Share

Bab 6

Author: Sierra
Alex terkejut, 16 tahun?

Alasan kenapa orang-orang di lingkungan Alex begitu mengakui Hana bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga karena Hana memiliki nilai yang sangat baik dan gelar yang tinggi sejak kecil. Dia adalah mahasiswi terbaik di universitas terkenal. Melihat seluruh lingkungan sosialita Kota Livia, tidak ada yang lebih baik darinya.

Dia pantas menjadi pasangan Hendro.

Gadis mana pun yang hanya memiliki kecantikan pasti akan gagal. Kecantikan yang dipadukan dengan kualifikasi akademis adalah hal yang sangat berharga. Semakin tinggi status sosial, semakin tinggi pula kualifikasi akademis seorang gadis.

Sedikit rasa senang yang Alex rasakan terhadap Wenny tadi telah sirna, nada bicaranya penuh dengan penghinaan, "Wenny, kamu benaran berhenti sekolah saat berusia 16 tahun?"

Wenny menatap Hana yang tampak bangga dan tersenyum, "Ya, aku memang berhenti sekolah saat aku berusia 16 tahun."

Alex, "Kebetulan sekali! Kak Hendro juga berhenti sekolah di usia 16 tahun. Tapi, Kak Hendro seorang genius. Dia mendapat dua gelar master dari Harvard di usia 16 tahun. Dia membuat sejarah. Kamu juga berhenti sekolah di usia 16 tahun, tapi kamu bahkan tidak punya ijazah SMA, haha."

Alex tertawa keras.

Hana tampak sombong.

Mereka semua meremehkan Wenny.

Hendro berdiri di sana, cahaya dari koridor menyinari wajahnya yang tampan dan berwibawa. Dia menatap Wenny.

Tiga tahun ini, Wenny menjadi ibu rumah tangga dan merawatnya. Wajar saja kalau dia tidak memiliki pendidikan.

Wenny tidak menunjukkan rasa malu atau gentar. Sebaliknya, dia menatap Hendro dengan tatapan cerah, sambil tersenyum dan berkata, "Ya, sungguh kebetulan."

Ya, sungguh kebetulan.

Entah kenapa, Hendro tiba-tiba merasakan ada yang bergerak dalam hatinya.

Dia mendapati mata Wenny sungguh indah, penuh semangat dan bisa mengungkapkan sesuatu.

"Wenny!" Fany datang dan sangat marah saat melihat Hana. "Hana, kamu menindas Wenny lagi?"

Hana berkata dengan bangga, "Kami tidak menindas Wenny. Kami malah ingin mencarikan pekerjaan untuknya."

Fany terkejut, "Kalian mencari pekerjaan untuk Wenny?"

Hana pun kembali memberi dengan murah hati, "Ya, walaupun Wenny tidak punya ijazah atau pendidikan, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk carikan pekerjaan yang bagus."

Fany, "..."

Fany merasa konyol, "Apa kalian tahu siapa Wenny? Wenny itu..."

Wenny menarik Fany dan menghentikannya, "Fany, ayo pergi."

Fany tidak berkata apa-apa lagi, dia menatap Hana dengan konyol, "Suatu saat nanti kamu bakal merasa malu!"

Fany pergi membawa Wenny.

Alex berkata dengan marah, "Apa maksud si Wenny? Orang yang berhenti sekolah di usia 16 tahun kok sombong sekali. Kalau aku pasti malu bertemu orang."

Hana tidak marah, dia selalu meremehkan Wenny. Wenny bahkan tidak memenuhi syarat untuk menjadi lawannya.

Marah pada Wenny hanya akan menurunkan standarnya sendiri.

Hana menatap Alex dan tersenyum, "Hendro, lupakan saja. Orang yang polos tidak takut pada apa pun."

Alex, "Kak, sebaiknya kamu segera ceraikan Wenny. Dia tidak pantas untukmu."

Wajah Hendro tampak tenang. Dia menatap Hana dan berkata, "Ayo pergi."

Hana mengangguk, "Oke."

Hana dan Alex pergi bersama Hendro.

...

Saat keluar dari bar, terdengar suara, "Pak Hendro?!"

Hendro mendongak dan melihat seorang kenalan, kepala sekolah Universitas Harvard, Erik Harinto.

Hendro melangkah maju, "Pak Erik, kenapa kamu di Kota Livia?"

