Share

146. Pisau-Pisau Kecil

“Wangsa!”

Sanggageni menyerbu ke arah pria dengan caping menggantung di punggungnya itu. Ia tak ingin ada pertarungan lagi di sini. Apa lagi belum lama mereka saling unjuk kekuatan. Dan pria itu baru bertemu lagi dengan putranya. Banyak hal yang ingin ia tanyakan mengapa Arya kembali.

“Minggir, Kakanda! Dia telah membunuh sahabatku, Sambara!” tampik Wangsa. Ia menyingkirkan tangan Sanggageni yang mencoba menghalanginya. Sudah lama Wangsa menyimpan dendam pada pembunuh Sambara yang punya panah api itu.

“Sambara kau bilang? Maksudmu orang besar yang kebal senjata itu? Jadi kau sahabatnya? Berarti kau pun sama dengannya!” pekik Arya sembari menggenggam busur Agnitama.

“Arya! Sudah lah, Ayah tak ingin ada pertarungan lagi di sini!” ucap Sanggageni tegas. Melihat putranya mulai meraba panah logam di punggung, Sanggageni percaya Arya tak main-main melawan Wangsa.

“Lalu aku harus diam saja saat diserang olehnya, Ayahanda?”

“Kakanda, dia ini putramu?” tanya Wangsa. Pria itu mempersiapkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Srigede Hanif
knap hànya 1bab aja tiap hari?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status