Share

Bab 7

Author: Sierra
Hana mengangkat sudut bibirnya, hatinya terasa hangat. Dia bersandar pada lengan Hendro, lalu mengangkat kepala dan menatapnya, "Aku tahu kamu tidak tega meninggalkanku. Kamu tidak akan meninggalkanku."

Sebagai orang terkaya di Kota Livia, Hendro tampan dan berwibawa, cukup kuat untuk melakukan apa pun hanya dengan lambaian tangannya. Dia memenuhi semua imajinasi Hana tentang seorang pria.

Namun, Hendro menjadi vegetatif dalam kecelakaan mobil tiga tahun lalu, dokter menyatakan bahwa dia tidak akan bisa bangun lagi dalam kehidupan ini. Bagaimana mungkin Hana menyia-nyiakan masa mudanya untuk Hendro?

Jadi, Hana melarikan diri.

Siapa sangka, baru tiga tahun Wenny menikah dengan Hendro, Hendro benar-benar sadar kembali.

Hana tidak tahu bagaimana Hendro sadar kembali. Mungkinkah ramalan bintang Wenny cocok untuk menikah?

Bahkan dokter pun menyatakan bahwa ini sebuah keajaiban medis.

Jadi, Hana pulang.

Hana tahu Hendro mencintainya dan tidak akan meninggalkannya.

Hendro menatap wajah Hana yang cantik, "Kalau bukan karena dulu... mana mungkin aku memanjakanmu seperti ini?"

Ketika Hendro menyebut kata dulu, Hana tercengang dengan tatapan bersalah di matanya.

Hana mengalihkan pembicaraan, "Apa kamu pernah meniduri Wenny?"

Hendro menundukkan kepala, "Kalau tidak menidurinya, memangnya menidurimu?"

Hana tahu Hendro tidak pernah meniduri Wenny, tetapi dia tetap bertanya.

Hendro mengambil alih topiknya dan mulai menggodanya.

Hana suka Hendro yang sekarang, dengan pesona seorang pria dewasa, tapi juga sifat buruknya yang bisa membuat orang tersipu hanya dengan satu kata.

Hana ingin menelanjangi pria yang pantang menyerah ini untuk melihat seberapa nafsu dirinya.

Hana membalikkan badan dan duduk di pinggangnya yang berotot dengan berani. Hana merangkul lehernya dan menempelkan bibir padanya, sambil mengembuskan napas, "Mau tiduri aku?"

Sutinah telah mengikuti Hendro selama beberapa tahun, dia menaikkan partisi tengah dengan pengertian.

Hana mengenakan gaun suspender merah. Dikarenakan posisi tubuhnya, ujung roknya terangkat, memperlihatkan kedua kakinya yang indah.

Kini, sepasang kaki terindah Kota Livia yang putih, lembut dan anggun ini sedang melingkari pria, tampak seksi dan menawan.

Hana mengencangkan kakinya dan menjepit pinggangnya erat-erat. "Ayo katakan, apa kamu ingin meniduriku?"

Asal jawab mau, Hendro bisa menidurinya sekarang.

Hendro tentu juga mengerti maksudnya.

Namun, pikiran Hendro tiba-tiba tertuju pada kaki indah Wenny yang ada di bar tadi.

Kaki Wenny indah dan ramping.

Wenny bertanya, dia lebih suka kakinya atau kaki Hana?

Hendro tidak tahu kenapa bisa memikirkan Wenny saat ini.

Lalu, Wenny mengangkat kakinya, rantai kristal berkilauan dari sepatu hak tingginya tergantung di pergelangan kakinya yang halus pun bergoyang. Wenny mengusap kakinya dengan jari-jari kakinya yang putih dan bertanya apakah kaki Hana pernah melingkari pinggangnya.

Hendro mengulurkan tangan dan melepaskan tangan Hana dari lehernya, "Aku belum bercerai."

Hana, "… Jadi?"

Hendro, "Aku tidak berniat selingkuh."

Hana terdiam.

Semua romantisme memudar, Hendro mengakhiri semuanya.

Hana turun dari pangkuannya dengan frustrasi. Dia punya harga diri, dia hanya akan memberikannya kalau Hendro menginginkannya.

Hana, "Hendro, kapan kamu bercerai dengan Wenny?"

