Shawn mematung di tempat, dia tersentak menatap setiap kata yang tertera di dalam surat.Fakta ini terlalu mengagetkan, Shawn sulit memercayainya. Kamila mengirimkan surat kepada Yvonne?Shawn tidak menyangka sebenarnya ingatan Kamila sudah pulih, tetapi Kamila tidak menemui Shawn karena cintanya kepada Paulo.Konyol, Shawn merasa bodoh. Ibunya jatuh cinta kepada pria lain, lalu bagaimana dengan ayahnya?Shawn meremukkan surat tersebut, lalu bangkit berdiri dan pergi menemui Simon. Di dalam surat tersebut, Kamila sempat menyebutkan naam Simon.Mendengar suara pintu yang dibuka, Simon langsung sontak mengangkat kepalanya. Dia membelalak saat melihat Shawn yang berdiri di hadapannya.Simon adalah orang yang keras, dia tidak takut kepada siapa pun. Namun anehnya, dia gugup dan ketakutan setiap berhadapan dengan Shawn.Simon merahasiakan terlalu banyak hal, dia merasa bersalah dan tidak berani menatap mata Shawn."Pak Shawn, ada apa menemuiku?" Simon bangkit berdiri sambil melayangkan pand
Jadi Yvonne setuju untuk membantu Paulo karena surat yang ditinggalkan Kamila?Kamila meminta Yvonne untuk menyelamatkan nyawa Paulo. Yvonne ingin memenuhi permintaan Kamila kepadanya, makanya dia terpaksa menanggung semua kesalahpahaman ini?Namun Shawn malah salah paham dan mengabaikan Yvonne. Bagaimana perasaan Yvonne pada saat itu? Dia pasti sangat sedih.Kamila menyuruh Yvonne untuk merahasiakannya, makanya Yvonne tidak bisa memberi tahu Shawn. Yvonne hanya bisa menanggung semuanya dalam diam.Yvonne pasti melewati hari-harinya dengan tersiksa."Aku memang egois. Harusnya aku tidak melimpahkan semuanya kepada Yvonne hanya demi membantu seorang teman. Aku minta maaf telah merusak rumah tangga kalian ....""Minta maaf?" Shawn menyeringai dingin. "Apakah permintaan maaf bisa menyelesaikan semuanya?"Simon tidak berani membantah, permintaan maaf memang tidak dapat mengembalikan keadaan seperti semula."Etikamu sebagai dokter tidak bisa dipertanggungjawabkan. Berhenti menghina profesi
Begitu membuka pintu, Yvonne kaget melihat orang yang berdiri di depan pintu."Kok kamu ada di sini?" Yvonne tersentak."Simon menghubungiku dan memberi tahu alamatmu. Dia memintaku untuk menjagamu, dia mengkhawatirkan keadaanmu. Takutnya kamu kesulitan beradaptasi," jawab Paulo.Yvonne tampak ragu, dia tidak langsung memercayai Simon."Tenang saja, Simon sudah menceritakan semuanya. Aku tidak akan membocorkan rahasiamu kepada siapa pun," Paulo menjelaskan.Setelah mendengar penjelasan Paulo, Yvonne baru mempersilakan Paulo masuk ke rumah.Walaupun tidak meninggal dalam kecelakaan, luka yang dialami Paulo cukup parah. Untungnya peralatan medis sudah memadai sehingga Paulo bisa pulih secepat ini.Hanya saja, kematian Kamila memberikan pukulan yang besar kepada Paulo. Uban dan keriput Paulo bertambah banyak, seoleh usianya menua puluhan tahun."Ini nomor telepon dan alamatku. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan untuk menghubungiku." Paulo memberikan selembar kartu nama."Terima kasih," Y
"Di sana sudah tengah malam, ada apa meneleponku?"Yvonne sering berkomunikasi dengan Simon. Kadang-kadang, Simon mencari kesempatan untuk memotret Dio dan mengirimkan fotonya kepada Yvonne.Hari ini Simon baru mengirimkan video Dio. Yvonne merasa agak sungkan, dia merasa telah banyak merepotkan Simon. Namun, hari ini adalah hari ulang tahun Dio."Kenapa diam saja?" Simon menyadari Yvonne yang terdengar ragu-ragu. "Tenang saja, semua barang-barangmu sudah dibereskan."Tadinya Yvonne meminta Simon untuk mengemas semua barang-barang yang tertinggal dan mengirimnya ke luar negeri. Namun Simon terus mencari 1001 alasan untuk menunda-nunda. Yvonne mengira kalau Simon sedang sibuk, mungkin ada banyak pasien yang memerlukan tindakan operasi. Akhirnya Yvonne berubah pikiran dan menitipkan semua barangnya kepada Simon.Lagi pula harus Simon sendiri yang mengirimkannya, Yvonne takut ketahuan kalau meminta bantuan orang lain.Simon tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepada Yvonne. Simon tida
