Share

Bab 15

Author: Sierra
Wajah Wenny yang mungil kembali muncul di pikirannya. Hendro baru saja menciumnya. Bibirnya lembut dan harum.

Saat Hana hendak menciumnya, Hendro memalingkan wajahnya.

Hana tidak mendapat ciuman itu dan bertanya dengan marah, "Kenapa kamu menghindar?"

Hendro tidak tahu apa yang salah dengannya, Hana adalah orang yang disukainya, sangat wajar bagi pria dan wanita yang saling menyukai untuk berciuman.

Hendro tidak menyukai Wenny.

Namun, dia baru saja mencium Wenny, perasaan itu masih begitu nyata. Sebagai seorang pria dengan mysophobia, Hendro tidak bisa mencium dua wanita.

Rasanya tidak nyaman dan agak kotor.

Terdengar ketukan pintu dan suara Sutinah dari luar pintu, "Pak, ini penawarnya."

‘Penawar?’

Hana tercengang. Dia meminum obat perangsang, Hendro malah meminta seseorang untuk mencari penawarnya?

Hendro menarik tangannya dan berdiri.

Hana pun geram, dia mengambil bantal dan membanting ke wajah tampan Hendro, "Hendro, kamu pria, bukan?"

Dia siap menyerahkan diri padanya, bahkan memi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 16

    Wenny terhibur. Fany sudah mengumpat Hendro dan Hana sejak tadi malam. Kekuatan bertarungnya sungguh luar biasa.Sebenarnya, Wenny telah belajar menyembuhkan diri dari kehancuran.Wenny mengupas permen dan memasukkannya ke dalam mulut. Rasa manis di mulutnya membuatnya tersenyum. "Fany, istirahat sebentar. Sekarang, kita hanya perlu membalas dendam."Fany tahu bahwa Wenny akan memberi pelajaran pada orang-orang ini, sahabatnya ini sangat hebat.Fany mengasihani Wenny, karena setiap kali dialah yang selalu dihancurkan lalu disatukan kembali, pasti sakit sekali rasanya.Terdengar suara "Ugh ugh" dari ruang serba guna. Wenny meletakkan buku dan tersenyum, "Mari kita mulai dari Pak Fendy ini."Kemarin Wenny memukul Fendy hingga pingsan dan meminta seseorang membawanya ke sini.Wenny membawa Fany ke ruang serba guna. Tangan dan kaki Fendy diikat, sepotong kain dimasukkan ke mulutnya. Ketika melihat Wenny masuk, Fendy menjadi sangat semangat dan mulai memberontak.Fany berjalan mendekat dan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 17

    Vila Keluarga Cladia.Andy duduk di sofa ruang tamu. Dia menatap Landy dan berkata, "Landy, apa benar Dewa C akan mengobati Hana?"Landy tersenyum. Wenny yang diberi obat kemarin menghilang bersama Pak Fendy. Keduanya pasti sangat bergairah satu sama lain.Asalkan berhasil mendapatkan Wenny, Fendy akan merekomendasikan Dewa C untuk mengobati Hana.Landy tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Pak Fendy akan membawa kabar baik nanti."Landy duduk di pangkuan Andy. Sebagai CEO perusahaan, Andy tampan dan berwibawa seperti pria paruh baya. Landy merangkul leher Andy dan berkata, "Sayang, aku mengundang Dewa C ke sini. Bagaimana kamu mau menghadiahiku?"Andy mengulurkan tangan dan mencubit hidungnya, "Bukankah aku sudah menghadiahimu tadi malam? Apa kamu belum puas?"Landy melotot padanya dan mengeluarkan sebotol pil KB. "Sayang, aku tidak mau makan ini lagi. Aku mau hamil. Aku mau lahirkan seorang putra untukmu."Wajah Andy berubah.Selama bertahun-tahun pernikahannya, Landy tidak pernah

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 18

    Entah sejak kapan, Wenny datang dan berdiri di sana dengan tenang, sepasang matanya yang jernih menyaksikan kepanikan dan rasa malunya.Landy tercengang.Fendy segera bergegas ke sisi Wenny dan berkata sambil tersenyum seperti budak, "Nona Wenny."Wenny mengeluarkan sebuah pulpen, lalu mengangkat tangannya dan melemparkannya langsung ke kolam di luar, "Pak Fendy, pulpenku hilang.""Nona Wenny, aku akan bantu carikan untukmu."Fendy berlari keluar, tanpa peduli dinginnya air, dia melompat ke dalam kolam.Landy mendekat dan melihat adegan itu dengan tak percaya.Fendy menjulurkan kepalanya keluar dari kolam. Tubuhnya basah kuyup dan memegang pena di tangannya. Dia menatap Wenny seolah-olah sedang menawarkan harta karun. "Nona Wenny, aku menemukan pena itu."Landy memandang Wenny seperti iblis.Wenny mengangkat sudut bibirnya, "Kenapa? Apa kamu tidak mengenaliku?"Landy bingung, dia tidak tahu apa yang telah dilakukan Wenny pada Pak Fendy, Fendy tampak seperti anjing.Wenny, "Sebenarnya a

