Di minggu pagi, angin musim dingin sekarang tidak mengganggu Yui lagi, ia sudah mulai terbiasa untuk bangun pagi, bersiap-siap dan bergegas ke lapangan baseball, ia melewati pagar pembatas yang dulu tidak pernah ia lewati, suara para anggota yang sudah sesemangat ini di pagi hari juga membuat Yui menjadi bersemangat. Ia membantu para manager tim yang membawa minuman dan sarapan mereka, karena ini adalah hari minggu, biasanya anggota klub selalu sarapan di lapangan.
Yui mencatat beberapa hal di buku catatannya dan mengambil beberapa gambar untuk update hari ini, setelah itu ia membuka buku pelajarannya dan membaca untuk beberapa menit. Bagaimanapun ia tidak boleh mengabaikan pelajarannya karena kegiatan klub.
Saura tawa Hinode lebih keras pagi ini dari pada pagi-pagi sebelumnya, ia sedang membicarakan sesuatu dengan Aiden, sebuah tanda tanya muncu di kepala Yui, apa Aiden dan Hinode memang sedekat ini sebelumnya?
“Yo, Yuiyui.” Hinode berlari ke arahny
Di akhir musim dingin, udara sudah tidak dingin lagi. Zhu Yui, yang namanya sudah terkenal dari kalangan murid kelas satu A higga kelas tiga Z sedang menopang wajahnya seraya membaca buku matematika tebal di dalam kelas X, sekarang dia benar-benar merasakan sendiri apa itu ‘waktu berjalan dengan cepat’ musim semi akan segera berakhir hingga tanpa mereka sadari musim panas sudah di depan mata. Dengan semua musim yang telah ia lalui dalam mendekati Avery Aiden, hubungan mereka dari orang asing hanya berkembang ke tahap teman, itupun bukan teman yang selalu bersama setiap hari. Sepertinya usahanya kurang keras, atau cara pendekatannya yang salah. Walaupun mereka selalu bertemu setiap hari di lapangan, Yui tidak ingin menggagu Aiden dengan terus menempelinya seperti penyakit. Yui ingin profesional dengan tugasnya dan Aiden terliaht begitu serius dengan pertandingan yang akan datang. “Kau bisa mendekati Aiden setelah pertandingan berakhir dan dia pensiun dari klub.” Valle
Guru Olive— yang merupakan wali kelas mereka sejak kelas dua adalah seorang wanita yang usianya belum menginjak 40, meskipun dengan penampilan yang sederhana, pakaian yang ia gunakan selalu terlihat mahal dan mewah. WISH melarang keras kekerasan dalam bentuk fisik maupun non fisik terhadap kelas sosial siswa, walaupun setiap guru telah bersumpah tidak akan memandang sebelah mata terhadap kelas sosial tertentu, nyatanya tidak sedikit yang bahkan menunjukkan ketidaksukaan mereka saat harus mengajar kelas bawah.Akan tetapi semua itu berbeda dengan guru Olive, berasal dari kelas menengah yang latar belakangnya tidak kalah dari para kelas atas, dia selalu memperlakukan semua murid secara setara, apalagi ketika ditempatkan di kelas bawah, dia tidak pernah terlihat setengah hati dalam menjalankan tugasnya, dia sangat berdedikasi. Saat hari guru, guru Olive akan mendapatkan banyak hadiah dari para murid.“Zhu Yui..” gumam sang guru, Yui tidak yakin apakah dia sedang berbicara dengannya atau
Yui memanfaatkan jam saat guru matematika mengerikan mereka tidak hadir dan setelah guru Olive masuk memberikan tugas kemudian pergi, Yui langsung menyelesaikan semua tugasnya.Dengan kantong berisi donat yang ia pamerkan kepada teman-teman sekelas, Yui berlari menuju lantai atas, ini sangat melelahkan, naik dari lantai dasar ke lantai teratas, walaupun ia melakukan ini hampir setiap hari, namun ia masih tidak terbiasa.Saat sampai di lorong menuju kelas Aiden, Yui baru ingat jika saat ini masih jam pelajaran, bagaimana mungkin dia bisa memberikannya saat Aiden sedang belajar? Dia akan mengganggu jam belajarnya Aiden! Jadilah Yui memutar kembali tubuhnya, berniat jika ia akan memberikannya saat latihan nanti sore.Lantai lima yang hanya berisi kelas atas dengan ruangan yang besar dan mewah, hingga membuat keadaan lorong sangat sepi, apalagi saat jam pelajaran seperti ini.Yui dengan seragam baby blue nya menjadi sangat mencolok ketika ia bertemu dengan tiga orang siswa berseragam navy
