Share

Hamil?

Author: Dinis Selmara
last update Last Updated: 2025-04-27 12:34:24
Dua minggu kemudian

Tidak ada angin segar bagi Aditama. Hilangnya rekaman CCTV hari itu menimbulkan keresahan, membuat langkahnya terasa penuh rintangan.

"Memang bukan hanya CCTV hari itu yang hilang, tapi aku tetap curiga," kata Mahesa Rein. "Sepertinya mereka sengaja melindungi orang besar yang terlibat di hotel itu. Sialnya, kejadianmu juga terjadi di hari yang sama," lanjutnya.

Aditama mengusap wajahnya dengan kasar, tak tahu harus berkata apa. Ia gelisah, terlebih lagi karena tidak bisa menghubungi Ara. Entah kenapa, wanita itu menghilang seperti ditelan bumi dan akses Aditama terasa semakin terbatas.

"Aku akan tetap melanjutkan ini," kata Mahesa Rein.

Aditama mengangguk setuju.

***

“How are you today, dear?” sapa Dito, pada Kinara yang menjeling matanya jengah. “Jelek sekali. Mas serius, how your feeling?” tanya Dito.

“Jauh lebih baik, Mas,” balas Kinara, membuat senyum di wajah Dito merekah.

Hari itu, saat Dito mengajak Kinara pergi bersamanya, tentu saja Kinara menolak. Bukan K
Dinis Selmara

Satu persatu terbongkar eyaahh pemirsahh... sabar... ikuti saja alurnya. Sheila positif hamil, bagaimana dengan Kinara? Yang masih nungguin cerita ini manah suarahnyah? Yang mau berbagi GEM monggo, waktu dan tempat dipersilakan biar aku makin semangat nulisnya huhu ... lopyupul. Yang mau temanan lebih dekat yuk temukan aku di sosial media cukup cari nama yang sama 'dinis selmara' See you yaaa

| 17
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (38)
goodnovel comment avatar
Yhara_18
Ara beneran hamil juga kah? bagus deh Ara hamil tar yg ngidamnya biar aj siadit.
goodnovel comment avatar
Yhara_18
Sheila subur juga ya cuma sekali main langsung hamil, apa Sheila bakalan memanfaatkan kehamilan tuk mendptkan Adit. kenapa lah yg tau Ara itu kinara istrinya Adit si Sheila sih bukannya Adit
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Wah, anak adit sama Sheila bisa berusia sama nih, bisa-bisa nanti anaknya berjodoh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Dua Garis

    Kinara semakin gelisah. Sebanyak apa pun ia mencoba berpikir positif, hatinya tetap saja tak tenang. Ia menggigit bibir bawah, menatap testpack yang tergeletak di sisi wastafel. Ya, akhirnya Kinara memberanikan diri untuk melakukan tes.‘Pregnant.’Tangannya bergetar saat meraih testpack lain. Darahnya seolah berdesir melihat dua garis, meski salah satunya tampak samar. Saking penasarannya tadi ia membeli dua testpack sekaligus."Ha–hamil?" lirihnya.Ia menutup mulut, matanya membulat tak percaya. Kakinya terasa lemas, seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya.'Bagaimana ini?' batinnya.Dalam sekejap, semua rencana yang sudah disusunnya runtuh begitu saja.***Untuk memastikan kehamilannya, Kinara membuat janji temu dengan dokter obgyn. Sepanjang konsultasi, pikirannya melayang entah ke mana. Yang ia ingat, dokter hanya mengatakan bahwa kandungannya masih sangat muda—baru terbentuk sebuah kantung janin.Ingin rasanya bertanya, 'Apakah masih bisa digugurkan?'Namun lidahnya kelu, tak san