Hana sangat menghormati Pak Erik. Meski sejak kecil dia memiliki prestasi akademik yang sangat baik, dia belum memenuhi syarat untuk masuk ke universitas terbaik, Universitas Harvard.

Pak Erik tersenyum dan berkata, "Pak Hendro, aku datang ke Kota Livia untuk memberikan seminar. Kebetulan sekali, adik kelasmu juga ada di Kota Livia."

Hendro tertegun sejenak, "Adik kelasku?"

Pak Erik, "Ya, ada dua legenda di Universitas Harvard. Legenda pertama adalah Hendro, legenda kedua adalah adik kelasmu. Dia mendapat gelar ganda di usia 16 tahun sama sepertimu. Dia gadis genius dengan IQ tinggi. Sayang sekali kalian beda beberapa tingkat, jadi kamu tidak mengenalnya."

Alex tampak penasaran, "Wah, adik kelas Kak Hendro begitu hebat, ya? Siapa yang lebih hebat, dia atau Kak Hendro?"

Pak Erik tersenyum dan menatap Hendro sambil menjawab, "Sama-sama hebat."

Hendro mengangkat alisnya, dia belum pernah temui gadis yang sepadan dengannya.

Baru pertama kali Hana mendengar Hendro punya adik kelas yang berbakat. Dia tidak menaruh dendam pada Wenny, tetapi gadis genius ini langsung mematahkan pembelaannya.

‘Siapakah adik kelas ini?!’

Hana merasa sangat bermusuhan dan cemburu.

Pak Erik mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Pak Hendro, aku sudah mengirimimu Whatsapp adik kelasmu ini. Kamu bisa menambahkannya sebagai teman. Dia juga ada di Kota Livia. Sebagai senior, kamu harus menjaganya."

Hendro mengangguk, "Baik."

Pak Erik pun pergi, Alex mendesak, "Kak, cepat tambahkan adik kelasmu ini. Aku mau lihat seperti apa rupanya."

Hendro mengeluarkan ponselnya dan membuka Whatsapp adik kelasnya.

Nama kontaknya adalah huruf W.

Latar belakangnya putih.

Alex, "Apa arti huruf W ini?"

Hendro juga tidak tahu, jadi dia mengklik untuk menambahkan teman dengan catatan "Hendro".

Sedang diverifikasi dan belum diterima.

Alex sangat gembira, "Kak Hendro, setelah menambahkan adik kelasmu ini, kamu harus bagi ke aku. Aku sangat mengaguminya."

Hana sangat kesal saat melihat semua perhatian mereka tertuju pada adik kelasnya ini. Pada saat ini, sebuah mobil Rolls-Royce berhenti dan sekretaris pribadi Hendro, Sutinah Luis, melaju menghampirinya.

Hana langsung mengakhiri percakapan singkat ini, "Hendro, mobilnya sudah datang, ayo masuk."

Alex, "Kak Hendro, Kak Hana, selamat tinggal."

...

Mobil Rolls-Royce melaju dengan kecepatan tinggi di jalan. Di dalam mobil yang tenang dan mewah itu, Sutinah yang sedang mengemudi, melihat melalui kaca spion dan dengan hormat bertanya kepada Hendro yang duduk di belakang, "Pak, kita mau ke mana?"

Hendro, "Ke perusahaan."

Hana menatap Hendro. Cahaya malam mengilap ke wajah tampannya melalui jendela mobil, tampak mulia dan misterius.

Mata Hana memancarkan kasih sayang, "Hendro, apa yang barusan terjadi antara kamu dan Wenny? Apa karena dia menjadi cantik, kamu ingin terjadi sesuatu dengannya?"

Hendro melirik Hana, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Dia istriku, wajar saja kalau terjadi sesuatu. Bukankah kamu yang mendorongnya padaku?"

Hana tahu Hendro masih menyalahkannya.

Hendro menyalahkannya karena Hana telah meninggalkannya dalam keadaan vegetatif tiga tahun lalu dan melarikan diri ke luar negeri, membiarkan Wenny menggantikannya.

Hana ingin membantah, "Hendro, Wenny yang bersikeras ingin menikah denganmu, jadi mau tak mau aku harus memberikanmu padanya..."

Hendro, "Memangnya kamu kira aku akan percaya pada kata-katamu?"

Hana, "..."

Hana menggigit bibir bawahnya dan berkata dengan marah, "Kenyataannya aku memang sudah meninggalkanmu tiga tahun lalu. Kalau kamu keberatan, kita bisa putus. Kamu bisa memutuskanku."

