Share

Bab 9

Author: Sierra
Tak seorang pun menyambut kedatangannya, semua orang ingin mengusirnya.

Wenny merasa konyol. Tatapannya yang dingin menatap wajah Landy, Hana dan Andy satu per satu. Kemudian, dia menarik lengannya dari telapak tangan Hendro dengan sekuat tenaga. Wenny mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum, "Baiklah, aku akan pergi."

‘Ingat, kalianlah yang mengusirku!’

Wenny berbalik dan pergi.

Namun, tak lama kemudian Wenny kembali dan menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinganya. "Pak Hendro, tahukah kamu kenapa aku datang ke Rumah Sakit Pengobatan Tradisional hari ini?"

Hendro menatap wajahnya yang putih dan lembut, terlihat makin cantik.

Hendro tampak acuh tak acuh, jelas dia tidak tertarik untuk mengetahuinya. Suaranya terdengar dingin, "Wenny, kalau kamu terus menggangguku seperti ini, bakal membuatku kesal."

Wenny tiba-tiba melangkah maju dan tersenyum padanya, "Aku datang carikan dokter tradisional untukmu."

Wenny berkata sambil mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada Hendro, "Ini untukmu."

Hendro menunduk dan melihat sebuah kartu nama menguning yang tipis.

Pada kartu itu tertulis, [Seorang dokter tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, yang mengkhususkan diri dalam mengobati semua jenis impotensi, ejakulasi dini dan ketidaksuburan, membantumu mendapatkan kembali kegembiraan menjadi seorang pria.]

Nomor kontak: 138XXXX8888.

Wajah Hendro yang tenang tampak berubah, "..."

Wenny memasukkan kartu nama itu ke saku jasnya, "Hana sakit, begitu juga dengan Pak Hendro, kalian semua harus berobat."

Selesai berkata, Wenny berbalik dan pergi.

Tangan Hendro tiba-tiba mengepal. Dia mendapati bahwa wanita ini selalu punya cara untuk membuatnya marah!

Hana berkata, "Hendro, lupakan saja. Jangan peduli pada Wenny. Dia tidak pantas kita habiskan waktu untuknya."

Landy mengangguk, "Ya, kenapa Dewa C belum datang?"

Ketika menyebut Dewa C, semua orang menjadi gugup.

Dewa C adalah harapan Hana.

Hendro menunduk dan melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Waktu yang disepakati telah lewat, tetapi Dewa C belum juga datang.

Pada saat ini, ada petugas medis yang masuk, "Pak Hendro."

Mata Hana, Andy dan Landy berbinar, "Apakah Dewa C sudah datang?"

Petugas medis memandang Hendro, "Pak Hendro, Dewa C sudah datang."

Apa?

Hendro memandang keluar, dia tidak melihat siapa pun, yang ada hanya sosok Wenny.

Wenny berbelok di sudut dan menghilang.

Hendro mengerutkan kening, "Aku tidak ketemu Dewa C."

Petugas medis, "Dewa C sudah datang dan pergi."

"Kenapa?" Raut wajah Hana, Andy dan Landy berubah drastis. "Kenapa Dewa C pergi? Dia belum menyelamatkan Hana."

Petugas medis meminta maaf, "Maaf, Dewa C tidak akan menyelamatkan Nona Hana lagi."

Wajah Hana yang menawan menjadi pucat, ‘Dewa C tidak mau menyelamatkannya!’

‘Kenapa?’

Kegembiraan tiba-tiba menghilang, semua orang tercengang.

Hana duduk lemas, "Kenapa Dewa C tidak menyelamatkanku? Kenapa?"

Andy dan Landy segera memeluk Hana dan menenangkannya dengan lembut, "Hana, sabar. Kita akan menemukan cara untuk mengundang Dewa C lagi. Kamu pasti akan sembuh."

Wajah Hendro tiba-tiba berubah murung, dia memandang koridor yang kosong dengan dingin dan berbahaya.

...

Wenny meninggalkan rumah sakit, seseorang memanggilnya, "Wenny."

Wenny berhenti sejenak, lalu berbalik.

Itu Landy.

Landy mengejarnya.

Landy menghampiri Wenny, "Wenny, ini untukmu."

