Share

114. Pewaris Tahta

Jenar menatap wajah ayahandanya tak percaya. Pria tua yang selalu menceritakan bagaimana rupa seorang ibu itu kini menunduk lesu. Gadis itu berusaha mencari sorot mata teduh penuh ketenagan itu dari ayahandanya. Namun yang ia dapati adalah bola mata cembung yang meneteskan air mata.

“Apa yang Ayahanda katakan? Bayi perempuan itu aku, bukan?” Jenar mengguncangkan bahu Ki Bayanaka yang masih tertunduk lesu.

Pria tua itu mengurai air mata dan menghirup cairan dalam rongga hidungnya. Ia berkata, “Ya, dan aku tak tahu siapa orang tuamu....” Ki Bayanaka menghela napas berat. “Sampai hari ini.”

“Dan aku tak peduli siapa orang tuaku sesungguhnya! Cukup lah Ayahanda sebagai orang tuaku!” pekik Jenar. Gadis itu bangkit dan berusaha untuk masuk ke dalam rumah. Namun Ki Bayanaka mencegah dengan menggenggam pergelangan tangan putrinya.

“Jenar, dengarkan Ayah,” lirih Ki Bayanaka.

“Ayahanda ingin mengembalikan aku pada orang tua kandungku, bukan? Apa maksudnya ini, Ayahanda? Aku anak yang tak di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status