Di dalam mobil, Paulo berkata kepada Yvonne, "Di pelelangan ada banyak barang antik, perhiasan, dan lukisan. Kalau ada yang kamu suka, segera beri tahu aku. Aku akan membelikannya."Kemudian Paulo lanjut menambahkan, "Aku tidak bermaksud apa-apa. Kamu adalah menantu Kamila, aku menganggapmu sebagai anak sendiri."Yvonne tersenyum. "Aku tidak tertarik sama barang-barang antik.""Aku suka mengoleksi lukisan dan kaligrafi kuno. Dulu Kamila selalu menemaniku." Paulo kelihatan sedih saat membahas Kamila.Yvonne mengubah topik pembicaraan. "Apakah ada banyak konglomerat yang akan menghadiri pelelangan hari ini?"Hanya konglomerat yang sanggup membeli barang-barang mewah yang dilelang."Konglomerat dari berbagai negara akan berkumpul di pelelangan," jawab Paulo.Salah satu hobi orang kaya adalah mengoleksi barang-barang antik.Yvonne mengangguk.Tak lama, mereka pun tiba di lokasi pelelangan. Ada begitu banyak mobil mewah edisi terbatas yang diparkir di halaman pelelangan.Shawn mengoleksi be
Yvonne bergegas memalingkan wajah karena takut ketahuan.Menyadari keanehannya, Paulo bergeser untuk menutupi Yvonne. "Ada apa?""Ada temanku," bisik Yvonne sambil melirik ke arah meja nomor 33.Benar, pria itu adalah Harvey! Tidak disangka, dia juga menghadiri pelelangan ini."Tenang saja, kamu memakai masker. Ditambah, suasana di dalam ruangan juga redup. Dia tidak akan mengenalimu."Benar juga, Yvonne baru menyadarinya. Apalagi Yvonne duduk di samping Paulo, dari sudut pandang Harvey sulit untuk menyadari keberadaannya.Perlahan-lahan Yvonne pun menenangkan diri dan kembali menegakkan tubuh.Penyelenggara lelang memperkenalkan tema hari ini. Lelang hari ini didominasi oleh benda antik dan perhiasan.Barang yang pertama dilelang adalah sebuah lukisan antik. Tidak ada seorang pun yang bisa menjamin keaslian barang-barang tersebut, setiap individu harus memiliki kemampuan untuk membedakan barang yang asli atau palsu.Paulo terlihat tenang, tampaknya dia tertarik dengan lukisan yang per
Pria ini mengadang jalan Yvonne.Sebuah sosok yang familier muncul di hadapannya ....Yvonne bergegas menundukkan kepala untuk menghindari tatapan Harvey."Kamu siapa?" Harvey menatap Yvonne dengan tajam. "Dari tadi kamu mencuri pandang ke arah Shawn. Kenapa kamu begitu memperhatikannya?""Kamu salah lihat," jawab Yvonne dengan suara teredam.Ketika Yvonne hendak pergi, Harvey malah menghalanginya. "Kamu berniat jahat kepada Shawn? Gelagatmu sangat mencurigakan."Di saat Yvonne lengah, Harvey menarik masker yang dikenakan Yvonne."Ah!" Yvonne berteriak, lalu buru-buru menutupi wajahnya dengan menggunakan tangan.Di tengah cahaya yang redup, Harvey melihat jelas luka di wajah Yvonne."Astaga!" Harvey sempat terkejut melihat kondisi wajah Yvonne. "Oh, wanita buruk rupa yang jatuh cinta sama Shawn, hahaha.""Shawn, pesonamu bahkan sanggup membuat seorang wanita buruk rupa jatuh cinta." Harvey melirik Shawn yang berdiri tak jauh dari sana.Saat kembali mengarahkan pandangannya kepada Yvonn
Dylan kebingungan. "Hmm? Untuk apa?"Shawn melayangkan sebuah tatapan tajam untuk membungkam Dylan.Dylan langsung menundukkan kepala, dia tidak berani banyak bertanya. "Baik, segera kulaksanakan."Setelah bangkit dari keterpurukannya, Shawn malah jadi gila bekerja. Shawn juga mengidap gangguan tidur, dia tidak bisa tidur tanpa bantuan obat-obatan.Sejak dulu Shawn dikenal sebagai pria yang kejam. Sekarang, dia makin tidak berperasaan dan dingin.Dulu Shawn hanya bersikap dingin kepada orang asing, tetapi dia memperlakukan bawahannya dengan "lembut". Namun sekarang, Shawn bersikap acuh kepada semua orang.Xavier mengundurkan diri sebagai asisten Shawn. Bukannya Xavier pengecut, tetapi Shawn memang sulit dihadapi.Semua orang yang bekerja langsung dengan Shawn pasti merasa tertekan. Oleh sebab itu Xavier mundur dan pindah ke departemen lain.Dylan tidak tahu apa yang ingin Shawn lakukan. Dylan juga tidak berani banyak bertanya, dia hanya bisa menjalankan semua perintah Shawn.Saat Dylan