    Last Updated : 2025-04-28
  • Cinta di Ujung Perpisahan   Perjodohan

    “Ayah dan Om Tama sepakat akan menjodohkan kamu dengan anak sulungnya.”Raut wajah Kinara berubah mendengar kalimat yang keluar dari mulut ayahnya. Satu detik, dua detik, tiga detik. Kinara menyemburkan tawanya. “Malah ketawa. Ayah tidak sedang bercanda. Kesehatan Ayah kian menurun, Kinara. Harus ada lelaki yang bisa menemani kamu saat Ayah tidak lagi di sisi kamu.”Fahri sengaja menyempatkan diri mengunjungi anak semata wayangnya yang tengah menempuh studi S1 di Malaysia setelah menjalani pengobatan rutin di negeri jiran itu.Ayah Kinara itu memiliki riwayat penyakit jantung, tapi jelas itu tidak bisa dijadikan alasan. Kinara tidak setuju dengan permintaan ayahnya. “I’ll do anything for you, tapi tidak dengan perjodohan. Kayak anaknya nggak laku saja. Yang mengantri ini banyak, loh, Yah,” katanya bernada santai.“Sekalian pun yang mengantri banyak, itu tidak menjamin kehidupanmu setelah Ayah pergi. Ayah mengenal baik Om Tama.”Kinara Ayudia Riyani, biasa disapa Kinara, anak tunggal Fa

    Last Updated : 2025-03-11
  • Cinta di Ujung Perpisahan   Terpaksa Menikah

    Kinara menatap gelang dengan hiasan gembok yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Senyum malu-malu terukir di wajahnya saat ingatannya melayang pada seorang lelaki dari tiga tahun lalu yang menemaninya malam itu di Gardens by the Bay.Hari itu, seperti biasa, Kinara dirundung kesedihan akibat perlakuan ibu tirinya yang terus menghardiknya. Jauh dari rumah pun, ia tetap menjadi sasaran kemarahan. Rasa rindu pada ibu kandungnya semakin kuat, tapi tidak banyak ingatan yang bisa ia kenang untuk sekedar melepas rindu. Karena saat itu, Kinara masih terlalu kecil untuk menyimpan banyak ingatan. 'Dasar anak tidak tahu diuntung!' Kalimat itu yang selalu sukses membuat hati Kinara hancur.'Mbak, saya lagi patah hati loh ini. Kok, kencangan tangisan Mbak-nya, ya?' ketus lelaki yang Kinara ketahui namanya Adit—karena setelah percakapan itu mereka menjadi akrab dalam satu malam. Benar-benar hanya semalam karena besok dan setelahnya mereka tidak lagi bertemu.'Sanalah, Mas. Geseran! Saya sud

    Last Updated : 2025-03-11
  • Cinta di Ujung Perpisahan   Parasit

    Satu tahun kemudian“Saya sudah kirim uang nafkah untuk kamu,” tulis Aditama pada pesan singkat untuk sang istri.Ia menatap ruang obrolan dengan sang istri yang tidak berbalas. Aditama tersenyum getir. Selama satu tahun pernikahan bisa dihitung berapa kali Kinara membalas pesan Aditama. Wanita itu juga mengaku sibuk dengan studi-nya.Aditama mengembuskan napas panjang—mengusap kasar wajahnya.Pernikahan seperti apa ini? Hambar.Dalam bayangannya, pernikahan adalah bersatunya dua orang yang saling mencintai. Tidak harus selalu memiliki kesamaan, asalkan bisa saling melengkapi. Namun, kenyataannya jauh dari ekspektasi. Pernikahan yang ia jalani ini tidak seperti yang ia impikan, bahkan sebaliknya.Terbesit pikiran untuk menceraikan sang istri. Bukankah itu lebih baik? Kinara bisa menikahi lelaki yang dicintainya, begitu pula dirinya. Namun, sanggupkah Aditama mencintai lagi?Tak ada yang tahu bahwa Aditama sudah menikah. Ia sengaja tidak mempublikasikannya. Lebih tepatnya, tidak ada yan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Cinta di Ujung Perpisahan   Pertemuan Tak Terduga