Wenny menunduk dan melihat cek senilai empat puluh juta.

Landy, "Wenny, Pak Hendro tidak menyukaimu, jadi berhentilah mengganggu Pak Hendro dan segera kembalikan Pak Hendro pada adikmu. Kenapa kamu tidak bisa mengalah pada adikmu? Segera bercerai dengan Pak Hendro dan bawa uangnya kembali menjalani hidupmu di pedesaan."

Wenny merasa ironis. Kalau saja dia tidak melakukan tes DNA secara diam-diam terhadap Landy dan Hana, Wenny pasti menyangka bahwa Hana-lah anak kandungnya. Sayangnya, Hana bukan anak kandungnya.

Landy itu ibu tirinya Hana.

Namun, dia hanya peduli pada Hana, bukan putri kandungnya.

Wenny tahu kalau Landy tergila-gila pada Andy, sehingga dia pun mencintai Hana.

Wenny menatap Landy dan melengkungkan bibirnya. "Apakah posisi Nyonya Jamil hanya segitu harganya atau hanya aku yang layak harga segitu?"

Landy tertegun, lalu membantah, "Wenny, Ibu melakukan ini demi kamu. Tempat ini tidak cocok untukmu..."

‘Ibu?’

Sebutan yang asing ini membuat Wenny tersenyum, "Kamu sudah pernah mengantarku ke pedesaan, sekarang kamu ingin mengantarku untuk kedua kalinya. Kamu benaran ibu yang baik!"

Wenny tidak memandangnya lagi, dia masuk ke dalam taksi dan pergi.

...

Di dalam taksi.

Wenny duduk di kursi belakang. Dia mengeluarkan permen dari tasnya, lalu membuka bungkusan permen dan memasukkan permen itu ke dalam mulutnya.

Pak Tua memandang gadis itu melalui kaca spion. Gadis itu mengenakan gaun dan memiliki temperamen yang anggun, yang merupakan aura yang dipancarkan oleh orang yang kuat.

Namun, setelah mengamati dengan teliti, dia menemukan bahwa kulitnya putih, tubuhnya di balik gaun itu sangat kurus sehingga tampak sangat rapuh seolah-olah bisa patah kalau ditekuk sekali saja.

Pak tua itu juga punya putri seusianya, jadi dia tersenyum dan berkata, "Nona, kenapa kamu menyukai permen?"

Wenny mendongak, angin sepoi-sepoi dari jendela meniup rambutnya, dia tersenyum lembut, "Iya, makan permen tidak terasa pahit."

...

Landy tercengang di tempat, dia melihat Wenny masuk ke mobil dan pergi.

Pada saat ini, seseorang datang, "Bu Landy."

Landy menoleh dan melihat bahwa itu adalah Fendy Ongi, direktur Rumah Sakit Pengobatan Tradisional.

Landy segera melangkah maju, "Halo, Pak Fendy, kamu memiliki jaringan kontak terluas. Apakah ada cara untuk meminta Dewa C merawat Hana?"

Fendy, "Bu Landy, kebetulan aku kenal Dewa C dan bisa mengenalnya padamu."

Landy sangat senang, "Benarkah? Terima kasih, Pak Fendy."

Fendy memandang ke arah perginya Wenny, senyum jahatnya muncul di wajahnya, "Bu Landy, apakah itu putri sulungmu yang berasal dari pedesaan? Aku tak sangka putrimu begitu cantik. Aku kira baru saja melihat seorang dewi."

Senyuman di wajah Landy menghilang, ekspresi di wajahnya menjadi tenang dan acuh tak acuh.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 10