Hana berkata pada sekretarisnya, "Sutinah, hentikan mobilnya!"

Hana mau turun.

Akan tetapi, Hendro mengulurkan tangannya, meraih pergelangan tangan Hana, lalu menariknya kuat-kuat. Tubuh lembut Hana pun menempel ke dada Hendro.

Sebuah suara yang tak berdaya, tapi penuh kasih sayang terdengar dari atas kepalanya, "Hana, kamu selalu mengandalkan rasa sayangku padamu."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 7

    Hana mengangkat sudut bibirnya, hatinya terasa hangat. Dia bersandar pada lengan Hendro, lalu mengangkat kepala dan menatapnya, "Aku tahu kamu tidak tega meninggalkanku. Kamu tidak akan meninggalkanku."Sebagai orang terkaya di Kota Livia, Hendro tampan dan berwibawa, cukup kuat untuk melakukan apa pun hanya dengan lambaian tangannya. Dia memenuhi semua imajinasi Hana tentang seorang pria.Namun, Hendro menjadi vegetatif dalam kecelakaan mobil tiga tahun lalu, dokter menyatakan bahwa dia tidak akan bisa bangun lagi dalam kehidupan ini. Bagaimana mungkin Hana menyia-nyiakan masa mudanya untuk Hendro?Jadi, Hana melarikan diri.Siapa sangka, baru tiga tahun Wenny menikah dengan Hendro, Hendro benar-benar sadar kembali.Hana tidak tahu bagaimana Hendro sadar kembali. Mungkinkah ramalan bintang Wenny cocok untuk menikah?Bahkan dokter pun menyatakan bahwa ini sebuah keajaiban medis.Jadi, Hana pulang.Hana tahu Hendro mencintainya dan tidak akan meninggalkannya.Hendro menatap wajah Hana y

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 8

    Adik kelasnya yang langsung menolak permintaan pertemanannya!Sutinah masuk sambil membawa secangkir kopi. Dia melihat ponsel Hendro. ‘Apa? Ternyata ada yang menolak permintaan pertemanan Pak Hendro???’Ini serial macam apa?Sutinah, "Pak, adik kelasmu ini... sangat unik."Hendro mencibir, memang unik.Dia orang pertama yang menolaknya.Lupakan saja.Hendro menyesap kopinya dan mengerutkan kening.Sutinah, "Pak, apakah kopinya tidak sesuai selera? Aku ulang buat."Hendro tiba-tiba merindukan kopi buatan Wenny, itu rasa yang paling disukainya.Hendro berkata tanpa ekspresi, "Tulis cek dengan nilai ratusan miliaran untuk ganti rugi perceraianku kepada Wenny."Wenny bilang ingin pergi tanpa membawa apa pun, tetapi Hendro tidak percaya dengan kata-katanya.Bagaimana seorang gadis dari desa yang berhenti sekolah pada usia 16 tahun bisa menghasilkan uang?Wenny hanya mau tarik ulur dan menginginkan lebih banyak uang.Cek dengan nilai ratusan miliaran ini setara dengan membeli waktunya selama

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 9

    Tak seorang pun menyambut kedatangannya, semua orang ingin mengusirnya.Wenny merasa konyol. Tatapannya yang dingin menatap wajah Landy, Hana dan Andy satu per satu. Kemudian, dia menarik lengannya dari telapak tangan Hendro dengan sekuat tenaga. Wenny mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum, "Baiklah, aku akan pergi."‘Ingat, kalianlah yang mengusirku!’Wenny berbalik dan pergi.Namun, tak lama kemudian Wenny kembali dan menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinganya. "Pak Hendro, tahukah kamu kenapa aku datang ke Rumah Sakit Pengobatan Tradisional hari ini?"Hendro menatap wajahnya yang putih dan lembut, terlihat makin cantik.Hendro tampak acuh tak acuh, jelas dia tidak tertarik untuk mengetahuinya. Suaranya terdengar dingin, "Wenny, kalau kamu terus menggangguku seperti ini, bakal membuatku kesal."Wenny tiba-tiba melangkah maju dan tersenyum padanya, "Aku datang carikan dokter tradisional untukmu."Wenny berkata sambil mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 10