    Parasit? Kinara tertawa sinis. Segera saja dia membalas pesan sang ibu mertua. “Baik, Tante. Saya akan mempersiapkan diri,” tulisnya. Terlalu lelah menjadi bulan-bulanan Rindu, Kinara mantap akan berpisah dengan Aditama. Lucu sekali ibu dan anak itu. Kalau memang ingin protes dan tidak setuju, kenapa tidak langsung menyampaikan saja pada Om Tama yang bersikeras menyatukan Kinara dan Aditama? Bahkan sampai saat ini, ayah mertuanya masih memperlakukannya dengan baik, menganggapnya seperti anak sendiri. Kinara naik ke tempat tidur, mencoba beristirahat, tak sabar menanti esok hari. Dalam pejamnya, pikirannya kembali pada pesan singkat dari ibu mertuanya. Diceraikan? Miris sekali, pernikahan yang diharapkannya hanya sekali dalam seumur hidup ternyata tidak berlaku dalam hidupnya. Setelah ini, bagaimana dengan statusnya sebagai janda? Tidak punya ayah, tidak punya ibu …. Kuat ya, Ra. Kamu tidak selemah itu, batinnya menguatkan diri. Dering ponselnya mengusik di saat matanya baru saja

    Last Updated : 2025-03-11
  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bertemu Kembali

    “Siapa juga yang mau bertemu lagi dengannya,” kesal Kinara melihat punggung lelaki arogan itu menjauh. Segera saja Kinara melangkah terus menuju kamarnya.Sesampainya di kamar, Kinara terus menatap layar ponselnya, tepatnya ruang obrolan dengan sang suami. Aditama sudah membaca pesannya, tetapi tak kunjung membalas. Begini saja terus hubungan mereka sampai bumi berhenti berputar."Ah, sudahlah!"Kinara membenamkan tubuhnya ke dalam selimut, ingin segera berlabuh ke pulau kapuk. Padahal, masih terlalu dini untuk tidur, tetapi tubuhnya terasa begitu lelah.***Sejak penolakan kemarin, Erik tak lagi terlihat dalam rombongan. Ia memilih liburan terpisah dengan alasan ingin mengunjungi keluarganya di sini, mumpung ada waktu luang.Tak ada yang tahu tentang pertemuan mereka kemarin, termasuk Ve.Hari ini, mereka berencana menghabiskan waktu di luar Pulau Sentosa. Ve penasaran dengan skybar dan klub yang terletak di rooftop bangunan termegah dan paling ikonik di negara ini.Dalam perjalanan k

    Last Updated : 2025-03-16
  • Cinta di Ujung Perpisahan   Pertanggungjawaban

    Kinara mengeratkan pelukannya menikmati aroma tubuh yang menenangkan. Tubuh? Kinara membuka matanya perlahan mengerjap saat tubuh kecilnya berada dalam pelukan seseorang. “Aahh …!” Kinara memekik mendorong tubuh di hadapannya hingga jatuh dari ranjang tersungkur mengerang kesakitan. “Ka—kamu?” Berusaha mengumpulkan kesadarannya lelaki itu pasrah terbaring telentang di lantai menahan sakit memegangi lengannya. “Ka—kamu nggak apa-apa?” tanya Kinara merasa bersalah karena lelaki itu terlihat sangat kesakitan. “Mas?” panggilnya hati-hati. Kinara sangat mengenal wajah ini. Lelaki ini adalah lelaki yang kemarin tidak terima dimintai tolong saat Kinara mengelabuhi Erik. Sebentar, dia juga yang memukuli Erik malam saat …. “Kamu sudah sadar, sebaiknya pergi dari apartemen saya,” kata lelaki itu dengan nada dingin—sudah terduduk di lantai dan berusaha bangkit dari duduknya. Kinara cepat turun dari ranjang dan berusaha membantu lelaki itu tapi yang ingin ditolong menolak. “Bukankah saya sud