    Vila Keluarga Cladia.Pada malam hari, Landy sedang duduk menunggu Andy di sofa ruang tamu mengenakan gaun tidur sutra.Dia adalah wanita cantik jelita sejak muda. Nando sangat mencintainya dan memanjakannya. Kemudian, dia menikah lagi dengan Andy, yang mewarisi bisnis dan perusahaan Nando, membuat kariernya semakin besar. Landy menjadi seorang nyonya anggun. Dia sangat memperhatikan perawatan selama ini, sehingga masih tetap tampak pesona.Saat ini, pintu villa dibuka oleh pembantu dan Andy pulang.Landy langsung tersenyum senang, melangkah maju untuk menyambutnya dan melepaskan jasnya, "Sayang, kenapa kamu pulang begitu telat?"Berbeda dengan Nando yang jujur ​​dan membosankan, Andy tampan dan menawan sejak muda. Setelah menjadi bos perusahaan, dia menjadi lebih bergaya dan membuat Landy terpesona.Andy, "Aku ada dinas malam ini."Landy tiba-tiba mencium aroma parfum di jas Andy. Dia mengenal aroma parfum itu, parfum itu berasal dari sekretaris wanita yang baru saja direkrutnya.Land

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 11

    Hendro mengulurkan tangan dan menangkap tubuh itu.Dia menatap dan berkata dengan kesal, "Wenny, kenapa kamu kembali?"Wenny tidak sangka Hendro akan pulang. Hari ini dia mengenakan setelan jas hitam. Dia baru saja kembali dari luar, kain mahal dan bertekstur itu terkena udara dingin dari luar.Tubuh Wenny terasa panas sekali, tanpa disadarinya Wenny pun jatuh ke dalam pelukannya, berharap dapat memanfaatkan wangi tubuh pria dewasa untuk memuaskan nafsu birahinya.Wenny menatapnya dengan mata berbinar, "Hendro, tolong..."Sebelum Wenny sempat menyelesaikan kata-katanya, Hendro mendorongnya. Pria itu menatapnya dengan dingin, "Ada apa denganmu?"Wenny tertegun saat didorong menjauh. Padahal tadi dia ingin meminta bantuan Hendro.Mana mungkin Hendro mau membantunya?"Aku diberi obat bius."‘Diberi obat?’Alis Hendro berkerut. Wanita yang selalu menyinggungnya ternyata pandai membuat masalah!"Kamu tunggu dulu."Hendro yang bertubuh tinggi berjalan menuju kaca jendela. Dia mengeluarkan po

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 12

    Melihat nama [Hana], Hendro kembali sadar.Dia kini dalam keadaan kacau balau, pakaiannya setengah basah, tubuhnya penuh bekas ciuman wanita itu, napasnya tidak teratur. Hendro baru saja terangsang.Dia benar-benar terangsang oleh Wenny!Hendro tidak menyukai Wenny, dia menganggap semua ini terjadi karena dirinya juga seorang pria dan tidak sanggup menahan godaan dari wanita cantik.Hendro menekan tombol untuk menjawab panggilan. Dia merasa bersalah terhadap Hana. Semakin merasa bersalah, Hendro semakin menyayanginya. Suaranya lebih lembut dari biasanya. "Hana."Terdengar suara musik dari sisi Hana, dia berkata dengan manis, "Hendro, aku di bar sekarang."Hendro, "Jangan minum, minta asisten untuk pesankan susu untukmu."Hana, "Aku tahu. Asistenku mendengarmu. Hendro, kemari dan bermain bersama kami. Aku menunggumu."Hendro berbalik mau keluar.Namun, kemudian sebuah tangan meraih lengan bajunya.Hendro menoleh dan melihat Wenny basah kuyup. Roknya menempel di tubuhnya, memperlihatkan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 13

    Telinga Wenny berdengung. Hendro malah mengajukan mau bantu carikan satu atau dua pria untuknya?Dia telah membuat pilihannya.Hendro memilih Hana tanpa ragu-ragu.Seakan-akan ada sebilah pisau tajam yang telah menusuk dalam ke jantung Wenny, pisau itu masih melilit dan memutar hingga bersimbah darah.Bibir Wenny bergetar, dia berusaha keras mengeluarkan suara, "Hendro, kita belum... bercerai..."Hendro berganti kemeja hitam bersih dan celana panjang hitam, menyingkirkan semua emosi yang kacau tadi. Kini dia kembali pada penampilannya yang dingin dan anggun seperti biasa. Hendro mengeluarkan sesuatu dan memberikannya kepada Wenny, "Ini sebagai ganti rugi."Wenny menunduk. Ini cek senilai ratusan miliar.Suara pria yang memikat dan acuh tak acuh terdengar dari atas kepala, "Wenny, ini ganti rugi perceraianku padamu, ayo kita bercerai."Hendro meletakkan cek tersebut di wastafel, lalu berbalik dan pergi.Dia pergi mencari Hana.Sama seperti ibunya beberapa tahun lalu.Mata Wenny yang can