    Vila Keluarga Cladia.Pada malam hari, Landy sedang duduk menunggu Andy di sofa ruang tamu mengenakan gaun tidur sutra.Dia adalah wanita cantik jelita sejak muda. Nando sangat mencintainya dan memanjakannya. Kemudian, dia menikah lagi dengan Andy, yang mewarisi bisnis dan perusahaan Nando, membuat kariernya semakin besar. Landy menjadi seorang nyonya anggun. Dia sangat memperhatikan perawatan selama ini, sehingga masih tetap tampak pesona.Saat ini, pintu villa dibuka oleh pembantu dan Andy pulang.Landy langsung tersenyum senang, melangkah maju untuk menyambutnya dan melepaskan jasnya, "Sayang, kenapa kamu pulang begitu telat?"Berbeda dengan Nando yang jujur ​​dan membosankan, Andy tampan dan menawan sejak muda. Setelah menjadi bos perusahaan, dia menjadi lebih bergaya dan membuat Landy terpesona.Andy, "Aku ada dinas malam ini."Landy tiba-tiba mencium aroma parfum di jas Andy. Dia mengenal aroma parfum itu, parfum itu berasal dari sekretaris wanita yang baru saja direkrutnya.Land

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 11

    Hendro mengulurkan tangan dan menangkap tubuh itu.Dia menatap dan berkata dengan kesal, "Wenny, kenapa kamu kembali?"Wenny tidak sangka Hendro akan pulang. Hari ini dia mengenakan setelan jas hitam. Dia baru saja kembali dari luar, kain mahal dan bertekstur itu terkena udara dingin dari luar.Tubuh Wenny terasa panas sekali, tanpa disadarinya Wenny pun jatuh ke dalam pelukannya, berharap dapat memanfaatkan wangi tubuh pria dewasa untuk memuaskan nafsu birahinya.Wenny menatapnya dengan mata berbinar, "Hendro, tolong..."Sebelum Wenny sempat menyelesaikan kata-katanya, Hendro mendorongnya. Pria itu menatapnya dengan dingin, "Ada apa denganmu?"Wenny tertegun saat didorong menjauh. Padahal tadi dia ingin meminta bantuan Hendro.Mana mungkin Hendro mau membantunya?"Aku diberi obat bius."‘Diberi obat?’Alis Hendro berkerut. Wanita yang selalu menyinggungnya ternyata pandai membuat masalah!"Kamu tunggu dulu."Hendro yang bertubuh tinggi berjalan menuju kaca jendela. Dia mengeluarkan po

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 12

    Melihat nama [Hana], Hendro kembali sadar.Dia kini dalam keadaan kacau balau, pakaiannya setengah basah, tubuhnya penuh bekas ciuman wanita itu, napasnya tidak teratur. Hendro baru saja terangsang.Dia benar-benar terangsang oleh Wenny!Hendro tidak menyukai Wenny, dia menganggap semua ini terjadi karena dirinya juga seorang pria dan tidak sanggup menahan godaan dari wanita cantik.Hendro menekan tombol untuk menjawab panggilan. Dia merasa bersalah terhadap Hana. Semakin merasa bersalah, Hendro semakin menyayanginya. Suaranya lebih lembut dari biasanya. "Hana."Terdengar suara musik dari sisi Hana, dia berkata dengan manis, "Hendro, aku di bar sekarang."Hendro, "Jangan minum, minta asisten untuk pesankan susu untukmu."Hana, "Aku tahu. Asistenku mendengarmu. Hendro, kemari dan bermain bersama kami. Aku menunggumu."Hendro berbalik mau keluar.Namun, kemudian sebuah tangan meraih lengan bajunya.Hendro menoleh dan melihat Wenny basah kuyup. Roknya menempel di tubuhnya, memperlihatkan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 13

    Telinga Wenny berdengung. Hendro malah mengajukan mau bantu carikan satu atau dua pria untuknya?Dia telah membuat pilihannya.Hendro memilih Hana tanpa ragu-ragu.Seakan-akan ada sebilah pisau tajam yang telah menusuk dalam ke jantung Wenny, pisau itu masih melilit dan memutar hingga bersimbah darah.Bibir Wenny bergetar, dia berusaha keras mengeluarkan suara, "Hendro, kita belum... bercerai..."Hendro berganti kemeja hitam bersih dan celana panjang hitam, menyingkirkan semua emosi yang kacau tadi. Kini dia kembali pada penampilannya yang dingin dan anggun seperti biasa. Hendro mengeluarkan sesuatu dan memberikannya kepada Wenny, "Ini sebagai ganti rugi."Wenny menunduk. Ini cek senilai ratusan miliar.Suara pria yang memikat dan acuh tak acuh terdengar dari atas kepala, "Wenny, ini ganti rugi perceraianku padamu, ayo kita bercerai."Hendro meletakkan cek tersebut di wastafel, lalu berbalik dan pergi.Dia pergi mencari Hana.Sama seperti ibunya beberapa tahun lalu.Mata Wenny yang can