Siapa yang membicarakan siapa? Sudah jelas ketua Xian yang tiba-tiba saja datang dan langsung menyerobot tidak berhenti. Yui menggeleng dan mengabaikannya. Biarkan saja, lagi pula temannya itu juga sudah sering begitu.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Yui pada akhirya.“Oh, benar. Aku ingin memberikan ini kepadamu.” Mika mengeluarkan tumpukan buku dari tas yang ia bawa. Yui membaca judulnya— semua buku itu adalah buku yang berisi soal-soal untuk persiapan ujian mereka yang akan datang. “si bodoh itu membuatku lupa tujuan awalku ke sini.” dia masih saja bergumam tidak jelas.“Jika kau ingin menyerahkan buku ini padaku, kau bisa melakukannya nanti, kenapa harus repot-repot ke sini?”Mika memandangnya sambil menyipit, “jika aku memberikannya nanti, itu berarti kurang lebih tiga hingga lima jam lagi, sedangkan ujian hanya tinggal dua bulan lagi. Dalam waktu dua bulan ini, kau harus memanfaatkan
“Apa kau bisa meminta Aiden untuk menyelesaikan soal ini? Sejak tadi aku tertahan di sini.” Mika melingkari soal yang ia maksud. “Aku akui Aiden sangat cerdas, jika kau bisa menjadi teman belajar Aiden, aku juga bisa belajar dengannya. Memiliki teman yang cerdas akan lebih menyenangkan.” bukan hanya Vallery, Mika juga. Setelah mendapat pengusiran dari orang-orang yang ia sebut teman yang mengajaknya untuk belajar bersama, Yui mengemasi barangnya dan berjalan dengan kecepatan normal menuju sektor B.Tidak banyak murid berada di sektor ini karena tidak begitu banyak tempat yang tersedia untuk belajar secara kelompok, belum lagi tempatnya yang tidak strategis jika mereka perlu mencari buku untuk referensi lain.Yui berkeliling di sekitar rak-rak buku berbagai warna, saat itu Yui berkata di dalam hati, jika ia tidak menemukan Aiden, maka tidak masalah, karena sejujurnya Yui merasa enggan untuk mengganggu waktu pemuda itu.Lalu di saat Yui tidak melihat tanda-tanda dari Aiden, ketika ia ak
Sudahlah, jika pada akhirnya Aiden membuangnya karena bentuk yang mengerikan itu, diapun tidak akan bisa marah.“Jika kau mau, kita bisa belajar bersama. Waktu akan terasa sangat cepat jika sudah menyangkut ujian, tau-tau sudah dua bulan. Kau bisa mengajak teman-temanmu yang lain untuk bergabung. Kita bisa belajar bersama."“Apa aku— kami benar-benar boleh belajar denganmu?” sebuh hal tidak terduga bagi Yui karena Aiden sendiri yang menyarankan mereka untuk belajar bersama. Yui tidak bisa menyembunyikan rasa senang yang sudah terlihat jelas dari wajahnya.“Apa yang kau bicarakan? Tentu saja boleh. Lagipula teman-teman sekelasku memilih mengikuti belajar tambahan di luar.”Yui tidak mengabaikan kesempatan ini, dia mengangguk cepat sebelum Aiden berubah pikiran.Belajar dengan Aiden! Ini adalah pencapaian yang sangat luar biasa.Semenjak hari itu, setiap hari tanpa janji dan tanpa rencana, Yui akan bergabung dengan Aiden, atau sebaliknya saat Yui sedang belajar bersama teman-temannya, A
“Kau pasti bercanda." Sanggah Hinode horror. "Dan kau tidak bisa melakukan itu!" Lanjutnya lagi.“Apa kau yakin aku tidak bisa?” senyuman yang mengerikan memberikan sensasi merinding diseluruh tubuh Hinode, ia tidak bisa membantah lagi, mencoba meminta bantuan kepada tema-temannya yang lain namun Yui dan Aiden malah memberinya kalimat penyemangat seraya tersenyum lebar. Vallery malah lebih parah, dia seolah senang dengan penderitaan yang menunggu Hinode di depan mata.“Lalu siapa yang berada di peringakt kedua?”“Evander. Dia juga berada di tempat kedua di provinsi.”“Kau pasti berncanda.” vocal mereka serempak.Aiden menggeleng, “tentu saja tidak. Bahkan sebenarnya dia berada di kelas A, namun karena menurutnya kelas A terlalu kaku, jadi dia memilih masuk ke kelas B, dengan alasan kelas B dan Blue Evender terdengar lebih cocok.”“Oh, kau bisa melakukan itu?”
Yui mengangguk dan berterimakasih, “oh, benarkah? Kalau begitu terimakasih.”“Dan hal lain yang harus kau ingat adalah, aku tidak perlu belajar. Aku berada di peringkat kedua setelah Aiden.” ujarnya sombong, tubuhnya tidak lagi sekaku sebelumnya. Mulutnya juga sudah setajam biasa. Dia sudah mulai kembali menjadi dirinya sendiri.“Oh, kalau begitu bagus. Karena setelah melihatmu bermalas-malasan seperti ini, aku bisa mengambil posisi itu darimu." Sudut bibir Yui terangkat, "kalau begini kau tidak hanya kehilangan posisi sebagai pitcher utama tim, tetapi juga sebagai peringkat kedua."Pergi dari bullpen indoor, hujan kembali turun, namun tidak selebat tadi pagi, kali ini hanya gerimis yang turun. Yui berlari seraya menutupi kepalanya dari hujan. Tidak lama setelah Yui pergi, lampu bullpen juga padam, dan Evander keluar dari sana.Di perjalanannya, Yui berniat untuk bicara masalah Evan dengan Aiden.Ketika mereka berada d