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 14

    Antara dia dan Wenny, Hendro pasti akan pilih dia.Wenny tidak pernah jadi lawannya.Hendro menatap dingin ke arah pria tampan itu, lalu mengucapkan sepatah kata dingin, "Pergi!"Pria tampan itu segera kabur tanpa menoleh ke belakang.Hendro menatap Hana, lalu menarik lengannya dari tangan Hana, "Hana, sudah cukup, belum?"Hana tercengang, "Kamu memarahiku? Kalau aku tidak membuat keributan, kamu pasti sudah meniduri Wenny!"Hendro berkata dengan wajah datar, "Jadi kamu minum obat itu?"Hana selalu dimanjakan Hendro. Dia mengangkat dagunya dengan manja, "Ya, Hendro, kalau kamu berani menyentuh Wenny, aku bakal disentuhi pria lain juga!"Wajah Hendro tampak muram, dia berbalik dan pergi.Hendro benaran pergi.Dia bahkan tidak membujuknya!Pria tampan dan kaya seperti Hendro akan menarik perhatian banyak wanita, meski hanya berjalan-jalan di bar. Mereka semua mengidam-idamkannya dan ngiler padanya.Hana pintar. Dia tahu bahwa Wenny dan wanita-wanita itu menginginkan Hendro, jadi Hana tid

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 15

    Wajah Wenny yang mungil kembali muncul di pikirannya. Hendro baru saja menciumnya. Bibirnya lembut dan harum.Saat Hana hendak menciumnya, Hendro memalingkan wajahnya.Hana tidak mendapat ciuman itu dan bertanya dengan marah, "Kenapa kamu menghindar?"Hendro tidak tahu apa yang salah dengannya, Hana adalah orang yang disukainya, sangat wajar bagi pria dan wanita yang saling menyukai untuk berciuman.Hendro tidak menyukai Wenny.Namun, dia baru saja mencium Wenny, perasaan itu masih begitu nyata. Sebagai seorang pria dengan mysophobia, Hendro tidak bisa mencium dua wanita.Rasanya tidak nyaman dan agak kotor.Terdengar ketukan pintu dan suara Sutinah dari luar pintu, "Pak, ini penawarnya."‘Penawar?’Hana tercengang. Dia meminum obat perangsang, Hendro malah meminta seseorang untuk mencari penawarnya?Hendro menarik tangannya dan berdiri.Hana pun geram, dia mengambil bantal dan membanting ke wajah tampan Hendro, "Hendro, kamu pria, bukan?"Dia siap menyerahkan diri padanya, bahkan memi

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 16

    Wenny terhibur. Fany sudah mengumpat Hendro dan Hana sejak tadi malam. Kekuatan bertarungnya sungguh luar biasa.Sebenarnya, Wenny telah belajar menyembuhkan diri dari kehancuran.Wenny mengupas permen dan memasukkannya ke dalam mulut. Rasa manis di mulutnya membuatnya tersenyum. "Fany, istirahat sebentar. Sekarang, kita hanya perlu membalas dendam."Fany tahu bahwa Wenny akan memberi pelajaran pada orang-orang ini, sahabatnya ini sangat hebat.Fany mengasihani Wenny, karena setiap kali dialah yang selalu dihancurkan lalu disatukan kembali, pasti sakit sekali rasanya.Terdengar suara "Ugh ugh" dari ruang serba guna. Wenny meletakkan buku dan tersenyum, "Mari kita mulai dari Pak Fendy ini."Kemarin Wenny memukul Fendy hingga pingsan dan meminta seseorang membawanya ke sini.Wenny membawa Fany ke ruang serba guna. Tangan dan kaki Fendy diikat, sepotong kain dimasukkan ke mulutnya. Ketika melihat Wenny masuk, Fendy menjadi sangat semangat dan mulai memberontak.Fany berjalan mendekat dan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 17

