Saat memasuki jam sarapan, Yui kembali ke kelas dengan membawa roti dan beberapa bekal yang sudah ia persiapkan. Di kelas 3-X, hampir semua murid akademik sudah berada di kelas, sedangkan para murid atletik, hanya Vallery yang sudah duduk dengan cantik di kursinya. “Hey Yui, kau kemana?” salah satu teman sekelasnya bertanya, “aku dari lapangan baseball.” “Melihat Aiden? Kau sangat sial kalau begitu, tadi si kepala botak datang, dia hanya duduk di sana selama 15 menit, dia datang tanpa suara dan pergi juga tanpa mengatakan apapun. Aku rasa dia sedang memeriksa murid mana yang melewatkan pelajaran mandiri di pagi hari.” “Apa kau pikir aku akan membahayakan beasiswaku untuk Aiden?” tanya Yui seraya mengangkat satu alisnya, gadis berkacamata mengangguk, “kau melakukan semuanya untuk Aiden, hingga rela disebut wanita gila.” Alis Yui berkerut, “apa aku separah itu?” “Sangat parah,” timpal Mika yang matanya tidak lepas dari buku bahasa inggris tebal yang ia baca, padahal tadi dia seperti
‘Shine Bright Like A Diamond, tim baseball putra Weilai International High School akan membawa piala itu tahun ini!’ ‘Setelah kekalahan yang diterima oleh tim baseball putra tahun lalu, sekarang tim ini bangkit dengan membawa para atlet yang siap bersinar dengan terang, bukan hanya di masa sekolahnya, mereka juga berjanji untuk menjadi pemain yang bersinar di kancah internasional. Seperti kapten tim baseball putra, Avery Aiden yang merupakan salah satu berlian berharga tim. “Aku merasa lebih tenang saat menyerahkan tim di bawah kepemimpnan Aiden sebagai kapten. Setelah murid kelas tiga pensiun.” adalah pernyataan sang pelatih saat di tanya tentang pilihannya yang jatuh pada Aiden sebagai kapten, bukan hanya kapten, namun Avery Aiden juga bertanggung jawab sebagai clean up, yang mana dia juga bertugas sebagai pencetak angka untuk tim. Selain Avery Aiden, tim yang sekarang juga diisi oleh para pemain yang juga menarik perhatian tahun lalu, salah satunya adalah Blue Evander yang sekara
“Postinganmu yang sudah mendapatkan banyak view sekarang menjadi topik terhangat setelah Aiden tiba-tiba muncul. Biasanya dia tidak pernah keluar dari gua tempatnya bersembunyi, sekalinya muncul, langsung heboh.”“Dari ribuan komentar yang ada, 70% adalah tanggapan dari komentar Aiden.”“Dan dari 70% itu, mereka semua memuji kehebatan Aiden.”Di hari sabtu pagi, walaupun tidak ada proses belajar mengajar, namun kantin masih cukup ramai oleh para murid. Tidak banyak yang memilih untuk pulang ke rumah mereka, karena sebagian besar yang tinggal di asrama adalah anak-anak dari kelas bawah dan berasal dari kota yang cukup jauh, memilih untuk pulang hanya akan menghabiskan waktu di perjalanan dan uang.Meskipun seharusnya mereka bisa lebih santai, beberapa murid masih terlihat dengan buku-buku tebal sambil berjalan bergerombol menuju perpustakaan. Tidak ubahnya dengan Mika dengan tumpukan buku di sebelah makananannya, Vallery
Sesampainya di tempat pertandingan, Mika dan Yui berpisah dengan tim baseball dan akan kembali bersama-sama setelah pertandingan selesai. Di akhir minggu, pertandingan uji coba seperti ini ternyata masih memiliki banyak penonton apalagi salah satunya yang bertanding adalah WISH yang terkenal dengan timnya yang digadang-gadang menjadi salah satu unggulan dalam setiap tahunnya.Yui mencari tempat yang strategis di antara penonton yang sudah ramai. Sebagian besar penonton adalah murid dari WISH yang juga memanfaatkan akhir pekan mereka dengan baik, namun tidak menutup kemungkinan pula jika hari itu murid dari sekolah lain juga banyak yang datang, baik dalam melihat kemampuan tim baseball mereka yang baru maupun untuk melihat orang-orang tertentu, seperti Aiden.Tidak hayal bahkan ada sekelompok gadis yang telah mengambil tempat mereka sendiri di tribun, mereka bahkan membawa papan nama Aiden, apa mereka pikir sedang menonton konser Idol K-Pop?Mika beserta Yui sudah berusaha mencari temp
