Share

Jera

Penulis: Nur Melati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Damar menata hati. Sekuat tenaga mengontrol emosi yang tak terkendali. Sementara Keyra sibuk menyeka wajahnya, membersihkan air yang disemburkan Damar ke muka cantiknya.

“Mas Damar apa-apaan, sih? Basah, kan, jadinya,” sungut Keyra dengan nada manja, yang jika didengar oleh lelaki normla pada umumnya akan menimbulkan gejolak liar pembangkit harap biologisnya. Namun, ini Damar. Pria dengan masa lalu menyakitkan dan membenci perasaan itu datang.

“Ma-maaf, Key. Abisnya kamu ngomong ngawur gitu.” Damar tak kalah kesal sebenarnya, hanya saja dia bisa mengontrol intonasi bicaranya.

Keyra menghela napas. “Mas, aku nggak mungkin, kan, nyusahin kamu terus-terusan? Aku juga pengin bales kebaikan kamu.” Entah sejak kapan pembicaraan mereka senyaman itu.

Damar meremas rambutnya cemas. “Tapi nggak harus gini juga, Key. Kamu nggak mikirin Naina?”

“Naina kan masih kecil, Mas. Bisa ditinggal kok, kan masih di sini juga, Mas.”

Damar masih menggeleng. “Nggak, Key. Aku nggak bisa. Aku nggak bermaksud menyudutkan pekerjaan kamu, tapi aku beneran nggak bisa nerima pelayanan itu.”

“Mas Damar nggak yakin sama kemampuan aku? Apa aku harus ngasih bukti?” Keyra menatap serius wajah Damar.

Damar mendorong kursinya ke belakang. Sengaja menjaga jarak dengan Keyra. Bahkan kedua tangannya bergerak cepat menutup dada seolah hendak terenggut mahkotanya. “Jangan Key, aku nggak siap.”

“Mas, aku bisa ngurus rumah dan masak, kok. Yah, walaupun sebelumnya aku cuma penjual diri, tapi aku masih bisa ngerjain pekerjaan rumah. Jadi aku nggak tinggal di sini gratisan.” Keyra manggut-manggut penuh keyakinan.

Sementara Damar mengembuskan napas lega. Prasangkanya tak terbukti nyata. Jelas sekali dia sudah berpikir buruk tentang kalimat awal Keyra. Pria itu kemudian terkekeh menyadari kebodohannya dalam menilai. Damar terkekeh lagi. Lalu, bergegas pergi ke kamarnya.

***

      Keyra memberi pembuktian nyata. Pagi itu setelah memberikan susu pada Naina, Keyra segera melakukan pekerjaan sederhana, membersihkan rumah, memasak dengan bahan yang semalalm Damar belikan, bahkan sebelum Damar bangun Keyra sudah selesai menyiram tanaman.

Damar terbangun seperti biasa. berolah raga seperti biasa. meski sempat takjub dengan kesibukan Keyra, Damar akhirnya memilih diam. Hingga saat pria itu selesai membersihkan diri dan bersiap berangkat kerja. Keyra mencegatnya tepat di ujung anak tangga, sengaja menghadang langkahnya hanya untuk sebuah pengumuman sederhana.

“Aku udah buatin sarapan sama bekal buat Mas Damar.” Cerah wajah Keyra saat mengatakannya. Berhias senyum tulus penuh semangat dan harap.

Damar tersenyum membalas sapaan riang perempuan di hadapannya. “Iya, terima kasih, Key. Naina gimana? Rewel nggak ditinggal kerjain semuanya? Sebenarnya sebelum ini ada mbak yang bantuin kerjaan rumah, Cuma beberapa waktu yang lalu dia balik kampung, mau nikah dan nggak balik lagi.”

Keyra dan Damar berjalan bersisihan. Mereka melanjutkan obrolan ringan seputar rumah besar itu hingga langkah keduanya terhenti di ruang makan. Seketika Damar terdiam saat melihat hidangan tersaji di atas meja. Sederhana memang, hanya masakan rumahan dari bahan yang dia beli semalam, akan tetapi berhasil mengundang selera makan.