Hendro mendongak dan memandang ke luar jendela. Sebenarnya, baik juga Wenny yang berinisiatif mengajukan gugatan cerai, karena Hendro juga berniat untuk bercerai.

Hendro berkata dengan dingin, "Segera."

...

Wenny dan Fany kembali ke apartemen, Wenny berbaring di ranjangnya yang empuk.

Setelah kesenangan malam ini, hidupnya akan kembali ke jalurnya.

Wenny mengeluarkan ponsel dan membuka Whatsapp.

Wenny punya dua akun Whatsapp. Dia telah menggunakan akun Whatsapp "Nyonya Jamil Wenny" selama tiga tahun, tetapi sekarang akun Whatsapp ini telah resmi dinonaktifkan.

Wenny masuk ke Whatsapp lain.

Begitu masuk, grup Whatsapp [Keluarga Penuh Kasih Sayang] langsung penuh notifikasi.

Wenny pun mengkliknya, Kakak Pertama berkomentar, [Wah, adikku akhirnya online juga.]

Kakak Kedua, [Selamat pulang, Adik.]

Kakak Ketiga, [Peluk adikku dan menciumnya.]

Ketiga Kakak Senior ini menaburkan bunga, merayakan kepulangan Wenny dengan hangat.

Kakak Pertama, [Tiga tahun lalu, adikku jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dia berpamitan dengan Kakek dan bersikeras pergi mencari pria yang bisa diajak bermain. Bagaimana menurutmu, Wen? Apakah pria itu menyenangkan?]

Wenny membalas, [Tidak menyenangkan.]

Kakak Kedua, [Sepertinya adikku sedang patah hati, hahahaha.]

Kakak Ketiga, [Ternyata ada orang yang tidak bisa ditangani adik kita ini, hehehe."

Kakak Pertama, [Jangan mengejeknya lagi. Selama tiga tahun ini, anggap saja dia turun ke bumi untuk mengalami kesengsaraan cinta. Maaf, ini sungguh konyol. Izinkan aku tertawa sebentar, hahahaha hehehe.]

Wenny tak bisa berkata-kata.

Dia ingin sekali mengeluarkan ketiga orang ini dari obrolan grup.

Wenny melambaikan tangannya dan langsung mengubah [Keluarga Penuh Kasih Sayang] menjadi [Keluarga Penuh Halangan].

Kakak Ketiga, Eddy Samsul kembali ke topik, "Wen, saatnya bagimu untuk bertindak. Jadwal operasi sudah penuh. Ada sebuah operasi jantung yang sulit untukmu. Pergilah ke Rumah Sakit Pengobatan Tradisional besok."

Wenny mengirim sebuah gambar oke.

Setelah keluar dari obrolan grup, Wenny tiba-tiba menemukan permintaan pertemanan. Dia mengkliknya dan ternyata itu dari Hendro.

Hendro ingin menambahkannya sebagai teman Whatsapp.

Ini agak ironis. Selama tiga tahun ini, Wenny mengiriminya pesan setiap hari menggunakan Whatsapp Nyonya Jamil Wenny, tetapi Hendro tidak pernah balas. Sekarang setelah memasuki akun Whatsapp lain, Hendro malah berinisiatif untuk menambahkannya sebagai teman.

‘Dulu kamu meremehkanku, sekarang kamu tidak akan bisa mendekatiku!’

Wenny menekan layarnya...

...

Grup Jamil.

Grup Jamil itu bangunan penting di Kota Livia yang mengendalikan perekonomian seluruh kota. Bangunan ini menjulang tinggi dan tampak lebih megah di malam hari.

Setelah mengantar Hana pulang, Hendro datang ke kantor CEO. Dia duduk di meja kantor sedang meninjau dokumen.

Hendro menandatangani namanya di bagian bawah dokumen dengan kuat dan tegas. Kaca jendela di belakangnya memantulkan cahaya seluruh kota, yang saat ini menjadi papan latar belakang bagi pria ini.

Ding.

Suara ponsel berbunyi, ada pengingat Whatsapp.

Hendro mengambil ponselnya dan membuka Whatsapp. Adik kelasnya yang genius membalas pesannya.

