Siapa yang membicarakan siapa? Sudah jelas ketua Xian yang tiba-tiba saja datang dan langsung menyerobot tidak berhenti. Yui menggeleng dan mengabaikannya. Biarkan saja, lagi pula temannya itu juga sudah sering begitu.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Yui pada akhirya.
“Oh, benar. Aku ingin memberikan ini kepadamu.” Mika mengeluarkan tumpukan buku dari tas yang ia bawa. Yui membaca judulnya— semua buku itu adalah buku yang berisi soal-soal untuk persiapan ujian mereka yang akan datang. “si bodoh itu membuatku lupa tujuan awalku ke sini.” dia masih saja bergumam tidak jelas.
“Jika kau ingin menyerahkan buku ini padaku, kau bisa melakukannya nanti, kenapa harus repot-repot ke sini?”
Mika memandangnya sambil menyipit, “jika aku memberikannya nanti, itu berarti kurang lebih tiga hingga lima jam lagi, sedangkan ujian hanya tinggal dua bulan lagi. Dalam waktu dua bulan ini, kau harus memanfaatkan
“Apa kau bisa meminta Aiden untuk menyelesaikan soal ini? Sejak tadi aku tertahan di sini.” Mika melingkari soal yang ia maksud. “Aku akui Aiden sangat cerdas, jika kau bisa menjadi teman belajar Aiden, aku juga bisa belajar dengannya. Memiliki teman yang cerdas akan lebih menyenangkan.” bukan hanya Vallery, Mika juga. Setelah mendapat pengusiran dari orang-orang yang ia sebut teman yang mengajaknya untuk belajar bersama, Yui mengemasi barangnya dan berjalan dengan kecepatan normal menuju sektor B.Tidak banyak murid berada di sektor ini karena tidak begitu banyak tempat yang tersedia untuk belajar secara kelompok, belum lagi tempatnya yang tidak strategis jika mereka perlu mencari buku untuk referensi lain.Yui berkeliling di sekitar rak-rak buku berbagai warna, saat itu Yui berkata di dalam hati, jika ia tidak menemukan Aiden, maka tidak masalah, karena sejujurnya Yui merasa enggan untuk mengganggu waktu pemuda itu.Lalu di saat Yui tidak melihat tanda-tanda dari Aiden, ketika ia ak
Sudahlah, jika pada akhirnya Aiden membuangnya karena bentuk yang mengerikan itu, diapun tidak akan bisa marah.“Jika kau mau, kita bisa belajar bersama. Waktu akan terasa sangat cepat jika sudah menyangkut ujian, tau-tau sudah dua bulan. Kau bisa mengajak teman-temanmu yang lain untuk bergabung. Kita bisa belajar bersama."“Apa aku— kami benar-benar boleh belajar denganmu?” sebuh hal tidak terduga bagi Yui karena Aiden sendiri yang menyarankan mereka untuk belajar bersama. Yui tidak bisa menyembunyikan rasa senang yang sudah terlihat jelas dari wajahnya.“Apa yang kau bicarakan? Tentu saja boleh. Lagipula teman-teman sekelasku memilih mengikuti belajar tambahan di luar.”Yui tidak mengabaikan kesempatan ini, dia mengangguk cepat sebelum Aiden berubah pikiran.Belajar dengan Aiden! Ini adalah pencapaian yang sangat luar biasa.Semenjak hari itu, setiap hari tanpa janji dan tanpa rencana, Yui akan bergabung dengan Aiden, atau sebaliknya saat Yui sedang belajar bersama teman-temannya, A
“Kau pasti bercanda." Sanggah Hinode horror. "Dan kau tidak bisa melakukan itu!" Lanjutnya lagi.“Apa kau yakin aku tidak bisa?” senyuman yang mengerikan memberikan sensasi merinding diseluruh tubuh Hinode, ia tidak bisa membantah lagi, mencoba meminta bantuan kepada tema-temannya yang lain namun Yui dan Aiden malah memberinya kalimat penyemangat seraya tersenyum lebar. Vallery malah lebih parah, dia seolah senang dengan penderitaan yang menunggu Hinode di depan mata.“Lalu siapa yang berada di peringakt kedua?”“Evander. Dia juga berada di tempat kedua di provinsi.”“Kau pasti berncanda.” vocal mereka serempak.Aiden menggeleng, “tentu saja tidak. Bahkan sebenarnya dia berada di kelas A, namun karena menurutnya kelas A terlalu kaku, jadi dia memilih masuk ke kelas B, dengan alasan kelas B dan Blue Evender terdengar lebih cocok.”“Oh, kau bisa melakukan itu?”