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 19

    Apa?Ekspresi Hana dan Landy berubah.Wenny menatap Hana dan pura-pura terkejut, "Jangan-jangan Pak Hendro tidak memberitahumu kalau dia berciuman denganku tadi malam?"Wenny mengenang dengan serius, "Tadi malam, aku dan Pak Hendro berciuman dengan kasar dan tanpa keterampilan apa pun. Keterampilan berciumannya sangat buruk, sampai aku curiga kalau Pak Hendro sama sekali tidak tahu cara berciuman."Hana menatap Hendro dengan kaget. Dia benaran berciuman dengan Wenny?Wajah Hendro berubah dingin, tak seorang pun tahu apakah itu karena Wenny sengaja memberi tahu Hana bahwa mereka berciuman atau karena dia mengatakan di depan umum kalau kemampuan berciumannya terlalu buruk. Bagaimanapun, tatapannya yang dingin menatap Wenny dengan muram dan galak."Wenny!"Hendro memanggil namanya dengan kesal.Wenny mencibir. Kenapa? Apa dia kesal dengan apa yang dikatakannya pada Hana?Mata Wenny tertuju pada Hendro, "Kenapa kamu teriak-teriak? Kemampuan berciumanmu buruk sekali. Aku tidak mau buang-bua

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 20

    Stella adalah sepupu Hendro, dia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Hana.Ketika melihat Wenny, Stella langsung menunjukkan rasa jijik, "Wenny, Kak Hendro tidak menyukaimu, kamu datang untuk menyanjung nenekku lagi? Di Keluarga Jamil, hanya nenekku yang menyukaimu! Sungguh tidak tahu diri, seorang gadis desa menikahi Kak Hendro ketika Kak Hana pergi. Kamu benaran menganggap dirimu itu Nyonya Muda Keluarga Jamil. Kamu sama sekali tidak layak untuk Kak Hendro, cepat bercerai."Wenny sudah terbiasa. Anggota keluarga Hendro tidak menyukainya sama seperti teman-temannya.Wenny mengabaikan Stella dan langsung berjalan masuk ke rumah tua.Rambut Bu Lisa beruban. Dia dengan senang hati meraih tangan Wenny dan berkata, "Wenny, kenapa kamu tidak mengunjungi Nenek selama beberapa hari? Apa kamu tidak merindukan Nenek?"Itulah satu-satunya kehangatan yang Wenny rasakan di Keluarga Jamil, Bu Lisa sangat menyukainya.Wenny tersenyum memeluk Bu Lisa dengan manja, "Nenek, aku tentu merindukanmu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 21

    Kencan buta?Aura di sekitar Hendro tiba-tiba berubah dingin, dia mengangkat tangannya untuk membuka kancing kemejanya.Ding ding ding.Fany mengirim beberapa pesan Whatsapp berturut-turut, disertai pesan suara.Suara itu diputar secara otomatis, bergema jelas di ruangan itu."Wenny, lihatlah pria ini, dia seorang atlet angkat beban punya perut berotot. Apa kamu suka? Lain kali, kamu bisa tidur menyandar di perutnya.""Kalau ini sama ini, kudengar penurut dan pemalu. Sekilas terlihat sangat imut.""Ini, elit bisnis berkacamata, pria keren, apa mau minta dia berlutut dan menyanyikan lagu untukmu?""Wenny, ini haremmu, pilihlah sesukamu."Hendro tercengang.Dia mengerutkan bibirnya. Dia benaran tidak tahu bahwa Wenny memiliki harem sebanyak ini yang berisi pria-pria tampan.Saat ini, Wenny mengeluarkan ponselnya dan membalas pesan suara, "Oke, aku akan segera ke sana."Wenny berbalik dan melihat Hendro di belakangnya.Dia menyodorkan kertas di tangannya, "Pak Hendro, ini resep obat Nenek

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 22

    Hendro tertegun.Wenny sedang berbaring di bawahnya, rambut hitamnya yang panjang terurai di atas seprai. Bu Lisa yang mendekorasi kamar pengantin, semua seprai berwarna merah. Warna merah membuat kulitnya yang putih bersinar dan tampak agak erotis.Kalau Wenny berbaring di bawah pria lain seperti ini...Hendro mengepalkan tangannya. Dia ingin menjelaskan bahwa dia meminta seseorang untuk mengantarkan obat, bukan untuk melakukan sesuatu lainnya.Namun, kata-kata itu hanya sampai di bibir, tidak bisa diungkapkan.Wenny menatapnya, "Minggir."Wenny memintanya minggir.Hendro tidak bergerak.Wenny mulai memberontak. Begitu memikirkan Hendro membawa Hana ke Vila Cempaka tadi malam, Wenny tidak ingin melakukan kontak fisik apa pun dengannya."Hendro, minggir! Kamu baru saja tidur dengan Hana tadi malam. Apa kamu sudah mandi?"Hendro tak bisa berkata.Dia meraih tangan Wenny dan menekannya ke ranjang sambil memperingatkannya dengan dingin, "Wenny, jangan bergerak!"Wenny tidak mau mendengark

