Share

Bab 0492

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-25 18:00:00
Mengatakan hal ini, matanya memerah.

Melihat Yudha juga sudah datang, Berlina langsung menghampirinya. "Pak Yudha, terima kasih untuk semuanya.."

Dia tahu, dia bisa mendapatkan uang 1 miliar itu atas bantuan Yudha dan Felix. Gilang telah menandatangani surat cerai, serta berjanji akan mengembalikan uang 1 miliar itu kepadanya secara bertahap.

Dia berencana mencari pekerjaan di dekat rumah sambil menemani Naya berobat.

Yudha mendengus melalui hidungnya dan tidak berkata apa-apa.

Saat itulah Berlina menyadari bahwa wajah Felix dan Yudha sama-sama terlihat lebam-lebam. Dia bertanya kepada Yara dengan isyarat matanya.

Yara hanya menggeleng.

Ketika menaiki pesawat, Felix tiba-tiba berkata, "Rara, kamu mau pindah tempat duduk denganku? Kamu duduk dengan Berlina."

"Oke." Yara segera mengangguk setuju, lalu bertanya dengan sedikit khawatir, "Kalau begitu kamu ... kamu ..."

"Tenang saja, sekarang di pesawat. Kami nggak akan main-main." Felix berjanji.

Yara pun mengangguk, dan keduanya bertukar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0493

    Melanie menegakkan punggungnya dan bertanya dengan wajah serius, "Kamu beneran ingin tinggal denganku?"Amel mengangguk dengan penuh semangat dan menekankan, "Amel sayang Ibu.""Kamu boleh tinggal denganku, tapi kamu harus nurut." Melanie mengacungkan satu jari. "Yang pertama dan yang paling penting, lupakan kalau aku ibu kandungmu."Amel sepertinya tidak mengerti. Dia mengedipkan mata lebarnya dan bertanya, "Kenapa?""Karena kelahiranmu adalah kesalahan bagi aku dan ayahmu." Melanie sedikit jengkel. "Aku berharap itu nggak pernah terjadi."Si kecil menundukkan kepalanya pasrah. "Ibu nggak suka Amel.""Ya, Aku nggak suka. Nggak suka kamu, nggak suka ayahmu," ulang Melanie. "Dan juga, aku akan punya anak sendiri suatu hari nanti. Dialah anakku."Dia mencengkeram baju Amel dan menarik si kecil itu mendekat. "Kalau kamu ingin tinggal bersamaku, lupakan kalau aku ibu kandungmu. Bisa?"Mata Amel berkaca-kaca, tetapi dia penuh tekad tidak membiarkan air matanya jatuh. "Aku mengerti," katanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0494

    Dia melanjutkan, "Selain itu, dia punya anak perempuan."Yudha samar-samar mengerti. "Anak yang ingin kamu adopsi itu?"Melanie mengangguk.Yudha mengerutkan kening. "Kalau kamu mau bantu dia, masih ada banyak cara lain. Nggak harus dengan memisahkan ayah dan anak.""Ini juga keinginan Kak Nando." Melanie terisak. "Kak Nando tahu dia sudah nggak bisa diselamatkan, jadi dia ingin menitipkan anaknya padaku. Dan ..."Dia kembali menangis tersedu-sedu dan tidak bisa bicara sama sekali.Yudha menyadari ada yang tidak beres. "Ada yang lain?""Beberapa hari yang lalu, aku dapat kabar kalau Kak Nando ... meninggal." Melanie terlihat sangat sedih.Yudha tidak tahu harus berkata apa.Mereka berdua terdiam beberapa saat, lalu Melanie bicara lagi, "Yudha, aku ... membuat keputusan sendiri kali ini. Maukah kamu mendukungku?"Yudha menatapnya dalam diam.Melanie beranjak untuk membuka pintu kantor dan menggiring Amel masuk dari depan pintu.Begitu melihat Amel, Yudha segera mengenalinya. "Kamu? Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0495

