Saat memasuki jam sarapan, Yui kembali ke kelas dengan membawa roti dan beberapa bekal yang sudah ia persiapkan. Di kelas 3-X, hampir semua murid akademik sudah berada di kelas, sedangkan para murid atletik, hanya Vallery yang sudah duduk dengan cantik di kursinya. “Hey Yui, kau kemana?” salah satu teman sekelasnya bertanya, “aku dari lapangan baseball.” “Melihat Aiden? Kau sangat sial kalau begitu, tadi si kepala botak datang, dia hanya duduk di sana selama 15 menit, dia datang tanpa suara dan pergi juga tanpa mengatakan apapun. Aku rasa dia sedang memeriksa murid mana yang melewatkan pelajaran mandiri di pagi hari.” “Apa kau pikir aku akan membahayakan beasiswaku untuk Aiden?” tanya Yui seraya mengangkat satu alisnya, gadis berkacamata mengangguk, “kau melakukan semuanya untuk Aiden, hingga rela disebut wanita gila.” Alis Yui berkerut, “apa aku separah itu?” “Sangat parah,” timpal Mika yang matanya tidak lepas dari buku bahasa inggris tebal yang ia baca, padahal tadi dia seperti
Read more