Yui mengangguk dan berterimakasih, “oh, benarkah? Kalau begitu terimakasih.”“Dan hal lain yang harus kau ingat adalah, aku tidak perlu belajar. Aku berada di peringkat kedua setelah Aiden.” ujarnya sombong, tubuhnya tidak lagi sekaku sebelumnya. Mulutnya juga sudah setajam biasa. Dia sudah mulai kembali menjadi dirinya sendiri.“Oh, kalau begitu bagus. Karena setelah melihatmu bermalas-malasan seperti ini, aku bisa mengambil posisi itu darimu." Sudut bibir Yui terangkat, "kalau begini kau tidak hanya kehilangan posisi sebagai pitcher utama tim, tetapi juga sebagai peringkat kedua."Pergi dari bullpen indoor, hujan kembali turun, namun tidak selebat tadi pagi, kali ini hanya gerimis yang turun. Yui berlari seraya menutupi kepalanya dari hujan. Tidak lama setelah Yui pergi, lampu bullpen juga padam, dan Evander keluar dari sana.Di perjalanannya, Yui berniat untuk bicara masalah Evan dengan Aiden.Ketika mereka berada d
Hoohh.. dia merasa menjadi sangat penting di tim sekarang.Kamar mereka benar-benar kosong karena semua orang memiliki pemikiran yang sama. Mika adalah ketua klub jurnalis, ia harus memanfaatkan moment turnamen musim panas dengan baik sehingga ia juga tidak dapat kembali ke rumahnya saat libur nanti, sedangkan Vallery, dari semua waktu, sejak ia memasuki sekolah ini hingga sekarang tiga tahun sudah berlalu, ini adalah waktu yang paling ia tunggu-tunggu, menghancurkan para gadis yang menjadi musuhnya di lapangan. Dia akan menang telak dan menjadi tyran di lapangan.Sebenarnya Vallery ditunjuk sebagai ketua tim voli putri, namun ia menolak dan berakhir menjadi wakil ketua. Tidak buruk, tetapi dia adalah maniak, dia tidak akan berhenti latihan hingga tubuhnya hancur dan remuk karena lelah— yang ajaibnya, dia tidak pernah drop karena latihan yang sangat keras.Mereka mengucapkan sampai jumpa dan berpisah di gerbang sekolah. Karena kota dimana rumahnya berada cukup jauh, Yui harus naik ker
Untuk beberapa detik pertama setelah kalimat itu keluar dari mulut Yui, raut yang tertera di wajah Aiden penuh dengan keterkejutan. Matanya yang berwarna caramel terang terlihat sangat jelas di bawah sinar matahari yang menembus halte bus tempat mereka berada. Saat itu Yui ingin menarik kembali kata-katanya yang barusan, merasa sangat bodoh dengan ucapannya.Apa yang dia lakukan? Membuat Aiden merasa semakin tidak nyaman? Seharusnya ia sudah bersyukur dnegan hubungan yang mereka miliki sekarang!“Ah, apa yang aku katakan! Haha, haha.” Yui berbicara dengan sangat canggung, ia mnggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berpikir andai saja mesin waktu milik Doraemon benar-benar ada, ia ingin memutar waktu dan tidak mengatakan apapun. “Kau bisa melupakannya, aku benar-benar tidak tahu apa yang mulutku katakan! Dia bergerak dengan sendirinya tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan otakku!” tegas Yui lagi. Rasanya sangat canggung, apalagi Aiden masih belum mengatakan apa-apa. Hanya melihat
Setelah makan, mereka berbagi cerita yang menghadirkan tawa di rumah sederhana itu. Yura kecil banyak mengundang tawa dengan tingkahnya yang lucu, Yui juga bercerita tentang kegiatannya sebagai anggota klub jurnalis di sekolah, ia juga mengatakan keputusannya untuk melanjutkan sekolah ke Weilai University dan berniat untuk menjadi seorang jurnalis.Kedua ornag tuanya tidak menentang keputusannya, mereka menyerahkan semuanya kepada Yui, dengan Yui sudah berhasil masuk dan menjadi siswa WISH saja mereka sudah sangat bangga, jika Yui melanjutkan sekolahnya ke Weilai University dan ingin menjadi jurnalis, mereka tidak akan pernah merasa tidak bangga kepada sang putri.Tanpa terasa malam sudah semakin larut dan si kecil Yura sudah mengucek matanya yang memerah mengantuk, sang ayah juga kembali ke kamar. Tinggal Yui dan ibunya membersihkan meja makan.“Ibu, tentang Yudha..? gerakan tangan sang ibu terhenti namun ia kembali membersihkan piring-piring itu dengan c
Nafas Yui sudah seperti berada di ujung, mungkin sekarang wajahnya juga sudah memerah sebab menahan marah. Ia tahu bahwa tingkatan status sosial yang berlaku di negara mereka benar-benar membuat frustasi, Yui juga frustasi bagaimana mungkin takdirnya sudah ditentukan begitu saja hanya karna ia lahir di keluarga yang memiliki status sosial rendah? Namun apa yang bisa ia lakukan? Bisakah ia marah kepada orang tuanya yang melahirkannya? Apa orang tuanya menelantarkannya? Tidak, mereka malah merawat dan membesarkannya dengan sangat baik, berusaha mencukupi semua kebutuhannya walaupun itu mungkin tidak seberapa, yang terpenting adalah ia tidak kekurangan kasih sayang dan cinta dari orangtuanya.Apa yang dikatakan oleh Yudha melukai perasaannya, bagaimana jika sang ibu yang sudah berusaha sekuat tenaga dan sang ayah yang berusaha untuk tetap sehat mendengar hal ini? Mereka pasti sangat sedih. Jika dia tidak mengendalikan emosi dengan segera, mungkin saja ia sudah memukul sang adik lagi, nam