    "Ibumu di mana?" Yudha kembali bertanya.Amel menatap Melanie takut-takut dan menunduk lagi, "Nggak tahu. Ibu pergi."Jantung Melanie seakan mengganjal di tenggorokan. Dia cepat-cepat menarik Amel dan berkata, "Yudha, aku lega kamu nggak keberatan."Yudha berpikir sejenak sebelum menjawab, "Sampai ketemu tempat yang cocok untuknya.""Oke." Melanie akhirnya bisa bernapas lega."Ngomong-ngomong, kamu sudah resmi cerai dengan Yara kemarin, 'kan?"Dia awalnya hanya bertanya sambil lalu. Masalah ini sudah terlalu lama ditunda. Tidak masuk akal kalau masih tertunda lagi sampai hari ini.Alhasil, Yudha tidak menjawab."Masih belum?" Kemarahan Melanie langsung membara. Tangannya refleks menggenggam keras, membuat Amel memekik kesakitan."Aw! Ibu, tanganku sakit ..."Mendengar kata itu, jantung Melanie langsung berdegup kencang.Yudha mengerutkan keningnya, "Dia memanggilmu apa tadi?""Hah?" Melanie pura-pura bodoh. Dia berjongkok membelakangi Yudha dan menatap Amel dengan tatapan dingin. "Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0496

    "Ayahmu sudah mati. Kenapa kamu nggak mau panggil Ayah ke Paman Yudha?" Melanie merayunya. "Amel, asal kamu tahu, Paman Yudha sangat berkuasa dan punya banyak uang. Dia bisa membelikan apa saja yang kamu mau. Tapi kamu harus panggil dia Ayah."Siapa sangka, Amel tetap tidak setuju. "Nggak, Amel punya ayah.""Dasar anak kecil, keras kepala, otak bodoh!" umpat Melanie. Anak ini tidak mirip dirinya. Anak ini mirip Nando, sangat bodoh.Di tempat lain, Yara dan Berlina pergi ke kantor polisi di pagi hari untuk dimintai keterangan. Sayangnya, tidak banyak yang bisa mereka dapat setelah .Yara meminta Melanie untuk menemuinya di sebuah kafe, ditemani Felix dan Gio."Aku nggak ikut dulu." Berlina bersiap-siap kembali ke kantor untuk mengajukan pengunduran diri. Naya masih menunggunya."Oke, selesaikan urusanmu. Hubungi aku kalau perlu sesuatu."Mereka pun berpisah.Sesampainya di kafe, Yara dan lainnya segera melihat Melanie dan Amel."Bibi Rara." Amel senang melihat Yara dan langsung memelukn

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0497

    Melanie tahu bahwa gugatan cerai di pengadilan perlu waktu sekurang-kurangnya tiga bulan sampai selesai. Namun, paling tidak, dengan begini Yudha tidak punya alasan untuk menunda-nunda.Mereka harus segera bercerai. Melanie sungguh gelisah membiarkan semua ini semakin berlarut-larut."Oke." Yara setuju setelah memikirkannya sejenak.Dia bertanya lagi dengan curiga, "Kematian Kak Nando beneran nggak ada hubungannya denganmu?"Melanie mengerutkan keningnya, kesal. "Berapa kali aku harus bilang? Polisi Meria sudah menutup kasus ini. Jangan berpikiran yang macam-macam.""Kalau begitu biarkan aku bicara sedikit dengan Amel berdua." Yara ingin memanfaatkan kesempatan terakhir."Oke." Tak disangka, Melanie menyetujuinya dengan tanpa keberatan.Jadi, setelah Yara keluar, dia menarik Amel ke samping. "Amel bersedia tinggal sama Ibu dan Paman Yudha?"Amel mengangguk dengan penuh semangat. "Iya, Ibu sangat baik. Paman Yudha juga.""Oke kalau begitu." Yara menyerahkan kartu nama yang bertuliskan n