Di minggu pagi, angin musim dingin sekarang tidak mengganggu Yui lagi, ia sudah mulai terbiasa untuk bangun pagi, bersiap-siap dan bergegas ke lapangan baseball, ia melewati pagar pembatas yang dulu tidak pernah ia lewati, suara para anggota yang sudah sesemangat ini di pagi hari juga membuat Yui menjadi bersemangat. Ia membantu para manager tim yang membawa minuman dan sarapan mereka, karena ini adalah hari minggu, biasanya anggota klub selalu sarapan di lapangan.Yui mencatat beberapa hal di buku catatannya dan mengambil beberapa gambar untuk update hari ini, setelah itu ia membuka buku pelajarannya dan membaca untuk beberapa menit. Bagaimanapun ia tidak boleh mengabaikan pelajarannya karena kegiatan klub.Saura tawa Hinode lebih keras pagi ini dari pada pagi-pagi sebelumnya, ia sedang membicarakan sesuatu dengan Aiden, sebuah tanda tanya muncu di kepala Yui, apa Aiden dan Hinode memang sedekat ini sebelumnya?“Yo, Yuiyui.” Hinode berlari ke arahny
Di akhir musim dingin, udara sudah tidak dingin lagi. Zhu Yui, yang namanya sudah terkenal dari kalangan murid kelas satu A higga kelas tiga Z sedang menopang wajahnya seraya membaca buku matematika tebal di dalam kelas X, sekarang dia benar-benar merasakan sendiri apa itu ‘waktu berjalan dengan cepat’ musim semi akan segera berakhir hingga tanpa mereka sadari musim panas sudah di depan mata. Dengan semua musim yang telah ia lalui dalam mendekati Avery Aiden, hubungan mereka dari orang asing hanya berkembang ke tahap teman, itupun bukan teman yang selalu bersama setiap hari. Sepertinya usahanya kurang keras, atau cara pendekatannya yang salah. Walaupun mereka selalu bertemu setiap hari di lapangan, Yui tidak ingin menggagu Aiden dengan terus menempelinya seperti penyakit. Yui ingin profesional dengan tugasnya dan Aiden terliaht begitu serius dengan pertandingan yang akan datang. “Kau bisa mendekati Aiden setelah pertandingan berakhir dan dia pensiun dari klub.” Valle
Guru Olive— yang merupakan wali kelas mereka sejak kelas dua adalah seorang wanita yang usianya belum menginjak 40, meskipun dengan penampilan yang sederhana, pakaian yang ia gunakan selalu terlihat mahal dan mewah. WISH melarang keras kekerasan dalam bentuk fisik maupun non fisik terhadap kelas sosial siswa, walaupun setiap guru telah bersumpah tidak akan memandang sebelah mata terhadap kelas sosial tertentu, nyatanya tidak sedikit yang bahkan menunjukkan ketidaksukaan mereka saat harus mengajar kelas bawah.Akan tetapi semua itu berbeda dengan guru Olive, berasal dari kelas menengah yang latar belakangnya tidak kalah dari para kelas atas, dia selalu memperlakukan semua murid secara setara, apalagi ketika ditempatkan di kelas bawah, dia tidak pernah terlihat setengah hati dalam menjalankan tugasnya, dia sangat berdedikasi. Saat hari guru, guru Olive akan mendapatkan banyak hadiah dari para murid.“Zhu Yui..” gumam sang guru, Yui tidak yakin apakah dia sedang berbicara dengannya atau
Yui memanfaatkan jam saat guru matematika mengerikan mereka tidak hadir dan setelah guru Olive masuk memberikan tugas kemudian pergi, Yui langsung menyelesaikan semua tugasnya.Dengan kantong berisi donat yang ia pamerkan kepada teman-teman sekelas, Yui berlari menuju lantai atas, ini sangat melelahkan, naik dari lantai dasar ke lantai teratas, walaupun ia melakukan ini hampir setiap hari, namun ia masih tidak terbiasa.Saat sampai di lorong menuju kelas Aiden, Yui baru ingat jika saat ini masih jam pelajaran, bagaimana mungkin dia bisa memberikannya saat Aiden sedang belajar? Dia akan mengganggu jam belajarnya Aiden! Jadilah Yui memutar kembali tubuhnya, berniat jika ia akan memberikannya saat latihan nanti sore.Lantai lima yang hanya berisi kelas atas dengan ruangan yang besar dan mewah, hingga membuat keadaan lorong sangat sepi, apalagi saat jam pelajaran seperti ini.Yui dengan seragam baby blue nya menjadi sangat mencolok ketika ia bertemu dengan tiga orang siswa berseragam navy