Damar duduk tanpa menunggu, disusul Keyra yang antusias mengambilkan nasi dan lauk-pauk untuk pria di sebelahnya.

Damar menyantap tanpa ragu, berdecak kagum begitu suapan pertama menjamah lidahnya. “Sumpah ini enak banget. Kamu pakai bumbu apa, Key?”

Keyra tersenyum bangga. “Bumbu rahasia, Mas. Dikit aja jadi enak, nah itu aku kasih agak banyak, jadi enak banget.”

Damar mengernyitkan dahi. “Apaan? Kamu nggak naroh macem-macem, kan, di sini?”

Keyra terkekeh, lalu menggeleng. “Enggaklah, enak aja.”

“Apa dong kalau gitu?” Damar semakin penasaran.

Keyra semakin lantang terpingkal. “Bumbunya?”

Gadis itu menjeda, menyeka air mata yang keluar karena terlalu banyak tertawa. “Micin.”

Damar kehabisan kata menghadapi tingkah ajaib Keyra. Dipukulnya kepala gadis itu dengan sendok di tangan. Membuat Keyra mengaduh kesakitan sembari mengusap kepalanya. Damar melihatnya kemudian merasa bersalah, diletakkannya sendok ke piring, lalu beralih mengusap kepala Keyra.

“Maaf, deh. Kamu sih becanda pagi-pagi gini.” Damar berujar lembut. Membuat Keyra terbuai pesona yang entah datangnya dari mana.

Keyra seperti hilang kendali atas diri. Saat tangan Damar sibuk mengusap lembut kepalanya, gadis itu justru mendekatkan wajahnya kepada Damar, berharap sebuah ciuman mendarat sempurna sebagai imbalan.

Namun, Damar justru langsung menghentikan gerakan tangannya, beralih mendorong tubuh Keyra dengan kasar. Hampir saja tubuh perempuan itu terjungkal andai saja Damar tak sigap menahan kursi.

“Maaf, Key.”

Keyra kecewa, malu, sakit dan terluka di saat yang sama. Dia merasa begitu bodoh karena berniat mencium Damar tanpa izin. Bahkan sebelum kata maaf terucap dari mulut Keyra, Damar sudah pergi meninggalkannya, meninggalkan kotak bekal yang dia siapkan pagi-pagi buta.

Keyra berlari menyusul Damar, membawa kotak bekal yang sudah susah payah dia siapkan.”Mas Damar!”

Damar berhenti, menoleh ke arah Keyra dengan raut muka tak tertebak maknanya.

“Mas, maafin aku.” Keyra sudah berdiri di hadapan Damar. Menatap pria itu dengan penuh kesungguhan.

Damar mengangguk. “Nggak apa-apa, Key. Aku berangkat dulu.”

Keyra menahan lengan Damar saat pria itu hendak berbalik dan pergi. Membuat pria itu kembali terpaku. Tanpa suara. Tanpa kata. Hanya helaan napas berat yang terdengar.

“Mas, aku benar-benar minta maaf.” Keyra berkata lirih, terdengar gemetar.

Damar menghela napas lagi. Tanpa menoleh dia menjawab, “Iya aku juga benar-benar udah maadin kamu. Tapi jangan pernah melakukannya lagi.”

Keyra terluka. Dia sadar betul siapa dirinya, dia sadar betul betapa kotor raga yang dia punya. Hanya saja, entah kenapa ada luka yang terasa nyata saat Damar mengucapkannya. Harusnya dia sadar diri, pria ini sudah berbaik hati menampungnya, memberinya tempat tinggal dengan fasilitas lengkap.

“Apa karena aku cewek nggak bener, Mas?”

Damar menhempaskan tangan. Membuat cekalan Keyra terlepas. “Jangan berlebihan, Key. Aku hanya nggak suka.”