    Vila Keluarga Cladia.Andy duduk di sofa ruang tamu. Dia menatap Landy dan berkata, "Landy, apa benar Dewa C akan mengobati Hana?"Landy tersenyum. Wenny yang diberi obat kemarin menghilang bersama Pak Fendy. Keduanya pasti sangat bergairah satu sama lain.Asalkan berhasil mendapatkan Wenny, Fendy akan merekomendasikan Dewa C untuk mengobati Hana.Landy tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Pak Fendy akan membawa kabar baik nanti."Landy duduk di pangkuan Andy. Sebagai CEO perusahaan, Andy tampan dan berwibawa seperti pria paruh baya. Landy merangkul leher Andy dan berkata, "Sayang, aku mengundang Dewa C ke sini. Bagaimana kamu mau menghadiahiku?"Andy mengulurkan tangan dan mencubit hidungnya, "Bukankah aku sudah menghadiahimu tadi malam? Apa kamu belum puas?"Landy melotot padanya dan mengeluarkan sebotol pil KB. "Sayang, aku tidak mau makan ini lagi. Aku mau hamil. Aku mau lahirkan seorang putra untukmu."Wajah Andy berubah.Selama bertahun-tahun pernikahannya, Landy tidak pernah

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 206

    Meskipun sudah berbaring, Wenny tetap tidak bisa tertidur. Tidak lama kemudian, suara ketukan kembali terdengar. Seseorang datang lagi.Siapa lagi kali ini?Wenny membuka pintu bangsal. Di luar pintu, berdiri Sutinah yang terlihat tergesa-gesa. "Nyonya Wenny."Wenny keluar dari bangsal sambil bertanya, "Sutinah, kenapa kamu ke sini?"Wajah Sutinah dipenuhi kekhawatiran. "Nyonya Wenny, Pak Hendro kena efek dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia. Tolong Nyonya ke Taman Baloi untuk lihat keadaan Pak Hendro.""Bukankah tadi dia sendiri yang suruh kamu cari gadis muda yang masih perawan dan antar ke sana? Aku nggak akan ke sana." Wenny berniat kembali ke dalam."Nyonya Wenny!" Sutinah buru-buru memanggilnya. Dia melanjutkan, "Pak Hendro bilang semua itu cuma karena emosi. Dia sengaja bilang seperti itu biar kamu dengar. Masa kamu nggak sadar?"Tangan Wenny yang sedang memegang gagang pintu refleks terhenti sesaat."Nyonya Wenny, hari itu waktu di resor, Pak Steve memang jadi tameng dan me

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 205

    Wenny menolak, "Nggak boleh!"Sambil berkata begitu, Wenny berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.Saat itu, tanpa sengaja Wenny justru mendorong bagian tangan kirinya. Hendro tiba-tiba mengerang pelan karena rasa sakit.Wenny pun terdiam dan berhenti bergerak. "Kamu kenapa?"Hendro menatapnya, lalu berkata, "Wenny, tanganku sakit."Hendro mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkannya di depan Wenny.Wenny tahu tangan kirinya memang terluka cukup parah, tetapi dia tidak tahu waktu itu tangan Hendro sampai harus dijahit sebanyak 23 jahitan. Meski benangnya kini sudah dilepas, bekas luka yang dalam masih tertinggal di telapak tangannya. Bentuknya seperti ulat bulu yang menempel.Lorong rumah sakit itu hanya ada mereka berdua. Lampu di atas kepala menyala temaram dan memancarkan cahaya hangat. Jarak di antara mereka terasa makin dekat, bahkan detak jantung masing-masing bisa terdengar jelas di telinga. Hendro menatapnya, lalu sekali lagi berucap, "Wenny, kamu lihat sendiri, 'kan? Tan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 204