Setelah melihat balasan itu dengan jelas, Hendro tertegun sejenak, lalu tersenyum...
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 8

    Adik kelasnya yang langsung menolak permintaan pertemanannya!Sutinah masuk sambil membawa secangkir kopi. Dia melihat ponsel Hendro. ‘Apa? Ternyata ada yang menolak permintaan pertemanan Pak Hendro???’Ini serial macam apa?Sutinah, "Pak, adik kelasmu ini... sangat unik."Hendro mencibir, memang unik.Dia orang pertama yang menolaknya.Lupakan saja.Hendro menyesap kopinya dan mengerutkan kening.Sutinah, "Pak, apakah kopinya tidak sesuai selera? Aku ulang buat."Hendro tiba-tiba merindukan kopi buatan Wenny, itu rasa yang paling disukainya.Hendro berkata tanpa ekspresi, "Tulis cek dengan nilai ratusan miliaran untuk ganti rugi perceraianku kepada Wenny."Wenny bilang ingin pergi tanpa membawa apa pun, tetapi Hendro tidak percaya dengan kata-katanya.Bagaimana seorang gadis dari desa yang berhenti sekolah pada usia 16 tahun bisa menghasilkan uang?Wenny hanya mau tarik ulur dan menginginkan lebih banyak uang.Cek dengan nilai ratusan miliaran ini setara dengan membeli waktunya selama

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 9

    Tak seorang pun menyambut kedatangannya, semua orang ingin mengusirnya.Wenny merasa konyol. Tatapannya yang dingin menatap wajah Landy, Hana dan Andy satu per satu. Kemudian, dia menarik lengannya dari telapak tangan Hendro dengan sekuat tenaga. Wenny mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum, "Baiklah, aku akan pergi."‘Ingat, kalianlah yang mengusirku!’Wenny berbalik dan pergi.Namun, tak lama kemudian Wenny kembali dan menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinganya. "Pak Hendro, tahukah kamu kenapa aku datang ke Rumah Sakit Pengobatan Tradisional hari ini?"Hendro menatap wajahnya yang putih dan lembut, terlihat makin cantik.Hendro tampak acuh tak acuh, jelas dia tidak tertarik untuk mengetahuinya. Suaranya terdengar dingin, "Wenny, kalau kamu terus menggangguku seperti ini, bakal membuatku kesal."Wenny tiba-tiba melangkah maju dan tersenyum padanya, "Aku datang carikan dokter tradisional untukmu."Wenny berkata sambil mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 10

    Vila Keluarga Cladia.Pada malam hari, Landy sedang duduk menunggu Andy di sofa ruang tamu mengenakan gaun tidur sutra.Dia adalah wanita cantik jelita sejak muda. Nando sangat mencintainya dan memanjakannya. Kemudian, dia menikah lagi dengan Andy, yang mewarisi bisnis dan perusahaan Nando, membuat kariernya semakin besar. Landy menjadi seorang nyonya anggun. Dia sangat memperhatikan perawatan selama ini, sehingga masih tetap tampak pesona.Saat ini, pintu villa dibuka oleh pembantu dan Andy pulang.Landy langsung tersenyum senang, melangkah maju untuk menyambutnya dan melepaskan jasnya, "Sayang, kenapa kamu pulang begitu telat?"Berbeda dengan Nando yang jujur ​​dan membosankan, Andy tampan dan menawan sejak muda. Setelah menjadi bos perusahaan, dia menjadi lebih bergaya dan membuat Landy terpesona.Andy, "Aku ada dinas malam ini."Landy tiba-tiba mencium aroma parfum di jas Andy. Dia mengenal aroma parfum itu, parfum itu berasal dari sekretaris wanita yang baru saja direkrutnya.Land