Damar berlalu. Meninggalkan Keyra yang masih berdiri menatap punggungnya dengan perasaan tak menentu. Meninggalkan Keyra yang masih terpaku memegangi kotak bekal yang sudah basah karena tertimpa air matanya.

***

Damar mengemudikan mobilnya dengan fokus terpecah. Benaknya sibuk merangkai kisah, sibuk membuka kenangan lama tentang luka yang hingga detik ini masih terasa. Bukan, bukan karena Keyra perempuan hina yang menjual tubuhnya. Hanya saja, ada luka lama yyang membuatnya … jera.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ast Briast
Seruuuuuuuuuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Serpihan Kenangan

    Damar mematung menatap lukisan di dinding ruangannya. Jera. Luka lama itu masih saja menyakitkan bahkan hanya dengan meatap lukisan tanpa nyawa yang tergantung di dinding ruangannya. Lukisan yang menjadi hadiah perpisahan dengan wanita tercintanya.Siang itu, Damar hendak menemui kekasihnya, mengejutkannya dengan kedatangan yang tiba-tiba. Lelaki itu menyempatkan membeli seikat mawar merah untuk kekasihnya. Kemudian berjalan penuh debar cinta menuju apartemen. Damar terlalu bahagia, membuka pintu yang juga dia tahu kombiasi angka pembukanya. Lalu, betapa remuk hatinya saat mendapati sang kekasih sedang ditindih penuh hasrat oleh seorang pria. Mereka sempurna tanpa busana, mengkilap keringat di tubuh mereka, sama-sama menikmati bahasa cinta yang membara.“Joy?” Damar menjatuhkan bunga di tangan. Lama mematung memindai pemandangan penuh luka di depan mata.Aktivitas Joy dan pria lain itu terhenti. Keduanya sibuk memunguti pakaian masing-masing. Kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Balas Budi Sederhana

    Part 7Damar mondar-mandir di sebuah toko pakaian. Setelah yakin membeli beberapa pakaian dia memutuskan untuk segera pulang. Beberapa potong pakaian harian sengaja dia belikan untuk Keyra, karena seingat Damar Keyra hanya mengenakan dua pakaian bergantian. Senyum semringah seketika terpancar di wajah Damar saat membayangkan tanggapan Keyra atas hadiahnya. Lelaki itu pun tak sabar berjalan ke kasir dan membayar belanjaannya.Namun, baru saja Damar hendak berbalik, dia dikejutkan dengan sosok yang mengante tepat setelahnya. Kedua mata mereka beradu, seolah saling membahasakan rindu. Damar terpaku, pun dengan sosok itu. Mereka terdiam beberapa saat sebelum akhirnya kasir meminta mereka untuk menepi karena mengganggu pelanggan lain yang mengantre.Duduk di bangku Kafe bernuansa modern, Damar memesan latte tanpa gula, seperti hendak menyamakan dengan nasibnya yang terasa pahit begitu berjumpa dengan sosok di hadapannya. Joya.“Apa kabar, M

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Alasan

    “Mas, tumben pulang awal?” Keyra menghampiri Damar yang duduk di sofa panjang ruang tamu. Naina sudah terlelap setelah Keyra membuatkan susu dan menimangnya beberapa saat yang lalu.“Iya, Key. Naina udah tidur?”Keyra mengangguk. Duduk di sebelah Damar yang menatap layar ponselnya.Hening.Ruang tamu rumah Damar terasa kian sunyi. Bahkan keduanya seolah bisa mendengar detak jantung masing-masing. Bagi Keyra yang biasa menjajakan raganya, berhadapan dengan pria seperti saat ini harusnya bukan hal baru. Namun, sungguh, lihatlah wajah pucat perempuan itu, terpancar jelas gugup dan risau datang menyergap bersamaan, tergambar jelas bagaimana jiwa mudanya meronta mendamba cinta."Mas …." Keyra mendekat, jarak mereka kini tak bersekat.Damar bukannya tak ingin, Damar bukannya tak suka. Pria itu susah-payah menahan gejolak kelelakiannya yang pun meronta melihat paras ayu Keyra.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Part 9. Awal

