"Hallo." Zhu Yui mengangkat telepon setelah berada di luar cafe. Ia menyembunyikan dirinya di bawah kaca besar di samping cafe, memastikan ia bisa mendengar sambungan suara terdengar jelas. "Yui." suara sang ibu menyapa dari balik telepon, "ibu." jawabnya. "Apa ibu butuh sesuatu?" tanyanya. Yui memastikan jika sang ibu baik-baik saja. Beberapa tahun terakhir, bukanlah tahun yang bagus untuk ibunya, sebab kesehatan sang ayah yang semakin buruk. "Tidak, ibu hanya ingin menanyakan keadaanmu." Yui menjadi bersalah karena akhir-akhir ini pekerjaannya terlalu banyak hingga tidak sempat menghubungi sang ibu. Yui menyamankan dirinya, dari suara sang ibu, tidak hal genting yang sedang terjadi. "Aku baik-baik saja, ibu tidak perlu khawatir. Aku minta maaf tidak menghubungi ibu belakangan ini." "Ah tidak apa, ibu tau jika Yui kecil kami sangat sibuk bekerja di luar sana." Yui tersenyum, dia sudah besar, sudah 25 tahun, tetapi di mata ibunya dia masih gadis kecil yang berlari ke rumah sambil
Semakin malam, acara reuni dadakan Weilai International High School semakin ramai. Para alumni mulai berdatangan. Setelah mematikan panggilannya dengan sang ibu, Yui mendengar sorakan ketika akan masuk ka dalam cafe. Tidak lama juga setelah itu, musik ballad mengalun, memenuhi seluruh ruangan. Biasanya semakin malam musik yang dimainkan akan semakin keras. Yui yakin jika seseorang sudah menjadi korban dan dipaksa bernyanyi untuk semua tamu yang telah datang. Musik yang dimainkan sangat sendu dengan iringan piano beserta violin. Di mana kamu bersembunyi, sayangkuApakah kamu masih memiliki sesuatu di pikiran mu Yui menghentikan langkahnya, setelah mendengar suara yang bernyanyi. Langkahnya menjadi sangat pelan, seiring dengan lagu yang terus dimainkan. Hidup tidak seburuk yang kita pikirkanHanya saja orang lain tidak akan membiarkan kita disalahkan Dari tempatnya berdiri, Zhu Yui sekarang bisa melihat jelas siapa orang yang bernyanyi. Avery Aiden, dia tidak menggunakan jas yang se
Kembali ke meja tempat teman-temannya berada, Yui menemukan Aiden juga di sana, duduk di sebelah kursi yang ia duduki sebelumnya. Yui merenggangkan wajah dan seluruh tubuh, berusaha untuk terlihat biasa, tidak ingin memperlihatkan semua emosinya dengan jelas. "Lagu yang bagus dan suara yang bagus." "Apa yang tidak bisa kau lakukan, huh? Suaramu bahkan tidak kalah dari penyanyi-penyanyi yang bekerja untuk perusahaanmu." pembicaraan mereka terdengar bersamaan dengan langkah kaki Yui yang juga semakin mendekat. "Oh Yui kau kembali!" Evan adalah orang pertama yang menyadari kedatangannya. Yui menjawab dengan gumaman sederhana sebelum duduk di satu-satunya kursi kosong di meja itu. Ia meneguk gelasnya yang sudah habis setengah. Ini pertama kali mereka bertemu setelah kejadian di pantai, dari balik gelasnya, Yui dapat merasakan tatapan Aiden padanya. "Kau melewatkan penampilan Aiden! Sang pengeran sekolah bernyanyi untuk rakyat jelata seperti kita semua!" entah siapa yang berteriak, nam