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 11

    Hendro mengulurkan tangan dan menangkap tubuh itu.Dia menatap dan berkata dengan kesal, "Wenny, kenapa kamu kembali?"Wenny tidak sangka Hendro akan pulang. Hari ini dia mengenakan setelan jas hitam. Dia baru saja kembali dari luar, kain mahal dan bertekstur itu terkena udara dingin dari luar.Tubuh Wenny terasa panas sekali, tanpa disadarinya Wenny pun jatuh ke dalam pelukannya, berharap dapat memanfaatkan wangi tubuh pria dewasa untuk memuaskan nafsu birahinya.Wenny menatapnya dengan mata berbinar, "Hendro, tolong..."Sebelum Wenny sempat menyelesaikan kata-katanya, Hendro mendorongnya. Pria itu menatapnya dengan dingin, "Ada apa denganmu?"Wenny tertegun saat didorong menjauh. Padahal tadi dia ingin meminta bantuan Hendro.Mana mungkin Hendro mau membantunya?"Aku diberi obat bius."‘Diberi obat?’Alis Hendro berkerut. Wanita yang selalu menyinggungnya ternyata pandai membuat masalah!"Kamu tunggu dulu."Hendro yang bertubuh tinggi berjalan menuju kaca jendela. Dia mengeluarkan po

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 12

    Melihat nama [Hana], Hendro kembali sadar.Dia kini dalam keadaan kacau balau, pakaiannya setengah basah, tubuhnya penuh bekas ciuman wanita itu, napasnya tidak teratur. Hendro baru saja terangsang.Dia benar-benar terangsang oleh Wenny!Hendro tidak menyukai Wenny, dia menganggap semua ini terjadi karena dirinya juga seorang pria dan tidak sanggup menahan godaan dari wanita cantik.Hendro menekan tombol untuk menjawab panggilan. Dia merasa bersalah terhadap Hana. Semakin merasa bersalah, Hendro semakin menyayanginya. Suaranya lebih lembut dari biasanya. "Hana."Terdengar suara musik dari sisi Hana, dia berkata dengan manis, "Hendro, aku di bar sekarang."Hendro, "Jangan minum, minta asisten untuk pesankan susu untukmu."Hana, "Aku tahu. Asistenku mendengarmu. Hendro, kemari dan bermain bersama kami. Aku menunggumu."Hendro berbalik mau keluar.Namun, kemudian sebuah tangan meraih lengan bajunya.Hendro menoleh dan melihat Wenny basah kuyup. Roknya menempel di tubuhnya, memperlihatkan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 13

    Telinga Wenny berdengung. Hendro malah mengajukan mau bantu carikan satu atau dua pria untuknya?Dia telah membuat pilihannya.Hendro memilih Hana tanpa ragu-ragu.Seakan-akan ada sebilah pisau tajam yang telah menusuk dalam ke jantung Wenny, pisau itu masih melilit dan memutar hingga bersimbah darah.Bibir Wenny bergetar, dia berusaha keras mengeluarkan suara, "Hendro, kita belum... bercerai..."Hendro berganti kemeja hitam bersih dan celana panjang hitam, menyingkirkan semua emosi yang kacau tadi. Kini dia kembali pada penampilannya yang dingin dan anggun seperti biasa. Hendro mengeluarkan sesuatu dan memberikannya kepada Wenny, "Ini sebagai ganti rugi."Wenny menunduk. Ini cek senilai ratusan miliar.Suara pria yang memikat dan acuh tak acuh terdengar dari atas kepala, "Wenny, ini ganti rugi perceraianku padamu, ayo kita bercerai."Hendro meletakkan cek tersebut di wastafel, lalu berbalik dan pergi.Dia pergi mencari Hana.Sama seperti ibunya beberapa tahun lalu.Mata Wenny yang can

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 14

    Antara dia dan Wenny, Hendro pasti akan pilih dia.Wenny tidak pernah jadi lawannya.Hendro menatap dingin ke arah pria tampan itu, lalu mengucapkan sepatah kata dingin, "Pergi!"Pria tampan itu segera kabur tanpa menoleh ke belakang.Hendro menatap Hana, lalu menarik lengannya dari tangan Hana, "Hana, sudah cukup, belum?"Hana tercengang, "Kamu memarahiku? Kalau aku tidak membuat keributan, kamu pasti sudah meniduri Wenny!"Hendro berkata dengan wajah datar, "Jadi kamu minum obat itu?"Hana selalu dimanjakan Hendro. Dia mengangkat dagunya dengan manja, "Ya, Hendro, kalau kamu berani menyentuh Wenny, aku bakal disentuhi pria lain juga!"Wajah Hendro tampak muram, dia berbalik dan pergi.Hendro benaran pergi.Dia bahkan tidak membujuknya!Pria tampan dan kaya seperti Hendro akan menarik perhatian banyak wanita, meski hanya berjalan-jalan di bar. Mereka semua mengidam-idamkannya dan ngiler padanya.Hana pintar. Dia tahu bahwa Wenny dan wanita-wanita itu menginginkan Hendro, jadi Hana tid