    Dan begitulah cinta memulai perjalanannya. Dua insan itu bukan lagi remaja yang aru kemarin sore menyelam rasa, memaknai merah jambu di hati mereka secara amatiran. Bukan. Mereka adalah orang-orang dewasa yang telah paham betapa hati dan cinta bukan perkara sederhana.Namun, bagi Damar yang baru saja berselang jam dipertemukan dengan masa lalu menyakitkannnya, kehadiran Keyra mau tidak mau memberi efek padanya.“Maaf, Key. Aku … aku nggak bermaksud buat nyium kamu tadi. Cuma … Cuma kamu kenapa bisa ngomong ngawur kayak gitu, sih?” Damar memegangi kepalanya. Tampak raut bersalah dan bingung tergambar jelas di wajahnya.Berbeda dengan Keyra yang justru tersenyum malu-malu. Tersenyum penuh bahagia di sudut sofa yang satunya. Sengaja pindah tempat duduk agar puas melihat wajah Damar yang tiba-tiba saja menjadi pria paling tampan sedunia.Damar menatap prihatin sekaligus kesal ke arah Keyra yang masih tersenyum sen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Part 10. Dua Wanita

    Joya kemudian menghambur ke dalam kesibukan pagi. Menyiapkan dua porsi bubur ayam untuk Damar dan dirinya. Sementara Keyra melanjutkan acara memasak yang sempat tertunda. Namun, sayangnya ada satu pasang mata yang masih menyala gelisah, menatap bergantian dua wanita yang sedang sibuk menyiapkan makanan.Damar kemudian menatap Joya dengan sorot tajam, seolah ingin menyampaikan sesuatu dengan berjuta keseriusan. “Joy, sebenernya Keyra ….”“Mas, Mbak, sarapannya mau ditambahin sama ayam goreng, nggak? Kebetulan ini ada ungkepan ayam di kulkas. Aku bikin kemarin.” Keyra sengaja memotong kalimat Damar.Damar menatap Keyra tak mengerti. Bukankah ada kesalahpahaman yang harus diluruskan? Damar hendak memberontak, bersiap meneruskan kebenaran tentang keberadaan Keyra yang bukan pembantu di rumah itu. Namun, Keyra menccegahnya. Memberi tatapan penuh permohonan dan iba. Membuat Damar luluh, batal mengatakan kebenaran demi melihat sorot mengi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Bimo dan Keyra

    Di sisi lain, Bimo yang merasa kehilangan sosok Keyra semakin tersakiti. Hatinya penuh akan penyesalan, mengutuk diri sendiri karena tak pernah menyampaikan perasaannya pada Keyra. Siang itu, Bimo meminta izin pada Damar untuk bolos kerja, sesuatu yang sangat jarang Bimo lakukan.“Ngapain? Tumben?” tanya Damar penasaran. Sebenarnya hanya pertanyaan basa-basi karena dirinya pun sedang disibukkan dengan pikiran berkecamuk atas perubahan sikap Keyra pagi tadi.Bimo tahu itu hanya pertanyaan basa-basi, dia hanya melambaikan tangan ringan sebelum meninggalkan ruangan Damar. Bergegas menuju mobil yang terparkir di halaman kafe, meluncur sesegera mungkin menuju tempat yang dulu sering dia habiskan bersama Keyra.Turun dari mobilnya, Bimo segera menuju bar tempat dia biasa memesan minuman sebelum menikmati hari bersama Keyra.“ Jo, ada kabar dari Keyra?”tanya Bimo kepada Johan yang mengantar minuman.Johan menatap sedih kemudian men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   12. Dalam Hening Malam