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 14

    Antara dia dan Wenny, Hendro pasti akan pilih dia.Wenny tidak pernah jadi lawannya.Hendro menatap dingin ke arah pria tampan itu, lalu mengucapkan sepatah kata dingin, "Pergi!"Pria tampan itu segera kabur tanpa menoleh ke belakang.Hendro menatap Hana, lalu menarik lengannya dari tangan Hana, "Hana, sudah cukup, belum?"Hana tercengang, "Kamu memarahiku? Kalau aku tidak membuat keributan, kamu pasti sudah meniduri Wenny!"Hendro berkata dengan wajah datar, "Jadi kamu minum obat itu?"Hana selalu dimanjakan Hendro. Dia mengangkat dagunya dengan manja, "Ya, Hendro, kalau kamu berani menyentuh Wenny, aku bakal disentuhi pria lain juga!"Wajah Hendro tampak muram, dia berbalik dan pergi.Hendro benaran pergi.Dia bahkan tidak membujuknya!Pria tampan dan kaya seperti Hendro akan menarik perhatian banyak wanita, meski hanya berjalan-jalan di bar. Mereka semua mengidam-idamkannya dan ngiler padanya.Hana pintar. Dia tahu bahwa Wenny dan wanita-wanita itu menginginkan Hendro, jadi Hana tid

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 206

    Meskipun sudah berbaring, Wenny tetap tidak bisa tertidur. Tidak lama kemudian, suara ketukan kembali terdengar. Seseorang datang lagi.Siapa lagi kali ini?Wenny membuka pintu bangsal. Di luar pintu, berdiri Sutinah yang terlihat tergesa-gesa. "Nyonya Wenny."Wenny keluar dari bangsal sambil bertanya, "Sutinah, kenapa kamu ke sini?"Wajah Sutinah dipenuhi kekhawatiran. "Nyonya Wenny, Pak Hendro kena efek dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia. Tolong Nyonya ke Taman Baloi untuk lihat keadaan Pak Hendro.""Bukankah tadi dia sendiri yang suruh kamu cari gadis muda yang masih perawan dan antar ke sana? Aku nggak akan ke sana." Wenny berniat kembali ke dalam."Nyonya Wenny!" Sutinah buru-buru memanggilnya. Dia melanjutkan, "Pak Hendro bilang semua itu cuma karena emosi. Dia sengaja bilang seperti itu biar kamu dengar. Masa kamu nggak sadar?"Tangan Wenny yang sedang memegang gagang pintu refleks terhenti sesaat."Nyonya Wenny, hari itu waktu di resor, Pak Steve memang jadi tameng dan me

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 205

    Wenny menolak, "Nggak boleh!"Sambil berkata begitu, Wenny berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.Saat itu, tanpa sengaja Wenny justru mendorong bagian tangan kirinya. Hendro tiba-tiba mengerang pelan karena rasa sakit.Wenny pun terdiam dan berhenti bergerak. "Kamu kenapa?"Hendro menatapnya, lalu berkata, "Wenny, tanganku sakit."Hendro mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkannya di depan Wenny.Wenny tahu tangan kirinya memang terluka cukup parah, tetapi dia tidak tahu waktu itu tangan Hendro sampai harus dijahit sebanyak 23 jahitan. Meski benangnya kini sudah dilepas, bekas luka yang dalam masih tertinggal di telapak tangannya. Bentuknya seperti ulat bulu yang menempel.Lorong rumah sakit itu hanya ada mereka berdua. Lampu di atas kepala menyala temaram dan memancarkan cahaya hangat. Jarak di antara mereka terasa makin dekat, bahkan detak jantung masing-masing bisa terdengar jelas di telinga. Hendro menatapnya, lalu sekali lagi berucap, "Wenny, kamu lihat sendiri, 'kan? Tan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 204