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 15

    Wajah Wenny yang mungil kembali muncul di pikirannya. Hendro baru saja menciumnya. Bibirnya lembut dan harum.Saat Hana hendak menciumnya, Hendro memalingkan wajahnya.Hana tidak mendapat ciuman itu dan bertanya dengan marah, "Kenapa kamu menghindar?"Hendro tidak tahu apa yang salah dengannya, Hana adalah orang yang disukainya, sangat wajar bagi pria dan wanita yang saling menyukai untuk berciuman.Hendro tidak menyukai Wenny.Namun, dia baru saja mencium Wenny, perasaan itu masih begitu nyata. Sebagai seorang pria dengan mysophobia, Hendro tidak bisa mencium dua wanita.Rasanya tidak nyaman dan agak kotor.Terdengar ketukan pintu dan suara Sutinah dari luar pintu, "Pak, ini penawarnya."‘Penawar?’Hana tercengang. Dia meminum obat perangsang, Hendro malah meminta seseorang untuk mencari penawarnya?Hendro menarik tangannya dan berdiri.Hana pun geram, dia mengambil bantal dan membanting ke wajah tampan Hendro, "Hendro, kamu pria, bukan?"Dia siap menyerahkan diri padanya, bahkan memi

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 206

    Meskipun sudah berbaring, Wenny tetap tidak bisa tertidur. Tidak lama kemudian, suara ketukan kembali terdengar. Seseorang datang lagi.Siapa lagi kali ini?Wenny membuka pintu bangsal. Di luar pintu, berdiri Sutinah yang terlihat tergesa-gesa. "Nyonya Wenny."Wenny keluar dari bangsal sambil bertanya, "Sutinah, kenapa kamu ke sini?"Wajah Sutinah dipenuhi kekhawatiran. "Nyonya Wenny, Pak Hendro kena efek dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia. Tolong Nyonya ke Taman Baloi untuk lihat keadaan Pak Hendro.""Bukankah tadi dia sendiri yang suruh kamu cari gadis muda yang masih perawan dan antar ke sana? Aku nggak akan ke sana." Wenny berniat kembali ke dalam."Nyonya Wenny!" Sutinah buru-buru memanggilnya. Dia melanjutkan, "Pak Hendro bilang semua itu cuma karena emosi. Dia sengaja bilang seperti itu biar kamu dengar. Masa kamu nggak sadar?"Tangan Wenny yang sedang memegang gagang pintu refleks terhenti sesaat."Nyonya Wenny, hari itu waktu di resor, Pak Steve memang jadi tameng dan me

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 205

    Wenny menolak, "Nggak boleh!"Sambil berkata begitu, Wenny berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.Saat itu, tanpa sengaja Wenny justru mendorong bagian tangan kirinya. Hendro tiba-tiba mengerang pelan karena rasa sakit.Wenny pun terdiam dan berhenti bergerak. "Kamu kenapa?"Hendro menatapnya, lalu berkata, "Wenny, tanganku sakit."Hendro mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkannya di depan Wenny.Wenny tahu tangan kirinya memang terluka cukup parah, tetapi dia tidak tahu waktu itu tangan Hendro sampai harus dijahit sebanyak 23 jahitan. Meski benangnya kini sudah dilepas, bekas luka yang dalam masih tertinggal di telapak tangannya. Bentuknya seperti ulat bulu yang menempel.Lorong rumah sakit itu hanya ada mereka berdua. Lampu di atas kepala menyala temaram dan memancarkan cahaya hangat. Jarak di antara mereka terasa makin dekat, bahkan detak jantung masing-masing bisa terdengar jelas di telinga. Hendro menatapnya, lalu sekali lagi berucap, "Wenny, kamu lihat sendiri, 'kan? Tan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 204