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0498

    "Ada apa?" Yara langsung khawatir."Pastinya kurang jelas. Aku cuma merasa dia berbohong." Ini pertama kalinya Gio menghadapi situasi seperti ini. Anak itu baru tiga tahun, tetapi Gio dapat mendeteksi rasa tidak berdaya pada anak itu. Seakan anak itu tidak punya pilihan."Bohong? Tentang apa?" Yara jadi merasa bahwa Amel mungkin mengetahui sesuatu.Gio menggelengkan kepalanya dan tertawa pahit. "Aku takut kamu menganggapku konyol. Entahlah, cuma perasaanku saja dia bohong. Nggak ada bukti."Felix ikut berpikir. "Amel umur tiga tahun? Apa mungkin dia bisa bohong?"Ketiganya terdiam. Meski sulit dipercaya, firasat Gio sebagai seorang psikiater ahli seharusnya tidak salah."Apa mungkin Amel melihat sesuatu di hari kejadian?" Yara kembali khawatir.Jika Amel benar-benar melihat pembunuh ayahnya, mengapa dia diam saja? Mungkinkah pembunuhnya berhubungan dengan Melanie?"Dalam situasi ini, semua metodeku nggak akan bekerja di dia." Gio sedikit frustrasi. "Untuk saat ini cuma kecurigaan saja.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0499

    "Ada apa?" Siska lebih dulu bertanya.Yara tersenyum pahit. "Aku diminta ke rumah Kakek, makan malam."Siska terdiam. "Dia memata-matai kamu? Dari mana dia tahu kamu sudah sampai?"Yara membuang napas pelan, merasa tidak berdaya. Kenyataannya, dia memang tidak berdaya."Nggak apa-apa, aku akan menemanimu." Felix menenangkan dengan lembut di sampingnya.Jadi, mereka cepat-cepat meletakkan barang bawaan di rumah. Lalu Felix kembali ke rumah keluarga besar bersama Yara.Dalam perjalanan, Felix mengungkit masalah lama. "Bagaimana pendapatmu soal saranku sebelumnya?""Saran apa?" Yara tampak bingung."Pura-pura menikah denganku." Felix sudah beberapa kali mengutarakannya pada Yara saat masih di luar negeri. Namun, Yara selalu menolak dengan tegas setiap kali.Dia berpikir mungkin sekarang Yara akan berubah pikiran.Alhasil, Yara hanya tertawa. "Kak Felix, jangan bercanda seperti itu lagi.""Oke." Felix tidak patah semangat, tetapi hanya mengingatkan Yara, "Kamu boleh berubah pikiran kapan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0500

    "Oke." Yara segera menerima tawaran yang lebih mudah. "Sama Bibi Mirza saja, sudah cukup."Dia takut Agnes akan lanjut lebih jauh lagi kalau dia tidak segera angkat bicara.Selera makannya tidak terlalu baik dan dia hanya makan beberapa suap saja."Aku mau ke atas ketemu Kakek.""Aku temani keluar jalan-jalan dulu." Melanie juga meletakkan sendoknya. "Siang begini, Kakek masih tidur. Tunggu agak sore."Agnes mengangguk. "Iya, kamu berkeliling taman dulu sama Melly.""Oke." Yara kebetulan ingin menanyakan kabar Amel.Yudha dan Melanie membawa Amel saat mereka pulang."Dia baik-baik saja, gampang adaptasi dengan hidup di sini. Baru kemarin masuk TK." Suasana hati Melanie tampaknya sedang cerah."Syukurlah." Yara mengangguk dan bertanya, "Aku boleh ketemu dekat-dekat ini?""Boleh." Melanie menyetujui tanpa berat hati. "Hari Sabtu saja, waktu istirahat. Kamu bisa jemput dia.""Oke." Yara bertanya lagi, "Bagaimana kabar Ayah?"Melanie menggeleng. "Dia koma. Kata dokter, kemungkinan besar ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status