    Wenny tadinya ingin membalas pesan Whatsapp, tetapi ponselnya bergetar pada saat ini. Tiba-tiba ada telepon masuk.Melihat nama yang terpampang di layar, bulu mata Wenny bergetar halus.Orang yang meneleponnya bukan orang lain, melainkan Hendro!Hendro bisa-bisanya meneleponnya.Kenapa pria itu tiba-tiba menelepon?Bukankah dia sedang bersama Hana?Wenny tidak tahu apa tujuan Hendro meneleponnya, jadi dia tidak mengangkatnya.Suara getaran itu terus berbunyi lama sekali. Hendro meneleponnya berkali-kali sampai akhirnya ponselnya kembali sunyi.Wenny berbaring di ranjang. Kini, malam sudah larut. Dia memejamkan mata, tetapi tetap tidak bisa tidur.Saat masih berguling-guling di ranjang, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah pintu.Seseorang sedang mengetuk pintu.Siapa itu?Ketukan itu terdengar lagi. Jari-jari yang ramping tetapi kuat itu mengetuk pintu dengan irama yang jelas dan penuh kekuatan.Wenny turun dari ranjang dan pergi membuka pintu. Begitu pintu terbuka, di hadapanny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 203

    Langkah kaki Hendro terhenti. Dia berbalik menatap Hana.Hana juga menghirup Dupa Asmara. Tubuhnya juga mulai terasa panas. Wajah cantiknya sudah dipenuhi rona kemerahan. Dia menggigit bibir merahnya sambil menatap Hendro dengan pandangan yang penuh rasa manja dan gairah.Landy melanjutkan, "Pak Hendro, di saat seperti ini Hana sangat membutuhkanmu. Kamu nggak mungkin tega meninggalkannya, 'kan?"Hendro memandang Hana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Saat itu, Hana mengangkat selimut, turun dari ranjang, lalu langsung berlari dan memeluk Hendro.Andy dan Landy saling bertukar pandang dengan puas. Setelah itu, mereka pun menutup kembali pintu kamar dengan tenang.Tali gaun tipis di pundak Hana sudah melorot dari bahu kanannya dan memperlihatkan kulitnya yang halus dan lembut. Itu membuat dirinya terlihat cantik sekaligus memikat. Tatapannya penuh cinta saat memandang Hendro. "Hendro, aku tahu kok orang yang paling kamu suka tetap diriku, 'kan?"Sambil berbicara, Hana merentangkan ked

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 202

    "Dupa ini akan diantar ke kamar Pak Hendro dan Nona Hana ya?""Ya, ini perintah Nyonya Jena dan Nyonya Landy. Ini Dupa Asmara lho.""Kelihatannya malam ini Nona Hana dan Pak Hendro bakal ada hasil nih.""Tunggu saja. Sebentar lagi, Nona Hana kita bakal resmi jadi istri Pak Hendro.""Bukan cuma itu. Malam ini, Dewa C juga tinggal di sini. Sepertinya, dia juga bakal ada hasil sama Nona Susan. Malam ini, Nyonya Jena senyum-senyum terus. Mulutnya seperti nggak bisa ditutup. Dua calon cucu menantu ini benar-benar kesayangannya.""Lihat saja nanti. Keluarga Cladia bakal makin berjaya ke depannya."Obrolan kedua pembantu itu makin lama makin menjauh.Wenny mendengar jelas semua yang mereka katakan. Ternyata Bu Jena dan Landy berencana bakar Dupa Asmara untuk jebak Hendro?Dulu Hendro juga pernah dipaksa menghirup dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia, tetapi waktu itu efeknya tidak terlalu kuat. Hendro berhasil menahan diri sampai efeknya hilang.Namun kali ini, Dupa Asmara yang digunakan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 201

    Anggota Keluarga Cladia meneguk minuman mereka dengan gembira.Saat itu, Hana memperhatikan Hendro yang duduk di sampingnya. Sejak tadi, Hendro tidak berkata apa-apa. Dia juga tidak ikut dalam obrolan apa pun yang melibatkan Keluarga Cladia. Sikapnya sangat rendah hati dan tidak mencolok.Sejak Wenny pergi tadi, Hendro terus saja menatap ke arah tempat Wenny menghilang. Pikirannya melayang entah ke mana.Hana pun bertanya, "Hendro, kamu kenapa? Apa kamu nggak setuju dengan keputusan kami untuk berinvestasi dalam tim medis Dewa C?"Hendro mengangkat kelopak matanya yang tampan dan melirik sekilas ke arah Dewa C yang duduk di seberangnya.Dewa C merasa sedikit gugup. Tatapan Pak Hendro ini terlihat tenang, tetapi di balik ketenangan itu ada ketajaman yang seakan bisa menembus dan membaca isi hatinya.Bukan hanya Pak Hendro, bahkan Wenny yang barusan pun membuatnya merasa takut.Akan tetapi, Hendro hanya menatapnya sebentar lalu segera mengalihkan pandangannya. "Nggak apa-apa. Ini urusan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 200