    Part 12.Hening malam kian memamerkan romansa pada dua insan yang tengah dirundung gulana. Ruang tamu rumah besar itu seolah meneriakkan bujukan hasrat dalam sepi dan dingin yang tiada berjeda. Keyra masih menangis di dada bidang Damar. Sementara itu, perlahan tangan kokoh Damar membalas pelukan Keyra, mengusap lembut bahu Keyra yang terguncang pelan.Keyra berhenti menangis meski masih menyisakan isakan lirih, perempuan itu mengangkat wajahnya, membuat dua pasang pata itu beradu, terbuai dalam rayuan hati yang bergejolak menuntut hangat. Perlahan Damar mendekatkan wajahnya, membuat keduanya bertukar embusan napas, hingga dua bibir manusia itu tiada lagi bersekat, terbuai dalam gerak nafsu yang semakin bergejolak.Entah bagaimana adegan itu bermula, kedua insan itu sudah berakhir di sofa empuk ruang tamu besar itu tanpa busana, tanpa sehelai benang pun yang menempel pada raga. Desah lelah itu berlagu, menambah nafsu bagi dua manusia yang lalai pada nurani, kalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Part 13. Ragu

    Part 13 . sekeping hati yang terlukaPerlahan memudar, keraguan Keyra terhadap keputusannya semakin menghilang. Senja itu, berteman rinai hujan dan dingin udara, Damar mengajaknya ke kafe dan mengenalkan Keyra sebagai calon istrinya. Tak mempedulikan tatapan heran para karyawan saat menatap bocah dalam gendongan Keyra, Damar justru dengan bangga memuji kecantikan hati sang calon istri.Hampir semua karyawan sudah bertemu dengan Keyra kecuali Bimo. Pemuda itu meminta izin untuk istirahat di rumah sejak seminggu lalu keluar dari rumah sakit. dia beralasan masih butuh waktu untuk memulihkan tubuhnya. Meski alasan sebenarnya adalah karena hatinya patah, remuk, terluka oleh fakta yang teramat menyayat sekeping hatinya.Damar tahu jika Bimo sedang berusaha berdamai dengan keputusannya menikahi Keyra. Meski tak bisa mendengar isi hatinya, Damar bisa membaca sorot mata Bimo saat dia membahas pernikahannya dengan Keyra.“Mas, aku pulang duluan, ya? Nai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Kembalilah, Key

    Dalam cengkeraman malam dan tangan-tangan lapar itu, Keyra merapalkan doa dalam hatinya. Doa ang sungguh-sungguh terlontar ke langit, menggetarkan angkasa beserta penghuninya.“Tuhan, aku mohon selamatkan aku dan anakku. Aku tahu aku tidak pantas meminta, bahkan namaMu tak seharusnya terukir di dalam benak perempuan hina ini, tapi, Tuhan, Aku mohon … sekali ini saja selamatkan aku.”Kala itu, Keyra melantunkan doanya penuh pengharapan, kesungguhan dan kepercayaan. Untuk pertama kalinya dalam kehidupan, sepanjang perjalanan kelamya, sepanjang kilas balik seluruh cerita, itu adalah kali pertama Keyra memutuskan percaya pada Tuhan.Dan seperti terjawab, detik-detik sebelum tubuh itu terjaman oleh tangan-tangan penuh noda jalanan, pertolongan datang tanpa peingatan.“HENTIKAAAN!” teriakan itu disertai serangan barbar oleh kemarahan. Tinjunya melayang, lengannya menangkis pukulan para preman, sesekali terjungkal, namun, dia bangkit dengan berkali lipat kekuatan.Keyra beringsut, berlari ke

