara hari itu terlihat sebaliknnya. Melirik Keyra beberapa kali dengan tatapan tak terjabarkan. Namun, sungguh sandiwara itu bahkan tak mampu menyembunyikan rasa bersalahnya.Danar tersenyum, setengah dipaksakan. “Iya, maaf, Mar. tahu sendirilah liarnya adikmu ini.”Damar menyerang kelapa adiknya dengan kepalan tangan, tak sampai memukul, hanya sekadar menyampaikan rasa sayang dengan gesekan tinju.“So, jadi dia istri kamu?” Danar menunjuk Keyra yang sudah tenggelam dalam ke

DMCA.com Protection Status