"Aiden, selamat ulang tahun." kali ini, Yui mengucapkannya secara langsung kepada Aiden. "Hmmm. Terima kasih." lagi dan lagi, senyuman Aiden terus-terusan menyihirnya. Kedua tangan Aiden menyelimuti tangan Yui, melingkupinya dengan kehangatan.Entah disadari atau tidak, secara perlahan jarak diantara mereka berdua semakin tipis, di tengah dinginnya malam, bersamaan dengan detak jantung yang terdengar hingga ke telinganya, seluruh wajah Zhu Yui terasa panas.Yui menatap mata dan bibir Aiden yang sedikit pucat secara bergantian, dengan jarak yang semakin mengecil. Hanya perlu hembusan nafas ringan lainnya sebelum sebuah ledakan dan cahaya menyilaukan dari kejauhan memberikan ruang kembali di antara mereka berdua. Di atas langit, kilauan-kilauan kembang api telah dilepaskan dnegan indah. Menghentikan apapun yang akan terjadi kepada mereka.Yui merutuki dirinya sendiri, itu tadi sangat memalukan. Yui menyembunyikan wajahnya di kedua telapak tangannya, ia ingin melihat kembang api tetapi
"So, bagaimana dengan pekerjaanmu?" "Sudah berapa lama aku bergelut dalam bidang perkerjaan ini? Sampai hari ini diriku masih tidak percaya jika pada akhirnya memilih menjadi seorang dosen daripada menjadi dokter." malam itu Mika memesan jus orange, membasahi kerongkongannya, mengeluh seraya memainkan ekspresi yang ia punya. Si sang ketua kelas nampak mengeluh dengan pekerjaannya, namun siapapun bisa melihat jika ia juga menikmati pekerjaan itu."Kau pasti dosen killer yang suka menyulitkan mahasiswa.""Atau dosen yang selalu dihindari oleh mahasiswa. Kau tahu, pada kelas tertentu, murid akan berusaha untuk mengambil kelas selain kelas Ms. Mika tetapi karena sudah penuh, mereka sudah melihat nilai jelek di awal semester." timpal Yui beserta Vallery secara bersamaan."Aku hanya seseorang yang susah untuk di senangkan, jika kau bukan orang yang sabar, maka jangan harap mendapat perhatian dariku." Vallery dan Yui bersorak bersama. Nyatanya, Mika tidak menmbantah tuduhan mereka padanya.
"Stupid Evan." Blue Evander, yang terlihat jauh lebih dewasa, meninggalkan tampilan remaja kekanakan yang di dalam ingatan Yui memberinya sebuah senyuman nan penuh kharisma. Andai saja mereka tidak pernah saling mengenal, Yui akan berpikir Blue Evander adalah seorang pria kalem, berwibawa— yang hanya berbicara satu hingga dua patah kata. "Hanya kau yang berani memanggilku dengan panggilan itu, Zhu Yui." Evan menempati sebuah kursi kosong di samping Mika. Ia memanggil pelayan, memesan minumannya. "JIka kau lupa maka aku akan ingatkan lagi. Terima kasih kepadamu karena sampai sekarang, sekolah masih memanggilku 'Crazy Yui'." orang yang beralari ke sana kemari meneriakan namanya tanpa malu hingga bisa didengar oleh seisi sekolah adalah Blue Evander, untuk marahpun ia tidak bisa sebab panggilan itu sudah melekat padanya. Ini adalah tawa kecil dari Evan yang membawa Yui ikut tertawa. "Jadi, Xian Mika? bukankah aku sudah menjelaskan padamu jika itu tidak masalah untukku? Jika khawatir ak
"Eh... apa kalian baik-baik saja?" sekeliling Hinode mendadak hening dan sunyi. tiga pasang mata menatap ke arahnya, Vallery beserta baby kecil mereka bergantian, dengan ekspresi yang menunjukan bahwa mereka sedang mencerna perkataanya. Bersamaan dengan itu, mata bulat Veignir juga tidak bisa untuk tidak tertarik kepada orang-orang dewasa yang meilhatnya seperti melihat hantu. Tidak seperti teman-temannya yang sudah terkejut, Vallery malah tertawa, memeluk putri kecilnya sambil mencium pipi Hinode manja. Apa-apaan itu? batin Yui, dan Mika serentak. "Apa kalian ingin membuatku marah?" itu adalah Xian Mika yang akhirnya kembali dari loading panjang. Tangan sang dosen terlipat di depan dada, memberi tatapan penghakiman kepada dua sahabatnya. Ini adalah berita bagus, tetapi kedua orang ini malah tidak mengatakan apapun. Jika Mika saja tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan mereka berdua, apalagi Yui yang kehilangan kontak dengan teman-teman sekolahnya. Sejak sekolah baik Hinode atau