"Hei Aiden! Ayo sini! Kau belum menyapa kami! Kalian berdua juga!" Noah— salah satu anggota tim baseball putra WISH merangkul bahu Aiden dari belakang. Senyuman lebar ia tampilkan, "Ladies... aku pinjam mereka dulu, ok." ujarnya sebelum membawa Aiden bersama Hinode beserta Evan dari meja mereka."Jika kau pergi, bawa anakmu bersamamu. Hinode Tsuyo." Hinode mengambil Veigner dari tangan Mika, menggendongnya untuk menyusul yang lain."Kalian tenang saja. Hinode sering membawa Veigner ke pesta kecil klubnya. Kami sengaja mencara tempat yang ramah untuk anak-anak. Jika keadaan semakin tidak terkendali, kami akan pulang." tutur Vallery seolah membaca pikiran dua temannya. Sebagian orang akan berpikir jika mereka bukanlah orang tua yang baik membawa anak kecil ke tempat seperti ini, belum lagi tidak sedikit yang sudah mabuk. But hell no, siapapun tidak berhak menghakiminya!"Ya. Aku akan memasang mata untuk suamimu, memastikan dia tidak minum malam ini." ujar Mika. pembicaraan mereka berla
"Titip apanya, dia pikir dia ayahmu." di luar, secara samar, Yui bisa mendengar ucapan Aiden yang pelan. Pria itu seperti berbicara pada dirinya sendiri."Aiden, bsiakah kau melepaskan tanganku?""Oh, maaf." Aiden sontak melepaskan tangan Yui dari cengkramannya. Mereka berhenti di tempat parkir."Kau tunggu di sini, aku akan mengambil mobil." Aiden yang hendak pergi mengambil mobilnya yang terparkir terhenti ketika Yui berbicara, "aku tidak pernah mengatakan akan pulang denganmu."Dari tempatnya berdiri, bagaimana kalutnya Aiden terlihat dengan jelas, akan tetapi Yui hanya berdiri di sana, melipat tangannya. Ia adalah wanita yang memiliki harga diri yang tinggi, hanya karena Aiden bilang akan mengantarnya pulang, bukan berarti ia akan pulang dengan sang boss.Di tempat parkir yang sunyi, hanya ada mereka berdua. Ada Aiden yang berdiri melihat ke arahnya dengan pandangan lelah, "apa kau ingin menikmati udara segar?" tanyanya.....Pada akhirnya, Yui berjalan bersama Aiden di taman kota
Yui berhenti, walaupun tidak senang dengan tatapan dan cara sang nyonya berbicara padanya, namun ia masih harus menghormati yang lebih tua, jadi dengan mantap ia menjawab, "ya... aku mencari Aiden." entah apa yang salah dengan perkataannya hingga sang nyonya terlihat semakin tidak senang.Matanya yang tajam menelusuri Yui dari atas sampai bawah, melihat nama yang ada di seragamnya. "Zhu... Yui..." gumamnya. "Apa kau tahu jika ini adalah lantai dimana murid kelas atas berada?""Ya." jawab Yui, tidak begitu menangkap apa maksud dari nyonya ini."Lalu kau pasti tahu jika kau— orang-orang kelas bawah sepertimu tidak seharusnya berada di sini. Ada alasan kenapa kelas atas berada jauh di atas, sedangkan kalian berada di bawah." ujar sang wanita, seluruh tatapan matanya melihat Yui dengan pandangan jijik, "Apa kau paham maksudku?" tanyanya tajam."Aku pikir aku tidak paham maksud anda. Tidak ada peraturan yang melarang murid kemanapun mereka mau, baik kelas bawah ke kelas atas ataupun sebali
Dua hari setelah kejadian, Zhu Yui— sang gadis lower class masih belum bisa lepas dari kejadian tempo hari di saat ia bertemu dengan ibu Avery Aiden yang juga kekasihnya. Banyak hal yang membekas dalam dirinya sejak hari itu, termasuk pamahamannya yang masih belum melihat seluruh dunia juga orang-orang yang ada di dalamnya. Selama ini yang ia tahu hanyalah para kelas atas akan menganggap rendah mereka si kaum bawah, sayangnya semuanya tidak sesederhana itu. Mungkin selama ini ia hanya bertemu kelas atas dari sekolahnya, tidak dengan bagaimana mereka yang sebenarnya ada di luar sana. Seperti seorang wanita paruh baya yang telah ia temui, seorang wanita yang berada di puncak hierarki, seseorang yang membuat tubuhnya bergetar ketakutan. Bukan hanya kata-katanya, namun juga ekspresi yang ditampilkan, memperlihat seolah Yui adalah orang terburuk di muka bumi. Bukan hanya itu, ia juga masih belum melupakan tatapan Aiden hari itu padanya. Tatapan yang ia sendiri tidak mengerti artinya.