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 23

    Hendro mengerutkan kening, dia benaran lupa.Steve Lamin pulang dari luar negeri.Keluarga Jamil dan Keluarga Lamin selalu menjadi keluarga terkaya di Kota Livia. Kedua keluarga itu juga sahabat lama. Hendro dan Steve tentu juga sahabat baik sejak kecil.Steve pulang hari ini. Sekarang Hana, Alex, Stella dan yang lainnya ada di Bar 1996.Suara riang Stella pun terdengar, "Kak Hendro, cepatlah kemari."Stella menyukai Steve, impiannya adalah menikahinya. Namun, Steve memiliki standar yang sangat tinggi dan sulit bagi wanita mana pun untuk menarik perhatiannya.Hendro, "Aku akan segera ke sana."Hendro berdiri, sebenarnya Wenny keluar mencari pria juga bukan urusannya.Kenapa dia harus marah?Seorang gadis desa tidak punya urusan selain mencari pria, sungguh tidak masuk akal.Wenny tidak bisa berbanding dengan Hana.‘Main saja, biarkan saja dia bermain!’...Pada malam hari, sebuah mobil sport Ferrari melaju kencang di jalan, sambil mengeluarkan suara "brum", yang sangat keren.Fany yang

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 225

    Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 224

    “Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 223

    Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 222

    Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 221

    Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 220

    Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 219

    Fany dibawa ke kantor polisi?Ekspresi Wenny langsung berubah setelah mendengar kabar itu. Dia segera menutup telepon, lalu berkata pada Yuvi, "Yuvi, aku harus pergi ke kantor polisi.""Wenny, aku ikut kamu."....Di kantor polisi, Wenny dan Yuvi akhirnya bertemu dengan Fany yang kini sedang ditahan di ruang tahanan. Wenny menggenggam sepasang tangan Fany yang terasa dingin. "Fany, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa sampai ditahan di sini?"Wajah Fany terlihat pucat dan linglung. "Wenny, ini semua ada hubungannya sama Mona si artis terkenal itu."Kemudian, Fany menceritakan semuanya dari awal, "Tadi, Nona Mona datang ke Ella untuk sesi pemotretan majalah. Dalam prosesnya dia perlu pakai sling pengaman, tapi ternyata talinya sudah dipotong duluan. Saat sesi pemotretan berlangsung, talinya putus dan dia langsung jatuh. Waktu itu, Nona Mona tiba-tiba menunjukku di hadapan semua orang. Dia bilang, dia lihat aku potong tali itu dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya, polisi data

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 218

    Mona langsung menghentikan langkahnya. "Wenny, Yuvi, kebetulan banget. Kalian juga di sini."Wenny dan Yuvi berniat melangkah mendekati Mona.Namun, para pengawal berbaju hitam langsung berdiri di depan mereka. "Berhenti!"Mona pun melambaikan tangan, lalu berucap sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, mereka ini teman kuliahku."Begitu mendengar ucapan Mona, para pengawal pun segera mundur. Wenny dan Yuvi baru bisa melangkah maju dan berdiri di depan Mona."Mona, kamu sudah jadi artis terkenal?" Yuvi menatap ke arah Mona.Mona mengangkat alis, lalu menjawab santai, "Ya, aku sudah punya pacar. Pacarku yang membantuku jadi artis terkenal.""Pacar? Mona, kamu sudah pacaran? Kenapa sebelumnya kami nggak pernah dengar kamu punya pacar?"Mona tersenyum sangat manis. "Pacarku ganteng dan kaya raja. Dia juga sayang banget padaku."Sambil berkata begitu, Mona melangkah lebih dekat. Dia meraih tangan kecil Wenny sambil berujar, "Wenny, sekarang hidupku sangat bahagia. Kamu pasti ikut senang, 'kan? K

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 217

    Wenny berbaring membelakangi Hendro, sementara pria itu duduk di tepi ranjang. Keduanya seperti sepasang suami istri yang baru saja bertengkar.Hendro mengepalkan tangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mengucapkan satu kata, "Oke."Setelah itu, Hendro bangkit dan pergi.Dia benar-benar pergi.Air mata yang sejak tadi coba Wenny tahan kembali jatuh tanpa bisa dikendalikan. Dia menarik selimut, lalu menutup rapat wajah mungilnya yang sudah penuh air mata di baliknya. Tidak ada yang perlu dianggap serius. Lagi pula, mereka hanya melakukannya sekali. Berhubung Hendro tidak menyukainya, anggap saja semalam dirinya telah digigit anjing.Akan tetapi, hati Wenny tetap terasa sangat sakit.Wenny tahu betul, dia masih mencintai Hendro.Dia masih sangat mencintai pria itu.....Setelah hari itu, Wenny dan Hendro tidak pernah lagi saling menghubungi. Selama beberapa waktu terakhir, orang yang paling sering menjadi perbincangan adalah Mona.Mona tiba-tiba mengikuti sebuah program varie

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status