"Hallo." Zhu Yui mengangkat telepon setelah berada di luar cafe. Ia menyembunyikan dirinya di bawah kaca besar di samping cafe, memastikan ia bisa mendengar sambungan suara terdengar jelas. "Yui." suara sang ibu menyapa dari balik telepon, "ibu." jawabnya. "Apa ibu butuh sesuatu?" tanyanya. Yui memastikan jika sang ibu baik-baik saja. Beberapa tahun terakhir, bukanlah tahun yang bagus untuk ibunya, sebab kesehatan sang ayah yang semakin buruk. "Tidak, ibu hanya ingin menanyakan keadaanmu." Yui menjadi bersalah karena akhir-akhir ini pekerjaannya terlalu banyak hingga tidak sempat menghubungi sang ibu. Yui menyamankan dirinya, dari suara sang ibu, tidak hal genting yang sedang terjadi. "Aku baik-baik saja, ibu tidak perlu khawatir. Aku minta maaf tidak menghubungi ibu belakangan ini." "Ah tidak apa, ibu tau jika Yui kecil kami sangat sibuk bekerja di luar sana." Yui tersenyum, dia sudah besar, sudah 25 tahun, tetapi di mata ibunya dia masih gadis kecil yang berlari ke rumah sambil
Semakin malam, acara reuni dadakan Weilai International High School semakin ramai. Para alumni mulai berdatangan. Setelah mematikan panggilannya dengan sang ibu, Yui mendengar sorakan ketika akan masuk ka dalam cafe. Tidak lama juga setelah itu, musik ballad mengalun, memenuhi seluruh ruangan. Biasanya semakin malam musik yang dimainkan akan semakin keras. Yui yakin jika seseorang sudah menjadi korban dan dipaksa bernyanyi untuk semua tamu yang telah datang. Musik yang dimainkan sangat sendu dengan iringan piano beserta violin. Di mana kamu bersembunyi, sayangkuApakah kamu masih memiliki sesuatu di pikiran mu Yui menghentikan langkahnya, setelah mendengar suara yang bernyanyi. Langkahnya menjadi sangat pelan, seiring dengan lagu yang terus dimainkan. Hidup tidak seburuk yang kita pikirkanHanya saja orang lain tidak akan membiarkan kita disalahkan Dari tempatnya berdiri, Zhu Yui sekarang bisa melihat jelas siapa orang yang bernyanyi. Avery Aiden, dia tidak menggunakan jas yang se
Kembali ke meja tempat teman-temannya berada, Yui menemukan Aiden juga di sana, duduk di sebelah kursi yang ia duduki sebelumnya. Yui merenggangkan wajah dan seluruh tubuh, berusaha untuk terlihat biasa, tidak ingin memperlihatkan semua emosinya dengan jelas. "Lagu yang bagus dan suara yang bagus." "Apa yang tidak bisa kau lakukan, huh? Suaramu bahkan tidak kalah dari penyanyi-penyanyi yang bekerja untuk perusahaanmu." pembicaraan mereka terdengar bersamaan dengan langkah kaki Yui yang juga semakin mendekat. "Oh Yui kau kembali!" Evan adalah orang pertama yang menyadari kedatangannya. Yui menjawab dengan gumaman sederhana sebelum duduk di satu-satunya kursi kosong di meja itu. Ia meneguk gelasnya yang sudah habis setengah. Ini pertama kali mereka bertemu setelah kejadian di pantai, dari balik gelasnya, Yui dapat merasakan tatapan Aiden padanya. "Kau melewatkan penampilan Aiden! Sang pengeran sekolah bernyanyi untuk rakyat jelata seperti kita semua!" entah siapa yang berteriak, nam