    Martin tertawa, "Wenny itu pasti iri dengan Susan, makanya dia sengaja buat onar. Dia cuma mau merusak makan malam ini.” Nia menimpali dengan cibiran, “Cewek kampung kayak dia, berani-beraninya menyebut Dewa C seorang penipu, nggak tahu diri.”Susan menggenggam tangan Dewa C, meminta maaf sambil tersenyum manis “Dewa C, tolong jangan tersinggung atas kata-kata Wenny. Dia itu iri sama kita, otaknya sudah nggak normal.”Dewa ⁠C menatap ke arah pintu, tempat Wenny menghilang beberapa saat lalu. Napasnya sedikit lega. Dia sendiri tidak yakin seberapa banyak Wenny tahu, tapi kehadiran gadis itu cukup membuatnya merasa gelisah dan tidak tenang. Untungnya, orang-orang di Keluarga Cladia segera menyingkirkannya. Kini dia memandang seluruh Keluarga Cladia seperti menatap harta karun di dalam sakunya. Dengan senyum tenang yang memancarkan kehangatan palsu, dia berkata, “Nggak apa, aku nggak masalah kok.”Bu Jena tertawa gembira, “Sudah, ayo kita lupakan Wenny, kita makan-makan saja.”“Ngomong

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 199

    Bagi Bu Jena malam ini adalah momen paling gemilang dalam hidupnya. Kedua cucu kesayangannya telah mengangkat namanya begitu tinggi, membuatnya merasa seperti melayang di langit ketujuh. Hana dan Susan sama-sama tersenyum bahagia. Kedua keluarga itu tampak penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Wenny hanya bisa berdiri diam di sudut ruangan, menyaksikan keramaian dan kemewahan Keluarga Cladia yang seakan tak pernah menyisakan tempat untuknya. Satu-satunya orang yang benar-benar ada untuknya cuma ayahnya yang telah lama bersemayam di bawah tanah, terlupakan oleh seluruh keluarga. Tiba-tiba, Wenny merasakan tatapan yang tertuju padanya. Saat dia mengangkat kepalanya, tatapan itu datang dari Hendro. Di bawah cahaya lampu yang terang, Hendro berdiri tegak dan memandang lurus ke arahnya. 'Dia sedang lihat apa?' Malam ini, dia datang ke Keluarga Cladia cuma untuk memberi dukungan pada Hana.Semua orang rasanya lupa, kalau Nyonya Hendro yang sah itu dia.Lucu Sekali.Wenny memalingkan waja

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 198

    Para pelayan terlihat antusias, mata mereka berbinar kagum saat membicarakan Susan. Pada saat ini, Bu Jena sudah turun bersama Martin dan Nia ke lantai bawah. Mereka bertiga tampil anggun dan resmi, wajah dipenuhi kebahagiaan. Tatapan Bu Jena berubah dingin saat melihat Wenny. “Wenny, malam ini Susan bawa Dewa C pulang. Kamu jangan ngomong sembarangan, jangan sampai buat masalah. Kalau nggak, kamu akan nyesal!”Martin dan Nia hanya menatapnya sekilas sebelum berkata, “Bu Jena, Susan dan Dewa C sudah hampir sampai. Ayo kita keluar sambut mereka.”Begitu kalimat itu selesai diucapkan, sebuah mobil mewah parkir di halaman vila Keluarga Cladia. Susan masuk sambil menggandeng lengan Dewa C. Malam itu, Susan tampil memukau dalam balutan gaun panjang, pesonanya terang bak bintang malam. Dengan bangga dia umumkan, “Nenek, Ayah, Ibu, kenalin… ini Dewa C, pacarku.”Ketiga orang tua itu, Bu Jena, Martin, Nia serentak menoleh menatap Dewa C, penuh kepuasan. “Dewa C, sudah lama kami dengar na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status