Dylan buru-buru menghampirinya. "Pak.""Rumahnya sudah ketemu?" tanya Shawn."Sudah, bisa gunakan dalam waktu satu sampai dua hari ini," jawab Dylan.Shawn mengangguk. "Em."Dylan menatap pria yang datang bersama Shawn. Kulit pria itu kelihatan sangat pucat. Ekspresinya sangat serius, tetapi entah kenapa Dylan merasa pria itu memancarkan aura yang negatif."Pak, dia ...."Shawn tidak menjawab, lalu membawa pria tersebut masuk ke dalam ruang operasi. Dylan mengikuti mereka dengan kebingungan.Pria tersebut meletakkan kotak yang dibawa, lalu mengenakan sepasang sarung tangan dan memeriksa jasad Yvonne. Sesaat melihat wajah Yvonne, pria ini sontak mengerutkan alis. "Ini .... Kondisi mayat ini sangat parah, aku tidak bisa melakukannya. Seandainya orang ini masih hidup, aku bisa memotong bagian tubuh lain untuk menambal kerusakan sel wajah yang rusak."Shawn mencari penata rias mayat terhebat di kota ini. Pria ini sangat terkenal di kalangan konglomerat."Kondisinya sangat parah, aku tidak
Tumben Anas meneleponnya? Sejak Anas kembali ke Kota Sunrise, dia tidak pernah inisiatif menghubungi Niko duluan.Niko benar-benar kaget saat menerima panggilan dari Anas.Biasanya Niko pasti langsung menjawab panggilan Anas dalam hitungan detik dan mengajaknya mengobrol, tetapi sekarang ada urusan yang lebuh penting.Niko menjawab panggilan tersebut dan berkata, "Kak Anas, nanti aku hubungi kembali. Aku lagi sibuk.""Kamu lagi sibuk apa?" tanya Anas."Mau menghajar orang. Sudah dulu, ya! Nanti aku hubungi lagi." Niko langsung menutup teleponnya.Anas tercengang mendengarnya. Niko masih terlalu muda dan gegabah, apakah dia akan melakukan hal yang melanggar hukum?Anas kembali menelepon Niko, tetapi sekarang amarah Niko sangat menggebu-gebu. Saat ponselnya berdering, Niko menolak panggilan tersebut dan langsung mematikan ponselnya.Anas tak berhenti menghubungi Niko, hanya saja panggilannya tidak bisa tersambung. "Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif ...."Anas agak panik ....
"Aku nggak mau! Lepaskan aku, aku nggak bisa." Niko berusaha melepaskan Xavier, tetapi cengkeraman Xavier sangat kuat.Niko tidak dapat melarikan diri.Xavier berusaha membujuknya dengan ramah. "Hanya kamu yang paling cocok untuk melakukannya.""Apa maksudmu paling cocok melakukannya? Kalau aku yang bicara, memangnya Bibi Samantha nggak bakal sedih? Aku nggak bisa, aku nggak sanggup." Niko merasa Xavier sedang mengajaknya bercanda.Walaupun ibu kandung Niko dan Samantha tidak akur, semua itu adalah salah ibunya sendiri.Setelah sekian lama tinggal bersama, Niko menyadari bahwa Samantha dan Yvonne adalah orang yang baik. Sejak awal, Niko telah menganggap Samantha dan Yvonne sebagai keluarga sendiri.Jauh di dalam lubuk hati Niko, dia telah menganggap Samantha sebagai ibu kandung sendiri. Jika Samantha mengetahui kematian Yvonne, dia pasti akan sangat sedih."Tidak bisa dirahasiakan saja?" Niko tidak sanggup memberi tahu Samantha."Apakah menurutmu orang yang sudah meninggal bisa dirahas
Neil terkejut. "Kamu kehilangan pekerjaanmu?"Anas tidak menghiraukan Neil, tetapi Neil malah menarik pergelangan tangan Anas."Lepaskan!" Anas menatap Neil dengan ekspresi jijik dan penuh kebencian.Hati Neil hancur melihat raut wajah Anas. Apakah Anas begitu membencinya?"Apakah di matamu masa lalu kita adalah kenangan yang buruk?" Neil tidak bisa menerima kebencian Anas.Meskipun telah berpisah, mereka pernah saling mencintai. Neil tidak ingin hubungannya dan Anas berakhir seperti ini."Menurutmu?" Niko memberikan segelas air kepada Anas, lalu melirik Neil dan berkata, "Kamu yang mengkhianati Anas. Saat ada yang memasang spanduk di hotel pernikahanmu, kamu malah nggak membela Anas. Ternyata cuma segitu kepercayaanmu kepada Anas? Kamu dan keluargamu menyebabkan Anas kehilangan pekerjaan. Kalian sangat menyedihkan! Tapi tidak apa-apa, aku sanggup melindungi Anas.""Jangan pernah mengganggu Anas lagi! Satu lagi, jangan membuat onar di hari pemakaman kakakku. Kesabaranku ada batasnya, a