    Last Updated : 2025-03-18
  • Cinta di Ujung Perpisahan   Lelaki dari Masa Lalu

    Ada apa dengan lelaki itu? Sok paling kenal, pikir Kinara.“Mundur, Wir! Modusmu kelewatan,” pekik Kinara saking kesalnya. Tentu saja yang sedang dibicarakan tidak ada, ya …. Mana berani Kinara mengatai di depan orangnya langsung. Melihat tatapannya yang tajam saja takut, seperti akan melahap orang hidup-hidup.Kinara tidak ambil pusing karena dia memang tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan lelaki.Di hotel, Aji bolak-balik berjalan ke sana-sini seperti setrikaan berusaha menghubungi Kinara. Nomornya sudah aktif, tapi panggilan tidak kunjung diangkat.“Jadi apa mau ke kantor polisi saja?” tanya Ve, ketakutan.Aji menjelingkan matanya jengah karena Ve masih saja bungkam. Ve mengatakan kalau pun harus membuka rahasia Kinara itu hanya pada polisi nanti saat bersaksi.“Mau apa ke kantor polisi?” tanya Kinara melangkah masuk ke kamar yang sengaja disanggah hingga sedikit terbuka.Aji dan Ve segera menoleh saat seseorang melangkah masuk tanpa rasa bersalah, lalu menjatuhkan diri di s

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Dua Garis

    Kinara semakin gelisah. Sebanyak apa pun ia mencoba berpikir positif, hatinya tetap saja tak tenang. Ia menggigit bibir bawah, menatap testpack yang tergeletak di sisi wastafel. Ya, akhirnya Kinara memberanikan diri untuk melakukan tes.‘Pregnant.’Tangannya bergetar saat meraih testpack lain. Darahnya seolah berdesir melihat dua garis, meski salah satunya tampak samar. Saking penasarannya tadi ia membeli dua testpack sekaligus."Ha–hamil?" lirihnya.Ia menutup mulut, matanya membulat tak percaya. Kakinya terasa lemas, seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya.'Bagaimana ini?' batinnya.Dalam sekejap, semua rencana yang sudah disusunnya runtuh begitu saja.***Untuk memastikan kehamilannya, Kinara membuat janji temu dengan dokter obgyn. Sepanjang konsultasi, pikirannya melayang entah ke mana. Yang ia ingat, dokter hanya mengatakan bahwa kandungannya masih sangat muda—baru terbentuk sebuah kantung janin.Ingin rasanya bertanya, 'Apakah masih bisa digugurkan?'Namun lidahnya kelu, tak san

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Hamil?

    Dua minggu kemudianTidak ada angin segar bagi Aditama. Hilangnya rekaman CCTV hari itu menimbulkan keresahan, membuat langkahnya terasa penuh rintangan."Memang bukan hanya CCTV hari itu yang hilang, tapi aku tetap curiga," kata Mahesa Rein. "Sepertinya mereka sengaja melindungi orang besar yang terlibat di hotel itu. Sialnya, kejadianmu juga terjadi di hari yang sama," lanjutnya.Aditama mengusap wajahnya dengan kasar, tak tahu harus berkata apa. Ia gelisah, terlebih lagi karena tidak bisa menghubungi Ara. Entah kenapa, wanita itu menghilang seperti ditelan bumi dan akses Aditama terasa semakin terbatas."Aku akan tetap melanjutkan ini," kata Mahesa Rein.Aditama mengangguk setuju.***“How are you today, dear?” sapa Dito, pada Kinara yang menjeling matanya jengah. “Jelek sekali. Mas serius, how your feeling?” tanya Dito.“Jauh lebih baik, Mas,” balas Kinara, membuat senyum di wajah Dito merekah.Hari itu, saat Dito mengajak Kinara pergi bersamanya, tentu saja Kinara menolak. Bukan K

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Tamu Jauh

    “Mas Dito?” Kinara menoleh ke arah dua sahabatnya, lalu kembali memandang pria yang masih menggenggam tangannya. “Kok bisa di sini?”“Perfect timing! Wait a moment.”Dito memamerkan hasil foto candid yang diam-diam ia ambil saat Kinara tengah bersama para desainer di KLFW kemarin.“Mas Dito datang?” tanya Kinara dengan mata membulat.“Proud of you, Adik.” Dito mengusap lembut puncak kepala Kinara, membuat senyum merekah di wajah keduanya. “Let’s go!”Dito belum juga melepaskan genggamannya—Kinara menarik tangan Ve ikut bersama mereka.Mereka mendekati pasangan yang berdiri di sudut ruangan. Ternyata mereka adalah teman Mas Dito dan kekasihnya, yang rupanya seorang desainer asal Indonesia. Kinara tentu mengenalnya. Bersama Ve, keduanya nyaris melompat girang melihat sosok desainer terkenal itu berdiri di hadapan mereka.“Vena, ini adikku yang aku ceritakan waktu itu,” kata Mas Dito memperkenalkan Kinara kepada kekasih temannya.“Hi,” sapa Vena ramah.“Mas, kenalin aku juga dong, calon d