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   KEYRA DALAM BAHAYA

    Joya meneteskan air mata bahagia. Seperti baru saja menenggak jernih air pelepas dahaga seelah lama mengembara. Perempuan itu menikmati setiap sentuhan Damar, merasakan panas yang menjalar di aliran darah. Indah, namun terasa salah. “Mas …,” bisik Joya. Damar tak mempedulikan bisikan Joya, meneruskan aksinya menjelajahi leher jenjang istri keduanya tanpa jeda. Terus menghadiahi ciuman bertubi-tubi, tanpa henti. Perlahan ritual itu terjadi, erangan tanpa irama itu mengiringi peluh yang menetes dari kedua raga, dibuai nafsu membara. Lelah, Joya terbaring dengan napas terengah, sementara Dama terlelap setelah birahinya usai tersalurkan tadi. Joya tahu bahwa apa yang dilakukan Damar tetap tanpa rasa, hanya sebatas upaya membuang gerah di dada. Joya menangis lirih, untuk pertama kalinya dia besedih tanpa dalih. Perlahan tangisnya menjelma menjadi suara-suara pilu, tangisan penuh kesedihan yang mengganggu tidur Damar. Damar mengucek matanya, melirik Joya yang terguncang tubuhnya dalam

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Sebuah Rela

    Hari itu, saat mendung menggantung di antara redup senja dan keheningan yang melanda jiwa, Keyra dan Damar duduk berhadap-hadapan. Lebih dari satu jam lamanya kedua insan itu memeluk kesunyian, saling memasung diri dalam bungkam."Key, katakan sesuatu." Damar hampir menangis, setengah berbisik.Keyra mengangkat wajahnya, menatap garis wajah Damar yang semakin dia lupakan. "Maaf, Mas. Aku … aku tidak tahu harus memulai darimana.""Katakan apa saja, Key. Asal jangan menghukum dengan mendiamkanku seperti ini, rasanya tidak nyaman." Damar hendak berdiri dan menghampiri Keyra ke tempat duduknya, namun gerakan Keyra yang serta merta hendak menarik jarak itu membuat Damar mengurungkan niatnya."Mas, gimana kalau kit

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Kekacauan besar

    Damar baru saja hendak membuka pintu toilet saat handphonenya berdering. Dengan wajah kesal dia menghela napas. Joya."Halo, Joy. Ada apa?" Damar berkata dengan nada yang dibuat ramah. Meskipun sungguh, hatinya teramat penuh dengan kesal."Mas, istirahat pulang, kan? Aku masak loh. Spesial buat kamu. Pulang, ya?" Joya girang bertutur.Damar tak jadi ke kamar mandi. Dia memilih menjauh dari ruangan itu, melangkah kembali menuju ruang kerjanya. Danar yang melihat kedatangan Damar mengernyitkan dahi. Seolah bertanya tentang apa yang terjadi.Damar melambaikan tangan pada adik lelakinya. Memberi isyarat untuk menunda banyak tanya. "Joy, aku banyak kerjaan di sini."

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Brother

    Semua tak akan sama lagi bagi Keyra. Kini, saat lelakinya pulang dan berharap pelukan hangat, Keyra akan berpikir tentang banyak hal yang amat dia sesali. Bahwa tubuh itu semalam habis memeluk perempuan lain. Bahwa aroma tubuh itu telah dihidu oleh perempuan lain. Bahwa kehangatan itu tak lagi mutlak miliknya seorang.Keyra sadar dia telah berbagi. Sepenuh hati mengakui bawa dia turut andil dalam hal ini. Namun, terluka kini merupakan hal yang tak direncanakan olehnya. Dia berikir akan mampu mendamaikakn diri, akan mampu berbagi tanpa tersakiti. Nyatanya, Keyra hanya wanita biasa. Hatinya rapuh.Pagi itu, tepat setelah semalaman menahan kram tangan karena Joya hanya bisa tidur di atas lengannya, Damar pulang. Pulang pada Keyra, sang cinta sejatinya.“Key … Mas pulang, Loh. Kamu nggak mau meluk Masmu ini?” Damar merentangkan tangan. Menatap Keyra yang melamun sendirian di muka pintu. Seperti sedang menunggunya, akan tetapi tak menyadari kehadir