    Wenny tadinya ingin membalas pesan Whatsapp, tetapi ponselnya bergetar pada saat ini. Tiba-tiba ada telepon masuk.Melihat nama yang terpampang di layar, bulu mata Wenny bergetar halus.Orang yang meneleponnya bukan orang lain, melainkan Hendro!Hendro bisa-bisanya meneleponnya.Kenapa pria itu tiba-tiba menelepon?Bukankah dia sedang bersama Hana?Wenny tidak tahu apa tujuan Hendro meneleponnya, jadi dia tidak mengangkatnya.Suara getaran itu terus berbunyi lama sekali. Hendro meneleponnya berkali-kali sampai akhirnya ponselnya kembali sunyi.Wenny berbaring di ranjang. Kini, malam sudah larut. Dia memejamkan mata, tetapi tetap tidak bisa tidur.Saat masih berguling-guling di ranjang, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah pintu.Seseorang sedang mengetuk pintu.Siapa itu?Ketukan itu terdengar lagi. Jari-jari yang ramping tetapi kuat itu mengetuk pintu dengan irama yang jelas dan penuh kekuatan.Wenny turun dari ranjang dan pergi membuka pintu. Begitu pintu terbuka, di hadapanny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 203

    Langkah kaki Hendro terhenti. Dia berbalik menatap Hana.Hana juga menghirup Dupa Asmara. Tubuhnya juga mulai terasa panas. Wajah cantiknya sudah dipenuhi rona kemerahan. Dia menggigit bibir merahnya sambil menatap Hendro dengan pandangan yang penuh rasa manja dan gairah.Landy melanjutkan, "Pak Hendro, di saat seperti ini Hana sangat membutuhkanmu. Kamu nggak mungkin tega meninggalkannya, 'kan?"Hendro memandang Hana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Saat itu, Hana mengangkat selimut, turun dari ranjang, lalu langsung berlari dan memeluk Hendro.Andy dan Landy saling bertukar pandang dengan puas. Setelah itu, mereka pun menutup kembali pintu kamar dengan tenang.Tali gaun tipis di pundak Hana sudah melorot dari bahu kanannya dan memperlihatkan kulitnya yang halus dan lembut. Itu membuat dirinya terlihat cantik sekaligus memikat. Tatapannya penuh cinta saat memandang Hendro. "Hendro, aku tahu kok orang yang paling kamu suka tetap diriku, 'kan?"Sambil berbicara, Hana merentangkan ked

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 202

    "Dupa ini akan diantar ke kamar Pak Hendro dan Nona Hana ya?""Ya, ini perintah Nyonya Jena dan Nyonya Landy. Ini Dupa Asmara lho.""Kelihatannya malam ini Nona Hana dan Pak Hendro bakal ada hasil nih.""Tunggu saja. Sebentar lagi, Nona Hana kita bakal resmi jadi istri Pak Hendro.""Bukan cuma itu. Malam ini, Dewa C juga tinggal di sini. Sepertinya, dia juga bakal ada hasil sama Nona Susan. Malam ini, Nyonya Jena senyum-senyum terus. Mulutnya seperti nggak bisa ditutup. Dua calon cucu menantu ini benar-benar kesayangannya.""Lihat saja nanti. Keluarga Cladia bakal makin berjaya ke depannya."Obrolan kedua pembantu itu makin lama makin menjauh.Wenny mendengar jelas semua yang mereka katakan. Ternyata Bu Jena dan Landy berencana bakar Dupa Asmara untuk jebak Hendro?Dulu Hendro juga pernah dipaksa menghirup dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia, tetapi waktu itu efeknya tidak terlalu kuat. Hendro berhasil menahan diri sampai efeknya hilang.Namun kali ini, Dupa Asmara yang digunakan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 201

    Anggota Keluarga Cladia meneguk minuman mereka dengan gembira.Saat itu, Hana memperhatikan Hendro yang duduk di sampingnya. Sejak tadi, Hendro tidak berkata apa-apa. Dia juga tidak ikut dalam obrolan apa pun yang melibatkan Keluarga Cladia. Sikapnya sangat rendah hati dan tidak mencolok.Sejak Wenny pergi tadi, Hendro terus saja menatap ke arah tempat Wenny menghilang. Pikirannya melayang entah ke mana.Hana pun bertanya, "Hendro, kamu kenapa? Apa kamu nggak setuju dengan keputusan kami untuk berinvestasi dalam tim medis Dewa C?"Hendro mengangkat kelopak matanya yang tampan dan melirik sekilas ke arah Dewa C yang duduk di seberangnya.Dewa C merasa sedikit gugup. Tatapan Pak Hendro ini terlihat tenang, tetapi di balik ketenangan itu ada ketajaman yang seakan bisa menembus dan membaca isi hatinya.Bukan hanya Pak Hendro, bahkan Wenny yang barusan pun membuatnya merasa takut.Akan tetapi, Hendro hanya menatapnya sebentar lalu segera mengalihkan pandangannya. "Nggak apa-apa. Ini urusan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 200