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Hati Yang Porak-poranda

    “Bukan kamu yang bersamaku tadi malam. Aku yakin sekali,” sangkal Aditama, suaranya rendah tapi tegas. Jemarinya mencengkeram lengan Sheila, keras, seolah ingin menemukan jawaban yang dia harapkan.Namun jujur Aditama tak sepenuhnya yakin, tapi dalam ingatannya, hanya ada Ara. Sentuhan itu, suara lembut yang memanggil namanya—semuanya milik Ara. Tapi mengapa pagi ini, Sheila yang berdiri di hadapannya?“Kalau begitu siapa? Ara?” Sheila menatapnya tak percaya. “Kamu terus menyebut namanya setiap kali menyentuhku. Aku tak menyangka kamu bisa seperti ini, Dit. Apa kalian sudah terbiasa melakukan hal seperti itu? Sampai-sampai kamu dengan mudah melupakan apa yang terjadi antara kita semalam?”“Cukup, Sheila!”Aditama memejamkan mata, memijat pangkal hidungnya, berusaha keras menata napas dan pikirannya yang porak-poranda. Ia menggali ingatannya dalam-dalam, mencari jejak Sheila di sana, tapi yang ia temukan hanya kekosongan. Tidak ada Sheila. Tidak sepotong pun.Namun yang lebih membingung

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Dijebak

    Sheila memberanikan diri. Ini kali pertamanya, tapi ia rela jika harus menyerahkan segalanya kepada Aditama. Mereka akan kembali bersama hingga tak ada satu pun yang mampu memisahkan.Wanita itu tersenyum puas saat melihat langkah lunglai Adit mendekatinya. Ia sengaja tidak menutup pintu, memberi jalan agar pria itu bisa masuk dengan mudah. Tidak tega melihat langkah lemah itu, Sheila mendekatkan diri—memapah tubuh yang hampir tumbang itu.Namun aroma menyengat menyergap hidungnya dalam temaram cahaya lampu, Sheila tertegun. Itu bukan Aditama. Ia tahu betul, ia tak pernah memberinya alkohol.Sheila segera mendorongnya perlahan, malah menyadarkan si pria. Saat wajah pria itu terangkat, mata Sheila membulat. Di hadapannya berdiri atasannya sendiri—menatapnya nanar. Pria itu mabuk dan kehilangan arah.“Mr. Andro?”“Kamu?” Suara pria itu terdengar serak. “Kamu yang dengan sukarela menawarkan tubuhmu, Sheila?”Sheila membeku. Bukan seperti ini rencananya. Ia seharusnya mengarahkan Mr. Andro

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Hasrat Yang Menggebu

    “Ra, so proud of you, Cantik,” ujar mentor Kinara tulus.Pujian demi pujian mengalir, menghampiri Kinara satu per satu. Senyum tak lepas dari wajahnya.Pandangan matanya kemudian jatuh pada Ve dan Aji yang duduk di kejauhan, melambaikan tangan padanya. Kinara membalas lambaian itu dengan penuh suka.Mereka, Ve dan Aji, adalah saksi perjalanan hidupnya. Dan Kinara merasa sungguh beruntung memiliki keduanya.“Kami langsung balik ke hotel, ya. Kamu lanjut dinner, ‘kan?” tanya Ve, yang akhirnya bisa mendekat setelah sejak tadi Kinara dikerumuni teman-teman desainer yang bergantian menyapa dan mengajaknya berswafoto.“Oke. Besok lunch bareng, ‘kan?” sahut Kinara memastikan. Ve mengangguk cepat, mengiyakan.***Kinara menginap di hotel yang letaknya tak jauh dari lokasi acara. Banyak desainer lain juga menginap di hotel yang sama—hotel yang memang telah ditunjuk oleh pihak penyelenggara. Malam ini, makan malam penghargaan pun diadakan di ballroom hotel tersebut.Kinara tampil begitu memesona