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Malam Pertama

    Pernikahan kedua itu akhirnya datang. Sepi saja karena memang demikian harusnya. Tak banyak tamu yang datang.Wangsa sendirian selaku wali dari Joya. Darmawan dan dan Rahayu hanya mengundang beberapa kerabat saja. Sungguh tak banyak.Damar duduk di sisi ranjang, menatap layar handphone yang sedari tadi diam. Jemarinya ragu mengetik Kalimat panjang kemudian mengahpusnya lagi. Hampir saja ponselnya terlempar andai saja Rahayu tak masuk ke dalam kamar."Le, sudah siap. Ayo, semua sudah menunggu di mobil." Rahayu mengelus lembut kepala anaknya.Damar menatap sang ibu. Kemudian mengangguk setuju. Meski ragu akhirnya jalan itu pula yang Damar pijaki. Jalan menuju akad keduanya.

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Malam penuh luka

    Malam menjelang bak untaian luka bagi dua insan di rumah itu. Damar hanya berani menatap istrinya yang masih menyibukkan diri dengan segala hal.Keyra sendiri berusaha untuk tak berinteraksi dengan sang suami. Bukan marah, dia hanya belum siap menghadapi kesedihan dan luka yang sama. Membayangkan esok pagi suaminya akan mengucapkan janji suci dengan perempuan lain, tentu saja membuatnya begitu menderita.Sementara Danar yang tak tahu menahu duduk perkaranya hanya bisa terheran. Menatap dua polah suami istri yang biasanya mengumbar kemesraan mendadak seperti diselimuti jarak."Oy, kenapa, Bro?" bisik Danar begitu tiba di kursi yang letaknya tepat di sisi kanan Damar.Damar menoleh sesaat, kemudian menatap kembali Keyra yang tengah menyiapkan makan malam."Berantem?" tanya Danar lagi.Damar menggeleng. Masih menujukan pandangan ke tempat yang sama.

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Luka

    Dua malam tanpa Keyra di sisinya, Damar terpaksa menjalani detik menyiksa di sisi Joya. Bukan mendua. Bukan. Sama sekali bukan."Mas, besok kita mau nikah. Kenapa Mas nggak kelihatan bahagia?" Joya yang sedang duduk di sebelah lelaki tampan itu menarik tangan Damar, menggenggamnya erat.Damar berusaha tersenyum sebisanya. Setelah kemarin bersusah-payah meyakinkan Joya untuk melakukan pernikahan sederhana saja, setelah berkeras upaya membuat Joya menerima rencananya untuk menikah di masjid terdekat, tak mungkin merusak mood gadis itu dengan jawaban yang salah."Nggak, kok, aku cuma gugup aja." Damar mengelus pundak Joya. Masih dengan senyuman terpaksa.Joya tersenyum bahagia. Sungguh teramat banyak bunga-bunga

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   MAAF

    Andai gelap bisa menyamarkan noda, andai pula pekat mampu mengurai hina, mungkin luka di dalam hati dan jiwa Keyra akan sirna seiring bertambahnya masa. Namun, bahkan setelah fakta baru bahwa Danar adalah saudara kandug Damar, luka dan trauma itu masih terasa nyata.“Kamu kemana saja, Dan? Kami kesulitan nyari kamu. Dan, ya, aku nikah tanpa kehadiran adik badungku ini.” damar mengacak-acak rambut gondrong adiknya.Danar yang biasanya banyak bicara hari itu terlihat sebaliknnya. Melirik Keyra beberapa kali dengan tatapan tak terjabarkan. Namun, sungguh sandiwara itu bahkan tak mampu menyembunyikan rasa bersalahnya.Danar tersenyum, setengah dipaksakan. “Iya, maaf, Mar. tahu sendirilah liarnya adikmu ini.”Damar menyerang kelapa adiknya dengan kepalan tangan, tak sampai memukul, hanya sekadar menyampaikan rasa sayang dengan gesekan tinju.“So, jadi dia istri kamu?” Danar menunjuk Keyra yang sudah tenggelam dalam ke

DMCA.com Protection Status