    Wenny tadinya ingin membalas pesan Whatsapp, tetapi ponselnya bergetar pada saat ini. Tiba-tiba ada telepon masuk.Melihat nama yang terpampang di layar, bulu mata Wenny bergetar halus.Orang yang meneleponnya bukan orang lain, melainkan Hendro!Hendro bisa-bisanya meneleponnya.Kenapa pria itu tiba-tiba menelepon?Bukankah dia sedang bersama Hana?Wenny tidak tahu apa tujuan Hendro meneleponnya, jadi dia tidak mengangkatnya.Suara getaran itu terus berbunyi lama sekali. Hendro meneleponnya berkali-kali sampai akhirnya ponselnya kembali sunyi.Wenny berbaring di ranjang. Kini, malam sudah larut. Dia memejamkan mata, tetapi tetap tidak bisa tidur.Saat masih berguling-guling di ranjang, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah pintu.Seseorang sedang mengetuk pintu.Siapa itu?Ketukan itu terdengar lagi. Jari-jari yang ramping tetapi kuat itu mengetuk pintu dengan irama yang jelas dan penuh kekuatan.Wenny turun dari ranjang dan pergi membuka pintu. Begitu pintu terbuka, di hadapanny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 203

    Langkah kaki Hendro terhenti. Dia berbalik menatap Hana.Hana juga menghirup Dupa Asmara. Tubuhnya juga mulai terasa panas. Wajah cantiknya sudah dipenuhi rona kemerahan. Dia menggigit bibir merahnya sambil menatap Hendro dengan pandangan yang penuh rasa manja dan gairah.Landy melanjutkan, "Pak Hendro, di saat seperti ini Hana sangat membutuhkanmu. Kamu nggak mungkin tega meninggalkannya, 'kan?"Hendro memandang Hana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Saat itu, Hana mengangkat selimut, turun dari ranjang, lalu langsung berlari dan memeluk Hendro.Andy dan Landy saling bertukar pandang dengan puas. Setelah itu, mereka pun menutup kembali pintu kamar dengan tenang.Tali gaun tipis di pundak Hana sudah melorot dari bahu kanannya dan memperlihatkan kulitnya yang halus dan lembut. Itu membuat dirinya terlihat cantik sekaligus memikat. Tatapannya penuh cinta saat memandang Hendro. "Hendro, aku tahu kok orang yang paling kamu suka tetap diriku, 'kan?"Sambil berbicara, Hana merentangkan ked

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 202

    "Dupa ini akan diantar ke kamar Pak Hendro dan Nona Hana ya?""Ya, ini perintah Nyonya Jena dan Nyonya Landy. Ini Dupa Asmara lho.""Kelihatannya malam ini Nona Hana dan Pak Hendro bakal ada hasil nih.""Tunggu saja. Sebentar lagi, Nona Hana kita bakal resmi jadi istri Pak Hendro.""Bukan cuma itu. Malam ini, Dewa C juga tinggal di sini. Sepertinya, dia juga bakal ada hasil sama Nona Susan. Malam ini, Nyonya Jena senyum-senyum terus. Mulutnya seperti nggak bisa ditutup. Dua calon cucu menantu ini benar-benar kesayangannya.""Lihat saja nanti. Keluarga Cladia bakal makin berjaya ke depannya."Obrolan kedua pembantu itu makin lama makin menjauh.Wenny mendengar jelas semua yang mereka katakan. Ternyata Bu Jena dan Landy berencana bakar Dupa Asmara untuk jebak Hendro?Dulu Hendro juga pernah dipaksa menghirup dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia, tetapi waktu itu efeknya tidak terlalu kuat. Hendro berhasil menahan diri sampai efeknya hilang.Namun kali ini, Dupa Asmara yang digunakan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 201

    Anggota Keluarga Cladia meneguk minuman mereka dengan gembira.Saat itu, Hana memperhatikan Hendro yang duduk di sampingnya. Sejak tadi, Hendro tidak berkata apa-apa. Dia juga tidak ikut dalam obrolan apa pun yang melibatkan Keluarga Cladia. Sikapnya sangat rendah hati dan tidak mencolok.Sejak Wenny pergi tadi, Hendro terus saja menatap ke arah tempat Wenny menghilang. Pikirannya melayang entah ke mana.Hana pun bertanya, "Hendro, kamu kenapa? Apa kamu nggak setuju dengan keputusan kami untuk berinvestasi dalam tim medis Dewa C?"Hendro mengangkat kelopak matanya yang tampan dan melirik sekilas ke arah Dewa C yang duduk di seberangnya.Dewa C merasa sedikit gugup. Tatapan Pak Hendro ini terlihat tenang, tetapi di balik ketenangan itu ada ketajaman yang seakan bisa menembus dan membaca isi hatinya.Bukan hanya Pak Hendro, bahkan Wenny yang barusan pun membuatnya merasa takut.Akan tetapi, Hendro hanya menatapnya sebentar lalu segera mengalihkan pandangannya. "Nggak apa-apa. Ini urusan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 200