"Hei Aiden! Ayo sini! Kau belum menyapa kami! Kalian berdua juga!" Noah— salah satu anggota tim baseball putra WISH merangkul bahu Aiden dari belakang. Senyuman lebar ia tampilkan, "Ladies... aku pinjam mereka dulu, ok." ujarnya sebelum membawa Aiden bersama Hinode beserta Evan dari meja mereka."Jika kau pergi, bawa anakmu bersamamu. Hinode Tsuyo." Hinode mengambil Veigner dari tangan Mika, menggendongnya untuk menyusul yang lain."Kalian tenang saja. Hinode sering membawa Veigner ke pesta kecil klubnya. Kami sengaja mencara tempat yang ramah untuk anak-anak. Jika keadaan semakin tidak terkendali, kami akan pulang." tutur Vallery seolah membaca pikiran dua temannya. Sebagian orang akan berpikir jika mereka bukanlah orang tua yang baik membawa anak kecil ke tempat seperti ini, belum lagi tidak sedikit yang sudah mabuk. But hell no, siapapun tidak berhak menghakiminya!"Ya. Aku akan memasang mata untuk suamimu, memastikan dia tidak minum malam ini." ujar Mika. pembicaraan mereka berla
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
"Aku dan Aidne akan berusaha utnuk mengahpus berita yang ada, ok. Maaf telah membuatmu tidak nyaman." Yui meminta maaf karena telah membuat Clee kerepotan. Karena ini semua adalah karena kesalahan mereka. Clee sudah menjadi sorotan media sejak pertunangannya dengan Aiden dilakukan. Orang-orang akan emmansukan namanya, terus menyebut tentang Clee setiap kali dirinya dan Aiden terlihat bersama. Jika Clee marah, maka Yui akan menerima kemarahan itu dengan lapang dada. Ia juga sudah berhutang banyak permintaan maaf kepada wanita itu. "Hmm.. aku menyerahkan semuanya padamu dan Aiden." dari balik panggilan Yui menangguk. Mengendalikan emdia tidak akan sulit bagi Future. Salahnaya juga baru bertindak sekarang. Yui pikir Clee sudah mematikan panggilan telepon mereka, tetapi panggilan masih terhubung. "Clee, apa kau masih di sana?" "Aku sudah berpikir beberapa hari ini. Yui, apa kau pikir aku benar-benar cocok untuk menjadi artis. Tidak pernah terlintas di dalam pikiranku untuk menjadi seor
"Jadi, apa kau bersedia menerima tawaranku?" tanya Aiden setelah kembali ke pembicaraan awal. Meletakkan sondok di atas piring, Clee duduks ambil bersandar pada kursi, ia melipat tangannya dengan pandangan lurus kepada Aiden, "kita sedang berbicara bisnis, jadi aku ingin bertanya, apa keuntungan tuntukku menjadi artis di perusahaanmu?" hanya keran Aiden adalah temannya, ia akan setuju begetu saja, ia juga eprlu menganalisa keuntungan apa yang bisa diberikan Aiden untuknya. "Aku hanya melihat keuntungan dari pihakmu, tetapi aku tidak tahu apa yang bisa aku dapatkan dari taearanmu. Aku punya latar belakang sehingg kau tidak perlu mencari sponsor untukku. Selain itu aku juga punya dirimu untuk mendukung, aku tidak melihat itu menguntungkan bagiku." point pertama Clee. "Aku sudah terkenal, jadi perusahaannmu tidak perlu susah payah untuk mempromosikanku. Pada akhirnya aku yang membawa uang untuk kelian, bukan sebaliknya." wanita cantik itu menunjukan tiga jarinya. "Ketiga, aku sduah m
Tidak banyak yang tahu tetapi Aiden benar mengenai hobinya. Ia menemukan dirinya menyuikai seni lebih dari yang ia duga. Dulu saat sekolah menengah pertama ia mengambil kelas lukis dan tari sebagai ekstrakurikuler. Saat SMA, privat school tempatnya bersekolah memiliki club tari yang terkenal, jadi ia fokus pada tari ia juga ikut dalam kelompok cheerleader untuk pertunjukan turnamen musim panas tingkat nasional. Setelah tamat dari SMA, ia masih sering menari namun rasa ingin tahunya tidak berhenti sampai di sana, salah saorang sahabatnya mengajaknya untuk bergabung dalam klub teater, mereka bilang selain berakting, mereka juga menari dan menyanyi, meskipun awalnya hanya untuk mengisi luang dari tugas kuliah yang menumpuk, hingga sepanjang waktu berjalan Clee sangat menyukai waktu yang ia habiskan saat di klub. Mungkin tidak sampai pada tingkatan profesional, tetapi saat tampil ia sering menjadi pemeran utama. Alasan utama ia terpilih karena ia populer dan cantik, mereka akan menadapat