"Itu sudah lama berlalu, aku bahkan tidak ingat lagi dengan kejadian itu." Meskipun samar dalam ingatannya, namun tidak untuk rasa sakit yang masih tertanam dengan jelas. Hari itu seperti hari dimana matanya terbuka untuk melihat dunia yang tidak ia ketahui. Ia tidak memikirkan rasa malu dengan perlakuan nyonya Avery, akan tetapi setiap kata yang ia terima seolah menusuk jantungnya lebih dalam. Belum lagi sebuah fakta yang akhirnya ia sadari— jika selama ini Aiden tidak memiliki rasa yang sama dengannya. "Aku masih ingin meminta maaf kepadamu." Yui mengangguk. Kenangan lama yang sudah lama ia lupakan, ia juga tidak menaruh dendam kepada siapapun. "Apa hanya itu yang ingin kau katakan?" tanya Yui lagi. "Jika kau hanya ingin meminta maaf, aku rasa itu tidak perlu. Aku sudah lama memaafkanmu." "Terima kasih." dia terdiam, berpikir untuk beberapa saat sedangkan di sebelahnya Yui masih tidak melepaskan pandangannya pada tarian air mancur. "Zhu Yui, apa kau mau menikah denganku?" pandan
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
"Aku dan Aidne akan berusaha utnuk mengahpus berita yang ada, ok. Maaf telah membuatmu tidak nyaman." Yui meminta maaf karena telah membuat Clee kerepotan. Karena ini semua adalah karena kesalahan mereka. Clee sudah menjadi sorotan media sejak pertunangannya dengan Aiden dilakukan. Orang-orang akan emmansukan namanya, terus menyebut tentang Clee setiap kali dirinya dan Aiden terlihat bersama. Jika Clee marah, maka Yui akan menerima kemarahan itu dengan lapang dada. Ia juga sudah berhutang banyak permintaan maaf kepada wanita itu. "Hmm.. aku menyerahkan semuanya padamu dan Aiden." dari balik panggilan Yui menangguk. Mengendalikan emdia tidak akan sulit bagi Future. Salahnaya juga baru bertindak sekarang. Yui pikir Clee sudah mematikan panggilan telepon mereka, tetapi panggilan masih terhubung. "Clee, apa kau masih di sana?" "Aku sudah berpikir beberapa hari ini. Yui, apa kau pikir aku benar-benar cocok untuk menjadi artis. Tidak pernah terlintas di dalam pikiranku untuk menjadi seor
"Jadi, apa kau bersedia menerima tawaranku?" tanya Aiden setelah kembali ke pembicaraan awal. Meletakkan sondok di atas piring, Clee duduks ambil bersandar pada kursi, ia melipat tangannya dengan pandangan lurus kepada Aiden, "kita sedang berbicara bisnis, jadi aku ingin bertanya, apa keuntungan tuntukku menjadi artis di perusahaanmu?" hanya keran Aiden adalah temannya, ia akan setuju begetu saja, ia juga eprlu menganalisa keuntungan apa yang bisa diberikan Aiden untuknya. "Aku hanya melihat keuntungan dari pihakmu, tetapi aku tidak tahu apa yang bisa aku dapatkan dari taearanmu. Aku punya latar belakang sehingg kau tidak perlu mencari sponsor untukku. Selain itu aku juga punya dirimu untuk mendukung, aku tidak melihat itu menguntungkan bagiku." point pertama Clee. "Aku sudah terkenal, jadi perusahaannmu tidak perlu susah payah untuk mempromosikanku. Pada akhirnya aku yang membawa uang untuk kelian, bukan sebaliknya." wanita cantik itu menunjukan tiga jarinya. "Ketiga, aku sduah m
Tidak banyak yang tahu tetapi Aiden benar mengenai hobinya. Ia menemukan dirinya menyuikai seni lebih dari yang ia duga. Dulu saat sekolah menengah pertama ia mengambil kelas lukis dan tari sebagai ekstrakurikuler. Saat SMA, privat school tempatnya bersekolah memiliki club tari yang terkenal, jadi ia fokus pada tari ia juga ikut dalam kelompok cheerleader untuk pertunjukan turnamen musim panas tingkat nasional. Setelah tamat dari SMA, ia masih sering menari namun rasa ingin tahunya tidak berhenti sampai di sana, salah saorang sahabatnya mengajaknya untuk bergabung dalam klub teater, mereka bilang selain berakting, mereka juga menari dan menyanyi, meskipun awalnya hanya untuk mengisi luang dari tugas kuliah yang menumpuk, hingga sepanjang waktu berjalan Clee sangat menyukai waktu yang ia habiskan saat di klub. Mungkin tidak sampai pada tingkatan profesional, tetapi saat tampil ia sering menjadi pemeran utama. Alasan utama ia terpilih karena ia populer dan cantik, mereka akan menadapat