"Ibu yang membuat Anas kehilangan pekerjaan?" tanya Neil.Yasmine mendengar jelas suara Neil."Cih, itu layak disebut pekerjaan?" Nyonya Sanchez menyeringai dingin sambil menatap putranya. "Benar, aku yang membuat dia dipecat. Dia memasang spanduk memalukan di hari pernikahanmu! Aku harus memberikannya pelajaran, berani sekali dia mempermalukan keluarga kita."Yasmine tersenyum puas mendengarnya. Sekarang Nyonya Sanchez sangat amat membenci Anas."Memangnya Ibu punya bukti?" Neil membentak."Wanita itu yang mengakuinya sendiri, memangnya masih perlu bukti apa? Neil, kamu sudah menikah! Yasmine adalah istrimu, kamu harus menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab." Nyonya Sanchez memarahi Neil yang masih belum melupakan Anas, "Jangan menyia-nyiakan istrimu yang begitu baik. Kamu bukan hanya menikahi Yasmine, tapi seluruh Keluarga Lokra. Mau cari di mana wanita sesempurna Yasmine?"Neil tahu bahwa ayahnya sering melukai ibunya. Oleh karena itu Neil merelakan Anas untuk membahagiakan
Simon hampir pingsan saat melihat Shawn. Untuk apa Shawn berada di sini?"Sejak kapan dia di sini?" Simon bertanya kepada salah satu dokter yang berdiri di sampingnya.Dokter tersebut menjawab sambil berbisik, "Baru beberapa menit yang lalu. Begitu dia sampai, kami semua langsung diusir. Sepertinya dia lagi membereskan barang-barang Yvonne."Simon pun panik, Yvonne memintanya untuk mengirimkan semua barang-barang yang tertinggal, tetapi Shawn malah ....'Aduh, bagaimana ini?' pikir Simon."Dok, memangnya kenapa?" tanya salah seorang dokter saat melihat ekspresi Simon yang gugup.Simon buru-buru menggelengkan kepala. "Tidak, tidak apa-apa. Kalian jangan berdiri di sini. Sana, kerja!"Para dokter yang berkumpul di depan lorong pun membubarkan diri. Simon merasa bersalah, dia tidak berani menemui Shawn.Simon membalikkan badan, lalu pergi meninggalkan departemen bedah.Di dalam ruangan.Hanya ada Shawn seorang, suasana terasa dingin dan sunyi. Shawn duduk di kursi Yvonne sambil memperhati
Shawn mematung di tempat, dia tersentak menatap setiap kata yang tertera di dalam surat.Fakta ini terlalu mengagetkan, Shawn sulit memercayainya. Kamila mengirimkan surat kepada Yvonne?Shawn tidak menyangka sebenarnya ingatan Kamila sudah pulih, tetapi Kamila tidak menemui Shawn karena cintanya kepada Paulo.Konyol, Shawn merasa bodoh. Ibunya jatuh cinta kepada pria lain, lalu bagaimana dengan ayahnya?Shawn meremukkan surat tersebut, lalu bangkit berdiri dan pergi menemui Simon. Di dalam surat tersebut, Kamila sempat menyebutkan naam Simon.Mendengar suara pintu yang dibuka, Simon langsung sontak mengangkat kepalanya. Dia membelalak saat melihat Shawn yang berdiri di hadapannya.Simon adalah orang yang keras, dia tidak takut kepada siapa pun. Namun anehnya, dia gugup dan ketakutan setiap berhadapan dengan Shawn.Simon merahasiakan terlalu banyak hal, dia merasa bersalah dan tidak berani menatap mata Shawn."Pak Shawn, ada apa menemuiku?" Simon bangkit berdiri sambil melayangkan pand
Jadi Yvonne setuju untuk membantu Paulo karena surat yang ditinggalkan Kamila?Kamila meminta Yvonne untuk menyelamatkan nyawa Paulo. Yvonne ingin memenuhi permintaan Kamila kepadanya, makanya dia terpaksa menanggung semua kesalahpahaman ini?Namun Shawn malah salah paham dan mengabaikan Yvonne. Bagaimana perasaan Yvonne pada saat itu? Dia pasti sangat sedih.Kamila menyuruh Yvonne untuk merahasiakannya, makanya Yvonne tidak bisa memberi tahu Shawn. Yvonne hanya bisa menanggung semuanya dalam diam.Yvonne pasti melewati hari-harinya dengan tersiksa."Aku memang egois. Harusnya aku tidak melimpahkan semuanya kepada Yvonne hanya demi membantu seorang teman. Aku minta maaf telah merusak rumah tangga kalian ....""Minta maaf?" Shawn menyeringai dingin. "Apakah permintaan maaf bisa menyelesaikan semuanya?"Simon tidak berani membantah, permintaan maaf memang tidak dapat mengembalikan keadaan seperti semula."Etikamu sebagai dokter tidak bisa dipertanggungjawabkan. Berhenti menghina profesi