Share

115. Ambang Kematian

Arya sudah tak kuasa lagi menggerakkan kedua kakinya. Energinya sudah begitu banyak terkuras. Sedang Rara Anjani pun tak jauh berbeda. Tanpa luka dalam, perempuan itu sudah begitu kesulitan mengatur napasnya. Mereka berdua berada di sebuah lembah dengan tepian curam di sebelah kiri.

“Tidak, Rara ... Aku tak kuat,” lirih Arya dengan napas tersengal. Dadanya naik turun dengan cepat. Pemuda itu bersandar pada dinding batu cadas yang teraliri air dari atas. Sesekali ia teguk air itu setelah ia kumpulkan di telapak tangan.

“Terserah kau, sejak kejadian tadi malam pun sebenarnya aku sudah pasrah,” ucap perempuan itu seraya duduk di sisi Arya yang terkulai. “Aku tak peduli bila pun kali ini kita akan tertangkap dan mati.”

Arya memejamkan kedua matanya. Tak seperti luka luar yang segera sembuh, luka dalamnya harus segera diobati. Hal yang sama saat ia terkena tendangan Patih Waradhana tempo hari. Namun untuk mencapai Astagina dan meminta pertolongan pada Ki Bayanaka, ia rasa adalah suatu ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status