    Martin tertawa, "Wenny itu pasti iri dengan Susan, makanya dia sengaja buat onar. Dia cuma mau merusak makan malam ini.” Nia menimpali dengan cibiran, “Cewek kampung kayak dia, berani-beraninya menyebut Dewa C seorang penipu, nggak tahu diri.”Susan menggenggam tangan Dewa C, meminta maaf sambil tersenyum manis “Dewa C, tolong jangan tersinggung atas kata-kata Wenny. Dia itu iri sama kita, otaknya sudah nggak normal.”Dewa ⁠C menatap ke arah pintu, tempat Wenny menghilang beberapa saat lalu. Napasnya sedikit lega. Dia sendiri tidak yakin seberapa banyak Wenny tahu, tapi kehadiran gadis itu cukup membuatnya merasa gelisah dan tidak tenang. Untungnya, orang-orang di Keluarga Cladia segera menyingkirkannya. Kini dia memandang seluruh Keluarga Cladia seperti menatap harta karun di dalam sakunya. Dengan senyum tenang yang memancarkan kehangatan palsu, dia berkata, “Nggak apa, aku nggak masalah kok.”Bu Jena tertawa gembira, “Sudah, ayo kita lupakan Wenny, kita makan-makan saja.”“Ngomong

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 199

    Bagi Bu Jena malam ini adalah momen paling gemilang dalam hidupnya. Kedua cucu kesayangannya telah mengangkat namanya begitu tinggi, membuatnya merasa seperti melayang di langit ketujuh. Hana dan Susan sama-sama tersenyum bahagia. Kedua keluarga itu tampak penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Wenny hanya bisa berdiri diam di sudut ruangan, menyaksikan keramaian dan kemewahan Keluarga Cladia yang seakan tak pernah menyisakan tempat untuknya. Satu-satunya orang yang benar-benar ada untuknya cuma ayahnya yang telah lama bersemayam di bawah tanah, terlupakan oleh seluruh keluarga. Tiba-tiba, Wenny merasakan tatapan yang tertuju padanya. Saat dia mengangkat kepalanya, tatapan itu datang dari Hendro. Di bawah cahaya lampu yang terang, Hendro berdiri tegak dan memandang lurus ke arahnya. 'Dia sedang lihat apa?' Malam ini, dia datang ke Keluarga Cladia cuma untuk memberi dukungan pada Hana.Semua orang rasanya lupa, kalau Nyonya Hendro yang sah itu dia.Lucu Sekali.Wenny memalingkan waja

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 198

    Para pelayan terlihat antusias, mata mereka berbinar kagum saat membicarakan Susan. Pada saat ini, Bu Jena sudah turun bersama Martin dan Nia ke lantai bawah. Mereka bertiga tampil anggun dan resmi, wajah dipenuhi kebahagiaan. Tatapan Bu Jena berubah dingin saat melihat Wenny. “Wenny, malam ini Susan bawa Dewa C pulang. Kamu jangan ngomong sembarangan, jangan sampai buat masalah. Kalau nggak, kamu akan nyesal!”Martin dan Nia hanya menatapnya sekilas sebelum berkata, “Bu Jena, Susan dan Dewa C sudah hampir sampai. Ayo kita keluar sambut mereka.”Begitu kalimat itu selesai diucapkan, sebuah mobil mewah parkir di halaman vila Keluarga Cladia. Susan masuk sambil menggandeng lengan Dewa C. Malam itu, Susan tampil memukau dalam balutan gaun panjang, pesonanya terang bak bintang malam. Dengan bangga dia umumkan, “Nenek, Ayah, Ibu, kenalin… ini Dewa C, pacarku.”Ketiga orang tua itu, Bu Jena, Martin, Nia serentak menoleh menatap Dewa C, penuh kepuasan. “Dewa C, sudah lama kami dengar na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status