    Martin tertawa, "Wenny itu pasti iri dengan Susan, makanya dia sengaja buat onar. Dia cuma mau merusak makan malam ini.” Nia menimpali dengan cibiran, “Cewek kampung kayak dia, berani-beraninya menyebut Dewa C seorang penipu, nggak tahu diri.”Susan menggenggam tangan Dewa C, meminta maaf sambil tersenyum manis “Dewa C, tolong jangan tersinggung atas kata-kata Wenny. Dia itu iri sama kita, otaknya sudah nggak normal.”Dewa ⁠C menatap ke arah pintu, tempat Wenny menghilang beberapa saat lalu. Napasnya sedikit lega. Dia sendiri tidak yakin seberapa banyak Wenny tahu, tapi kehadiran gadis itu cukup membuatnya merasa gelisah dan tidak tenang. Untungnya, orang-orang di Keluarga Cladia segera menyingkirkannya. Kini dia memandang seluruh Keluarga Cladia seperti menatap harta karun di dalam sakunya. Dengan senyum tenang yang memancarkan kehangatan palsu, dia berkata, “Nggak apa, aku nggak masalah kok.”Bu Jena tertawa gembira, “Sudah, ayo kita lupakan Wenny, kita makan-makan saja.”“Ngomong

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 199

    Bagi Bu Jena malam ini adalah momen paling gemilang dalam hidupnya. Kedua cucu kesayangannya telah mengangkat namanya begitu tinggi, membuatnya merasa seperti melayang di langit ketujuh. Hana dan Susan sama-sama tersenyum bahagia. Kedua keluarga itu tampak penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Wenny hanya bisa berdiri diam di sudut ruangan, menyaksikan keramaian dan kemewahan Keluarga Cladia yang seakan tak pernah menyisakan tempat untuknya. Satu-satunya orang yang benar-benar ada untuknya cuma ayahnya yang telah lama bersemayam di bawah tanah, terlupakan oleh seluruh keluarga. Tiba-tiba, Wenny merasakan tatapan yang tertuju padanya. Saat dia mengangkat kepalanya, tatapan itu datang dari Hendro. Di bawah cahaya lampu yang terang, Hendro berdiri tegak dan memandang lurus ke arahnya. 'Dia sedang lihat apa?' Malam ini, dia datang ke Keluarga Cladia cuma untuk memberi dukungan pada Hana.Semua orang rasanya lupa, kalau Nyonya Hendro yang sah itu dia.Lucu Sekali.Wenny memalingkan waja

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 198

    Para pelayan terlihat antusias, mata mereka berbinar kagum saat membicarakan Susan. Pada saat ini, Bu Jena sudah turun bersama Martin dan Nia ke lantai bawah. Mereka bertiga tampil anggun dan resmi, wajah dipenuhi kebahagiaan. Tatapan Bu Jena berubah dingin saat melihat Wenny. “Wenny, malam ini Susan bawa Dewa C pulang. Kamu jangan ngomong sembarangan, jangan sampai buat masalah. Kalau nggak, kamu akan nyesal!”Martin dan Nia hanya menatapnya sekilas sebelum berkata, “Bu Jena, Susan dan Dewa C sudah hampir sampai. Ayo kita keluar sambut mereka.”Begitu kalimat itu selesai diucapkan, sebuah mobil mewah parkir di halaman vila Keluarga Cladia. Susan masuk sambil menggandeng lengan Dewa C. Malam itu, Susan tampil memukau dalam balutan gaun panjang, pesonanya terang bak bintang malam. Dengan bangga dia umumkan, “Nenek, Ayah, Ibu, kenalin… ini Dewa C, pacarku.”Ketiga orang tua itu, Bu Jena, Martin, Nia serentak menoleh menatap Dewa C, penuh kepuasan. “Dewa C, sudah lama kami dengar na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status