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Menjauh

    Kinara menyimpan cepat ponselnya menatap datar wanita yang kini duduk di hadapannya tanpa dipersilakan. Siapa lagi kalau bukan Sheila?“Sayang sekali selisih jalan sama Adit,” kata Sheila, sementara Kinara menatap wanita itu begitu dalam.“Aditama?” tanya Kinara, mencoba menyakinkan.Sheila mengangguk membenarkan membuat darah Kinara berdesir. Kenyataan seperti apa ini? Jadi, selama ini Kinara berhubungan dengan suaminya sendiri? Suami gaib itu nyata wujudnya, tapi kenapa kepribadiannya berbeda? Lalu, apa Aditama juga tidak mengenali dirinya? Pernikahan seperti apa ini, mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Jika Kinara memilih bersikap acuh karena kekecewaan yang sudah ada sejak awal pernikahan, lalu apa alasan Aditama untuk tidak berusaha mencari tahu tentang dirinya?Kinara tak mampu berpikir jernih—terlalu diliputi rasa takut.Takut jika Adit-nya akan membencinya saat mengetahui siapa dirinya sebenarnya.Apalagi, Aditama sudah sejak awal menunjukkan kebencian yang begitu dala

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Pria Yang Sama

    “Papa sudah tanya Aditama belum? Dia mau apa ketemu Kinara?” tanya Rindu, pada sang suami.“Bukannya kamu sudah bilang pada mereka, kalau kita nggak sabar pengin punya cucu? Ya tentu itu tujuan mereka ketemu, apa lagi coba?” jawab Tama santai, tak tahu kalau sampai hari ini anak dan menantunya bahkan belum pernah bertatap muka.“Kan Mama baru ngomong ke Kinaranya, Pa. Ke Aditamanya belum,” sahut Rindu, kesal.“Biarin aja mereka, Ma. Kita tunggu kabar baiknya aja,” balas Tama.'Kabar baik apaan?' batin Rindu makin kesal.Aditama memang mengabari ibunya kalau hari ini ia akan bertemu Kinara. Tapi, dia sendiri nggak tahu persis akan membahas apa. Biasanya, si sulung itu selalu terbuka dan menceritakan semuanya. Tapi kali ini, dia cuma menyebutkan lokasi pertemuan—itu pun karena dipaksa. Saat ditanya lebih jauh, Aditama malah terkesan menghindar. Rindu mulai khawatir, jangan-jangan Kinara dan keluarganya sudah mulai mencuci otak anaknya.***“Gini aja mau ketemu suami?” sindir Ve dengan al

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bertemu?

    Kegiatan keduanya terhenti saat dering telepon dari ponsel Kinara memecah suasana. Ia tersentak, panik menyadari sejauh apa mereka telah melangkah. Dengan cepat, ia melepaskan diri, meraih ponselnya, dan menjauh.“Ma—mas, aku harus pulang—”“Ra,” panggil Aditama, mencoba menahan. Tapi Kinara sudah melangkah pergi.“Ra, kamu nggak bisa ninggalin aku seperti ini lagi—”Aditama memejamkan mata sesaat setelah pintu tertutup. Ia mengusap wajahnya kasar, frustrasi.Kenapa dirinya selalu kehilangan kendali saat bersama Kinara? Padahal dulu, bersama Sheila, bahkan untuk menyentuh pun ia tak pernah berani.Ia selalu mampu menahan diri. Tapi pada Kinara... rasanya seperti terikat terlalu dalam, terlalu kuat.“Halo, Mas—” sapa Kinara, pada panggilan kedua dari Dito.“Darimana saja?” ujar Dito, ketus.Kinara mengigit bibir bawahnya teringat apa yang ia dan Aditama lakukan tadi. “Ra,” panggil Dito karena hanya kesunyian yang menyapa. “Kinara …!”“Iya, Mas?”“Mas mau minta kontak Aji—”“Untuk apa?”

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status