Share

117. Trik Sampah

Hembusan angin menandai perginya Legawa bersama Arya dan Rara Anjani. Sanggageni dan Ki Bayanaka berdiri dengan gagahnya menyandang pedang dan toya andalan. Mereka yakin batu besar itu tak akan mampu membunuh Pendekar Kembar dari Utara itu. Setiap suara angin yang terdengar seolah menghalangi pendengaran pada runtuhan batu kecil, tanda dari dua orang terbangun.

“Menurutmu apa kita bisa memenangi pertarungan ini lagi, Braja?” bisik Ki Bayanaka.

“Kau itu hanya menua, Kakanda. Kemampuanmu tak banyak berubah!” balas Sanggageni. Ia maju selangkah setelah melihat batu sebesar kepalan tangan runtuh dan masuk ke dalam jurang.

“Ayolah, Braja. Kau selalu membesarkan hatiku. Padahal di pertarungan kau yang selalu mengambil banyak peran dan melindungiku.”

“Sudah, nanti saja berdebatnya, Kakanda!” seru Sanggageni.

Benar saja, mendadak terdengar retakan pada batu sebesar kereta kuda itu. Batu itu terbelah bersamaan dengan munculnya dua lesatan hitam ke atas dan turun menghantam bumi. Getarannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status